Sepasang suami istri yang saling mencintai dengan ekonomi kehidupan yang telah mapan harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa sang wanita tak mampu memberi keturunan! Hal itu membuat Beril Destia kecewa atas dirinya sendiri!
Sementara sang suami Bastian Devald juga pihak keluarganya telah begitu mengidamkan sosok malaikat kecil diantara mereka! apakah Beril akan dengan sengaja membagi belahan hatinya pada wanita lain demi seorang keturunan? atau dia justru mengundurkan diri sebagai seorang istri dan merelakan segala kenangan indah bersama sang lelaki pujaan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kericuhan Di Ruang Rawat!!
Dia disini?? Bastian Devald, dia datang untukku!
Sudut bibir Beril perlahan terangkat ke atas, paras tampan nan teduh dari Bastian yang berada tepat dihadapannya membuat Beril perlahan menyatukan hidung mancungnya dengan milik Bastian!
"My pookie, I can't get enough to see your face! why you're so handsome?? hmmm??"
"Because iam your man!!"
"Bastian-," Beril seketika mengangkat telapak tangan namun Bastian sengaja menahannya hingga jemari sang wanita kembali mendarat pada pipi Bastian.
"Ssssttt!!! kenapa dirimu jadi malu-malu seperti ini honey??"
"Apa kau mendengar semua perkataan ku?!"
"Mmmm-, bagaiamana aku harus menjawabnya??" tatapan netra hazel itu seketika membuat Beril membeku.
"Terserah!!"
Bastian terkekeh, pria itu kembali meraih dagu Beril yang hampir memalingkan wajah dan mengacuhkan nya!
"Aku mencintaimu-, dari awal kita bertemu hingga nanti di penghujung nafasku, Beril Destia!"
Aku bahagia-, aku bahagia karena bisa menghabiskan waktu bersama mu, Tuan Devald!!!
Tok tok tok!!!!
"Aaiiisshhh!!! siapa yang datang sepagi ini??"
"Bastian-, ini sudah pukul 09.30!" Beril mendorong perlahan tubuh besar sang suami supaya pria itu turun dari ranjang pasien!
"Benarkah?? kenapa rasanya waktu cepat sekali berlalu saat diriku bersamamu, honey!??" Bastian merengek sebelum akhirnya mendekatkan bibir ke arah sang istri.
"Jangan memulainya!! Mmmmmppphhhh-,"
"Selamat pagi, Nona-,"
Andrew Sky yang tiba-tiba muncul seketika membuat Beril mendorong dada bidang sang suami,
"Andrew!?? kau kemari??!"
"Begitu lah! aku sempat mengunjungi gallery tapi-, beberapa karyawan berkata bahwa dirimu tengah menjalani perawatan dan harus berada di hospital! jadi-, aku mencarimu kemari saat Lora memberikan alamatnya!"
Bocah ingusan ini??? aku sungguh tak menyukai kehadiran nya!!!
Tatapan Bastian menajam!! Andrew Sky yang perlahan melangkah mendekati ranjang dengan wajah canggung membuat Beril turut kebingungan atas ulah Bastian.
"Aku tak tahu harus membawa apa, jadi-, aku sengaja membeli bunga mawar ini untuk mu, Nona!"
"Seharusnya dirimu tak perlu merepotkan diri seperti ini, Tuan Andrew!! istriku tak begitu menyukai pemberian dari bocah ingusan seperti dirimu!! lagipula-, aku bisa memberikan lebih daripada ini padanya!"
"Tuan Devald!!! siapa sebenarnya wanita yang bersamamu saat itu!? kau bersama seorang gadis dan mengunjungi salah satu klinik kandungan beberapa hari lalu bukan?? atau mungkin diriku salah lihat??" Andrew berujar santai sembari tersenyum sinis ke arah Bastian,
"Itu sama sekali bukan urusan mu!!"
"Ehhmmm!!! apa kau tak menghargai keberadaan Nona?? aku bersedia untuk menjadi pengganti mu jika memang kau ingin bermain dibelakang Nona!!"
Bruuugghhh!!!!
Astaga!!!! kenapa lagi-lagi mereka harus berkelahi!!??
