NovelToon NovelToon
Unwanted

Unwanted

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Percintaan Konglomerat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Pelakor jahat
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Purpledee

Trisha Adalah gadis yang tinggal di sebuah desa di australia, keluarganya sangat ketat dengan pergaulannya, ia bersama sepupunya Freya hanya di perbolehkan bekerja dirumah dan membantu pekerjaan rumah, bahkan ia tidak di perbolehkan untuk bekerja atau pun kuliah. Sampai di suatu ketika Freya membawa kabar bahagia pada Trisha bahwa ia akan menikah dengan seorang lelaki yang berasal dari ibu kota. Kedua keluarga membuat perjodohan itu, dan semuanya mulai di sibukan untuk acara pernikshsn, namun tanpa disangka-sangka Trisha bertemu dengan seorang lelaki tampan di sebuah toko kue. Pandangan mereka berdua bertemu, Trisha hanya memandang lelaki itu biasa saja, namun tidak dengan lelaki rupawan bernama Adrian, yang ternyata lelaki yang akan di jodohkan dengan Frey.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purpledee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22. Ancaman

Semua orang sudah menunggu di meja makan termasuk tuan jeradin, tidak ada satu pun orang yang berani menanyakan dimana Adrian dan Trisha, mereka hanya terdiam dan menunggu. Tuan Jeradins memandang setiap orang yang duduk di meja makan, dan tidak ada satupun orang yang menatapnya, mereka hanya menundukan kepalanya. “Lydia,” panggil Tuan Jeradin. “Iya tuan.”

 “Panggil Adrian dan Trisha.”

 “Baik tuan.”

Semua orang nampak menegang. Disisi  lain Lydia sedikit berlari untuk segera sampai di kamar Adrian. Namun dari Jauh sayup-sayup ia mendengar suara Adrian yang tengah berteriak-teriak. Lydia memelankan langkahnya saat hampr mendekati pintu, ia menempelkan telinganya di pintu. Dan benar saja apa yang dia dengar. Adrian dan Trisha sedang bertengkar. Lydia tersenyum puas, lalu kembali pergi. Ia segera pergi menghampiri tuan Jeradin untuk menyampaikan apa yang sedang terjadi.

 “Mana mereka?” tanya Tuan Jeradins, sementara Lydia masih mengatur nafas untuk menyampaikannya. “Mereka sedang tertengkar tuanku, aku sudah mengetuknya beberapa kali, namun mereka tidak mendengarnya.” 

 Tuan Jeradin mendengus kesal, tangannya mengepal di atas meja. “Kita akan menunggu mereka sampai mereka datang. Sepuluh menit berlalu, Adrian dan Trisha datang ke ruang makan sambil menundukan kepalanya. “Maafkan kami, kami terlambat.”

 “Duduklah.”

Semuanya menelan ludah gugup, bahkan makanan pun belum ada yang tersenyum sedikit pun. Trisha duduk di samping Adrian, bahkan saat itu ia tidak berani untuk mengangkat kepalanya. Tuan Jeradin menatap Adrian dan Trisha bergantian, air wajahnya sudah terlihat jelas jika dia sedang marah. 

 “Sepanjang hidupku, tidak ada yang duduk setelah aku! Di meja makan ini. Tidak ada orang yang membuat kesalahan seperti ini denganku!” Tegas Tuan Jeradin. Trisha mencengkram tangan kirinya karena takut. Namun yang jadi bulan-bulanan amarah Tuan Jeradin adalah Adrian.

 “Siapa kau tanpa nama belakangku, Adrian?! SIAPA KAU TANPA NAMA BELAKANGKU?!” teriak Tuan Jeradin. “Lihat istrimu, dia gadis muda yang polos. Trisha katakanlah kau tidak tau apapun.” Tambah Tuan Jeradin. Namun Trisha hanya menunduk dan sesekali menghapus air matanya dengan kasar.

 “Audy, Esme, bukankah aku menyuruh kalian untuk menjelaskan aturan dan konsep di rumah ini kepada gadis ini? KATAKAN!” Tuan Jeradin menggebrak meja beberapa kali sampai gelas-gelas bergetar karenannya.

 “Maafkan kami tuan tapi-”

 “DIAM! Apa kau akan mengatakan jika semua salah keluarganya? Jangan salahkan keluarga gadis ini.” Bentaknya. Semuanya terdiam. Sampai Tuan Jeradin bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan meja makan. Semuanya menatap Trisha dan Adrian dengan kesal dan kecewa. Namun mereka pun tidak bisa berbuat apa-apa.

...○...

 Setelah makan malam selesai Adrian dan Trisha kembali kekamar mereka. Begitu sampai di kamar, Adrian melemparkan Selimut dan bantal ke sofa. Tidak ada percakapan apa pun setelah itu. Disaat Trisha sudah tertidur di sofa, Adrian masih terjaga, ia hanya duduk di tempat tidur dan memandang Trisha dari tempatnya. Dia beranjak, mencoba mencari angin segar yang bisa membawa semua rasa perih, sakit, dan malu di hatinya.

