NovelToon NovelToon
Terminal Lucidity

Terminal Lucidity

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Mengubah Takdir / Permainan Kematian
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Gerimis Senja

Karena hukuman, akhirnya Eighar harus di pindahkan ke sekolah aneh yang berisi orang-orang yang aneh pula. Sekolah macam apa yang di maksud?? Tak ada yang khusus, kecuali murid-murid serta sistem sekolahnya yang terbalik. Lalu, apa yang mengganjal dari hal itu??
Baca lah sendiri!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketua vs Leader

Eighar mendecakkan lidah dengan kesal, sadar kalau dirinya menjadi pusat perhatian dan seolah-olah diperlakukan sebagai buronan. Ia melirik sekelilingnya, dimana orang-orang memandangnya dari atas gedung asrama juga dari halaman.

"Dengar, dik. Pikir dua kali kalau mau kabur lagi, endingnya bakalan tetep sama. Gak ada seorang pun yang bisa lolos dari pengejaran kami. Kembali ke sekolahmu dan belajar dengan baik!" ucap seorang polisi yang berada di luar mobil besama Eighar, lalu mendorong tubuh Eighar agar cepat membaur dengan yang lain.

Eighar pun melangkah, mendekati keramaian dan membalas pandangan mereka satu persatu. Polisi tadi terus mendorongnya jika Eighar memperlambat langkahnya, mengarahkan Eighar untuk kembali ke kamarnya.

Di sepanjang jalan, selalu ada orang yang memperhatikan dengan raut wajah serupa dan tubuh kaku yang tak bergerak sedikit pun, hanya bagian kepala saja yang ikut memutar searah Eighar.

Eighar di dampingi si polisi menyusuri anak-anak tangga, lantai demi lantai, seolah polisi tersebut yakin sekali Eighar tak bisa di biarkan sendiri. Ia yakin sekali Eighar akan mencari cara lagi untuk lari.

Beberapa gadis tertawa saat melihat Eighar dari dekat, dan tentu saja itu membuat Eighar tersinggung, ia berpikir kalau mereka sedang mengejek dirinya, tanpa tau kalau sebenarnya gadis-gadis itu terpana melihatnya.

Sesampainya di kamar, Eighar langsung masuk ke pintu kamar yang sama sekali tak ia tutup sewaktu pergi, dan polisi tadi mendorongnya dengan tegas agar segera masuk ke kamar, dan tentu saja ini menjadi puncak kemarahan Eighar, karena ia sudah menghitung, berapa kali pundak dan punggungnya di sentuh hanya untuk mendorong tubuhnya agar menurut.

Eighar menepis dengan alis yang berkerut. "Gue udah masuk! Ngapain masih pegang-pegang lagi?!" gerutunya kesal, dengan wajah yang mulai memerah menahan marah.

"Ya, saya tau."

"Terus? Yakin banget gue mau kabur. Gue udah kesetrum kuat tadi, gak bakalan kabur kok dalam satu atau dua hari!" balasnya, tapi masih merujuk niat awalnya yang masih berkeinginan untuk kabur.

Eighar membanting pintu kamarnya di hadapan pak polisi, memperagakan apa yang selalu ia lakukan ketika berdebat dengan sang papa di rumah.

"Fu*ck you!!" Pekiknya, berharap kalau polisi itu mendengar di luar sana.

"Sensor ditemui, kalimat terlarang di ucapkan disini. Hukuman keras untuk siswa bernama Eighar Riantama diaktifkan. Setrum ringan selama dua detik dihitung mundur dari lima detik."

"Bodo amat lah jam, setrum setrum aja dah!!" omelnya, dan tentu saja ia masih mendapatkan sengatan listrik ringan itu, tapi hatinya puas karena sudah mengumpat tadi.

Ini sekolah pertamanya, tentu Eighar bersiap mandi dan berganti pakaian. Tak ada niatan bolos, karena jam menyebalkan ini pasti akan memberikan hukuman instan untuknya. Padahal ia merasa tak ingin bertemu dengan siapapun saat ini.

