Raden Saka Teguh, pewaris perusahaan kaya di Jakarta menyamar menjadi Jaka Tarub, pria miskin di pedesaan Jawa Timur saat berusia 25 tahun karena ingin mencari wanita yang tidak gila harta untuk bersanding bersamanya.
Sudah 1 tahun, Saka dalam penyamaran menjadi Jaka dan belum menemukan wanita yang bisa mengambil hatinya. Ketampanannya ia sembunyikan menggunakan gigi palsu yang maju kedepan dan Saka terpaksa harus mencoklatkan kulitnya menggunakan perawatan tanning dari klinik kecantikan serta dibantu dengan lulur coklat yang ia gunakan setiap akan keluar rumah.
Saka tinggal bersama nenek tua sebatang kara sebagai cucu. Nenek Minten namanya dan berprofesi sebagai petani dan penjual sayuran di pasar. Saka membantu meringankan pekerjaan nenek Minten selama setahun ini.
Penantian 1 tahun akhirnya Saka sebagai Jaka menemukan wanita yang ia inginkan. Anak pak RT yang baru saja pulang dari pendidikan di Australia. Tapi wanita itu membenci Jaka di pertemuan pertama. Apa yang terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIDAK INGIN CERAI
Jaka kembali dengan obat pencegah kehamilan ditangannya bersamaan dengan Fina keluar kamar karena tiba tiba merasa lapar mencari makan.
"Ini obatnya" ujar Jaka menghampiri Fina dan memberikan obat yg ia beli.
"Terima kasih" sahut Fina.
"Kamu mau apa di dapur?" tanya Jaka.
"Tiba tiba aku lapar. Aku ingin mencari makanan yg bisa aku makan" jawab Fina sambil berjalan menuju kulkas.
"Aku mandi dulu. Tunggulah, akan kubuatkan makanan" ucap Jaka lalu ia masuk ke kamar sang istri untuk mengambil baju ganti.
Ia lihat sprei ranjang sudah diganti dan dirapikan oleh Fina. Terbitlah senyuman tipis.
Setelah ia mengambil baju ganti, Jaka keluar lagi menuju kamar mandi tamu.
"Kamu kalau mau mandi di kamar mandi dalam gapapa, Jak" celetuk Fina saat melihat suaminya itu keluar kamarnya.
"Kayaknya aku sudah nyaman mandi di kamar mandi tamu. Makasih tawarannya" sahut Jaka lalu masuk ke kamar mandi.
Fina mengambil air putih dulu lalu langsung meminum obat pencegah kehamilan. Setelah itu ia mengambil sisa potongan roti yang ia beli untuk cemilan bersama keluarnya tadi di kulkas sebagai upaya mengganjal perut sementara sambil menunggu Jaka selesai mandi.
15 menit kemudian, Jaka keluar dari kamar mandi dengan rambutnya yang basah, kulitnya terlihat cerah dan terlihat tampan kecuali bentuk rahang giginya. Fina sampai tak berkedip melihat Jaka menghampirinya setelah mandi. Serasa ia melihat Saka didepannya.
"Astaga, imajinasiku keterlaluan kalau mikirin Saka terus. Jaka jadi Saka" batin wanita itu.
"Mau makan apa?" tanya Jaka dan Fina masih menatapnya dengan pandangan yang terpaku.
"Fina" panggil Jaka lagi.
"Eh..eh iyaa.. tanya apa kamu?" sahut Fina baru sadar dari lamunanya.
"Ngapain kamu natap aku begitu? Terpesona? Apa karena udah aku puasin, kamu jadi langsung jatuh cinta hah?" goda Jaka.
"Hissst! Terpesona apanya, aku nunggu kamu lama jadi makin kelaparan" ujar Fina menipu diri sendiri. Sentuhan Jaka masih bisa ia rasakan di seluruh tubuhnya.
Jaka hanya tersenyum smirk. Lalu ia bertanya lagi kepada sang istri yang juga telah memuaskannya di ranjang.
"Kamu mau makan apa? Aku masakin" ucapnya.
"Hmm, makanan yang bikin kenyang tapi gak bikin gemuk ada?" tanya balik Fina dengan senyuman genitnya. Baru kali ini Fina menggoda Jaka.
"Ih senyum apaan ini, kamu menggodaku?" tebak Jaka yang merasa tergoda sengan senyuman manis dari sang istri.
Senyum Fina langsung hilang. Niatnya menggoda malah dia digoda balik oleh sang suami, kan jadi malu.
"Kalau kamu mau makan kenyang tapi gak bikin gemuk, aku akan bawa kamu ke ranjang. Aku jamin gak bikin kamu gemuk karena makannya sambil olahraga" lanjut Jaka melanjutkan godaannya.
"Ck, yang ada aku makin kelaparan dan nanti pagi gak bisa jalan ke Ancol" kesal Fina.
"Emang ya kalau wanita itu selalu benar. Yang goda dulu siapa, di goda balik sewot" sindir Jaka.
"Jadi masakin makanan buat ku nggak?" tanya Fina yang sudah kesal dan perutnya semakin lapar.
