NovelToon NovelToon
Ikatan Tuan Muda

Ikatan Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Fantasi Wanita
Popularitas:779
Nilai: 5
Nama Author: Nida

Fifiyan adalah anak dari ketua mafia kegelapan yang dikenal kuat dan kejam, banyak mafia yang tunduk dengan mafia kegelapan ini. Tetapi disaat umurnya yang masih belia pada perang mafia musim dingin, keluarga besarnya dibunuh oleh mafia musuh yang misterius dimana membuatnnyabmenjadi anak sebatangkara.
Disaat dia berlari dan mencoba kabur dari kejaran musuh, Fifiyan tidak sengaja bertemu dengan seorang pria kecil yang bersembunyi di dalam gua, karena mereka berdua berada di ambang kematian dan pasukan mafia musuh yang berada diluar gua membuat pria kecil itu mencium Fifiyan dan mengigit lehernya Fifiyan. Setelah kejadiaj itu, Fifiyan dan pria kecil itu berpisah dan bekas gigitannya berubah menjadi tanda merah di leher Fifiyan.
Apakah Fifiyan mampu membalaskan dendam atas kematian keluarganya? Apakah Fifiyan mendapatkan petunjuk tentang kehidupan Fifiyan nantinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Pertama Kuliah

Han mendaftarkanku ke universitas terbesar di Amerika, letaknya sangat jauh dari markas organisasi wilayah bagian pusat dan berada di luar zona organisasi mafia kekuasaanku.

Di Amerika ini aku bemar-benar berperilaku polos dan Han juga berkuliah ditempat yang sama dan sekelas denganku. Di universitas ini ada satu kelas khusus mafia, karena hari ini adalah hari pertama kami masuk sehingga kami harus memperkenalkan diri.

"Kak Han apakah Han siap?" Tanyaku pelan.

"Ya, kau jangan menunjukkan keanehanmu disini karena... ini bukan wilayahmu!" Ucap Han menatap pintu ruang kelas di depanku.

"Yaaah aku tahu..." desahku pelan dan membuka pintu ruang kelas di depanku. Di dalam kelas, aku melihat banyak orang yang yang sedang belajar dan di depanku terdapat seorang wanita paruh baya yang terlihat sedang mengajari mereka.

"Oohh ya ibu lupa, ada mahasiswa baru yang masuk di hari ini! Silahkan masuk!" Ucap wanita paruh baya itu serius dan kami berdua masuk ke dalam kelas.

"Baiklah... silahkan perkenalkan nama kalian..." ucap wanita paruh baya itu pelan, aku menatap banyak pria dan wanita yang sedang menatap kami serius tapi diantara orang-orang yang menatap kami, hanya ada satu pria berwajah dingin yang sedang menulis di bukunya. Aku menatap pria itu dan melihat sebuah tanda warna ungu kehitaman di lehernya.

"Apa pria itu... Finley?" Batinku pelan.

"Silahkan..." ucap wanita paruh baya itu pelan.

"Perkenalkan namaku Han Ly dari negara Asia!" Ucap Han dingin.

"Apa jabatanmu?" Tanya seorang wanita serius, Han menatap wanita paruh baya itu bingung.

"Tidak apa, disini semua adalah mafia. Perkenalkan diri saja tidak masalah."

"Tapikan kami dari luar wilayah yang..."

"Tidak masalah, di wilayah Amerika ini semua sama."

"Hmmm baiklah, saya adalah wakil mafia."

"Apa nama mafiamu?" Tanya wanita paruh baya itu bingung.

"Mafia kegelapan."

"Waah benarkah? Keren!! Pasti kau hebat!" Puji wanita itu terkejut tapi Han hanya terdiam tidak memperdulikannya.

"Silahkan giliranmu nona..." ucap wanita paruh baya itu menyenggolku yang membuatku terkejut.

"Eehhh mmmm... perkenalkan aku... Fifiyan Valentina, aku ketua mafia kegelapan!" Ucapku dingin yang membuat pria yang sedari tadi tidak memperhatikan kami tiba-tiba menatapku dengan tatapan terkejut. Pria itu ternyata memiliki mata ungu yang sama seperti mata pria yang menatapku diatas bangunan tertinggi saat itu.

"Jadi... kalian ketua dan wakil ketua?" Ucap seorang pria terkejut.

"Ya, dia wakil mafiaku dan wakil yang aku percaya!" Ucapku dingin.

"Aku kira ketua mafianya seorang pria tua, ternyata ketua mafianya wanita muda ya?" Ucap wanita itu terkejut tapi aku hanya terdiam menatap pria bermata ungu di depanku.

"Waaahh ternyata tidak hanya mafia misterius saja ya ternyata kita kedatangan mafia terkuat dan tertinggi juga ada disini!" Ucap seorang wanita senang.

"Mafia... misterius?" Gumamku pelan, aku menatap Han dengan sedikit kode mata dan Han menganggukkan kepalanya mengerti.

"Baik-baik, silahkan kalian duduk di kursi yang kosong ya!" Ucap wanita paruh baya itu pelan.

