Bukan lagi Zaman Siti Nurbaya namun Casanova Isabela harus merasakan Zaman dimana dirinya harus di jodohkan dengan laki laki yang sama sekali tidak dia kenal.
-
Casanova atau biasa di panggil Nova merupakan anak tunggal dari keluarga kaya raya namun dirinya selalu tinggal bersama pengasuhnya karena kedua orang tuanya yang terlalu sibuk dengan bisnis mereka di luar negeri menjadikannya menjadi seorang gadis bar bar.
Namun kenyataan pahit harus dia dapatkan setelah kedua orang tuanya yang langsung menjodohkannya dengan laki laki yang bahkan sama sekali tidak pernah dia tau ataupun kenal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebenarnya,,
Nova kembali menutup ponselnya karena Angga yang terus menelponnya untuk mengajak bertemu sedangkan dirinya tidak mau memberikan harapan untuknya karena dia pun memang tidak memiliki perasaan dengannya.
Apa sih telpon terus. Gerutu Nova saat ponselnya kembali berdering
" Kenapa gak Loe angkat " Ucap Viken yang berdiri menatapnya.
" Males " Jawab singkat Nova
" Bukannya dia anak Banti Bangsa yang pernah nembak Loe "
Nova membulatkan matanya bahkan ternyata Viken tau jika Angga pernah menyatakan perasaanya.
" Banyak juga yang suka sama Loe,, Angga dan sekarang Jova "
" Tapi gue gak suka dengan mereka " Ucap Nova tiba tiba membuat Viken menautkan alisnya
" Terus siapa yang Loe suka,, gue " Ucap Viken terkekeh.
Sumpah demi apa pun Viken membuat Nova enek walaupun memang Viken tampan tapi rada percaya dirinya begitu besar.
" Loe sendiri juga banyak yang suka, bangga kan Loe " sindir Nova namun Viken mengangkat bahunya.
" Semua bukan tipe gue " Ucap Viken sombong dan berjalan menuju sofa dan membuka Laptopnya.
" Termasuk Talita " Lanjut Nova dan Viken mengangguk.
" Terus seperti apa tipe cewek Loe "
Viken menoleh dan tersenyum..
" Yang pasti juga bukan seperti Loe " Ucap Viken tertawa membuat Nova mencebikan bibirnya.
Nova memainkan ponselnya sedangkan Viken terlihat begitu serius menatap Laptop hampir setiap malam Viken selalu mengerjakan sesuatu dengan Laptopnya entah apa yang dia kerjakan dan Nova tidak berniat untuk menanyakannya.
" Oya gue lupa " Ucap Viken membuat Nova menoleh dan menatapnya.
Viken berjalan menuju meja dan mengambil sesuatu.
" Ini buat Loe, sekarang Loe tanggung jawab gue"
Nova menatap sebuah Credit Cart di tangan Viken,,
" Ini buat gue, memangnya Loe punya duit "
Viken tersenyum dan mengangguk,,
" Kalau cuma buat Loe jajan gue masih bisa "
" Tapi gue sering jalan jalan dan beli pakaian atau apa pun "
" Gue bisa menuhin semuanya asal -"
Ucapan Viken terhenti karena Nova yang menatapnya tajam,,
" Loe pikir gue mau bilang apa hah " Ucap Viken terkekeh dan mengacak rambut Nova serta kembali duduk menatap laptopnya.
Nova menatap Credit Cart di tangannya dan menatap Viken, dia pun tersenyum.
Hari semakin larut namun Viken sendiri masih sibuk dengan laptopnya sementara Nova sudah sangat mengantuk.
" Ken,, Ini Sudah malam Loe gak tidur"
Viken menoleh dan mengangguk, dia menutup laptopnya dan berjalan menuju ranjang.
" Ingat jangan deket deket " Ancam Nova
" Kalau gak khilaf " Ucap Viken membuat Nova langsung memunggunginya.
Viken menggelengkan kepalanya dan memejamkan matanya, rasanya memang begitu lelah hampir setiap hari dia harus sekolah dan mengurus bisnisnya.
Seperti biasanya,
nova, Ines juga Mona masih berada di kelasnya padahal bel istirahat sudah berdering.
" Yuk guys,, " Ucap Ines langsung menarik kedua temannya dan mereka menuju kantin.
Terlihat begitu ramai di sana, dan Mereka langsung menuju kursi melewati gerombolan Viken bersama teman temannya termasuk talita.
Jova terus menatap Nova bahkan Viken menyadarinya,,
" Sok cantik banget mereka " Ucap Talita menatapnya
" Ya memang cantik Ta mereka " Ucap Bisma dan Jova pun mengangguk sedangkan Viken hanya terus menatap mereka lebih tepatnya menatap Nova istrinya.
Di meja lain,,
Mereka menikmati bakso yang sudah di pesan namun tiba tiba Nova tersedak..
" Uhuk,, uhuk,, uhuk,,
" Kalau makan pelan pelan " Ucap seseorang dengan menyodorkan mineral water dan Nova langsung menerimanya dan meminumnya.
Ines dan Mona menatap Viken yang berdiri di sana, fik,, Viken memang benar benar sangat tampan apa lagi dengan almamater Osis yang melekat di tubuhnya.
Nova menatap Ines dan Mona yang juga tengah menatapnya,,
" Kalian kenapa lihatin gue gitu "
" Loe jelasin deh sama kita, Sebenarnya ada apa antara Loe dan Kak Viken " Ucap Mona
" Iya bener,, sekarang Loe jarang telat dan kalian terlihat dekat,, Loe lagi gak sembunyiin sesuatu dari kita kan Nov "
Nova terdiam,,
Dia bingung harus menjawab apa sedangkan tidak mungkin lagi dia menyembunyikan statusnya sekarang.
" Sebenarnya,,, "
" Kita dijodohkan dan kita sudah menikah " Ucap Viken tiba tiba entah bagaimana Viken bisa kembali ke sana dan berdiri di samping Nova.
Sementara Mona dan Ines terlihat kaget terutama Ines yang memang menyukai Viken. Ines pun langsung pergi meninggalkan mereka.
" Ines tunggu,, " Ucap Nova tapi tidak di dengarnya sementara Mona masih diam menatap mereka.
" Maafin gue Mon " Ucap Nova dan Mona tersenyum sebenarnya Mona sudah curiga dengan mereka dan Mona tidak mempermasalahkan nya.
" Gue tau kok, biar gue susul Ines ya "
Nova mengangguk,,
" Sudah seharusnya mereka tau siapa kita " Ucap Viken mengusap bahu Nova yang terlihat sedih.
" Gue ada rapat, Loe langsung pulang tadi Bunda telpon " Lanjutnya membuat Nova mengangguk.
" Ya Udah gue langsung pulang "
" Nov " Panggil Viken membuat Nova menoleh
" Hati hati "
Nova kembali mengangguk dan berjalan menuju parkiran dengan masih memikirkan Ines.
Dia takut jika Ines akan marah dan mendiamkan nya.
Mona dan Ines merupakan sahabatnya dari dulu dan hanya mereka lah yang selalu ada Untuk nya, menemani nya di saat kedua orang tuanya sibuk dengan dunia mereka sendiri.
cengeng juga
pikiran gw malah semakin dewasa semakin kuat
ini malah bntar" nangis dan histeris mulu