NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Kakak Pacarku

Terpaksa Menikahi Kakak Pacarku

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat
Popularitas:724.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rena Risma

Cerita untuk 17+ ya..

Chika terpaksa harus menerima sebuah perjodohan dari orangtuanya. Perjodohan yang membuat Chika menolaknya mentah-mentah, bagaimana tidak? Dia harus menerima pernikahan tanpa cinta dari kakak pacarnya sendiri.

Kok bisa? Chika berpacaran dengan Ardi tapi dinikahkan dengan kakaknya Ardi yang bernama Bara. Seperti apa kelanjutan pernikahan tanpa cinta dari perjodohan ini? Mampukah Bara menakhlukan hati Chika? Lanjut baca Kak..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rena Risma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 22

Aku menatap Bara turun dari lantai atas, berjalan menuju tempat aku dan Raina bicara. Raina langsung tersenyum manis menatap kearah Bara. Bukankah kelakuan wanita itu menjijikkan!

Bara langsung memeluk tubuhku, bibirnya mencium pipiku tanpa perduli kehadiran Raina.

"Sayang... Aku pasti akan sangat merindukanmu!" ucap Bara.

"Kau mau sarapan dulu atau langsung pergi?" tanyaku.

"Aku mau di rumah lebih lama. Temani aku sarapan," tawanya.

Aku berjalan mengikuti langkah suamiku menuju meja makan. Aku menatap Raina melotot menatap kearah ku. Terlihat jelas, wanita itu menahan geram melihat kemesraan kami.

"Sayang, kau tidak boleh lelah ya! Usahakan tidur dan makan tepat waktu. Aku tidak mau kau sakit!" ucap Bara sambil memakan roti di piringnya.

Aku hanya mengangguk, lalu mengusap bibir Bara dari sisa selai coklat yang menempel.

"Kau sedang melakukan apa?" tanya Bara saat aku membersihkan sisa makanan dibibirnya.

"Aku membersihkan bibirmu, tadi ada selai coklat disini," ucapku sambil menunjuk bibir Bara.

"Kenapa hanya diusap dengan tangan? Harusnya, kau gunakan bibirmu untuk membersihkannya," ucap Bara sambil mencium tanganku.

Deg! Deg!

Kenapa dia bicara begitu? Membuat aku malu saja! Apa dia tidak sadar, jika ada sekertaris menyebalkan yang sedang memperhatikan kami?

Bara mendekatkan bibirnya ke bibirku, aku sempat mendorong lembut tubuh Bara, tapi Bara memegang kedua tanganku agar tidak menggangu keinginannya. Bara mencium bibirku, lidahnya menari lincah didalam mulutku. Berkali-kali dia menggigit lembut bibirku, rasanya aku ikut terlena dengan permainannya.

Aku menatap wajah wanita itu sekilas, dia mengepalkan kedua tangannya menatap kearah kami. Entah kenapa, menatap wajah kesal Raina membuatku semangat untuk terus melanjutkan ciuman yang diberikan Bara. Aku memeluk tubuh Bara, mendekatkan dadaku ke dadanya. Ciuman itu terus berlanjut, kini lidahku ikut menyelusup kedalam mulut Bara. Ternyata kehadiran Raina bisa membuat aku jadi segila ini.

Ciuman itu ku hentikan, saat aku menatap adik Bara keluar kamarnya. Bara menatap wajahku dengan kecewa, mungkin dia belum mau mengakhiri ciuman itu. Aku menunjuk kearah Marcell yang berjalan mendekat kearah kami.

"Kak Bara.. Ibu kemana?" tanya Marcell.

"Mungkin di dapur. Coba cari sana!" ucap Bara sambil tersenyum.

Marcell berjalan kearah dapur mencari keberadaan Ibunya. Sementara Bara, kembali menatap kearah ku dengan senyum nakal.

"Lagi.." bisik Bara seperti anak kecil.

"Apa?" Aku tersenyum, pura-pura tidak tahu.

"Cium lagi..." pintanya.

"Tidak. Harusnya kau melakukannya tadi, saat kita masih didalam kamar."

"Ayolah, sebentar saja!" bisiknya.

Aku diam sambil tersenyum, Bara kembali mencium bibirku dengan penuh birahi. Padahal sekertaris judes itu sudah menunggunya dari tadi, mukanya sudah kesal dan mulai mengeluarkan tanduk di kepalanya.