Pria yang duduk di sebelah pria bermata ungu itu langsung pergi, awalnya aku akan duduk di kursi paling belakang tapi ternyata Han dengan cepat mendudukinya yang membuatku terpaksa sebangku dengan pria bermata ungu itu.

"Baiklah, ibu mulai kembali ya pelajaran kali ini!" Ucap wanita paruh baya di depanku an melanjutkan pelajaran.

"Hoaaamm..." desahku menatap keluar jendela dan menatap burung yang sedang bermain di atas dahan. Walaupun aku seperti tidak memperdulikan pelajaran tapi aku benar-benar mendengar dan memahaminya. Saat aku sedang sibuk melamun, tiba-tiba tanganku bergerak sendiri yang membuat kepalaku terbentur meja.

"Akkhh sakitnya!" Rintihku pelan tapi pria disampingku hanya tertawa kecil yang membuatku kesal.

"Apa-apaan sih kau!" Gerutuku kesal.

"Seharusnya kau mendengarkan guru bukan malah melamun..." ucap pria itu dengan nada dalamnya yang membuatku mengerti kenapa Wan berkata ikatan paling tinggi karena dia benar-benar bisa mengendalikan tubuhku.

"Apa-apaan sih! Kau kira aku tidak mendengarkan apa?" Protesku kesal.

"Heei kalian berdua, sedang pelajaran jadi tolong dengarkan. Dan kau nona ini hari pertamamu kuliah tolong dijaga tata tertibnya!" Ucap wanita paruh baya itu menatapku dingin yang membuatku kesal.

"Ciihhh!!" Gerutuku kesal, aku memalingkan wajahku dan kembali menatap kucing yang memanjat dahan pohon mencoba memakan salah satu burung itu tapi kucing itu terpeleset dan jatuh dari dahan pohon.

"Hehehe..." tawa kecilku.

Kriiinnggg...

Tidak lama terdengar sebuah lonceng berbunyi kencang, Han berdiri di sebelahku dan terlihat menatap pria disebelahku dengan tajam.

"Valentina, aku pergi sebentar..." gumam Han pelan.

"Pergilah..." gumamku memberikanku lencanaku.

"Bawa itu..." gumamku pelan dan Han langsung melompati jendela pergi.

"Beraninya kau memberikan lencana kepada wakilmu..." ucap pria itu dingin tapi tanpa aku menjawab apapun, aku hanya beranjak dan berjalan pergi kearah pintu kelas.

"Heeeh lihat tuan muda di cuekin..." ucap beberapa wanita pelan.

"Iya benar, dia belum tahu dia berurusan dengan siapa, beraninya dia tidak memperdulikan tuan muda!" Ucap beberapa orang menatapku sinis, aku menghentikan langkah kakiku dan melirik kearah mereka dengan kesal.

"Apa peduliku? Bukan urusan kalian!" Ucapku dingin dan berjalan pergi dari ruang kelas.

Aku mengurai rambutku dan berjalan menaiki tangga menuju ke atas balkon gedung universitas. Diatas aku menatap kota yang ramai kendaraan berlalu lalang, di taman belakang universitas aku melihat pria bermata ungu itu sedang berbincang dengan pria bermata biru, aku mengerutkan kedua mataku dan terkejut kalau pria bermata ungu itu menatapku dengan senyum dinginnya.

"Ciihhh... kenapa dia menyadari keberadaanku!" Gerutuku kesal.

Tidak lama Han kembali, Han berdiri di sebelahku dengan membawa sebuah gulungan hitam.

"Mafia misterius adalah mafia milik Finley Viollet, mafia yang tidak diketahui keberadaannya dan tidak ada yang bersedia berurusan dengan mereka."

"Apa mereka hebat?" Tanyaku pelan.

"Benar, mungkin kau berada dibawahnya."

"Tidak mungkin!"

"Ya. Dia sangat hebat dan hebatnya melebihi siapapun."

"Ciiih dia tadi menggerakkan tanganku tiba-tiba yang membuat kepalaku terbentur tahu!" Gerutuku kesal.

"Kamu harus hati-hati apalagi kamu sebangku dengannya."

"Yaah aku tahu, tapi menyebalkan tahu!" Protesku kesal.

"Sabar, kita ikuti permainannya seperti kau inginkan!"

"Yaaah aku tahu... terimakasih kak Han..." gumamku pelan, Han mengembalikan lencanaku dan pergi menghilang.

"Haaah menyebalkan..." desahku berbaring menatap kearah langit.

"Aku... terikat oleh musuhku, haaah lucu sekali..." desahku memejamkan kedua mataku.

Kriiinnggg...

Terdengar suara lonceng masuk kelas berbunyi sedangkan aku hanya terdiam menghadapi nasib di balkon gedung sampai suara lonceng pulang berbunyi.

Kriiinnnggg...

Suara bunyi lonceng kencang diiringi suara teman-temanku yang beranjak pergi dari universitas kembali ke asramanya masing-masing.

"Fifiyan, aku kembali ke rumah dulu ya..." gumam Han pelan.

"Ya, nanti aku susul..." gumamku pelan dan suara Han menghilang sedangkan aku kembali meratapi nasibku di atas balkon gedung ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!