SEQUEL LENTERA DON GABRIEL EMERSON
Meskipun menikah atas dasar perjodohan, Zeda Humaira Emerson dan Arsyad Ibrahim menjalani pernikahan dengan cinta yang tulus.
Arsyad adalah seorang pria yang sholeh, pintar, dermawan, pendiri sekolah TK gratis, dan tentu Arsyad juga sangat tampan, tidak ada alasan bagi Aira untuk menolak perjodohan itu.
Cintanya pada Arsyad tumbuh semakin besar saat Arsyad tak mempermasalahkan Aira yang tak kunjung hamil setelah 5 tahun pernikahan mereka berjalan.
Namun, Aira tertampar sebuah kenyataan pahit saat ia menemukan fakta, bahwa sang suami telah menikah lagi dengan salah satu guru TK-nya, bahkan istri kedua suaminya itu kini tengah mengandung.
Sementara Arsyad, ia sangat mencintai Aira lebih dari apapun, Aira adalah wanita muslimah yang begitu taat pada agama, orang tua, dan suami. Namun, ia terpaksa menduakan Aira karena sebuah alasan yang tak bisa ia tolak.
Apakah karena Aira yang tak kunjung hamil?
Atau ada alasan yang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkySal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MC Zeda Humaira #16 - Terkikisnya Sebuah Kepercayaan
"Kamu kenapa melihatku begitu?" Tanya Fahmi karena Hulya terus menatapnya dengan tajam, bahkan kini Hulya tampak lebih posesif padanya dan ia juga memeriksa ponsel Fahmi sejak tadi malam.
Saat ini Hulya sedang memperhatikan Fahmi yang sedang siap-siap ke restaurant.
"Kamu ... nggak pernah tertarik sama wanita lain, 'kan?" Di todong pertanyaan seperti itu tentu saja membuat Fahmi melongo seperti orang bodoh.
"Apa aku punya waktu untuk itu?" Fahmi balik bertanya dengan mata melotot.
"Tapi Arsyad punya waktu," ketus Hulya, ia menampilkan wajah kesalnya. "Aku benar-benar nggak nyangka Arsyad bisa melakukan hal seperti itu. Padahal dia selalu menunujukan cinta yang besar untuk Aira, sampai aku sendiri merasa iri pada keberuntungan Aira yang mendapatkan suami seperti Arsyad. Tapi ternyata, Arsyad itu munafik. Hanya karena Aira belum hamil, dia dengan tega-teganya mengkhianati Aira, menikahi Anggun, guru TK-nya, dan selama ini? Mereka bersikap biasa saja di depan Aira, seolah tidak terjadi apa-apa."
"Benar-benar jahat, rasanya aku ingin...." Hulya mengambil gunting dan kertas dari laci. "Rasanya aku ingin memotongnya seperti ini...." Hulya menggunting kertas itu penuh emosi, Fahmi yang melihatnya hanya bisa meringis.
Hulya saja yang hanya teman Aira sudah sangat emosi dengan pengkhianatan Arsyad, lalu bagaimana dengan Aira, fikirnya.
"Kalau Aira tahu, aku harap dia di hajar, apalagi kalau sampai Abinya juga kedua kakaknya tahu, huh! Rasanya aku ingin memberi tahu mereka, biar Arsyad di hajar!" geram Hulya kemudian melempar gunting itu ke meja dengan emosi yang meluap.
"Astagfirullah, sudah, jangan emosi begitu, Hulya. Itu urusan rumah tangga mereka, kita hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk mereka," seru Fahmi.
"Tapi Arsyad itu jahat! Dia mengkhianati sahabatku, semua cinta yang dia tunjukan pada Aira itu palsu!" Fahmi menghela napas berat, awalnya ia pun berfikir demikian, namun Fahmi sudah lama mengenal Arsyad dan ia yakin, Arsyad tidak akan melakukan kesalahan sebesar ini tanpa alasan yang juga besar.
"Kita nggak bisa menghakimi orang begitu saja, Hulya. Aku mengenal Arsyad dengan sangat baik dan aku yakin, cinta dia untuk Aira itu nggak palsu. Pasti dia punya alasan yang kuat kenapa dia menikahi Anggun."
"Kamu bela dia?" seru Hulya dengan mata yang terbuka lebar. "Apa karena Aira nggak hamil? Zaman sudah modern, Mas. Bisa melakukan program bayi tabung, apa hanya demi anak Arsyad menduakan Aira?"
"Aku yakin alasannya lebih dari itu."
...***...
"Kita mau kemana, Ummi ?" Tanya Via karena mobil Arsyad kini sudah melewati restaurant.
"Kerumah Om Micheal, Sayang. Ummi mau mengenalkan Via sama Om Micheal, Tante Zenwa dan abang Tanvir," jawab Aira.
"Siapa mereka, Ummi?" Tanya Via lagi.
"Om Micheal itu kakaknya Ummi, yang berarti akan jadi Om Via, dan anaknya Om Micheal akan menjadi saudara Via nanti."
"Wah, asyik. Via sekarang bukan cuma punya Abi dan Ummi, tapi juga punya Om, Tante, dan abang." Via memekik girang yang membuat Aira dan Arsyad juga bahagia.
"Via punya dua Om, Om Micheal dan Om Jibril. Tapi yang tinggal di Jakarta cuma Om Micheal, Om Jibril tinggal di desa sama kakek dan nenek."
Aira pun bercerita tentang keluarganya pada Via d, tentang desa dan hidup Aira disana. Aira berjanji akan membawa Via menemui mereka di desa, hal itu membuat Via semakin girang.
Tak lama kemudian Arsyad menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Micheal, Arsyad langsung membukakan pintu untuk Aira dan Via bak seorang pelayan yang melayani ratunya.
"Silakan, Yang mulia ratu dan tuan putri...." kata Arsyad yang membuat Aira tertawa.
"Terima kasih, Yang mulia raja...." balasnya.
"Akhirnya, yang di tunggu datang juga...." seru Micheal menyambut keluarga kecil adik kesayangannya itu.
Tbc...