Aku mendorong tubuh Bara, melepaskan ciuman bibirnya di bibirku.

"Sudah.." ucapku sambil tertawa tanpa suara.

"Aku mencintaimu Chika," bisiknya.

"Sudah, berangkat sana!" ucapku sambil memeluk tubuh Bara.

"Sebenarnya kau tidak rela, aku pergi 'kan? Sudahlah, aku di rumah saja bersamamu," tawanya sambil membalas pelukanku.

"Hanya dua hari Mas! Setelah itu, kita bisa sama-sama lagi," tawaku.

"Baiklah, jaga dirimu ya! Aku akan langsung mengabari mu, jika aku sudah sampai nanti." Ucap Bara sambil mengecup keningku, lalu berjalan membawa koper menuju mobilnya.

Raina mendekat kearah ku, matanya menatap penuh kebencian.

"Dua hari yang akan kau sesali seumur hidupmu!" bisik Raina.

Aku menatap tajam kearah wanita itu, tapi dia berjalan meninggalkan aku menuju mobil Bara. Mobil itu berjalan keluar dari halaman rumah Bara. Ada rasa cemas dan takut melepas kepergian Bara. Bagaimana jika wanita itu benar-benar melakukan hal licik untuk mendapatkan Bara. Apa yang harus aku lakukan?

Aku masih diam mematung, aku menatap Ardi datang, berjalan mendekatiku. Jujur, aku masih takut dengannya, aku memilih berjalan masuk kedalam rumah. Tapi secepat kilat, tangan Ardi menyambar tangan kananku. Aku spontan menoleh kearahnya. Mata Ardi menatap kearah ku, ada kesedihan terpancar jelas diwajahnya.

Aku kembali teringat, jika laki-laki dihadapan ku ini, adalah laki-laki yang awalnya begitu aku cintai. Aku tersenyum menatap Ardi, lalu melepaskan tangan Ardi yang menggenggam erat tanganku.

"Adik ipar, kau kemari! Duduklah, kau mau minum apa?" ucap bibirku yang meluncur begitu saja.

"Kau masih marah padaku? Apa sekarang kau membenciku? Aku mohon, maafkan aku Chika," ucapnya.

"Lupakan saja!"

"Aku tahu, kesalahan besarku padamu, mungkin tidak akan pernah bisa dimaafkan!" ucapnya diiringi tangis.

Aku menatap wajah Ardi, aku merasa iba dengan tangis pilunya. Aku mendekat lalu memegang tangan Ardi.

"Aku memaafkan mu, jangan pernah kau ulangi lagi!" ucapku.

Ardi mengusap air matanya, lalu tersenyum manis kearah ku. Tiba-tiba suara Marcell dan Alesha mengejutkan kami. Aku mencoba melepaskan tanganku yang digenggam Ardi. Mudur beberapa langkah dari tempat Ardi berdiri.

Kedua anak kecil itu memeluk Ardi, terlihat jelas mereka begitu merindukan Ardi. Aku berjalan pelan meninggalkan mereka, masuk kedalam kamarku. Aku menatap bayi kecil yang masih pulas dalam keranjang bayinya. Aku mengusap lembut wajah Alghi yang masih terpejam. Alghi menggeliat ringan, lalu kembali tak bergerak.

Kenapa menatap wajah Alghi, membuatku merindukan Bara? Padahal, Bara baru saja berangkat tadi. Dasar Chika!

Bayi Alghi membuka matanya, dia tidak menangis, namun terus menatap wajahku. Tiba-tiba dia tersenyum, membuatku tidak sabar menggendongnya.

"Anak Ibu sudah bangun ya!" ucapku sambil menggendong Alghi.

Aku memindahkan Alghi di atas tempat tidurku, lalu mengambil beberapa foto bersama Alghi, untuk ku kirim ke ponsel Bara.

Bara langsung melakukan panggilan video, ah.., ternyata aku berhasil membuat Bara merindukan kami. Aku mengangkat panggilan video itu, aku menatap wajah Bara yang tersenyum manis.

"Aku baru sampai bandara, tapi sepertinya.., aku sudah sangat merindukanmu." Kata Bara.

"Hanya merindukan aku? Kau tak rindu dengan si kecil Alghi?" tanyaku.

"Rindu keduanya," bisik Bara.

