Natasya Amira seorang gadis berusia 22 tahun terpaksa harus menikah dengan Reza Setiawan Admaja, seorang pria berusia 27 tahun yang tak lain adalah kekasih sahabatnya sendiri. akankah pernikahan yang tak di dasari cinta tersebut akan bahagia??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Presentasi di depan Suami.
Sementara di kantor Raka yang memperhatikan bosnya bisa menangkap jika saat ini suasana hati sang atasan tidak sedang baik baik saja.
"Apa yang sedang di pikirkan tuan muda, mengapa raut wajahnya seakan sedang banyak pikiran, bukankah saat ini saham perusahaan sedang baik baik saja. bahkan bisa di bilang jauh lebih menguntungkan dari sebelumnya." bathin Raka yang sejak tadi berdiri siap di depan meja kerja Reza.
"Raka." sapaan Reza membuyarkan lamunan Raka.
"Iya tuan,, ada yang bisa saya bantu??." jawab Raka terkesiap.
"Apa kamu memiliki kekasih??." pertanyaan Reza sungguh mengejutkan Raka.
"Maaf tuan, saya belum memilikinya." jawab Reza.
"Bagaimana saya bisa punya kekasih tuan, jika waktu saya lebih banyak bersama anda dan melayani anda." bathin Raka
"Bagaimana saya bisa bertanya padamu, sedangkan kekasih saja kamu tidak punya." ucapan Reza seakan menghancurkan harga diri Raka sebagai seorang pria sejati heeheeheee.
"Memangnya apa yang ingin anda tanyakan Tuan??siapa tahu saja saya punya solusi anda. sekalipun saya belum punya kekasih. bahkan, mungkin saya lebih pandai menyayangi wanita, di banding pria yang sudah mempuyai kekasih, bahkan pria yang sudah beristri." Ucapan Raka membuat Reza seperti tertampar, padahal Raka sama sekali tidak berniat untuk menyinggung perasaan sang bos sekaligus sahabatnya itu.
"Maaf tuan jika ucapan saya lancang, tapi menurut saya anda sudah memberikan kasih sayang yang besar untuk nona Nadin, hanya saja nona Nadin yang tidak bisa menghargai dan mencintai tuan dengan tulus." terang Raka yang sama halnya dengan Tasya, menyangka semua kegabutan yang saat ini sedang di rasakan Reza karena memikirkan Nadin.
"Kenapa semua orang berpikir aku sangat terobsesi dengan wanita itu(Nadin)?? tidak Tasya, tidak Raka, semua berpikiran yang sama." bathin Reza, kemudian terdiam.
"Tuan muda, saya hampir lupa, siang nanti ada perwakilan dari perusahaan Wijaya group yang akan membawa berkas penting, dan mereka ingin bertemu langsung dengan tuan." terang Raka pada sang pimpinan perusahaan yang juga sahabatnya itu.
"Baiklah,,, jika mereka datang, bawa mereka ke ruanganku." jawab Reza, kemudian mengizinkan Raka untuk keluar dari ruang kerjanya.
Waktu menunjukan pukul sebelas siang, di lobi gedung terlihat dua orang wanita yang sedang berbicara dengan resepsionis.
"Siang mbak, saya ingin bertemu dengan pak dirut." kata salah seorang perempuan pada seorang resepsionis di lobi gedung perusahaan.
"Maaf nona, apa anda sudah membuat janji dengan pimpinan kami??." petugas resepsionis tersebut kembali bertanya pada kedua wanita tersebut.
"Iya mbak, kami sudah membuat janji untuk bertemu dengan pimpinan anda." jawab salah seorang dari wanita itu.
"Kalau begitu mari saya antarkan ke ruangan dirut!!." jawab resepsionis tersebut seraya melangkah.
Kedua wanita tersebut serta resepsionis tadi menumpangi lift yang di peruntukan bagi pegawai menuju lantai dua puluh satu, di mana letak ruangan dirut.
"Wah,,, kantornya besar banget ya, aku pikir perusahaan kita paling besar, ternyata masih ada perusahaan yang lebih besar dan mewah dari perusahaan kita bekerja ya." ujar salah seorang wanita tadi pada temannya.
"Huust,,,mbak bilang apa sih, nanti kalau pak Doni tahu, pegawainya lebih memuja dan memuji perusahaan lain, bisa di pecat kita mbak." ujar salah seorang wanita yang lain.
Melihat perdebatan yang Menurutnya lucu tersebut, resepsionis tadi hanya tersenyum.
"Selamat siang Nona Grace, maaf mengganggu waktu anda. ada tamu yang ingin bertemu dengan pak dirut." ucap resepsionis tadi pada seorang wanita muda bernama Grace yang bekerja sebagai sekretaris dirut.
"Pagi." jawab Grace sopan.
"Mari nona ikut dengan saya!!." seru sang sekretaris pada keduanya.
Grace kemudian mengantar kedua wanita tadi ke ruangan dirut, setelah sebelumnya mengkonfirmasi lebih dulu. sementara resepsionis tadi kembali ke tempatnya bekerja.
"Permisi pak, ada yang ingin bertemu dengan anda." ucap Grace ketika sudah berada di ambang pintu ruang dirut, tentunya setelah mengetuk pintu lebih dulu. sementara kedua wanita yang tadi ingin bertemu dengan dirut mengekor di belakang Grace.
