Faiz cucu dari seorang pengusaha terkenal di kota tempat tinggalnya harus rela menikahi anak dari sahabat sang papa yang tak lain wanita satu-satunya yang sangat dia cintai namun Faiz harus rela memendam perasaan itu setelah sang gadis memutuskan untuk menyerah mendekatinya dan memilih kuliah di luar kota.
Namun takdir mempersatukan mereka dengan cara yang yang tak terduga yaitu Faiz harus menggantikan pria yang telah meninggalkan Naira di hari pernikahannya gara-gara di tangkap polisi.
Namun hati dan perasaan Naira pada Faiz sudah hilang karena Naira sudah mendapatkan pengganti Faiz. Namun takdir berkata lain Naira harus rela menjadi istri dari cinta pertamanya.
Apakah Naira masih ada perasaan untuk Faiz?.
Apakah Faiz bisa membuat Naira jatuh cinta lagi padanya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tinggal di rumah orang tua Naira.
Satu minggu setelah Naira sadar dokter memperbolehkan dia pulang dan Faiz sudah sudah siap untuk menjemput Naira namun tiba-tiba Kian menghubunginya jika Gilang dia di bebaskan karena ada orang yang menjaminnya.
"Sial, siapa yang menjamin si berengsek itu" ucap Faiz.
"Ada apa? " tanya sang mama Erika yang ada di sampingnya.
"Papa beritahu aku jika Gilang sudah bebas" jawab Faiz.
"Ya sudah biarkan saja, jika dia berani mengganggu Naira dan Kamu maka kamu langsung bertidak" ucap Erika membuat Faiz kaget kenapa sang mama seolah-oleh tahu jika dirinya bisa berbuat seenaknya.
"Kenapa liat mama seperti itu? " tanya Erika.
"Enggak ma" jawab Faiz lalu keluar dari rumah.
Erika dia tersenyum karena tau apa yang di pikirkan sang anak. Erika tau jika suami dan anaknya ini suka bertindak kasar dan disegani semua orang karena bisa membuat seseorang jatuh bangkrut dalam waktu semalam.
Erika pun mengikuti sang anak ke luar lalu naik ke mobilnya dan Faiz langsung menjalankan mobilnya menuju rumah sakit. Tibanya di rumah sakit Faiz langsung menuju ruangan Naira dan di sana sudah ada Ayu sang mertua.
"Yu, udah beres? " tanya Erika saat masuk.
"Udah mbak tinggal nunggu mas Dimas dari ruang administrasi" jawab Ayu.
"Ngapain?, kan semuanya sudah beres ma" tanya Faiz.
"Mama gak tau soalnya tadi suster minta ke ruang administrasi" jawab Ayu sang mama.
Faiz langsung menyusul Dimas sang mertua dan saat di raung administrasi Faiz melihat Dimas seperti kebingungan.
"Ayah" panggil Faiz.
Dimas pun melirik Faiz dan tersenyum.
"Ada apa? " tanya Faiz sambil mengambil kertas yang ada di tangan Dimas.
"Tagihan?, kok besar banget, bukan nya sudah lunas ya? " tanya Faiz karena dia sudah membayar semuanya.
"Ayah juga gak tau" jawab Dimas.
Faiz langsung mendekati petugas administrasi.
"Maaf mbak saya mau tanya kenapa tagihan atas nama Naira pasien dengan kamar 104 pembayarannya masih nunggak? " tanya Faiz.
"Oh bentar pak, saya cek dulu" jawab penjaga itu lalu melihat di komputer.
"Oh iya pak masih ada tunggakan dan itu jumlahnya" beritahu petugas itu.
Faiz langsung mengeluarkan kertas yang sudah di dapat sebelumnya lalu menyerahkan ke petugas itu dan mengeceknya.
"Bentar ya pak saya lapor dulu ke atas" ucap petugas itu.
"Pasti ada yang gak benar" ucap Faiz.
"Ayah tunggu di ruangan Naira biar aku yang urus" titah Faiz pada Dimas. Dimas pun mengangguk lalu pergi ke ruangan Naira sedangkan Faiz menunggu petugas.
Tak lama petugas itu datang bersama atasannya lalu mendekati Faiz.
"Maaf Pak" panggilnya dan Faiz langsung menengok membuat orang itu terkejut karena orang yang ada didepannya ini bukan orang sembarangan.
"Maaf Pak Faiz mungkin ada kesalahan di pihak kami" ucapnya.
"Saya ingin tau siapa orang yang telah bermain curang seperti ini" ucap Faiz tegas.
"Panggil karyawan yang bertugas saat pembayaran itu" titah Faiz membuat atasan itu sedikit gelagapan.