"Iya aku masakin makanan berat tapi ringan aja. Macaroni Oven" jawab Jaka membuat Fina lagi lagi heran, gimana suami kampungannya ini bisa masak makanan western begitu.
"Wait, sejak kapan kamu tau makanan barat begitu?" heran Fina.
"Sejak aku jadi supir orang kaya. Makanan ku keseringan makanan masakan koki di rumahnya. Dia sangat kaya dan baik" ujar Jaka.
"Hmmm, kamu kerja dimana sih? Siapa bosmu? Jangan bilang kalau bosmu itu cewek?" serang Fina.
"Hahahaha, kamu cemburu kalau bosku cewek? Kamu udah punya rasa sama aku ya sejak kita selesai bermain di ranjang tadi? Aduh Fina, ternyata kamu posesif juga ya jadi wanita" sahut Jaka.
Raut wajah Fina semakin kesal. Entah kenapa dia pun merasa ada yang aneh dengan dirinya sejak malam pertama dengan Jaka sejam yang lalu dan kalau jika benar bos suaminya itu cewek, Ia merasa terancam tiba tiba.
"Wajarlah aku sebagai istri cemburu. Namanya juga wanita. Berarti aku menganggapmu suamimu meskipun sementara" sahut Fina.
Jaka tersenyum menyeringai mendengar alasan klise dari sang istri.
"Kamu jadi masakin aku atau kita berdebat aja sampek pagi?" sindir wanita itu kemudian.
"Hehe, iyaa. Kamu yang mulai duluan, jangan mikir aneh aneh. Bosku bapak bapak dan anaknya cuma 1 cowok lagi. Kamu gak usah menduga duga hal gak penting. Aku gak bakal selingkuh dari kamu, yang ada kamu yang akan selingkuh dari aku" ucap Jaka.
"Nih ya, kamu yang mulai duluan menuduhku yang nggak nggak. Yaudah gak usah masakin aku. Udah capek aku ngomong sama kamu" ujar Fina yang sudah kesal maksimal dan berniat berjalan ke kamar namun tangannya dicekal sang suami.
"Iya maaf maaf. Duduk lagi. Aku langsung masakin. Tunggu 15 menit ya. Duduk lah" minta Jaka sambil mendudukan sang istri kembali di kurai meja makan.
Fina pun menurut karena baru kali ini Jaka menahannya dengan lembut. Suara pria itu juga terdengar maskulin. Aroma tubuh Jaka benar benar membuatnya terpedaya.
"Ada apa denganku? Jantungku berdetak kencang saat deket sama Jaka kayak gini. Astaga, apakah hanya sekali bercinta dengannya bisa langsung buat aku jatuh cinta?" batin Fina sambil memegang dadanya saat Jaka sudah membelakanginya untuk memasak.
Ia menatap punggung Jaka dengan debaran jantung yang tidak beraturan. Jaka terlihat tampan dari belakang, postur tubuhnya memang 11 12 dengan Saka.
"Apakah aku jadi wanita jahat jika membayangkan suamiku adalah orang lain?" batin Fina.
"Bagaimana jika Saka datang lagi di kehidupanku saat aku sudah sepenuhnya menjadi istri Jaka? Apa yang aku lakukan saat dia mendekatiku lagi?" lanjutnya dalam hati.
Tiba tiba perasaan tidak nyaman sebagai wanita yang sudah bersuami namun memiliki perasaan kepada pria lain yang berhasil memasuki hatinya, Fina rasakan.
Ketakutan ketauan selingkuh atau menjadi wanita tidak tau diri mulai datang menghampirinya.
Sampai masakan sang suami sudah matang, Fina masih melamun saja.
"Hei, kamu ini lapar atau ngantuk? Didepanmu sudah ada makanan yang kamu inginkan, kenapa masih bengong aja?" ujar Jaka yang sudah duduk dihadapan sang istri.
"Menunggu adalah moment tidak enak sampai aku pun merasa hilang minat" ujar Fina menutupi kegelisahannya.
"Hmmm, yakan aku masaknya manual. Buruan makan terus tidur lah. Aku tau kamu lelah" sahut Jaka lembut.
"Kamu gak makan?" tanya Fina saat menyadari hanya 1 porsi macaroni oven di meja makan dan berada didepannya.
"Aku tidak lapar" jawab Jaka.
Fina tanpa menyahuti lagi segera menyendokkan makanan itu ke mulutnya.
"Enak" lirih wanita itu dan membuat Jaka tersenyum manis.
"Kamu beneran gak mau?" tanya Fina kemudian.
"Iya. Aku masak buat kamu, makanlah" jawab Jaka.
Fina pun melahap makanannya dengan penuh kenikmatan.
"Aku terlalu meremehkannya. Semakin aku membuka diri kepada Jaka, aku semakin terkesima dengan kemampuannya" batin Fina.
Tak lama kemudian, macaroni ovennya habis.
"Kenyang?" tanya Jaka memastikan.
"Alhamdulillah, cukup kenyang. Porsinya pas dan rasanya juga worth it untuk dijadikan favorit" jawab Fina.
