NovelToon NovelToon
12th Layers

12th Layers

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Sci-Fi / Misteri
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: GrayDarkness

Maelon Herlambang - Pria, 16 Tahun.

Dibesarkan di lapisan pertama, panti asuhan Gema Harapan, kota Teralis. Di sekeliling kota ditutupi banyak tembok besar untuk mencegah monster. Maelon dikhianati oleh teman yang dia lindungi, Alaya. Sekarang dia dibuang dari kota itu dan menjadi umpan monster, Apakah Maelon bisa bertahan hidup didunia yang brutal dan tidak mengenal ampun ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GrayDarkness, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9: Reruntuhan Misterius

Pagi itu datang tanpa warna. Langit hanya sekadar kelabu, tidak menawarkan cahaya, tidak pula menyembuhkan dingin yang menyelusup ke tulang. Maelon bangkit perlahan dari tanah yang keras, tubuhnya masih lelah, tapi rasa lapar dan dingin tak memberinya pilihan selain melangkah. Ia berjalan menyusuri jalur yang tidak dikenalnya, membiarkan kaki menuntunnya entah ke mana. Tidak ada tujuan, tidak ada arah pasti—hanya satu harapan yang tersisa: bertahan.

Langkahnya akhirnya membawanya ke sebuah lembah kecil yang tersembunyi di balik bukit reruntuhan. Di sana, teronggok sosok yang tak semestinya ada di alam terbuka—sebuah kepala logam raksasa, separuh tertanam dalam tanah, dengan bentuk menyerupai wajah manusia… tapi terdistorsi. Mata-matanya bulat, kosong, dengan retakan yang menganga. Rahangnya terbuka, memperlihatkan barisan gigi logam yang compang-camping. Di lehernya, potongan-potongan kabel menjuntai seperti urat terputus. Besinya sudah berkarat, namun di beberapa bagiannya, Maelon melihat noda merah tua yang menempel—beku, kering, seolah darah pernah mengalir dari tubuh buatan itu.

Ia mendekat perlahan. Tempat ini… terasa bisu. Seperti panggung setelah pertunjukan usai. Ada sesuatu yang hening namun berat, seakan puluhan, mungkin ratusan jiwa pernah jatuh di sini, dan tanah ini masih menyimpan suara jerit mereka. Di antara pecahan-pecahan besi dan puing, Maelon menemukan sesuatu yang tampak seperti buku catatan tua. Kertasnya rapuh, sebagian telah dimakan waktu, tapi beberapa potong tulisan masih bisa terbaca.

Tulisannya tergores tergesa, dan bergetar:

“...kami pikir mereka bisa dikendalikan… tapi mereka berpikir... kami lemah. Ferravox bukan hanya sistem… dia berpikir sendiri… kami bukan tuan…”

“...Lapisan ke-4? Tidak, ini bukan teknologi biasa. Ini kehendak besi yang memberontak…”

“...jika siapapun menemukan ini… jangan aktifkan apa pun… matikan semuanya… suara itu masih terdengar bahkan setelah mereka mati...”

Maelon membeku. Kata-kata itu menggema dalam benaknya, menyentuh sesuatu yang ia sendiri tak mengerti. Ferravox? Ia belum pernah mendengar nama itu sebelumnya, tapi ada sesuatu dalam ejaannya yang berat—seperti logam yang mengandung kehendak. Apakah tempat ini sisa dari perang Doctrina lain? Atau ini jejak dari kekuatan yang telah lama dilupakan?

Ia memandang kembali kepala besi itu. Kini bukan hanya rasa penasaran yang tumbuh, tapi juga kecemasan. Tempat ini adalah peringatan. Namun seperti semua hal dalam hidup Maelon, peringatan datang terlambat. Ia sudah di sini. Dan sesuatu dari masa lalu mungkin saja masih hidup, tersembunyi di balik logam yang rusak dan tanah yang membatu.

Maelon duduk di antara reruntuhan, matanya terfokus pada kertas tua yang ia temukan. Kata-kata itu terus berputar dalam pikirannya, membentuk lingkaran tanpa henti. Dalam diamnya, pikirannya melayang jauh ke atas—menembus lapisan demi lapisan dunia yang terbentang di atasnya.

Lapisan pertama, tempat ia dilahirkan dan dibesarkan, tempatnya dijerumuskan dalam kegelapan dan kepahitan. Tempatnya diperlakukan seperti sampah, hanya layak untuk dibuang atau dihancurkan. Di sinilah ia terperangkap, di balik tembok yang tinggi, menghalangi apa yang ada di luar sana—bahaya yang lebih besar dari apapun yang bisa ia bayangkan. Namun, meski hidupnya penuh derita, ada satu hal yang selalu mengusik pikirannya: lapisan atas.

Ia sering mendengar cerita tentang mereka—mereka yang tinggal di lapisan-lapisan lebih tinggi. Orang-orang dengan kekuatan luar biasa, yang mengendalikan kekuatan Doctrina yang bahkan Maelon tidak bisa bayangkan. Mereka hidup dalam kemewahan dan kenyamanan yang tak terjangkau bagi orang sepertinya. Hidup yang penuh dengan keindahan dan kesempurnaan. Tapi, apakah itu semua? Ataukah ada sesuatu yang lebih gelap di balik lapisan-lapisan itu?