"Mas, aku mohon.., berhati-hatilah pada sekertaris mu itu, aku merasa dia punya rencana buruk pada pernikahan kita."

"Iya, sayang. Aku akan berhati-hati, kau jaga dirimu juga ya! I love you.." Bara mematikan sambungan teleponnya.

Aku bisa merasakan kerinduan yang dahsyat saat ini. Kalau aku tahu merindu itu berat, mungkin tadi aku memilih ikut bersama Bara keluar kota.

Aku berjalan kedalam kamar mandi untuk memandikan Alghi. Setelah selesai memandikannya, aku memakaikan baju ke tubuh Alghi. Aku juga memberi bedak dan parfum bayi pada tubuh Alghi. Kini Alghi sudah terlihat begitu menggemaskan, aku keluar dari kamar untuk mengajak Alghi jalan-jalan.

Tapi diruang tamu, kami dihadang penghuni rumah. Mereka berebutan menggendong Alghi.

"Chika.. Biar Ayah gendong cucuku!" ucap Ayah Bara.

"Aku mau gendong juga Ayah!" teriak Cindy.

"Tidak. Biar Ibu yang gendong, Ibu lebih berpengalaman mengurus bayi," ucap Ibu.

Ardi menatap kearah mereka tertawa keras, rasanya aku baru melihat lagi senyum dibibir Ardi. Tuhan.. Berikan pasangan baik, untuk mantan pacarku yang kini telah menjadi adik ipar ku. Dia juga pantas bahagia, dia juga berhak mendapatkan cinta.

Aku duduk di sofa, menatap kearah mereka yang mengerumuni bayi Alghi. Aku ikut bahagia melihat seisi rumah begitu menyayangi Alghi. Ibu menatap kearah ku, senyum terpancar diwajahnya.

"Nak, ajak Alghi jalan-jalan keluar! Biar Ardi yang menemanimu," ucapnya.

Aku diam, menatap kearah Ibu dengan wajah cemas. Mana mungkin, aku mengajak Alghi jalan-jalan bersama Ardi? Lebih baik aku jalan-jalan berdua dengan Alghi.

"Tapi Ibu..." ,aku tak melanjutkan kata-kataku.

"Aku ikut Kak," teriak Marcell dan Alesha barengan.

"Tuh, ditemani Marcell dan Alesha juga!" ucap Ibu.

Aku mengangguk pelan, menggendong bayi Alghi lalu menidurkan Alghi di kereta bayi. Aku keluar rumah itu bersama Ardi, Marcell dan Alesha menuju taman. Sepanjang perjalanan Ardi menatapku tanpa berkedip. Aku merasa tidak nyaman dengan sikap Ardi, kenapa aku harus sedekat ini dengan mantan pacarku?

"Kenapa menatapku begitu? Aku takut!" ucapku.

Ardi tertawa sambil berkata, "Apa yang kau takutkan? Aku hanya ingin menatap wajah mantan pacarku. Keliatannya kau sangat bahagia, setelah menikah dengan Kak Bara."

Aku diam, aku terus berjalan tanpa menghiraukan ucapan dari mulut Ardi. Tiba-tiba aku tersandung dan hampir jatuh, tapi dengan sigap Ardi merangkul tubuhku. Kini aku tepat berada didalam pelukan Ardi. Mata Ardi menatap wajahku, membuatku mendorong tubuhnya.

"Maaf, aku tidak bermaksud...."

"Tidak apa-apa. Tadi aku lihat kau hampir jatuh, makanya aku berniat menolong!" ucap Ardi.

Saat kami kembali berjalan menuju taman, tiba-tiba dua Ibu bergosip menatap kearah kami.

"Lihat itu Bu, itu bukan istrinya Bara!"

"Yang mana? Yang dorong kereta bayi? Loh, kok.., dia jalan dengan adiknya Bara?"

"Kau tak tahu ya! Wanita itu memang pacar Ardi dulu, tapi dia malah menikah dengan Bara."

"Apa? Pacar Ardi? Kalau mereka pacaran, kenapa nikahnya sama Kakaknya?"

"Gak tahu deh! Kayanya, dia wanita gak bener deh. Mana ada, orang yang mau dinikahin sama Kakak pacarnya sendiri!" ucap Ibu-ibu itu, menatap jijik padaku.