 Angin tidak membawa semua perasaannya, saat ia kembali ke kemar, ia melihat Trisha yang tertidur dengan lelap. Ia mendekatinya menatap wajahnya dengan seksama, dari sudut mata Trisha masih bisa terlihat genangan air mata yang tersisa. Perlahan Adrian mendekatkan bibirnya, ia menyimpan kecupan singkat di kening istrinya, sebelum menyelimutinya.

 Di pagi harinya, Adrian pergi untuk bekerja, ia berjalan menuju parkiran mobil, menghampiri Izel yang sudah menunggunya. “Selamat pagi Tuan mudaku.” Sapa Izel. Adrian tersenyum lalu merangkul Izel dan bicara dengan berbisik-bisik. “Beritahu para penjaga di rumah ini, jangan biarkan Trisha pergi kemana pun. Bahkan jika dia keluar mereka harus melapor padaku. Ktakan itu pada mereka!”Titah Adrian.

 “Tenang saja, aku akan menurusnya.” Kat Izel.

Adrian pun pergi bekerja. Disisi lain, Trisha yang saat itu baru selesai mandi di kejutkan oleh nada dering sebuah pesan yang masuk ke ponselnya. Ia bergegas membuka pesan itu, Trisha seketika membekap mulutnya saat melihat sebuah foto masalalunya dan sebuah pesan di bawah foto itu “Temui aku di taman, jika tidak aku akan sebarkan foto ini.” Isi pesan itu.

 Foto itu memperlihatkan dirinya dan William tengah berfoto mesra, namun foto itu sudah cukup lama, namun William masih menyimpannya. Trisha terkesiap, ia duduk lemas di tepi tempat tidur. Ia tidak bisa tinggal diam saja,Trisha segera bersiap, lalu menyambar mantel dan tasnya lalu pergi, meski ia tidak tau harus meminta izin kepada siapa supaya ia mendapatkan Izin.

 Di saat ia keluar dari kamarnya dengan tergesa-gesa, tidak sengaja dia bertemu dengan ibu mertuanya. “Ibu,” sapa Trisha yang berusha bersikap biasa saja. Ibu mertuanya melihat Trisha dari atas sampai bawah. “Kau mau kemana? Sudah rapih begini?” tanya Esme sambil tersenyum.

 “Ah, aku hanya akan jalan-jalan sebentar di sekitar sini.”

 “Adrian tau?” 

 “Adrian akan menjemputku setelah itu, dan makan siang bersama.”

 “Kau sedang stres Trish berada disini?”

 “Tidak bu, ibu tau hubunganku dengan Adrian akhir-akhir ini sedikit-”

Esme mengelus puncak kepala Trisha dengan penuh kasih sayang. “Iya… ibu tau, bagaimana jika ibu akan menyuruh seseorang untuk mendampingimu?”

 “Tidak perlu bu, lagi pula hanya di sekitar sini saja.”

 “Janji hanya jalan-jalan?”

 “Iya bu.”

 “Jangan lama-lama ya.”

 “Iya, terima kasih bu.”

 “Iya, hati-hati.”

Esme pun pergi setelah itu, dan Trisha menghela nafas lega. Ia berjalan menuju keluar mansion. Ia seperti keluar dari sebuah penjara dan akan di tangkan kapan saja jika ketahuan. Namun Trisha bisa sedikit lega karena orang-orang rumah sedang sibuk bekerja. Tapi sialnya, dari jauh ia melihat penjaga yang tengah stand by di depan gerbang, tidak ada jalan keluar lain selain gerbang kedua ini, dan mustahil Trisha keluar dari gerbang utama yang pengawasannya sangat ketat. Namun lagi-lagi ia bersikap normal. Ia menarik nafas panjang dan berjalan melalui dua penjaga.

 “Nona? Anda mau pergi kemana?”

 “Aku hanya akan jalan-jalan di sekitar sini.”

 “Nona, anda tidak boleh pergi-”

 “Ibu Esme mengetahuiku pergi, dan aku sudah mendapat izin darinya.” kata Trisha.

Sang penjaga masuk kedalam posnya dan menghubungi Esme, ibu mertuanya. Setelah itu penjaga itu pun kembali menghampiri Trisha lalu meminta maaf dan membukakan gerbang untuknya.

Rasanya ia ingin menangis saat ia keluar dari gerbang mansion, ia merasa ingin pulang dan menemui ibunya, ia tidak ingin kembali ke mansion itu. Tapi bukan itu yang sekarang harus ia fikirkan. Sekarang yang harus ia fikirkan adalah bagaimana caranya untuk menghapus foto itu dari ponsel William, agar dia tidak bisa menyebarkan foto itu, Ia tidak ingin jika foto itu tersebar maka akan menyebabkan mala petaka besar bagi dirinya dan keluarganya. Karena ia sadar siapa keluarga suaminya, yang memiliki ke kuasaan besar.

