Aqila Prameswari dan Qaila Prameswari adalah saudari kembar yang lahir dari pasangan suami istri Bayu Sucipto dan Anggi Yulia. Dua gadis cantik nan ramah ini menjadi buah bibir di sekolahnya, SMK Binusa, seakan tiap laki-laki memimpikan kedekatan dengannya.
Namun, walaupun penampilan mereka begitu sama, bak pinang dibelah dua, ada satu hal yang membedakan mereka: sifat mereka. Qaila Prameswari, adik kembar Aqila, memiliki karakter yang sangat berbeda dari kakaknya.
Bagai langit dan bumi, perbedaan sifat antara Aqila dan Qaila menjadi satu fenomena menarik di kalangan teman-teman sekolah mereka. Sementara Aqila dikenal sebagai sosok yang hangat dan penuh semangat, Qaila memiliki pesona misterius yang mengundang rasa penasaran dan takjub sekaligus.
Aqila, seorang gadis cantik yang telah memiliki kekasih, yaitu seorang mahasiswa di universitas terkemuka di kotanya. Sementara itu, Qaila - sang adik kembar, sama sekali tak tertarik berpacaran dan bahkan tak memiliki teman laki-laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22
" Qai!" Panggil gavi dari dalam kamar.
Qaila yang sudah siap dengan seragam sekolah nya sedang duduk di meja makan untuk memakan sarapannya.
" Qai!" Panggil gavi lagi, membuat qaila yang tinggal menghabiskan satu suapan roti ke dalam mulutnya pun jadi terganggu.
" Qai, celana dalam gue mana?" Tanya gavi yang keluar dengan hanya menggunakan handuk yang melilit di tubuh bagian bawahnya saja.
" Gue gak tau!" Balas qaila sambil mengangkat bahu nya acuh.
Qaila berusaha untuk tidak melihat kearah gavi, apa lagi gavi tidak memakai pakaian nya.
" Serius dikit lah qai? Gue ada kelas pagi ini, kan lo yang nyuci baju tiap hari." Tanya gavi berdecak kesal.
" Ya emang, tapi gue gak ngerasa nyuci sempak lo!" Balas Qaila dengan wajah memerah.
Mendengar itu gavi langsung mendekati qaila, membuat tubuh qaila langsung menegang.
" Lo mau ngapain?" Tanya qaila langsung beringsut menjauhi gavi.
" Ayok ikut gue!" Ucap gavi menarik paksa tangan qaila agar ikut dengannya.
" Lo apa apa an si? Lepas gak!" Ucap qaila berusaha memberontak.
Tapi karena tenaga qaila tidak sebanding dengan gavi, terpaksa qaila mengikuti gavi yang membawa nya ke area laundry.
" Periksa!" Ucap gavi melepaskan tangan qaila dan menunjuk keranjang cucian baju kotor.
" Enggak!" Balas qaila membuat gavi membulatkan kedua matanya.
" Buka!" Ucap gavi geram dan qaila masih tetap tidak mau membuka keranjang baju kotor itu.
Gavi yang kesal pun langsung membuka keranjang baju kotor itu dan menarik tangan qaila agar mendekat.
" Lihat!" Ucap gavi dengan dada naik turun.
" Gak mau gavi!" Ucap qaila memejamkan matanya.
" Lo bisa liat qai! Tapi kenapa lo nyuci tapi sempak gua gak lo cuci!" Ucap gavi geram.
" Ya lo pikir aja sendiri! Untung untung gua mau nyuciin baju lo." Balas qaila pelan.
" Lo kan udah jadi istri gua qai, ini emang udah kewajiban lo sebagai istri gue!" Ucap gavi begitu gemas dengan tingkah qaila.
" Lo emang gak malu apa, sempak lo di pegang pegang sama orang lain?" Ucap qaila dengan wajah memerah.
Gavi yang mendengar ucapan qaila pun langsung mengacak-ngacak rambut nya sendiri karena kesal.
" Itu cuma sempak! Lo mau pegang, mau ngeremes sekalipun gak masalah!" Ucap gavi membuat qaila bergidik ngeri mendengar nya.
" Gk! Pokonya gue gak mau nyuciin untuk yang satu itu!" Ucap qaila tetep kekeh.
Gavi menggelengkan kepalanya tak setuju, " gue gak mau tau, pokonya lo gak boleh ninggalin sempak gue di keranjang kotor lagi, lo gak boleh pilih pilih kalo mau nyuci!"
" Kenapa gak lo cuci sendiri aja sih!" Cicit qaila kesal.
" Gunanya punya istri buat apa?" Balas gavi sambil berkecak pinggang.
