* Mohon bijak memberi bintang 🌟!!! Jika tidak berkenan dengan cerita ini,,, silahkan langsung di tinggalkan.... tanpa perlu berkomentar yang menyakitkan...
Kusumaningtyas seorang gadis Kalimantan yang di nikahi Bayu wicaksono 1,5 tahun yang lalu. Pernikahan bahagia yang di impikan ternyata malah menjadi petaka baginya. Berharap suami yang menjadi pelindungnya ternyata justru malah menghancurkannya. Memiliki suami yang tukang selingkuh.
Membuat Ningtyas merasa di uji kesabarannya. Nafkah yang seharusnya di berikan ke istrinya ternyata malah di kuasai oleh ibunya. Ningtyas selalu di Hina jadi Benalu di keluarga itu. Padahal Ningtyas merasa dirinya tidak pernah menuntut apapun sama Bayu. Berapapun nafkah yang Bayu kasi dia tidak pernah protes. Ningtyas di perlakukan seperti Babu di rumah mertuanya. Mampukah Ningtyas melewati cobaan demi cobaan yang dia hadapi? atau kah Ningtyas memilih pulang ke Kalimantan dan berkumpul bersama orang tua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Sudaryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Di grebek warga.
Mas kamu bisa ke rumah gak? aku kangen nih". Pesan dari Susi untuk mas Bayu, yang tak sengaja aku baca. Kemudian cepat aku screenshot dan ku kirim ke ponsel ku. begitu terkirim segera ku hapus jejak pesan itu dan ku letakan kembali ponsel mas Bayu di atas nakas.
Mas Bayu yang saat ini sedang berada di wc untuk buang hajat, tumben ponselnya di tinggal di atas meja. Biasanya ke mana pun selalu saja di bawa.
"Ning aku mau keluar sebentar, nanti kalo Bapak atau ibu tanya, bilang aku pergi ke tempat Gani". pesan mas Bayu.
" iya mas, mas gak sarapan dulu"? tawar ku.
"emang kamu sudah masak"?
" sudah mas, mau aku ambilkan"?
"boleh deh kalo gitu".
ku siapkan makan siang untuk mas Bayu. aku dan mas Bayu menikmati makanan siang di selingi obrolan ringan dan disertai canda tawa. Aku berusaha menutupi apa yang terjadi dan tetap bersikap biasa-biasa saja, seolah tidak terjadi sesuatu. walaupun sebenarnya di lubuk hati ku yang paling dalam terasa perih bagaikan di tusuk ribuan jarum. kebohongan demi kebohongan yang di lakukan mas Bayu mulai terungkapkan. " tunggu saja kamu mas sampai aku bisa mengumpulkan semua buktinya.. setelah itu maka aku akan bertindak".
selesai makan mas Bayu langsung pergi. sedangkan aku mulai membersihkan meja dan mencuci piring bekas aku dan mas Bayu makan.
"Bayu ke mana ndok"?Tanya Bapak yang baru pulang cari rumput.
" katanya pergi ke tempat Gani pak, Bapak mau makan sekarang ". Tawarku
" iya ndok, tapi Bapak mau mandi dulu. kamu tau ibu ke mana ndok"?
"gak tau pak, dari tadi pagi ibu sudah gak keliatan".
" kebiasaan ibu mu itu kalo pergi selalu saja gak pernah pamit, ya sudah Bapak mau mandi dulu.
🍁🍁🍁🍁🍁
"mba Ning..... mba Ning". Terdengar suara orang memanggil ku dari luar.
" iya ada apa mas"? aku keluar rumah dengan terburu-buru. mendengar suara panggilan dari luar sepertinya ada sesuatu yang genting. Ku persilahkan mas Ridwan duduk di kursi teras, aku saat ini di rumah hanya sendirian tidak berani menerima tamu yang bukan muhrim untuk masuk ke dalam rumah. takutnya akan timbul fitnah.
"itu, itu....... hosh... hosh... ucap mas Ridwan ngos-ngosan sambil tarik nafas.
" itu, itu apa sih mas, ngomong yang jelas dong ". ucap ku cukup panik
" itu, mas Bayu di grebek warga di rumah Susi". Akhirnya bisa terucap..
"Astafirullahalazim terus sekarang mereka ada dimana"?
""Ada di kantor Desa. Lagi di sidang".
" ya Allah. Ada ujian apa lagi ini". Tubuh ku mulai terasa lemas.
"Mba kalo mau kesana, ayo bareng saya aja". ajak mas Ridwan.
" mas duluan aja nanti saya nyusul ke sana". aku menolaknya dengan halus. Jujur saja bukannya aku sombong dan sok suci. tapi selama ini aku memang tidak pernah berboncengan dengan laki-laki yang bukan muhrim. rasanya gak nyaman bagi ku.
"terus mbaknya nanti kesana pake apa? ayo bareng saya saja"? ucap mas Ridwan sedikit memaksa.
" gapapa mas, nanti saya pinjam motor bu Ayu saja".
"Baik kalo gitu saya duluan ya mba". Pamit mas Ridwan lalu pergi meninggalkan ku.
aku pun bergegas menuju ke rumah bu Ayu mau pinjam motor untuk ke Kantor Desa.
tok.... tok..... tok...
" Assalamualaikum, bu Ayu ". Panggil ku dengan nada sedikit keras.
" wa'alaikumsalam, terdengar suara bu Ayu menjawab salam ku dari dalam.
ceklek........ pintu terbuka. bu Ayu bingung melihat wajah ku yang terlihat pucat.
"ada apa Ning, wajahmu kok pucat gitu, ayo masuk dulu. kita ngobrolnya di dalam. Bu Ayu terlihat khawatir melihat keadaan ku yang sudah lemas. dia memapahku masuk ke dalam Rumah.
" itu bu, mas Bayu di grebek orang di rumah Susi, dan sekarang sedang di sidang di balai Desa. jawabku sambil bergetar menahan tangis.
"ya Alloh kok bisa sih Ning. itu gimana ceritanya"? kata bu Ayu cukup penasaran.
" saya gak tau bu, tadi mas Ridwan yang ke rumah ngabarin berita itu. rencananya saya mau nyusul ke Balai Desa sekarang. apa boleh saya pinjam motor ibu". ucapku sedikit ragu.
"oh boleh. tapi biar saya saja yang ngantar kamu. lihat keadaan kamu kayak gini saya gak tega membiarkan kamu berangkat sendiri". ujar bu Ayu penuh kekhawatiran.
" apa tidak merepotkan ibu. karena ini sudah malam". aku merasa sungkan.
"gak kok Ning. ibu juga lagi gak ada kegiatan. sebentar ya ibu keluarin motor dulu. saat sedang melamun terdengar suara klakson dari luar. aku pun menuju di mana bu Ayu parkir motornya. tak lupa rumah bu Ayu ku kunci biar aman.
10 menit perjalanan kami pun tiba di Balai Desa, di sana suasananya sudah cukup ramai. segera ku turun dari motor di dampingi bu Ayu, menuju kantor tersebut. terlihat mas Bayu dan Susi sedang duduk di tengah keramaian. seperti seorang terdakwa yang di sidang.
bagaimanakah reaksi Danu ketika melihat Ningtyas berada di situ!!!!
🍁🍁🍁🍁🍁
Selamat Membaca para raider ku.. Semoga
terkesan dengan cerita ini.. Jangan lupa
tinggalkan jejak ya untuk mendukung
kelanjutan cerita ini.
❤jangan lupa like, komen, dan subscribe ❤
Bersambung
up yg banyak ya,,,,😍