"Suruh mereka masuk!!." seru Reza yang saat ini tengah duduk di kursi kebesarannya, sembari sibuk berkutat dengan laptop miliknya.
"Tuan anda??." Keterkejutan dari salah satu wanita tersebut, membuat Reza memalingkan pandangannya dari laptopnya.
"Silahkan masuk Nona!!." seru Reza pada kedua wanita yang ternyata, Sarah dan juga Tasya.
"Saya permisi tuan." pamitan dari Grace membuat Sarah memalingkan wajahnya pada arah suara.
"Jadi benar pria ini dirut perusahan Admaja." bathin Sarah masih dengan posisi ternganga seakan tidak percaya, jika seorang pria penting sepertinya kemarin sibuk mencari Tasya. sementara Tasya masih terlihat diam karena menyadari Reza yang sejak tadi terus melirik padanya.
"Sepertinya dia tidak ingat denganku, baru kemarin dia bertanya tentang Tasya padaku, tapi sekarang dia sudah lupa dengan wajahku." lanjut bathin Sarah yang sekarang sudah membalikan tubuhnya menghadap Reza.
"Boleh kita mulai presentasinya Nona!!." suara bareton milik Reza sontak membuat lamunan Sarah buyar.
"Baik tuan." jawab Sarah dan Tasya bersamaan.
Setelah lebih dari satu jam presentasi mereka pun uasi. Tasya yang lebih mendominasi presentasi kali ini, membuat Reza menatap kagum padanya.
"Saya akui kemampuan anda memang tidak di ragukan lagi nona Natasya Amira." pujian sekaligus tatapan penuh arti dari Reza semakin membuat Tasya salah tingkah.
"Anda terlalu berlebihan tuan." jawab Tasya seraya membereskan berkas serta laptop miliknya.
"Maaf tuan, apa anda benar benar tidak mengingat wajah saya??." akhirnya Sarah memberanikan diri untuk bertanya.
"Tentu saja saya ingat Nona, bagaimana saya bisa lupa, dengan wajah rekan kerja dari wanita yang sangat penting dalam hidup saya." jawaban Reza membuat Tasya hampir saja menjatuhkan berkas berkas di tangannya.
"Hati hati Nona Tasya." jawaban Reza lagi lagi membuat Tasya hampir kekurangan oksigen untuk di hirup.
Setelah kepergian Tasya dan juga Sarah dari perusahaan miliknya, Reza terus tersenyum bak mendapat tender milyaran. wajah Tasya yang saat itu tengah presentasi di hadapannya masih terbayang jelas di kepalanya.
"Selain cantik ternyata kamu juga sangat cerdas. bagaimana aku baru menyadari itu semua." gumam Reza yang saat ini tengah mengetuk ngetukan polpenya ke meja kerjanya.
"Apa maksud perkataan mas Reza tadi." bathin Tasya ketika sudah berada di dalam mobil yang di kendarai Sarah untuk kembali ke perusahaan.
"Sya,,, kamu denger nggak ucapan tuan Reza tadi??." pertanyaan Sarah membuat lamunan Tasya buyar.
"Kenapa mbak??." jawab Tasya yang tidak sepenuhnya memperhatikan ucapan Sarah tadi.
"Kamu kenapa sih Sya, dari tadi diam aja?? ituloh, aku bingung dengan ucapan Tuan Reza yang bilang aku rekan kerja dari wanita yang penting dalam hidupnya." ucapan Sarah tidak mendapat jawaban dari Tasya, sebab Tasya sendiri tidak mengerti dengan maksud perkataan Reza.
"Apa jangan jangan ucapan tuan Reza kemarin benar Sya, kalau dia itu suami kamu." karena tidak mendapat jawaban dari Tasya, Sarah lagi lagi mencoba menerka.
"Mbak ngomong apa sih." sela Tasya.
"Mbak kan cuma nerka doang Sya,,,tapi kalau dia benar suami kamu, memangnya kenapa Sya kamu nggak mau ngaku?? tuan Reza tampan dan juga mapan, kamu juga cantik, terus masalahnya di mana coba??." jiwa dewasa Sarah akhirnya keluar juga. Tasya tak menjawab Sarah, ia hanya sibuk membathin.
"Masalahnya mas Reza tidak pernah mencintaiku mbak, bahkan mas Reza menikahiku karena terpaksa." bathin Tasya, seraya menahan genangan yang hampir lolos di pelupuk matanya.
Flash back
Tadi pagi ketika Sarah usai menyelidiki Tasya tentang siapa sebenarnya, pria yang kemarin mangaku dirinya sebagai suami Tasya. Sarah meminta bantuan Tasya agar menemani dirinya untuk presentasi, serta Membawa berkas penting untuk perusahaan Admaja group. awalnya Tasya menolak sebab ia tahu pimpinan Admaja group tak lain adalah suaminya, bukan tanpa alasan Tasya tak ingin kesana, karena saat ini ia tengah berusaha bersikap dingin pada sang suami.
Tapi bukan Sarah namanya kalau tidak mampu membujuk seorang Tasya yang berhati lembut. dengan segala macam jurus rayuan ampuh akhirnya Tasya mengalah dan mememaninya untuk berkunjung ke Admaja grup.
apa Wiki wik nya merem kok gak nampak