Aruna Azkiana Amabell perempuan berusia dua puluh lima tahun mengungkapkan perasaannya pada rekan kerjanya dan berakhir penolakan.
Arshaka Zaidan Pradipta berusian dua puluh enam tahun adalah rekan kerja yang menolak pernyataan cinta Aruna, tanpa di sangka Arshaka adalah calon penerus perusahaan yang menyamar menjadi karyawan divisi keuangan.
Naura Hanafi yang tak lain mama Arshaka jengah dengan putranya yang selalu membatalkan pertunangan. Naura melancarkan aksinya begitu tahu ada seorang perempuan bernama Aruna menyatakan cinta pada putra sulungnya. Tanpa Naura sangka Aruna adalah putri dari sahabat dekatnya yang sudah meninggal.
Bagaimana cara Naura membuat Arshaka bersedia menikah dengan Aruna?
Bagaimana pula Arshaka akan meredam amarah mamanya, saat tahu dia menurunkan menantu kesayangannya di jalan beberapa jam setelah akad & berakhir menghilang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan 3 sahabat
Pagi ini Aruna sudah siap untuk bertemu dengan kakak Eris, dia berangkat bersama dengan sahabatnya tersebut utuk bertemu dengan Anres.
Sebuah perusahaan retail yang lumayan besar di bandung, memang bukan perusahaan pusat. Meskipun cabang, namun perkembangannya lumayan pesat.
“Holla kakak tergantengku,” sapa Eris saat masuk keruangan kakaknya tersebut.
“Kalian sudah datang?” Anres menghentikan sejenak aktivitasnya.
Eris langsung membawa Aruna untuk duduk di sofa ruangan Anres, sementara Anres sedang mengambilkan air mineral untuk mereka berdua.
“Apa ada yang kamu perlukan lagi Kia?” tanya Anres.
“Anda dan Eris benar-benar kakak beradik,” ucap Kia saat mendengar ucapan keluar dari mulut Anres.
Baik Anres maupun Eris sama-sama terkekeh. “Ini namanya tidak menyiakan kesempatan, Kia. Bicara santai saja Kia,” ujar Anres.
“Baiklah-baiklah. Aku memang tidak bisa lari kalau berurusan dengan Eris,” ucapnya.
Eris tersenyum dengan seringainya, Aruna menautkan kedua alisnya melihat tingkah aneh sahabatnya tersebut.
“1, 2, 3,” ucap Eris yang semakin membuat Aruna mengerutkan dahinya.
“Sayaaaanggg, aku datang” suara khas cempreng yang cukup Aruna kenal.
Eris tersenyum smirk kearah Aruna, dia mengenal suara tersebut. “Maksudnya?” Aruna menuntut penjelasan sebelum si pemilik suara masuk keruangan tersebut.
Aruna mematung setelah melihat perempuan seusianya dan Eris masuk dengan semangatnya, suara cemprengnya menghiasi penuh ruangan tersebut.
Perempuan tersebut langsung memeluk Anres, tanpa menyadari di sana ada Aruna dan Eris.
“Ekhem,” Eris berdehem untuk menyadarkan kakak iparnya kalau di sana ada orang selain suaminya.
“Apa sih Eris, berisik deh” ucap Alice kakak iparnya.
Alice membeku sebelum akhirnya dia berteriak dan membuat semua yang ada di sana menutup telinganya. “Kiaaaaaa. Ini benar kamu kan? Kia? Benar Kia?”
Alice langsung menghambur memeluk Aruna yang tidak lain juga adalah sahabatnya saat kuliah di Singapura, sama dengan Eris. Setelah lulus Alice juga belum sempat berjumpa dengan Aruna.
“Bagaimana ceritanya kamu jadi iparnya Eris?” Aruna benar-benar terkejut.
Alice hanya bisa tersenyum kikuk, dia memainkan jari-jarinya. Malu tentu saja yang dia rasakan, pasalnya Aruna adalah saksi kisah hidupnya dan Eris saat kuliah dulu.
“Jadi kalian bertiga saling kenal?” tanya Anres.
Alice dan Eris mengangguk bersamaan, Alice kemudian menceritakan pada suaminya bahwa mereka bukan hanya kenal. Melainkan sahabat, namun karena lulus dan mengejar mimpi masing-masing. Jadilah mereka jarang bertemu.
“Sungguh sempit sekali dunia ini,” ucap Aruna.
Aruna kemudian berbicara serius dengan Anres, mereka membahas tentang perusahaan. Aruna akhirnya setuju untuk bekerja di perusahaan Anres, untuk beberapa bulan ini Anres memintanya merapikan data keuangan lebih dulu.
Setelah selesai dengan Anres, Alice dan Eris langsung menculik Aruna. Anres hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan adik dan istrinya tersebut.
“Kalian mau membawaku kemana?” protes Aruna.
“Batagor haji Isan,” jawab mereka kompak.
“Aku mau makan mie ayam. Di sana enak tahu, Kia” tambah Alice.
Aruna tak habis pikir, dua orang sahabatnya ini hanya bisa akur kalau berkaitan dengan makanan.
Alice melajukan mobilnya, tidak berapa lama mereka sudah sampai di daerah buah batu, Bandung. Salah satu cabang batagor haji Isan yang memang lumayan terkenal di Bandung.
