Genre: Petualangan, Misteri, Fantasi
Garis Besar Cerita:
Perjalanan Kael adalah kisah tentang penemuan diri, pengorbanan, dan pertarungan antara memilih untuk berpegang pada prinsip atau membiarkan kekuasaan mengendalikan takdir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xyro8978, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pintu Yang Terbuka
Dimensi yang Terungkap
Di depan Alaric, Kiran, dan Kael terbentang sebuah pintu besar yang berkilau dengan cahaya yang memancar dari Kunci Bayangan. Pintu itu tampak seperti gerbang menuju dunia yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya—suatu tempat yang lebih gelap, lebih kuno, dan jauh lebih berbahaya. Setiap inci dari gerbang itu dipenuhi dengan simbol-simbol yang tidak dikenal, dan cahaya dari Kunci Bayangan seolah-olah memanggil mereka untuk melangkah lebih jauh.
Alaric menggenggam kunci itu dengan erat. Rasa berat mengalir melalui tangannya, seolah-olah Kunci Bayangan itu ingin memberitahunya sesuatu—sebuah peringatan atau mungkin sebuah pilihan. Namun, di dalam dirinya, ada sesuatu yang jauh lebih kuat—tekad untuk melindungi dunia yang sudah begitu banyak terancam oleh kekuatan kegelapan.
“Aku rasa ini saatnya,” kata Alaric dengan suara yang penuh keyakinan. “Kita harus membuka pintu ini dan mencari tahu apa yang ada di baliknya.”
Kiran melangkah maju, memeriksa pintu itu dengan seksama. “Kita sudah sampai sejauh ini, tapi aku khawatir. Dunia ini… tempat ini… rasanya tidak benar.”
“Tapi kita tidak punya pilihan,” Kael berkata, suaranya penuh dengan tekad. “Jika kita tidak melangkah sekarang, kegelapan ini akan terus menyebar.”
Alaric mengangguk. “Kita tidak bisa mundur. Kita harus melakukannya. Dunia kita bergantung pada keputusan ini.”
Dengan tangan yang sedikit gemetar, Alaric memasukkan Kunci Bayangan ke dalam salah satu celah di pintu. Cahaya yang memancar dari kunci itu semakin terang, hingga seolah-olah seluruh dunia di sekitar mereka terhanyut dalam cahaya tersebut. Dan dengan sebuah gemuruh yang menggetarkan tanah, pintu itu terbuka, membawa mereka ke dalam dunia yang tidak mereka kenal.
---
Dunia yang Terkubur
Di balik pintu itu, mereka menemukan dunia yang sangat berbeda dari yang mereka kenal. Tanahnya suram, langitnya gelap, dan udara terasa berat, seolah-olah dunia ini telah terpisah dari dunia mereka sejak zaman yang sangat lama. Kota-kota yang hancur tersebar di seluruh tempat, reruntuhan yang diliputi tanaman asing dan tak dikenal. Semua ini tampak seperti dunia yang pernah ada, namun kini terlupakan, terkubur di bawah kegelapan yang dalam.
“Ini bukan dunia yang kita kenal,” Kiran berkata, suaranya berbisik. “Apa yang terjadi di sini?”
“Sesuatu yang sangat tua,” Alaric menjawab, matanya memindai sekeliling. “Dunia ini tertutup ratusan tahun yang lalu. Dan sekarang, kita telah membukanya kembali.”
Kael memeriksa tanah di bawah kakinya. “Perasaan ini… seperti kita sedang berjalan di atas sejarah yang hilang. Dan kita mungkin baru saja membuka kembali gerbang untuk kebangkitan.”
Alaric merasakan sesuatu yang lebih dalam. Sebuah kekuatan yang tak terlukiskan menyelimuti tempat ini, seolah-olah seluruh dunia itu sedang memantau mereka, menunggu mereka untuk melakukan kesalahan. Sesuatu di dunia ini, sesuatu yang besar dan sangat kuat, sedang bergerak—dan itu bukan sesuatu yang bisa mereka lawan begitu saja.
---
Kehadiran yang Mengancam
Tiba-tiba, suara yang familiar bergema di udara, menghantam hati mereka dengan keheningan yang menyakitkan. Itu adalah suara yang telah mereka dengar sebelumnya—pria berjubah hitam yang mengklaim dirinya sebagai penjaga Kunci Bayangan.
“Kalian telah membuat pilihan yang salah,” suara itu bergema, membawa sebuah ancaman yang jelas. “Dunia ini tidak untuk kalian. Kalian telah membuka jalan menuju kehancuran.”
Alaric menatap sekeliling, mencoba menemukan sumber suara itu, tetapi tidak ada sosok yang terlihat. Suara itu datang dari segala penjuru, memantul dari tembok-tebing yang hancur. “Kita tidak bisa mundur, penjaga. Dunia ini perlu diselamatkan.”
“Dunia ini sudah terlambat untuk diselamatkan,” suara itu menjawab, penuh dengan kebencian. “Kalian tidak memahami apa yang sebenarnya kalian hadapi. Kunci Bayangan bukan hanya pintu menuju dunia ini, tapi juga sumber kekuatan yang mampu merobek realitas.”
Alaric menggenggam Kunci Bayangan lebih erat. “Kami akan menghadapinya. Dan kami akan menutup pintu ini.”
---
Ujian Terakhir
Tanpa peringatan, tanah mulai bergetar, dan dari kegelapan, bayangan-bayangan mulai muncul—lebih besar, lebih kuat, dan lebih menakutkan dari sebelumnya. Alaric merasakan getaran itu dalam setiap langkah yang mereka ambil. Dunia yang mereka masuki tidak hanya mengancam kehidupan mereka, tapi juga seluruh dunia yang mereka tinggalkan.
Kiran meraih pedangnya. “Alaric, kita harus cepat. Jika mereka menyerang dengan kekuatan ini, kita tidak akan bisa bertahan lama.”
Alaric tahu Kiran benar. Namun, kali ini bukan hanya tentang bertahan. Ini adalah tentang pilihan terakhir—untuk menutup pintu yang telah mereka buka, atau membiarkan dunia ini jatuh ke dalam tangan yang lebih gelap.
“Ini adalah ujian terakhir,” kata Alaric dengan mantap. “Kita harus berjuang untuk menutupnya sebelum semuanya terlambat.”
---
Pilihannya
Dengan satu gerakan, Alaric mengangkat Kunci Bayangan ke udara, menyatukan kekuatan yang telah terkumpul di dalamnya. Semua bayangan yang muncul mengelilingi mereka, dan serangan demi serangan mulai menyasar. Kekuatan yang mengalir dari kunci itu terasa semakin kuat, namun juga semakin sulit untuk dikendalikan.
“Tunggu, Alaric!” teriak Kael, melompat untuk melindungi Alaric dari serangan mendatang. “Kau harus berhati-hati!”
Namun, Alaric tidak bisa mundur. Pilihannya telah dibuat. Kunci Bayangan adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri semua ini—dan dia harus memanfaatkan kekuatan itu untuk menutup pintu yang telah mereka buka.
Dan dalam sekejap, ledakan cahaya menerangi dunia itu, membawa mereka ke dalam kegelapan yang lebih dalam, menuju ujian terakhir yang akan menentukan nasib mereka dan dunia yang mereka tinggalkan.
😄😄😄
Good job...!!!