"Ada apa? " tanya seseorang yang memakai seragam dokter.
Faiz melirik lalu berkata "Karyawan kamu gak benar dalam bekerja".
Orang itu melirik kedua karyawannya dan meminta penjelasan mereka.
" Mbak harus selidiki ini sekuat karena jika terus begini yang ada rumah sakit mbak bangkrut"ucap Faiz pada orang yang memakai baju dokter yaitu Amel anak dari Indra suami kakak sang mama Bella.
"Iya nanti mbak selidiki, sekarang kamu bawa pulang Naira saja nan, masalah ini mbak yang urus" ucap Amel dan Faiz langsung pergi dan melangkah menuju ruangan Naira.
Saat masuk semua orang memasang wajah tegang karena takut Faiz melakukan sesuatu.
"Kalian kenapa? " tanya Faiz bingung.
"Sudah selesai? " tanya Erika sang mama.
"Mbak Amel yang tangani" jawab Faiz.
"Oh ya sudah sekarang kita pulang" ajak Erika dan semua orang langsung keluar dan Naira di gendong Faiz membuat orang tua mereka menggelengkan kepala melihat tingkah Faiz.
"Bang aku bisa jalan. Malu di lihat orang" bisik Naira pada Faiz.
"Ngapain malu, justru mereka iri" balas Faiz.
Naira akhirnya pasrah jika Faiz sudah berkata seperti itu. Naira dan Faiz tinggal di rumah orang tua Naira karena Naira yang minta dan Faiz hanya menurut saja. Faiz gak masalah mereka mau tinggal dimana saja namun Ayu dan Dimas yang merasa tidak enak karena rumah mereka tidak sebesar rumah orang tua Faiz.
Faiz membaringkan tubuhnya di tempat tidur setelah Naira turun dari gendongannya.
"Berat ya? " tanya Naira dan Faiz menengok.
"Enggak kok sayang, cuman kangen aja sama tempat tidur kan hampir dua minggu abang tidur di sopa" jawab Faiz membuat Naira merasa kasihan.
"Maaf ya bang" ucap Naira.
Faiz menarik Naira dalam pelukannya lalu berkata "Gak usah minta maaf karena kamu gak salah, coba saja kalau aku gak maksa tetap pergi mungkin gak akan seperti ini".
Naira diam tidak membalas ucapan Faiz.
" Kamu tetap seperti ini abang kangen"ucap Faiz dan Naira nurut namun tak lama Naira mendengar deru nafas Faiz yang teratur dan saat di lihat ternyata Faiz tidur.
"Abang pasti capek" gumam Naira lalu melepaskan diri dari pelukan Faiz.
Naira ke kamar mandi karena ingin mandi tubuhnya terasa lengket hampir dua minggu dia tidak mandi. Selesai mandi Naira keluar dan Faiz masih tertidur membuat Naira bebas memakai baju di depan Faiz namun tidak Naira sadari Faiz membuka matanya dan melihat Naira sedang memakai baju. Faiz diam saja membiarkan Naira selesai. Namun saat Naira berbalik Naira kaget melihat Faiz tersenyum ke arahnya.
"Abang dari kapan bangun? " tanya Naira.
"Dari tadi" jawab nya santai.
"Abang ih, abang udah lihat aku pakai baju ya? " ucap Naira.
"Iya" jawab Faiz bangun lalu mendekati Naira membuat Naira mundur namun di belakang sudah tidak ada ruang buat dia kabur lagi.
"A.. abang ngapain? " tanya Naira gugup.
"Abang lapar" jawab Faiz.
"La... lapar"
Faiz menyentil kening Naira lalu berkata "jangan kotor pikirannya".
" Aduh sakit abang"ucap Naira sambil menyentuh keningnya.
"Mama masak gak? " tanya Faiz.
"Aku gak tau bang, aku belum turun" jawab Naira.
"Lihat gih, kalau gak aku tar pesan" titah Faiz dan Naira pun langsung ke luar kamar.
Namun saat di tangga Naira tak sengaja mendengar pembicaraan sang kakak dan mamanya.
"Suami kamu itu gimana sih, dia malah berpihak sama orang yang jelas-jelas mencelakai adik nya" ucap sang mama marah.
"Aku juga gak tau ma, aku udah capek sama bang sakti" balas sang kakak.
"Jika Faiz berbuat sama suami kamu mama dan ayah gak akan ikut campur, Semua keputusan ada di kamu" ucap sang mama lalu hendak pergi dan kaget saat melihat Naira di tangga.
"Naira" ucap sang mama.
siap² aja ya sakti di gulingkn sm faiz de..
lanjuut