 Namun tanpa Trisha sadari, salah satu penjaga itu terus mengikutinya, dan menelpon Izel agar memberitahu Adrian jika Trisha pergi keluar rumah.

 Dari jauh ia bisa melihat William yang sudah menunggunya, namun Trisha pura-pura tidak mengenalnya, dan ia langsung duduk dikursi taman di ikuti oleh William. “Aku sudah menemuimu, berikan ponselmu. Aku sendiri yang akan menghapus foto itu!” pinta Trisha.

 “Trish aku mohon jangan lakukan ini.” Kata William

 “Kau ini lelaki macam apa? Kau ingin menyebar luaskan foto itu, dan menghancurkan hidupku, hah?”

 “Trish aku hanya ingin kau kembali padaku.”

 “Will, apa kau mengerti masalah yang kau berikan padaku ini?”

 “Maaf, tapi kau tidak memberikan aku pilihan.”

 “Apa aku meninggalkanmu tanpa pilihan? Apa kepalamu terbentur sesuatu dan membuatmu amnesia, Will? Apa kau tau berapa kali aku berbohong untuk sampai di tempat ini?”

 “Trish, aku hanya ingin kau kembali-”

Seketika amarah Trisha memuncak, ia mencengkram kerah baru William dengan geram “ Tutup omong kosongmu itu!” desisnya “Apa kau tau apa yang akan terjadi jika mereka melihatku disini, Will?”

 “Kau tinggal di rumah atau penjara, Trish? Oke kita bicara dengan tenang, oke?” William melepaskan tangan Trisha dari kerah bajunya. Namun di saat yang tidak tepat itu tiba-tiba Adrian muncul dan dari jauh ia melihat mereka sedang berpegangan tangan. Yang Adrian lihat hanyalah kesalah pahaman belaka. Tangannya mengepal kuat, rahangnya mengeras. Namun Izel yang saat itu berada disampingnya berusaha mengingatkan jika itu adalah tempat umum, semua orang bisa saja tau dan mungkin akan menjadi berita panas di media sosial.

 “Adrian aku mohon, jangan melakukan hal bodoh.”

Tapi Adrian tidak mendengar. Ia berjalan dengan amarah yang membuncah. “Adrian!” Saat Izel memanggil Adrian, Trisha langsung menoleh. Alangkah terkejutnya dia melihat Adrian yang tengah berjalan ke arahnya.

 “Adrian ini-”

Namun tiba-tiba William maju kehadapannya,menghalangi Trisha dari Adrian. Tinju melayang ke wajah William, Trisha berteriak histeris, namun Adrian tidak berhenti. Will pun tidak diam saja ia melawan dan meninju wajah Adrian beberapa kali. Trisha berusha memisahkan, namun tidak bisa.

 “BAWA TRISHA PERGI, IZEL! CEPAT!” teriak Adrian.

 “Tidak, hentikan. Aku mohon Adrian!”

Izel berlari dan menarik Trisha diantara mereka, Izel menyeret Trisha kedalam mobil namun sedikit sulit untuk Izel, karena Trisha terus memberontak. Adrian yang sedang lengah mendapatkan pukulan telak yang membuatnya terjatuh. “HENTIKAN! AKU MOHON HENTIKAN!” teriak Trisha.

 Adrian bangkit dan membalas pukulan William. Ia mencengkram kerah baju William dengan darah di punggung tangannya. “APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN ISTRIKU!”

 “ISTRIMU?! KAU MEREBUTNYA DARIKU, BRENGSEK!”

Pukulan demi pukulan Tak terelakan. Sementara Trisha hanya menangis dikunci di dalam mobil. Ia hanya menyaksikan perkelahian Adrian dan William dari mobil sambil menangis.

...○○○...

To Be Countinue...

1
Wahid Hidayat
Biasa
Wahid Hidayat
Buruk
miilieaa
belum bisa move on dari Andrian /Sob/
miilieaa: ditunggu novel berikutnya kak /Heart/
PURPLEDEE ( ig: _deepurple ): wahh makasih dh mampir kak 😭💜
total 2 replies
Ika Nurpitasari
ceritanya menarik kak, aku juga mampir🌟🌟🙏🙏
PURPLEDEE ( ig: _deepurple ): makasih dh mampir kak🤗
total 1 replies
Manik🌼
1 iklan untuk kamu🥰
PURPLEDEE ( ig: _deepurple ): mkasih kak😍
total 1 replies
Manik🌼
waduh lama amat ya🙈
Manik🌼
aku mampir ya
Manik🌼: sama samaa🥰🏵️
PURPLEDEE ( ig: _deepurple ): makasih dh mampir kak🤗
total 2 replies
PURPLEDEE ( ig: _deepurple )
makasih dh mampur kak💜🤗
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡: semangat✌
total 1 replies
miilieaa
mau tau visual nya viona dong thor
miilieaa: ditunggu yaa thor /Heart/
PURPLEDEE ( ig: _deepurple ): oke, nanti aku spil kak para character nya kak👍🏼
total 2 replies
miilieaa
wah karya baru yaa thor 🌹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!