“Batagor 2, mie ayam 1, es jeruk 3 ya bang,” Alice mengatakan pesanan mereka pada salah satu pegawai warung.
“Baik neng. Silahkan di tunggu,”
Mereka mencari tempat duduk agak pojok, tentu saja agar bisa bergosip lebih lama. “Bagaimana bisa kalian jadi ipar?” Aruna masih penasaran dengan cerita Alice.
“Hehe. Aku sama kak Anres di jodohin, Kia.”
Dari sanalah Alice menceritakan tentang pejodohannya dengan Anres, karena kedua orang tua mereka adalah rekan bisnis. Awalnya Alice menolak, tapi tetap pernikahan terjadi.
Eris pun baru tahu sehari sebelum kakak dan sahabatnya itu menikah, mereka juga shock saat itu.
Aruna terkekeh mendengar cerita mereka. “Kalian kena karma. Siapa suruh pake acara segala musuhan,”
Aruna mengingat kisah mereka yang selalu saja bertengkar gara-gara menyukai pria yang sama saat kuliah, membuat Aruna pusing harus menengahi.
“Ck ... untung kak Anres ganteng,” seloroh Alice.
“Dulu siapa yang bilang gak mau sama kak Anres ya? Eh sekarang di embat, mana bucin lagi” Eris tak mau kalah.
Aruna tertawa renyah melihat perdebatan dua sahabatnya tersebut, sungguh jadi hiburan tersendiri baginya.
“Kamu sendiri bagaimana, Kia?” tanya Alice.
“Gak gimna-gimana, seperti yang kamu lihat, Alice”
“Apanya. Baru nikah berapa jam sudah di turunin di pinggir jalan dia, Alice”
Alice tersentak kaget, bagaimana bisa sabahatnya yang cantik ini ditinggal sendiri di pinggir jalan.
Eris menceritakan detailnya pada Alice, karena Aruna terlalu malas untuk mengingat hari yang menyakitkan hatinya tersebut. Namun bertemunya dia dengan Alice dan Eris, sungguh membuatnya jadi lebih baik.
“Aku tidak apa-apa guys, aku kemari untuk memulai hal baru. Melupakan semua kepahitan selama di ibu kota,” uajr Aruna.
“Ah benar. Kamu harus bahagia, Kia. Tidak ada yang boleh membuatmu menangis,” ucap Eris yang diikuti anggukan kepala dari Alice.
Hingga tidak terasa mereka sudah satu jam di sana, hingga entah berapa kali nambah pesan minum.
*
*
*
Empat bulan berlalu, Aruna di sibukkan dengan aktifitas perusahaan. Dia membantu Anres dan Eris untuk menata semua keuangan perusahaan, Aruna juga membuatkan aplikasi agar mempermudah semua laporan.
Anres saat ini menjabat dua CEO sekaligus, satu perusahaannya sendiri. Sedangkan satunya adalah perusahaan milik keluarga sepupu Alice.
“Bagaimana Kia?”
“Ini sih tidak habis pikir. Bagaimana mereka bisa mengelabui perusahaan?” ucap Aruna yang selama empat bulan ini melakukan rekap data keuangan.
Dan benar seperti dugaan Anres, ada kecurangan yang terjadi di perusahaan Hanapra Retail.
Membuat perusahaan tersebut hampir saja colaps, untungnya semua ketahuan saat Anres menjadi pengganti sementara CEO perusahaan tersebut.
Hanapra sendiri mempunyai banyak supermarket dan Hypermart, beberapa perusahaan retail khusus mirip IKEA dan Sephora. Mereka tersedia secara offline maupun online.
“Syukurlah ada kamu Kia. Aku sudah pusing tahu, mana kak Anres cerewet banget” gerutu Eris.
“Mau bagaimana lagi. Mereka kasih tenggat waktu sebentar,” Anres menanggapi.
“Tapi pak Anres hebat. Bisa pegang dua peran CEO sekaligus,”
“Somplak tahu, Kia” ucap Anres dan Eris bersamaan.
Aruna kemudian terkekeh melihat tingkah dua saudara tersebut, belum lagi di tambah Alice.
“Semuanya sudah beres pak Anres, Eris. Kalian bisa bernapas lega,” ucap Aruna.
Aruna akhirnya pulang keapartemen, dia membuat makan malams setelah selesai membersihkan diri.
Saat ini dia duduk di sofa untuk menonton TV, sambil makan malam tentunya.
Deg
Di layar menampilkan sosok yang dia kenal, dengan time line. Putra dari Daniel Pradipta terlihat datang bersama dengan model Davina Ryan dalam acara launching produk terbaru perusahaan. Apakah benar mereka ada hubungan spesial?
Aruna langsung mematikan layar televisinya, dia tersenyum kecut. “Ayolah Kia. Apa yang kamu harapkan, bahkan dia terlihat baik-baik saja. Bersabarlah sebentar Kia, tunggu kak Ael datang. Setelah itu kamu bisa lepas dari Shaka selamanya,” Aruna bermonolog dengan dirinya sendiri.
sia nnti aku mmpir
terima ksh sll mendukung