Bella putri Jonathan usia 20 tahun gadis berpenampilan cupu, dibalik penampilannya itu ia gadis cantik dan cerdas namun semua itu ia sembunyikan
Alexander William Smith umur 26 tahun dijuluki king mafia berdarah dingin tidak memiliki belas kasihan dan tidak ragu ragu untuk melakukan apapun untuk mencapai tujuannya pengusaha nomor 1 didunia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anti Anti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam pertama
"Dengan siapa kamu bicara?" ucap seseorang di belakang Bella. Seketika tubuh Bella mematung.
"Ah, suamiku itu. Aku sedang bingung, ya, bingung, jadi aku bicara sendiri," jawab Bella berusaha mencari alasan.
"Benarkah kamu tidak berbicara sama siapapun, lalu siapa yang kamu panggil 'Dad'?" tanya Alex, menatap dalam Bella mencari kebohongan di matanya.
"Ah, itu aku hanya sedang memikirkan... umm... jika kita punya anak nanti, aku akan dipanggil 'Mom', sedang kamu 'Daddy'," jawab Bella.
"Benarkah? Apa itu tandanya kamu sudah siap?" tanya Alex, menaik-turunkan alisnya melihat reaksi Bella.
"Hehehe... aku," ucapnya gugup dengan kepala menunduk.
"Aku apa? Hmm, jangan menunjuk, kamu tidak sedang berbicara dengan lantai," ucap Alex. Seketika Bella menaikan wajahnya hingga mereka berdua saling bertatapan.
Satu kecupan di bibir Bella, lama ciuman itu semakin dalam. "Balas aku, sweety."
"Aww," ringis Bella ketika Alex mengigit bibirnya sedikit, membuat ia membuka mulutnya sehingga Alex dapat mengakses ciuman lebih dalam.
Tangan Alex tak diam, mulai bergerak memasuki baju Bella dan merangkak ke atas hingga meremas dua gunung kembar itu.
"Ahkk, suamiku, ahkk, hentikan," ucap Bella terbata, menahan agar tidak keluar suara laknat itu dari mulutnya. Namun semua sia-sia, hingga tanpa sadar ia sudah berbaring di atas ranjang.
"Suamiku, aku takut," ucap Bella.
"Tenanglah, sayang. Semuanya akan baik-baik saja. Kamu hanya perlu mengikuti permainan ini. Biar aku yang menuntut," ucap Alex yang sudah terbakar gairah.
"Aku akan bermain lembut, sayang," bisik Alex di telinga Bella. Seketika tubuh Bella membeku bagai disengat listrik. Untuk pertama kalinya ia menerima sentuhan dari laki-laki, dan dia adalah suaminya sendiri.
Skip ke esokan harinya.
"Ahkk, rintis," Bella ketika hendak terbangun, merasakan sakit di area bawahnya, hingga pandangannya tertuju pada seprey yang terdapat noda merah.
Seketika ia mengingat penggulatan semalam bersama suaminya, yang sekarang ia bukan gadis lagi, namun sudah menjadi wanita. Ia sudah menyerahkan semuanya pada suaminya.
Dengan pelan menurunkan kakinya, takut suaminya terbangun. Namun ketika melangkah, rasa nyeri menjalar di tubuhnya.
"Ahkk, rintis kesakitan."
"Sayang, mana yang sakit? Kamu tidak apa-apa, kan?" ucap Alex, spontan terbangun mendengar rintisan istrinya. Ia langsung menghampiri.
"Itu aku sakit," ucap Bella.
"Emang kamu mau kemana, sayang?" tanya Alex.
"Aku mau ke kamar mandi, membersihkan diri. Tapi kenapa, ahkk?" ucapnya terpotong ketika Alex langsung mengendongnya. Ia spontan terpekik.
"Mandilah, aku keluar dulu," ucap Alex, dan hanya dijawab anggukan oleh Bella.
