Aisy anak perempuan yang lahir dari keluarga yang sederhana,anak dari seorang buruh pabrik yaitu pak Didi,saat ini ia duduk di bangku SMA yang beberapa bulan lagi akan lulus.
Beberapa bulan kemudian tiba saatnya pengumumann kelulusan dan Alhamdulillah Aisy dinyatakan 'lulus'. Keinginannya untuk kuliah dibidang keperawatan dikabulkan oleh Ayahnya.
Beberapa Tahun kuliah sekarang terwujud pula Cita-citanya Aisy menjadi seorang perawat terwujud, beberapa Tahun setelahnya Aisy menikah, Awal pernikahan berjalan mulus dan penuh kebahagiaan, tapi kehidupan pernikahan selanjutnya pernikahan Aisy banyak konflik bahkan diambang perceraian.
Mampukah Aisy mempertahankan pernikahan?
Apakah Aisy rela dimadu?
Simak Kisah Aisy dalam kehidupan pernikahannya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semangat Baru
Setelah mereka berunding sekeluarga melibatkan Pak Didi juga sebagai yang dituakan,mereka berembug tentang langkah selanjutnya,Wahid dan adiknya sudah lihat di berbagai lokasi yang berbeda untuk mendirikan toko mereka kembali tetapi harga yang ditawarkan terlalu tinggi.
Wahid meminta Pak Didi sebagai yang dituakan untuk membantu memberi solusi,karena orang tua Wahid sudah berpulang jadi ia menganggap Pak Didi sebagai orang tuanya sendiri.
Aisy dan Sari cukup mendengarkan obrolan mereka,mereka melihat sang suami yang banyak fikiran merasa iba,dan juga memikirkan kedepannya,Aisy berniat menjual sebagian perhiasan miliknya tetapi belum di utarakan,begitupun Sari ia berniat menjual rumah nya itu,mereka berdua menunduk berkutat dengan pikiran masing-masing.
"Sari,minta tolong ambilkan kertas sama bolpoint."Pinta Wahid.
"Aisy??."
Ia tidak mendengarkan dan pandangan nunduk kebawah.
"Dorrrrr.....!Wahid mendekat sambil menepuk punggung mereka."
"aaahh...yaa?."
"Astagfirullahaladzim...".
"Ayah minta tolong ambilkan kertas sama bulpen buk Sari."
"Baik yah maafff."Sambil bibirnya dikerucutkan".
"Kalian sedang memikirkan apa??."Tanya Pak Didi".
"Mas,perhiasanku sebagian dijual aja untuk membangun toko dan gudang."Ucap Aisy pada akhirnya."
"Rumahku yang di daerah A dijual saja yah,buat beli lahan.Aku dan anak-anak sudah tinggal disini ikut mas dan mbak Aisy,itu rumah pemberian bapak dan ibunya Sari,jadi mantan suamiku nnggak ada haknya."
"huffttttt,Wahid mengambil nafas kasar.Kaliaaannn terimakasih istri-istri mas yang tersayang."Ucap Wahid dengan senyum karena kegirangan sambil mengusap kedua rambut istri-istrinya".
"Ehm."
"Hemmmbb,,bucin nya kalian."
"Hehehehe...melihat kalian begini senang nya hati bapakk."
"Gimana mas."Ucap Aisy dan Sari hampir bersamaan."
"ummm..gimana baiknya ya dek."
"ee...boleh juga idenya mas,nanti uangku sama uang mu buat pembayaran temponan ,biar stok yang kemarin terjual dulu sambil berjalan."Adiknya Wahid malah yang menyahut.
"Gimana Pak Didi?."
"Bapak setuju saja,,kalau boleh Bapak saranin Loundry nya di pindah di depan, kan tidak memakan tempat yang besar,terus yang buat Loundry dilebarin saja gimana?kan rumahmu lahannya luas Hid,uang yang buat beli lahan kan bisa untuk bayar temponan."
"Umm..."
"Aaa..."
"Bolehh,jadi nanti aku yang mantau tidak sibuk kesana kemari ya."
"Yaaaa...gantian aku itu mas,tp nggak papa deh lebih Deket kerumah mas dari pada ketoko sebelumnya,,10 langkah nyampaiiii hehehehe..."
"Hahaha..."
Keesokan harinya Wahid dan adiknya mulai dengan mencari tukang borongan untuk membangun Toko dan gudang,tetapi sebelumnya membuat untuk tempat loundry nya dulu,rencananya mau di depan rumah tapi diurungkan mengingat anggaran dananya,jadi diputuskan garasi rumah mereka nanti menjadi tempat untuk melayani pelanggan loundry,ditata untuk tempat menyetrika dan menaruh mesin cuci serta nanti untuk menjemur baju dibagian belakang rumah yang dikasih atap bening, garasinya lumayan luas meskipun tidak seluas tempat laundry sebelumnya,tapi masih nyaman dan leluasa untuk melakukan pekerjaan, pemindahan dan penataan kurang lebih 5 hari dan hari ke-enam aktivitas loundry sudah bisa berjalan.
