Pernikahan seharusnya menjadi momen yang paling membahagiakan dan ditunggu oleh pasangan yang saling mencintai. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi Noami dan Gilang.
Pasalnya, pernikahan mereka terjadi secara mendadak dan tak mengenakkan akibat kesalahpahaman warga yang mendapati mereka berada di dalam rumah kontrakan Naomi dalam kondisi yang cukup intim.
Warga yang mengira kalau Naomi dan Gilang sudah melakukan tindakan tercela yang mencoreng nama baik desa mereka, memaksa mereka menikah saat itu juga. Tidak punya pilihan, Gilang dan Naomi terpaksa menuruti keinginan warga demi menyelamatkan naman baik mereka sebagai pendatang di sana.
“Meski kita sudah menikah, tapi kamu tidak boleh menuntut hak apapun kepadaku!” Kata Gilang setelah tak lama mereka menjadi pasangan suami istri.
Begitu banyak kesepakatan menyakitkan yang dibuat oleh Gilang ditambah sikap Gilang yang sering mengacuhkannya setelah mereka menikah, membuat Naomi merasa pernikahan yang dijalaninya hanya membuatnya terluka.
Apakah Naomi mampu bertahan dengan pernikahan yang hanya membuat luka untuk dirinya meski sebenarnya tanpa diketahui oleh Gilang jika Naomi sudah mencintai Gilang sejak lama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PML 30 - Menikah Ulang?
Pukul setengah lima sore, Naomi terlihat sudah pergi meninggalkan rumah sakit. Untuk hari itu dia bisa pulang lebih awal karena tidak ada pasien yang harus ia tangani. Pun dengan pekerjaannya yang lain sudah tidak ada yang harus ia selesaikan saat itu juga.
Tidak seperti yang Mama Jelita katakan tadi, Naomi pergi ke rumah orang tuanya tanpa mengajak Gilang. Naomi hanya mengirimkan pesan pada Gilang untuk memberitahu jika kemungkinan dirinya pulang lebih lama hari itu.
“Dia tidak akan peduli dengan apapun yang aku lakukan. Jadi untuk apa aku memikirkannya!” Gumam Naomi setelah melihat pesan yang ia kirimkan pada Gilang hanya dibaca saja oleh Gilang.
Setelah tiba di kediaman kedua orang tuanya, Naomi langsung berlari masuk ke dalam rumah untuk mencari keponakannya yang sudah cukup lama tidak pernah ia temui lagi.
“Naura!” Seru Naomi melihat keponakan cantiknya yang baru saja keluar dari dalam kamar dengan wajah yang nampak bertabur bedak.
“Anty Naomi!” Wajah Naura terlihat girang sekali. Kaki mungilnya pun langsung berlari ke arah Naomi dan memeluk kaki Naomi dengan erat.
“Keponakan Anty yang cantik. Anty sangat merindukan kamu.” Setelah merubah posisi dari tegak menjadi duduk, serta membawa Naura ke dalam pelukannya, Naomi mengungkapkan isi hatinya.
“Naura juga kangen sama Anty. Dah lama banget gak ketemu Anty!” Balas Naura girang.
Naomi mengulas senyum. Saat pelukannya sudah terlepas, Naomi tanpa sungkan mencium kedua pipi bulat Naura yang terlihat semakin menggemaskan saja.
“Naomi!” Kedatangan Nadira mengalihkan pandangan Naomi pada Nadira. Wajah Naomi pun berubah sebal saat menatap wajah Nadira.
“Kenapa pulang gak ngabarin aku lebih dulu. Aku kan bisa menjemput kakak dan Naura di bandara kalau kakak mengabariku!” Seru Naomi.
Nadira tertawa pelan. “Namanya juga mau kasih kejutan. Kalau dibilang lebih dulu ya bukan kejutan dong namanya!” Kelakar Nadira.
Meski sebal pada kakaknya itu, Naomi tetap memeluk tubuh Nadira untuk melepas rindu karena sudah cukup lama mereka sudah tidak lagi bertemu sejak ia mengabdi di desa hingga akhirnya menikah dengan Gilang.
“Naomi, Kakak cukup prihatin dengan masalah yang menimpa kamu. Kakak gak menyangka kalau kamu harus menikah dengan cara tak mengenakkan seperti itu.” Kata Nadira setelah keduanya duduk di ruangan tengah rumah.
Mama Jelita yang baru pulang pun memilih diam saja. Dia membiarkan kedua putrinya saling berbicara dari hati ke hati.
Naomi membuang nafas kasar di udara. “Semua terjadi begitu saja, Kak. Aku beneran gak bisa melawan takdirku yang buruk.”
Nadira mengusap pundak adiknya itu. “Tidak ada takdir yang buruk. Kamu hanya belum beruntung saja dalam hidupmu.” Tutur Nadira.
Naomi mengangguk. Dia sudah tak ingin lagi mengeluh di depan Nadira yang selalu saja bisa bersikap bijak dalam menghadapi sebuah masalah.
“Jadi bagaimana, apa kamu masih ingin melanjutkan pernikahan kamu dengan Gilang? Kalau benar seperti itu? Kakak minta supaya Gilang segera menikahi kamu secara resmi agar pernikahan kalian diakui hukum dan negara!” Titah Nadira. Dia tidak ingin adiknya hanya menjadi istri di atas kertas saja meski yang dia tahu kalau Gilang tidak mencintai adiknya.
Naomi tertegun. Sampai hari itu dia sama sekali tidak ingin membahas tentang pernikahan sirinya dengan Dean. Namun, perintah Nadira barusan berhasil mengusik hatinya.
“Apa Gilang mau meresmikan pernikahan kami secara hukum. Atau jangan-jangan dia sudah berencana untuk mengakhiri pernikahan kami dalam waktu dekat ini?” Tanya Naomi dalam hati.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Naomi dan Gilang, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya. Terima kasih🌺
Gilang marah tidak ya Naomi pulang ke rumah mamanya untuk menemui kak Nadira tidak mengajaknya