Eighar melihat sebuah lemari dinding yang ada di atas kasurnya. Ia mengambil seragam sekolah, namun smart watches berdering, membuat Eighar memeriksanya.

"Hari kamis, jadwal mata pelajaran adalah pemeliharaan kesehatan. Silakan pakai seragam kesehatan berwarna hijau telur asin."

"Berisik!" balas Eighar dingin, dan ia masih mengenakan seragam yang ia mau pakai, tanpa memperdulikan perkataan smart watches.

Eighar melepas paksa bekas perban yang tertempel di kepalanya, ya karena itu menjadi basah saat ia mandi tadi. Lelaki ini bercermin, menyisir rambutnya ke atas namun helaian rambutnya berjatuhan lagi di dahi. Eighar menaik-turunkan alis dan memperhatikan bekas luka di dahinya. Hampir sebagian besar luka itu menjadi memar, bahkan kulit dahinya yang tipis terkelupas beberapa cm, menampakkan bekas darah yang belum menjadi koreng.

Kira-kira bekas apa ini? Kenapa harus lupa? Kecelakaan atau ada peristiwa lain sebelumnya? Masa' ini lupa ingatan? Tapi kenapa ia masih mengingat namanya dan semua kehidupannya. Ya, kurang lebih pertanyaan itu terus menerus terlintas di pikiran Eighar, hingga dering smart watches menyadarkannya.

"Jam pelajaran hari ini telah dimulai, harap segera menuju ke gedung UKS."

Eighar membaca hal itu, namun membiarkan waktu berlalu beberapa menit, sampai kemudian ia keluar dari dalam kamarnya dan mendapati lorong-lorong asrama sudah sepi.

Dengan bekal ke-sok-tahuannya, Eighar menuju gedung UKS tanpa melihat peta yang sudah tersedia di smart watches. Ia seolah memusuhi jam itu setelah apa yang telah menimpanya hari ini.

Smart watches berdering kuat, tepat ketika Eighar melihat penampakan gedung UKS yang luar biasa besarnya. Anak ini berdecak kagum, pasalnya UKS ini terlalu besar untuk namanya, lebih tepat jika di sebut rumah sakit saja.

Eighar bergegas, sepertinya ia tak akan terlambat dalam pemeriksaan kesehatan, bukan??

Lelaki ini mengetuk sepatunya, selanjutnya mendorong pelan pintu UKS, tanpa ada suara deritan apapun, menandakan kalau pintu UKS ini terlalu mahal untuk suara yang berisik dan mengganggu itu.

Ketika Eighar masuk, ia bisa langsung merasakan dinginnya ruangan full AC, yang bahkan berbanding terbalik dengan suhu yang ada di luar, padahal suhu diluar tidak cukup panas.

Bentuk gedung UKS ini betulan seperti lobi rumah sakit, tapi tak terlihat adanya suster atau perawat, dan juga pasien yang mondar-mandir dan mengantri. Lobinya kosong, dan tentu Eighar harus bertualang lagi mencari keberadaan ruang pemeriksaan itu.

Satu persatu ruangan yang tertutup dibuka, dan tak menandakan adanya keberadaan siswa disana. Beberapa ruangan sudah ia lalui, sampai pada sebuah pintu yang tiba-tiba saja terbuka ketika Eighar baru saja hendak menyentuhnya.

Eighar mengernyit, ketika ruangan terbuka seluruhnya, menampakkan beberapa orang berwajah berandalan yang sedang duduk dengan aktivitasnya. Eighar memperhatikan dengan seksama, begitu pula dengan mereka. Para siswa itu mengobati bekas luka, dan lagi tubuh mereka lebam-lebam. Mungkin Eighar berpikir kalau mereka babak belur karena dihukum oleh smart watches menyebalkan.

Menyadari kalau ia salah tempat, Eighar hendak beralih, namun tiba-tiba seseorang yang berada di depan pintu merangkul pundak Eighar. "Eh eh eh, mau kemana bro? Gabung lah dulu." ucapnya sambil menarik Eighar kedalam.

