Airin terus mencari keberadaan ibunya, yang sudah meninggalkan nya seorang diri di rumah selama sepuluh tahun, akan kah perjalanan Airin mencari keberadaan ibu nya berhasil atau justru gagal membuat Airin harus ikhlas hidup sebatang kara tanpa ada sosok orang tua didalam hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Setelah dari rumah orang tua angkatnya Airin memutuskan kembali ke rumah dianterin Baskoro, karena masih ada pekerjaan yang ingin dibahas sama Baskoro.
Airin turun dari mobil langsung kesal, melihat tamu tidak diundang dan tidak diharapkan ada didepan pagar rumahnya karena tidak dibukakan pintunya sama satpam rumah.
"Tidak ada malu kalian, masih berani kesini setelah beberapa tahun mengabaikan saya, kamu jangan jadi orang baik Pak Ozy dengan anterin istri anda kesini, dikirain saya akan terima kalian cih tidak sudi!" tegas Airin penuh emosi.
"Saya tahu saya salah Nak, tapi Bunda rindu sama kamu Airin setiap hari selalu nangis memikirkan kamu Nak, Ayah ada Vidio cctv bukti Bunda masih memikirkan kamu." bujuk Ozy berusaha luluhin emosinya Airin.
"Memikirkan tapi mengabaikan saya sampai sekarang, jangan omong kosong Pak Ozy saya bukan orang bodoh yang terima ucapan anda begitu saja, sudah sana pergi jangan bikin malu saya karena kehadiran kalian dirumah saya karena saya tidak sudi terima kehadiran kalian manusia egois dan tega!" tegas Airin menatap benci melihat Ozy dan Suratmi.
Airin masuk duluan kedalam rumah meninggalkan Baskoro didepan rumah sama Ozy dan Suratmi.
"Pak maaf anda lebih baik pergi bareng istri anda, waktunya belum tepat anda ketemu sama Airin karena emosi dia masih dipuncaknya Pak, biarkan beberapa hari Airin tenang dulu insya Allah bisa diajak bicara baik-baik." bujuk Baskoro berusaha sopan, karena ingat dua orang dewasa didepannya orang tua sahabatnya yang harus dihargai walaupun salah.
"Baik lah Nak Baskoro kita pergi, saya sudah tenang sudah ketemu sama Airin lagi dan sudah tahu tempat tinggalnya Airin, insya Allah kita akan ketemu Airin beberapa hari lagi." ucap Suratmi mengalah dari pada memaksa keinginannya, bisa-bisa Airin semakin benci dan tidak mau ketemu Suratmi karena dianggap terlalu memaksa keinginannya untuk ketemu.
Suratmi ajak Ozy masuk kedalam mobil dan pergi dari rumahnya Airin, biarkan Airin tenang dan baru beberapa hari ketemu Airin lagi bujuk Airin untuk memaafkan kesalahannya dan mau terima kenyataan akan kehadiran keluarga barunya.
**
Dea angkat kaki diatas meja dengan sengaja, Dea tahu Lilis dan Lisa lagi duduk diruang keluarga sambil main handphone.
"Kasihan sekali nasip kalian iya apes, gue jadi orang kaya sukses dan memiliki banyak harta Kaka tiri kalian sukses jadi orang kaya dibantu sama orang lain yang pastinya kaya raya bikin Airin bisa punya perusahaan sendiri, sedangkan kalian pengangguran tidak memiliki penghasilan dan pastinya kere setiap hari minta uang jajan sama Ayah dasar tidak tahu malu kalian jadi benalu dirumah gue." ledek Dea sengaja kerjain kedua adik tirinya.
"Dasar perempuan gila, tidak bisa diam mulut Lo sehari saja kasihan sekali hidup Lo tidak tenang karena setiap hari pasti pusing cari cara bikin kita sakit hati akhirnya pergi dari rumah ini kan cih?" tanya dan ledek Lisa terus terang.