" Lo kalo mau nyari istri tapi lo jadiin babu kenapa gak cari babu beneran aja sih!" Balas qaila.
" Siapa yang mau jadiin lo babu, itu emang udah tugas lo! Bahkan tugas seorang istri bukan cuma itu aja, istri itu harus oatuh dan nurut apa kata suami. Bahkan kalo suami minta jatah malam lo juga harus nurut!" Ucap gavi kadung kesal.
Qaila membulatkan kedua matanya mendengar ucapan gavi barusan, sungguh qaila ingin kabur saja saat ini.
Qaila bukan lagi anak kecil, dirinya sudah tau apa maksud ucapan gavi tentang jatah malam kalau bukan melakukan hubungan suami istri.
" Lo macem macem, gue gampar ya gav!" Ucap qaila tak mau kalah dari gavi.
" Ya makanya lo nurut apa kata gua! Lo cuma gua suruh nyuci sempak, jangan sampe gua paksa lo mandiin anu gue!"
" Mulut lo kotor banget!" Ucap qaila begitu kesal.
" Tugas istri nurut sama suami!" Ucap gavi kembali menekan kata kata itu.
" Iya bawel! Yaudah sana lo pergi, katanya ada kelas pagi." Cicit qaila.
" Sempak gue gak ada, gu pinjem sempak lo!"ucap gavi lalu segera berlalu dari sana.
Qaila pun terkejut dan langsung melotot melihat kepergian gavi.
" Gavi! Jangan macem macem sama barang pribadi gue!" Teriak qaila dengan nafas memburu.
°°°°°
" Lemes banget qai, tumben?" Tanya amel melihat qaila yang lemas tidak seperti biasanya.
" Ngantuk banget gue, begadang semalam." Balas qaila sambil menguap.
" Begadang? Maraton lo?" Tanya amel heran.
" Enggk! Gue lagi ngerjain projek baru." Balas qaila.
" Projek apa an?" Bingung amel.
" Ada deh!" Balas qaila yang masih ingin merahasiakan soal dirinya yang sudah bekerja.
" Mel, kantin yuk!" Ajak aqila yang tiba tiba memanggil amel.
" Ayok!" Balas amel cepat.
" Ayuk qai, laper udahan gue." Ucap amel.
" Lo aja deh, gue masih kenyang." Balas qaila.
" Gak asik lo mah!" Balas amel.
" Ngantuk gue, mau tidur aja." Ucap qaila lagi.
" Yaudah gue duluan ke kantin, bye!" Ucap amel.
Aqila yang melihat qaila menolak ajakan amel pun hanya diam, dirinya juga masih enggan untuk kembali dengn qaila.
" Lo berdua lagi berantem ya?" Tanya amel kepada aqila.
" Enggak." Balas aqila.
" Lo berdua kalo di tanya enggk enggak mulu,tapi gue tau lo berdua gak kaya biasanya." Cicit amel.
" Perasaan lo aja kali." Balas aqila.
" Udah deh kalian tu harus akur akur, gue tau qaila itu gak punya teme lagi selain kita berdua qil." Ucap amel.
" Lo kok jadi gitu si bilang nya?" Tanya aqila kesal.
" Bukan maksud gue ngebela qaila, cuma lo tau sendiri qaila gimana kan? Lo bahkan jauh lebih tau dari pada gue." Ucap amel lagi
Aqila mendengus sebal, tapi tak mau marah juga dengan amel. Karena yang di bilang amel itu emang benar, selain dirinya qaila hanya dekat dengan amel.
Di kelas, qaila yang berniat untuk tidur sebentar pun tak jadi. Qaila mengambil tab nya dan mulai membuka beberapa projek yang ia buat di sana.
Bahkan saat ini, qaila tengah memilih kampus yang akan ia pilih nanti setelah lulus. Ada beberapa kampus terbagus yang memiliki jurusan desain, salah satunya kampus yang di tempati gavi.
Tapi qaila tidak akan memilih kampus itu, melainkan qaila memilih kampus yang lebih dekat dan juga kualitas nya tak berbeda jauh.
" Gue bakal bilang ke gavi nanti pas pulang deh, kalo gue bakal lanjut kuliah. Lagi pula hubungan gue sama dia gak mungkin berlanjut lama ." Gumam qaila.
Qaila kembali memasukkan tab nya ke dalam tas, dirinya saat ini jauh lebih semangat karena untuk biaya kuliahnya nanti qaila sudah tidak pusing pusing meminta kepada papa nya.
Qaila sudah memiliki penghasilan sendiri, bahkan jika dirinya berpisah dengan gavi nanti qaila akan mempersiapkan segalanya. Kemungkinan qaila akan memilih hidup ngekos dari pada kembali kerumah orang tuanya.