"Gue mau masuk ke ruang pemeriksaan, ya kayaknya bukan ini ruangannya." sahut Eighar.

Mendengar perkataan Eighar, seseorang bertubuh besar dan kekar, dengan wajah mewingnya pun beranjak dari tempat duduknya. Ia melilit perban di kepalan tangannya sendiri, lalu mata sipitnya menatap Eighar dengan sengit. "Lu murid baru yang kabur karena ketakutan itu?" tanyanya, membuat Eighar mengernyit. Lelaki itu mendengkus, seolah meremeh. "Coba liat warna smart watches elu? Merah dalam tingkatan apa?" tanyanya lagi, membuat Eighar mengernyit semakin dalam.

"Merah? Maksudnya?"

Lelaki itu menghela napas, lalu menatap Eighar dengan jengah. "Wajar sih anak baru, makanya gak tau." sahutnya, tanpa menjelaskan apapun. Sambil bicara, ia pun melirik ke arah tangan Eighar. Melihat hal itu, Eighar pun langsung menyembunyikan gelangnya ke saku celana. "Ya karena gak tau, ada baiknya lu jelasin." ujar Eighar, membuat teman-teman si kekar tertawa geli.

"Brian, gak salah tuh? Dia minta lu jelasin tuh! Hahaha."

"Dikira kita guru apa, minta-minta dijelasin."

"Kayak orang yang abis selingkuh juga, minta di jelasin. Hahaha."

"Kayaknya dia harus di kasih tau deh Ian, supaya gak asal ngomong."

"Eh, jangaan.. Ntar dia kabur lagi dari sekolahan."

"Hahahaha."

"STOP!!" sentak Brian, membuat teman-temannya seketika terdiam. Wajah Brian serius, dan ia sungguh tak menunjukkan wajah cengengesan sedikit pun. Dan tentu saja ini membuat teman-temannya kikuk. "Nama lu, Eighar kan?" tanya Brian, dan Eighar tak merespons. "Diliat-liat, kayaknya lu gak cocok deh disekolah ini." ucap Brian, membuat Eighar menatap datar ke arahnya. "Dari tampilannya sih, anak orang kaya manja. Apa lu disini karena di hukum orang tua karena gak bikin PR? Setau gue, International Greenoel School itu kan isinya orang-orang cupu dan kutu buku." Teman-teman Brian tertawa mendengarnya.

"Kasih tau nyokap bokap lu, disini terlalu mengerikan buat seorang pengecut. Jadi, minta mereka jemput lu balik sebelum lu kencing di celana nanti."

Eighar mendoerkan bibirnya. "Pengecut?" Ia mendengkus. "Lu tau Greenoel School gak sih? Isinya orang-orang yang punya IQ tinggi dan juga berprestasi."

Bukannya takjub, Brian malah terbahak saat mendengarnya. "Makanya gue bilang kalian itu pengecut kutu buku. Mungkin di sekolah lain, kalian itu adalah yang terbaik, tapi.. di A.K School," Brian mendongakkan kepalanya. "Otot lebih di utamakan daripada otak. Dan kalian itu, cuma kecoak yang gak berguna."

Eighar menatap datar. "Kayaknya Eighar Riantama dari Greenoel School, namanya gak tersohor di sekolah ini ya." Eighar menatap bengis ke arah Brian. "Gue, adalah ketua dari seluruh ketua genk yang ada di kota ini."

Brian membalas tajam tatapan Eighar. "Kalau lu udah ngenalin diri, gue juga kayaknya harus ngenalin diri juga. Nama gue Brian Alvaro, Leader di sekolah ini."

Bersambung...