"Perempuan gila macam dia mana tenang Kak, selalu cari bahan untuk menghina kita setiap hari kasihan hidup dia Ka, kaya tapi gila percuma saja tidak tenang hidupnya." ledek Lilis balas hinaannya Dea.
"Biarin suka-suka gue lah, ingat ini semua harta gue jadi suka-suka gue bicara apapun dirumah gue kalo tidak suka silahkan pergi sampah pengangguran kasihan dipecat sama Airin karena kesalahan orang tua Lo di masa lalu dan sekarang kalian terima akibatnya sungguh malang nasip kalian hahahaha." ledek Dea ketawa puas, bagaimana tidak orang yang pecat Lilis dan Lisa saudara tiri satu Ibu sama Airin.
Dea pergi dari ruang keluarga setelah puas menghina Lisa dan Lilis, Dea padahal lagi asik nonton tv tapi karena obrolan menarik membuat Dea malas melanjutkan nonton lebih seru menghina kedua adiknya tidak berdaya.
Lisa mengepalkan tangannya, menahan emosi sama Airin karena seenaknya pecat Lisa begitu saja dari kantor karena masalah pribadinya sama Ibu nya yang membuat Lisa harus kehilangan pekerjaan.
**
Ozy dan Suratmi bingung melihat Lisa dan Lilis tidak seperti biasa menyambut kedatangannya dengan keceriaan, sekarang kedua anaknya diam bahkan sibuk sama handphone nya.
"Kalian marah sama Ayah?" tanya Ozy melihat Lilis dan Lisa sibuk sama handphone nya.
"Sadar diri juga Ayah, sudah salah sama kak Airin dan sudah bikin kita sakit hati terus menerus sama anak kesayangan Ayah selalu menghina kita, apa lagi saat tahu kak Airin pecat kita karena kesalahan kalian di masa lalu bikin kita semakin malu." ucap Lisa sinis melihat Ozy.
"Heh bicara sama Ayah gue yang sopan dong, sudah dikasih tumpangan disini tidak pantas bicara seperti itu sama ayah gue!" bentak Dea tidak terima Lisa bicara seenaknya sama Ozy.
"Walaupun kita beda ibu tapi dia juga ayah kandung kita, jika dia salah wajar kita marah dan kecewa jangan bicara kita bukan saudara satu ayah mengerti Lo!" bentak Lilis kesal sama Dea.
"Sudah anak-anak, wajar jika Lilis dan Lisa marah dan kecewa maafkan keegoisan Ayah dimasa lalu yang tidak memikirkan dampaknya seperti ini dulu maaf kan Ayah, mau sampai kapan kalian marah sama Ayah?" tanya Ozy pasrah karena tahu anak-anaknya tidak mudah memberikan maaf setiap kali ngambek.
"Kalo kita bertiga keluar dari rumah ini baru kita maafin kesalahan Ayah, tapi setelah keluar jangan harap ketemu sama kita semua lagi untuk selamanya karena Lisa dan Lilis sudah capek hidup dalam keluarga seperti ini tidak tenang." lanjut Lisa tetep ingin kedua orang tuanya pisah.
"Anak-anak jangan bicara sembarangan sayang, kalian masih butuh sosok Ayah dan Bunda dikehidupan kalian dan Bunda tidak mau bercerai sama Ayah." bujuk Suratmi berusaha anaknya tidak minta pergi terus.
"Bunda egois katanya anak masih butuh sosok Ayah dan Bunda tapi Bunda saja bisa tega tinggalin anak kandung demi laki-laki duda kaya punya anak seperti Ayah jadi jangan bicara soal hak kalo Bunda saja tidak adil." sindir Lilis menatap Suratmi kesal.
Lilis ajak Lisa pergi dari ruang keluar dan kembali ke kamar, Lilis bagaimana tidak kecewa dan kesal sama Ozy karena Ozy saja memberikan kamar satu untuk berdua tidak memberikan kamar masing-masing karena turutin keinginannya Dea dulu yang tidak ingin Lilis dan Lisa punya kamar sendiri.
double y thor