Pujian yang tidak langsung tapi terdengar menyenangkan bagi Jaka.
"Aku akan mulai belajar masak makanan yang kamu sukai. Katakan jika ingin makan sesuatu. Semisal pulang kerja ingin aku masakin sesuatu katakanlah. Mulai hari ini karena kamu sudah menjalankan kewajibanmu sebagai istriku maka aku pun akan menjalankan kewajibanku sebagai suamimu" ujar Jaka.
Deg.
Fina merasa hidupnya saat ini langsung benar benar menjadi istri seorang Jaka Tarub.
"Hmmm, bagaimana dengan kesepakatan perceraian kita setelah 3 bulan menikah? Apakah masih berlaku?" tanya Fina yang jadi bingung sendiri dengan kesepakatan yang ia buat bersama sang suami saat pernikahan dadakan sebulan lalu terjadi.
Mereka belum menyadari istilah jawa ;
...witing tresno jalaran soko kulino" ...
...yang artinya...
... "cinta yang tumbuh karena terbiasa"...
Peribahasa diatas sangat cocok dengan kondisi yang mereka awali saat ini.
Jaka ikut bingung. Ia bingung dengan tujuannya menyamar untuk apa. Untuk mendapatkan istri yang diinginkan atau untuk kesenangan dan kepuasannya saja.
Sampai kapan dia harus menyamar sebagai orang lain dalam pernikahan ini? Sampai kapan Saka bersembunyi di balik identitas Jaka yang sangat berbeda dengannya?
Apa target yang Saka inginkan untuk Fina bisa lolos ujian yang dia berikan?
Ia sudah menikmati bermalam bersama Fina dan rasanya itu luar biasa. Fina pun tidak keberatan dengan aturan ditutup matanya saat berhubungan suami istri.
"Mau mu gimana? Aku sebagai suami dan sebagai pria biasa saja seperti ini, pria kampungan yang tidak berpendidikan tinggi, menjadi sadar diri saat istriku yang pintar, cantik, berpendidikan tinggi ingin berpisah dari ku. Aku tidak berharap pernikahaan ini yang didasari dengan ketidaksukaan dan paksaan menjadi pernikahan yang sebenarnya" ucap Jaka serius.
"Jadi aku serahkan kepadamu. Jika sesuai kesepakatan, saat kamu sudah melayaniku di ranjang sebagai istriku maka kamu berhak minta aku ceraikan. Aku tidak bisa mengingkari kesepakatan yang sudah kita buat kecuali jika kita membatalkan kesepakatan itu" lanjutnya membuat Fina diam memikirkan apa yang dia inginkan juga.
"Kita batalkan saja kesepakatan itu. Aku tidak tau akan bertahan berapa lama lagi bersamamu dalam pernikahan ini. Namun bagiku 3 bulan jadi terlalu singkat. Aku juga baru bekerja, aku tidak ingin dipanggil janda di tempatku bekerja lalu semua pria menggodaku" sahut Fina.
"Wanita ini...sangat percaya diri. Wajar saja dia berfikiran begitu dengan apa yang dia miliki, banyak pria pasti mengincarnya" batin Jaka.
"Kamu serius? Kita batalkan kesepakatan soal pisah ketika usia pernikahan kita 3 bulan? Kita akan menjalani pernikahan ini dengan tidak adanya batas waktu kayak sebelumnya?" tanya Jaka memastikan.
"Iya, kalau kamu juga setuju. Tunggu kita sama sama bosan baru bisa memutuskan untuk berpisah" jawab Fina.
"Kalau aku kita gak bosen bosen gimana?" pancing Jaka.
"Yaudah, kita jalani aja pernikahan ini seperti pernikahan pada umumnya. Aku juga sebenarnya tidak ada bayangan untuk menikah 2 kali. Dari aku kecil, aku ingin menikah sekali seumur hidup. Aku ingin mendapatkan pria yang mencintaiku luar biasa" sahut Fina.
Jaka sedikit tersentuh dengan keinginan sang istri. Keinginan yang ingin ia wujudkan suatu hari nanti. Membuat Fina merasakan dicintai olehnya dengan luar biasa. Baik saat menjadi Jaka ataupun Saka.
"Baiklah, aku setuju. Mulai hari ini Dafina Putri Herlambang adalah istriku sepenuhnya. Dan aku Jaka Taruh adalah suami sepenuhnya bagi dirinya" ujar Jaka dengan senyumannya sambil memegang tangan sang istri diatas meja.
Fina pun mulai bisa tersenyum saat menatap wajah Jaka dengan rasa bahagia.
"Fin, kamu mau gituan lagi nggak?" tanya Jaka tiba tiba. Rasanya menatap Fina saat berduan seperti ini menbuat gairahnya langsung On.
Fina yang sudah tau apa yang dimaksudkan suaminya, hanya menganggukkan kepala.
Jaka pun langsung menarik tangan sang istri menuju kamar dan mereka langsung berbagi peluh kembali dibawah selimut yang sama dengan aturan yang sama yaitu kedua mata Fina tetap harus ditutup pakai kain.