Ketika keluar, Alex mulai melangkah mendekati ranjang, ia menarik selimut hingga terlihat noda merah pada seprai. Seketika senyum Alex langsung terbit.
"Sayang, apa mandimu sangat nyaman hingga belum keluar?" ucap Alex, ketika sudah menunggu 15 menit, namun istrinya itu belum keluar dari kamar mandi. Ia langsung menyusul.
"Astaga, apa yang kamu lakukan di sini?" ucap Bella, kaget ketika suaminya masuk ke dalam bathtub.
"Tentu saja mandi bersama, honey," bisik Alex di telinga Bella, sehingga mandi yang seharusnya 30 menit kini menghabiskan waktu 1 jam di kamar mandi. Sepertinya Alex mulai candu pada tubuh istrinya.
"Dasar mesum, sudah tahu istrinya sakit," ucap Bella kesal.
"Siapa suruh kamu punya tubuh indah hingga membuat aku candu, honey?" ucap Alex.
"CK, dasar! Lihatlah badan aku seperti macan, dimana-mana ada bekas karya kamu. Bagaimana aku bisa menutupinya? Mau ditaruh dimana muka aku kalau yang lain melihat ini?" ucap Bella.
"Seharusnya kamu senang, honey. Bekas ini sebagai tanda cinta, dan kamu adalah milikku," ucap Alex.
"CK, yang senang kamu, tapi tubuh aku jadi korban," ucap Bella semakin kesal.
"Pakailah lotion ini dan ini juga ada salep. Kamu oleskan di areamu itu, atau perlu aku yang oleskan?" ucap Alex, menatap istrinya.
"Sana, kamu pergi! Tidak perlu sentuh, nanti kamu nafsuan lagi," marah Bella, mendorong pelan tubuh Alex.
"Hahahaha," tawa Alex, meninggalkan kamar menuju keluar.
"Kamu kesambet apa, Lex? Pagi-pagi sudah senyum-seram tau," ucap Felix.
"Kayak orang habis menang undian deh," duga Ben.
"Habis bela duren, mungkin," ucap Max.
Seketika Ben dan Felix saling tatap, sedang Alex hanya mengedipkan bahunya, acuh, kemudian melangkahkan kaki bergabung dengan keluarga yang lain.
"Gimana keadaan menantu mom, nak?" tanya mom Ana.
"Bella baik, mom. Hanya soal kemarin, ia tidak mengingatnya," jawab Alex.
"Ini bukan kebetulan lagi, karena sudah dua kali kejadian seperti ini, namun Bella tidak mengingat setiap peristiwa itu," ucap Felix.
"Yang dikatakan Felix benar, kita..." ucapnya terpotong ketika melihat Luna mulai berjalan menuruni tangga dengan pelan.
"Apa ada apa, Max?" tanya Felix, bingung.
Tiba-tiba Max menghentikan ucapannya, kemudian mereka mengarah pada objek yang Max tatap.
Sedang yang ditatap merasa malu, melangkah pelan menuju keluarga besar suaminya.
"Gila, Lo! Lex, ganas benar istri Lo, sampai jalannya seperti pinguin," ucap Max.
Sedang Alex langsung berjalan menghampiri Bella, menuntutnya untuk duduk di sofa di dekatnya.
"Benarkah itu, nak? Kalian sedang memproses cucu untuk mom?" tanya mom Ana dengan raut bahagia.
Sedang Bella semakin malu, langsung memeluk suaminya, menyembunyikan wajahnya.
"Hahahaha," tawa semua orang.
"Tidak perlu malu, nak. Semua wajar itu sudah kewajiban sebagai seorang istri," ucap mom Ana tersenyum.
Terima kasih para pengemar setia novel toon sudah memberikan like kepada author.
Jangan lupa like yang banyak dan beri dukungan penuh agar author membuat chapter lebih banyak.
Ikuti terus ceritanya.
Jangan lupa like, vote, subscribe, dan komen.