Rampung dengan laundry sekarang berbenah untuk menyelesaikan bagian gudang dan toko,Sisa barang yang berhasil diselamatkan dari kobaran api ditata kembali,penataan dan perluasan kurang lebih satu bulan.Karyawan juga sudah aktif bekerja hanya saja berkurang tadinya ad 4 karyawan sekarang hanya dm2 yang diperkerjakan,beruntungnya lagi dibagian toko yang berisi nota,-nota penjualan dan berkas penting tidak terbakar,juga sisa lampu yang dipajang masih utuh bisa untuk dijual ecer.
Wahid dan istri - istrinya merasa sangat bersyukur,karena dibanding kan toko-toko yang lain toko milik Wahid yang barang-barangnya masih banyak yang bisa diselamatkan,meskipun di bagian gudang belakang tempat penyimpanan stok hampir tidak ada sisa.
"Alhamdulillah,,rampung ya mas,bisa dipantau setiap saat tanpa bolak-balik,hehehehe.."Ucap Aisy.
"iya sayang,kita tata kembali semua ya,mulai dari nol bersama Sari."
"Iya yah,biar nanti rumah dia kalau terjual biar disimpan buat nanti anaknya yang besar."
He'emb,dia kemana ya kok g kelihatan."
"Tadi pamit kewarung beli kopi,baru saja keluar mas,tapi kok lama ya."
"Assalamu'alaikum....".
"Waalaikumsalam baru dirasani sama mas Wahid,eeh dah nongol aja?hehehe....."
"hehe...maaf belanja sekalian aku,rencananya besok mau bikin Jum'at berkah untuk syukuran makanya belanja sekalian besok tinggal masak dan dibagikan dijalan."
"ooooo....kok mbak g bilang sih,kan bisa tak bantuin belanja."
'Hehehe...ndadak idenya kok.."
"Buk Sari habis ini bikinkan Ayah kopi ya,tak ke sebelah dulu."
"iya yah."
"Aku juga tak ke loundry ya mbakk?."
Ucap Aisy.
"He'emb."
Kebiasaan Aisy masih seperti dulu saat awal menjadi istri Wahid,setelah selesai bekerja dari Puskesmas ia langsung membantu pekerjaan ditempat loundy.Lambat Laun hatinya Aisy ikhlas menerima kenyataan bahwa Suaminya sekarang beristrikan dua,sampai dengan saat ini ia makin merasa nyaman dengan madunya itu,setiap hari saling membantu dan mengingatkan,untuk mengurus keperluan sang suami juga tidak saling iri hati,karena memang dari awal Aisy yang mengurusnya,malah Sari sering mengurus keperluan Kirana,ia malah sekarang suka jika berangkat sekolah diantar anaknya Sari,terkadang pulangnya gantian Sari yang jemput sekalian menjemput anaknya karena mereka satu sekolahan, bertengkar untuk hal-hal yang kecil memang lumrah namanya juga manusia tetapi tidak berlangsung lama dan cepat membaik.
Orang-orang yang berada dilingkungan Aisy banyak yang mengacungi jempol karena ketabahannya dan rasa sabarnya,merelakan Suaminya mempunyai istri lagi dan bersedia satu atap dengan madunya itu.Tetapi ada juga yang tidak menyukai keputusan Aisy yang baik kepada madunya itu ,siapa lagi kalau tetangga yang julid,mulutnya itu kalau berkata tidak di filter dulu.
"Pulang dari Puskesmas mbak Aisy."Kata Bu Romlah penjual gorengan."
"Iya buk,beli gorengannya komplit 15r ya."Pinta Aisy."
"Iya,sebentar Saya bungkusin."
"Sotonya satu mbak,kata pembeli A dimakan sini ya,mbak Aisy makan soto bareng yuuk!."Ucapnya."
"Dirumah mbak Sari sudah masak buk, ini beli gorengan aja."
"Lumayan ya mbak dapet pembantu gratis, biarin dia kerja mbak dirumah sampean tinggal nyuruh-nyuruh saja."Ucap ibuk C yang tiba-tiba nimbrung."
"Iya betul-betul, dia kan nggak kerja ya?Ibu D juga datang-datang langsung nggibah."
"huss...kalian ini mau beli apa cuma mau nggibah."
"Ini Sotonya,dan ini gorengannya mbak Aisy."Bu Romlah memberikan semangkuk soto kepada Ibu A dan menyerahkan gorengan kepada Aisy."
"Ibuk A cuma bisa geleng-geleng sambil menyendokkan soto ke mulutnya."
"Yasudah buk saya permisi."Ucap Aisy langsung melangkah pergi."
"Beli es teh saja lah."
"Iya aku juga."
"Sebentar aku bikinin kata si penjual."
Orang kalau suka njulid,berbuat atau bersikap baik pun tetap di julitin,Aisy yang memang sudah tau watak tetangganya itu sering kali tidak menanggapi,cuma tersenyum saja.
Aisy tidak menyesal mengizinkan suaminya menikah lagi,karena madunya juga orang yang baik ia sering membantu mengurus Kirana dan pekerjaan rumah tangga yang kadang Aisy belum bisa mengerjakannya,Sari juga kadang membantu mengantarkan Loundry ke pelanggan.
Sore hari Aisy termenung melihat Perhiasan nya tinggal yang ia pakai tetapi ia juga tidak menyesal sudah menjualnya ,toh buat kelancaran usaha mereka juga.