Sontak aku berlari pulang, aku meninggalkan bayi Alghi bersama Ardi, Marcell dan Alesha. Rasanya hatiku sakit sekali, mereka mengatakan aku wanita nakal, wanita tidak baik. Apa yang mereka tahu tentang diriku? Mereka hanya menerka tanpa tahu yang sebenarnya terjadi.

Aku menangis, lalu berlari masuk rumah. Aku tidak menghiraukan teriakan Ibu Bara, yang memanggil namaku. Aku naik kelantai atas, lalu masuk kedalam kamar.

Apa aku ini begitu menjijikan? Apa salah, jika aku menikahi Kakak pacarku? Kenapa? Kenapa Ibu-ibu itu menghakimiku, dengan kata-kata mereka yang menyakiti hatiku..

Tinggalkan jejak Komen,Like atau Jempol, Vote juga untuk dukung Author.

Terimakasih.❤️

1
Ita Lestari
sumpah ini cerita model apa si baru x baca novel begini ya x bercinta dengan kakak dan adiknya jg kesel bgt
Ita Lestari
Cemen bgt jd bini lawan dong segitu doang nyalinya apa masih berharap sama masa lalu
Kamti Rohali
udah tak kasih hadiahnya ya kak voters (❁´◡`❁)(❁´◡`❁)
0316 Toiyibah,S,Pd.
tak ada yg tak mungkin kalau allah berkehendak
Anonymous
Kesel ama tingkah Chika dia merelakan dipeluk dicium dan selingkuh ama Ardi tp ga pernah bsa menerima bara salah sedikitpun.
Rhojak Jhi
ko ceritanya menguras emosi dan air mata,cikako gitu plimplan
Rika Maksum
aaah pingin yg ky bara😍😍
jihan silvia
disini janggal bgt ceritanya. tau fia mandul. tau utu jebakan tp kena tipu juga kan tingal.minta test DNA
Dian Lestari
setres saya bacanya ada yg pembantu yg cara bicaranya kurang sopan sama majikan
Dania
💜💜💜💛💛💛💚💚♥️💕💕💕💝🖤🖤🖤❤️❤️💙💗💗🌷💖💖🖤🖤❤️❤️💙🖤🖤💗💗🌷💖🖤🖤🖤♥️♥️💛🖤🖤🖤🖤🖤💜💛💛💚💚🖤🖤🖤🖤🖤🖤❤️💙💙🖤🖤🖤🖤💖💖🌷🌷💗🌷💖💖🖤🖤🖤
Dania
💜💜💜💜🖤🖤🖤🖤🖤💛💛💛💛❤️❤️❤️❤️💙💙💙💙💝💝💝💚💚💚♥️♥️💕💕🌷🌷🌷🌷💖💖💖💗💗🖤🖤💛💛💛💛💖💖💖🌷🌷💗💗💗💗💜🖤💛💙💙💝💝❤️❤️💛💛🖤🖤💚💚♥️♥️♥️💕💕💝💙❤️🖤🖤🖤❤️💙
Dania
🖤🖤🖤💜💕💛💛❤️❤️💙💝💝♥️♥️💚💚♥️♥️💝💙❤️💛💕💜🖤🌷💖💗💗💚♥️💝💙❤️🖤🖤🖤💜💕💕💛❤️♥️♥️♥️💚💚💝💙❤️💛💛🖤🖤🖤💜
Dania
💜💜💜💜💕💕💕💛💛💛💕🖤🖤🖤🖤❤️💙💙❤️💗💖💖🌷🖤🖤🖤💝💝💚💚🖤🖤🖤♥️♥️💝🖤🖤🖤❤️💙💙❤️🖤🖤💛💛💕💜🖤🖤🖤🖤
Dania
Aku juga ga mau dijodohin
Pokoknya aku ga mau .............................

Tapi Kalo Ganteng, Baik, keren 👍👍👍 Aku mau 😂😂😂
Rena Karisma: 🤭🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Ndung
d tunggu season 2,
Farsdik Wind
Baperrr
Farsdik Wind
Gmn klo hamil anak ardi
Farsdik Wind
Reaksi bara liat istrinya dgtuin m adiknya kq gt
Farsdik Wind
Bara kq gt tega ninggalin istri dg sekretaris gila
Farsdik Wind
Istrinya ud dilecehkan tp kq reaksinya gt aj
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!