1
Nana Colen
up lagi dong thor, biasanya kan 2 episode kalau disinetron mh hehehe... atau jangan jangan lagi mikir dulu syarat nya apa 🤔🤔🤔
Nana Colen: waaaah hebat buruan up dong penasaran niiiih 😍😍😍😍
Rima Sawinda: wkwkwk aku udh bikin 10 bab kemudiannya malahan, buat jaga2 takut writers block
total 2 replies
Nana Colen
kirain up... eeeeh eh eeeh ternyata pengumuman hadiah aku thor 🤭🤭🤭
Rima Sawinda: selamat yaaaa, semoga semakin rajin baca karya akuuuu 😍😘
total 1 replies
Nana Colen
bagus mudah mudahan bisa saling menguntungkan buat kalian berdua kedepannya...
Rima Sawinda: 😍😍😘😘😘
total 1 replies
A
uuuhhh pinisirriiiin. ngapain brian di sana? makasih up nya kk author. lanjuut
Rima Sawinda: sama-sama 😍😘
total 1 replies
A
takutnya malah jdi zeam yg harus dilindungi dri eighar gak siiihh😅
Rima Sawinda: 😔😔😔😔😔
total 1 replies
Tutian Gandi
terimakasih Thor....semoga puasa nya lancar sampai hari raya idul Fitri ya.. selalu dilimpahkan Rizki da kesehatan bagi kita semuanya... aamiin..
Rima Sawinda: aamiin, semoga doanya kembali kepadamu juga yaaa ❤️
total 1 replies
Dewi Rantika
aamiin 🤲🤲
semoga puasa kita smw lancar dan di terima Allah 🤲🤲
selamat berpuasa semua 🥰🥰
Rima Sawinda: aamiin, selamat berpuasa jugaa 😍😘
total 1 replies
Nana Colen
Amiiiin semoga semuanya diberikan melanda 😘😘😘
Rima Sawinda: apanya yang melanda??? 😭😭😭😭
total 1 replies
Tutian Gandi
waduh sodara ternyata..
Rima Sawinda: iyaaaa 😄
total 1 replies
Nana Colen
tuh kan kataku juga apa, novel kak rima mh selalu banyak kejutannya 🤔🤔🤔
Rima Sawinda: iya kah?? waaaah ☺️
total 1 replies
홍시아
Ck, bener lgi, ternyata begitu. Kitanya malah kemakan jg. Arrg, siaall.
Rima Sawinda: Eighar sama Zeam, sama2 gk bisa di percaya loh ini 😵
total 1 replies
Dewi Rantika
seru....makin pinisirin deh 😂😂
Rima Sawinda: iyi nih, pinisirin 😆
total 1 replies
A
oooohhh adik kakak. misteri apa lagi iniiii
Rima Sawinda: misteri 2 dunia 😭😭😭
total 1 replies
Arlena Lena
knp novel sllu hilang di story bacaku
Rima Sawinda: iyakah?? ini masih hilang atau enggak???
total 1 replies
Nana Colen
hahaha gak usah bingung elle... nanti juga bakal terkuak 😁😁😁
Rima Sawinda: yuk bantuin elle wkwkwk
total 1 replies
Dewi Rantika
lanjut
Rima Sawinda: wokeeeh
total 1 replies
홍시아
Keknya mimpi eighar masa lalu zeambi deh yang jadi korban, Karna eighar kan ketua Genk, si zeamby yg jadi bullying-nya, Nah, mau balas dendam nih si zeamby/Proud/. Entahlah.... awokawok...
Mgkn ini mksd Author, musuh sebenarnya eighar. /Smile/
Next Thor...
Rima Sawinda: waaaaah, hebaaat 😄😆
total 1 replies
Dewi Rantika
makin penasaran 🤔🤔🤔
Rima Sawinda: iyaaaa 😆
total 1 replies
Nana Colen
hemt seperti kejadian di masa depan di ulang lagi di versi eighar lebih baik jadi konflik nya jadi berbeda maka ahkirnya eighar mudah mudahan bisa sembuh dengan penyakitnya...
Rima Sawinda: waaaah
total 1 replies
A
lagii? oooo peran lu sbagai apa sih zeam? antagonis?
A: Kun versi Terminal Lucidity😅
Rima Sawinda: kira2 apa yaa?? yuk tebak2an 😆😁
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!