"Dasar tak tahu diri!!! apa kau sengaja ingin memancing amarahku?? baiklah!!! aku akan meladeni mu, bocah ingusan!!!" Bastian menindih tubuh Andrew dan menarik kerah kemeja sang lawan bicara sebelum akhirnya melayangkan pukulan dengan brutal.
"Bastian!!! hentikan!!! Bastian!!!! aku mohon!!!"
"Pergilah ke neraka bastard!!!!!"
Beril yang panik akhirnya berteriak hingga Heinrich juga beberapa perawat melangkah terburu memasuki ruangan!
"Bastian!!! hentikan!!!"
"Dia-, mulut sampahnya ini sungguh tak bisa ku toleransi dokter Heinrich!!! biarkan aku mengirimnya ke neraka!!!" Bastian berujar remeh dengan telapak tangan yang masih mengepal sempurna dan mendarat pada rahang Andrew.
"Hentikan Bastian!!!! apa kau sudah gila!??? ku bilang hentikan!!!!"
Heinrich berteriak frustasi sebelum akhirnya melerai serta menarik tubuh besar Bastian Devald hingga pria itu berdiri di samping tubuhnya.
"Sadarlah Bastian!!! apa yang kau lakukan hanya akan memperburuk keadaan!!!"
"Dia yang memulai!!" Bastian memalingkan wajah dengan rahang menegang.
"Kau yang tak mampu mengendalikan diri, aku hanya-,"
"Kalian diam!!! kalian ini benar-benar seperti anak kecil!! apa aku harus memanggil security?? " suara Heinrich kembali menggema memenuhi ruangan, tatapan tajamnya membuat semua orang bungkam seribu bahasa.
****
Empat bulan berlalu tanpa terasa!
Kehidupan rumah tangga Beril juga Bastian nampak berjalan cukup hangat di tengah kehadiran Jessica! sikap Beril yang selalu dewasa juga bijaksana dalam menghadapi hal-hal sensitif juga rumit dalam kehidupan mereka bertiga membuat Jessica kembali sadar diri dan kian memahami bahwa tak ada lagi ruang bagi dirinya didalam hati Bastian.
Seperti hari sebelumnya-, Bastian pagi itu sama sekali tak bisa beraktivitas karena kondisi nya yang tiba-tiba memprihatinkan.
"Kak Beril!!!"
"Bagaimana kondisinya?? apa dia masih terus mual juga muntah??" Beril seketika menerobos masuk dan menghampiri Jessica yang menampilkan raut wajah khawatir didepan wastafel kamar mandi.
"Begitulah!! Tuan Devald juga sama sekali tak bisa menelan makanan dari tadi malam kak!"
Astaga!!! bagaimana ini?? aku tak mungkin membiarkan Jessica yang tengah hamil besar untuk mengurus Bastian seorang diri!
Beril seketika meraih ponsel, ia menghubungi seseorang sebelum akhirnya kembali fokus pada Bastian.
"My pookie-, apa situasinya semakin teruk??"
"Honey-, entahlah! aku sungguh tak bisa kemana-mana untuk hari ini!"
"Jangan pikirkan tentang pekerjaan! lebih baik kita ke dokter sekarang! hari ini juga merupakan jadwal Jessica untuk kontrol ke dokter kandungan bukan?!" Beril tampak kesulitan dalam memapah tubuh tegap sang suami yang berakhir lemas di atas ranjang.
"Kak-, aku bisa pergi untuk ke dokter kandungan sendiri! kakak pergilah bersama Tuan Devald!"
"Tidak Jessica!!! lebih baik kita pergi bersama!! kau tengah hamil besar mana mungkin aku membiarkan mu bepergian seorang diri?! dirimu juga bayimu merupakan tanggung jawab ku! jadi jangan menolak!!"
"Baiklah kak! aku akan segera siap!!" Jessica seketika meraih bathrobe dan melangkah menuju shower rooms.
"Honey-, aku ingin bersamamu! jangan pergi!"
"Sssttt, aku disini my pookie! aku tak akan kemanapun hari ini! tidur lah lebih dulu-, kita akan pergi dalam 30 menit lagi!"
"Bisakah kita pindah ke kamar kita, honey!? aku ingin tidur bersamamu! kepalaku sungguh pusing saat berada di ruangan ini!"
Beril tersenyum lembut , ia akhirnya kembali memapah tubuh Bastian untuk melangkah menuju kamarnya.