Kekuatan Aetheron yang kini mengalir dalam tubuhnya membangkitkan rasa ingin tahu yang jauh lebih dalam dari sebelumnya. Kekuatan yang sangat luar biasa, yang seakan memberi kehidupan baru pada tubuhnya yang ringkih. Namun, seiring dengan kekuatan itu datang juga beban yang mengerikan—bisikan, dorongan untuk berbuat lebih dari sekadar bertahan hidup. Ada rasa takut yang menggerogoti, seperti sebuah bayangan yang terus mengejarnya, mengingatkan Maelon bahwa ia tak lagi seperti dulu. Kekuatannya telah berubah, dan itu menuntut harga yang tinggi. Apa yang akan terjadi jika ia semakin kuat? Akankah ia menjadi seperti para Lunatics yang ia temui, tenggelam dalam kegelapan tak terkendali?

Dan apakah lapisan-lapisan itu, tempat orang-orang yang mengendalikan dunia ini, benar-benar lebih aman? Atau mungkin mereka juga terperangkap dalam permainan yang lebih kejam, di dalam ketegangan yang tak terlihat oleh mata orang biasa? Apa yang sebenarnya ada di lapisan-lapisan itu? Mungkin para penguasa di sana memiliki kekuatan yang lebih mengerikan, lebih gelap dari apa yang ia bayangkan—kekuatan yang bahkan mampu memutarbalikkan kenyataan. Mereka yang di atas mungkin hidup dalam kemewahan, tapi apakah itu benar-benar kebahagiaan? Atau, seperti dirinya, mereka hanya terperangkap dalam lingkaran kekuatan yang tak pernah selesai, berjuang untuk mempertahankan diri mereka dari sesuatu yang jauh lebih mengerikan?

Maelon menatap langit kelabu, seakan mencoba menembus batas-batas dunia yang tampak terpisah. Ada sesuatu yang tidak beres dengan dunia ini, dan ia mulai merasakan ketidaknyamanan yang dalam. Apakah mungkin ia hanya sebuah pion dalam permainan yang lebih besar? Para penguasa lapisan atas, apakah mereka juga berjuang melawan kekuatan yang lebih besar daripada mereka sendiri? Bagaimana jika di atas sana, mereka juga berada dalam kegelapan yang sama, hanya berpura-pura hidup dalam cahaya?

Ia merasakan beban kekuatan Aetheron yang terus berkembang di dalam tubuhnya. Semakin kuat ia, semakin gelap dunia ini terasa. Apakah itu harga yang harus ia bayar untuk naik ke lapisan atas? Apakah lapisan-lapisan itu benar-benar tempat yang lebih baik, ataukah hanya kedok untuk menyembunyikan kenyataan yang lebih kelam?

Dengan pikiran penuh pertanyaan, Maelon melangkah kembali ke jalan setapak yang tersembunyi di antara reruntuhan, merasa lebih terasing dari sebelumnya. Dunia ini semakin sulit dimengerti.

Maelon akhirnya menemukan sebuah bangkai binatang yang telah membusuk sebagian, teronggok di sudut reruntuhan yang lembab dan sepi. Baunya menyengat, dagingnya kehijauan, tapi itu satu-satunya yang ia temukan setelah dua hari penuh kelaparan. Dengan tangan gemetar, ia mencabik bagian yang tampak paling mungkin untuk ditelan. Rasanya busuk dan membuat mual, namun Maelon menahan semuanya. Ia tahu, di luar tembok ini, tak ada lagi kemewahan memilih. Di sini, bertahan hidup adalah satu-satunya hukum yang berlaku.

Setelah menelan suapan terakhir, tubuhnya limbung, tapi tidak karena makanan itu—melainkan karena dorongan lain yang muncul dari dalam dirinya. Sejak ia mendapatkan tanda kutukan itu, dan kekuatan Aetheron mulai menyatu dengan dirinya, ada sesuatu yang terus tumbuh, mendesak dari dalam: dorongan untuk memahami, untuk mengerti. Kekuatan itu terasa seperti api dingin yang mengalir di bawah kulitnya, hidup namun tak terkendali. Dan di tengah keheningan reruntuhan, Maelon akhirnya memutuskan untuk duduk diam. Ia harus tahu apa yang bersemayam dalam tubuhnya.

1
Aisyah Christine
pasti susah utk memahaminya. bagaimana maelon bisa bersatu dan berkomunikasi dgn kekuatan baru
Aisyah Christine
ini kulivator moden thor😂
Aisyah Christine
perjuangan yang belum tuntas.. smoga bisa bekerjasama dgn tubuh yang baru.
Aisyah Christine
entah ini 1 keberkahan atau kutukkn tapi yg jelas maelon semakin kuat
Aisyah Christine
apa kayak parasit? tubuhnya udh pindah ke ank remaja itu?
GrayDarkness: 10/10
total 1 replies
angin kelana
survival..
angin kelana
pertama baca coba lanjut..
GrayDarkness: terima kasih banyak, semoga suka.
total 1 replies
Aisyah Christine
terus bertahan untuk hidup
Aisyah Christine
tanda dr makhluk aneh itu
Aisyah Christine
lebih baik mencoba sesuatu dr mati sia²😂
Aisyah Christine
cerita yang menarik. lanjut thor
GrayDarkness: terima kasih, do'ain aja biar bisa dieksekusi dengan baik. kalo ada kesalahan bilang aja biar nanti langsung diperbaiki.
total 1 replies
GrayDarkness
terima kasih sarannya akan diperbaiki secepatnya
azizan zizan
kekuatan ini datang bukannya dengan paksaan.. di ulang2 terus..
GrayDarkness: done, sedang direview terima kasih. kalo ada yang lain bilang aja, biar langsung diperbaiki.
total 1 replies
GrayDarkness
Betul, puitis.
Aisyah Christine: gaya bahasa nya lebih pada malay. maka aku faham😂
total 1 replies
azizan zizan
ini novel peribahasa kah apa ini.. alurnya berbelit-belit..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!