Kevin yang awalnya playboy dan tidak percaya dengan cinta, dan selalu mempermainkan wanita. Hal itu terjadi Karena keluarganya yang hancur. Namun kini kepercayaan itu kembali muncul ketika ada satu wanita yang membuatnya jatuh cinta dengan wanita yang berbeda.
"sejak kapan Lo ada disitu?" Tanya Aura kasar pada sosok paling menyebalkan di depannya itu.
Kevin pun tersenyum miring. "Santai dong! Gue kan cuma nanya! Lo jadi cewek bodoh banget bikin gue tertarik aja." Balas Kevin
Simak terus kisah kelanjutannya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Njniken, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Tidak berharap
Disaat yang sama, kini Kevin baru saja pulang. Ia tak memarkirkan motornya di garasi. Namun di depan rumah karena setelah ini ia akan kembali ke markas.
Nggak mau tidur disini karena habis ini papanya pasti akan memarahinya. Entah kenapa lagi, Kevin tak tau.
Cklek!
Ketika membuka pintu rumah lagi-lagi sang papa sudah menunggunya di ruang tamu sembari meneguk kopinya. Dan di depannya pastinya ada berkas-berkas dan laptop.
Langsung ke intinya Kevin langsung bertanya kepada sang papa. "Kenapa papa minta Kevin pulang?" Tanya Kevin.
Sebelum menjawab, Dani mendesah kasar dan memijit pelipisnya. Lalu kemudian ia berdiri dari duduknya dan menatap tajam Kevin seolah siap untuk memarahi putra badungnya itu.
"Apa lagi yang kamu lakukan Kevin. Papa mendapatkan panggilan orang tua dari sekolahmu. Katanya kamu memukuli anak orang sampai masuk rumah sakit." Nadanya pelan, tidak meninggi namun suara itu penuh emosi.
Sudut bibir Kevin terangkat keatas dan tersenyum remeh. "Bukan Kevin yang mulai. dia duluan yang buat anak orang masuk rumah sakit." Ucapnya ngeloyor masuk ke dapur untuk mengambil kopi dingin di kulkasnya itu.
Dani yang melihat anaknya sudah kurang ajar itu tak terima. Orang tua marah bukannya di dengerin malah ngloyor begitu aja.
"Kevin! Harusnya kamu sadar kalau sudah tidak ikutan geng motor, seharusnya kamu juga tidak perlu membuat masalah. Kemarin ikut balap motor sekarang memukuli anak orang."
"Udah di bilang bukan Kevin duluan, tapi dia aja yang memancing emosi Kevin. Kalau papa mau datang ke sekolah ya datang lah kalau nggak mau ya nggak usah. Nggak repot kan?" Ucap Kevin begitu terdengar santai. Lalu ia ngeloyor keluar dari rumahnya dan mengabaikan sang papa. Namun belum sempat dirinya keluar dari pintu, Dani melangkah lebar dan membalikkan badan Kevin lalu menampar wajah Kevin.
Plak!
Tidak terkejut, Kevin hanya diam dan tersenyum menatap papanya yang matanya memancarkan kemarahan disana.
"Kalau sampai kamu tidak berhenti jadi anak yang nakal. Papa akan lebih keras dari ini!" Bentak Dani suaranya menggelegar di seluruh ruangan. Namun lagi-lagi Kevin tak peduli.
"Terserah." Ucap Kevin langsung keluar dari rumahnya. Menaiki motor sportnya dan menjauh dari Area rumahnya.
Kevin menaiki motornya dengan kecepatan tinggi. Matanya menatap tajam jalanan. Jujur saja hatinya sangat sakit.
Anaknya sendiri pulang dalam kondisi sakit aja masih di tampar. Kini giliran anak orang lain yang sakit dia juga yang di tampar.
"Bangsat!!!" Umpatnya. Memukul stang motornya.
****
Disaat yang sama di rumah sakit x
Kini Reina masih menemani Aura mengobrol.
"Disekolah tadi benar-benar heboh. Kevin tadi pukulin Riyan sampai parah banget. Dan gue nggak tau masalahnya apa. Tapi kata orang-orang yang melihat hal itu karena Kevin nggak terima Lo masuk rumah sakit. Gitu sih."
Mendengar cerita Reina Aura benar-benar bimbang sekarang. Bingung harus gimana menghadapi Kevin. Disatu sisi lain Kevin yang sudah menolongnya sampai biaya rumah sakit juga. Tapi disatu sisi lain Kevin juga kelewatan sikapnya.
Aura mendesah kasar. "Tuh cowok sinting banget. Gak enak banget berurusan sama dia. Jadi begini."
"Ya Lo harus bersyukur Ra. Kalau gue di posisi elo gue bersyukur banget karena ada Kevin berarti ada juga yang jagain kita. Elo jadi aman disekolah." Ucap Reina.
Aura melirik Reina, ia tak mengerti dengan apa yang di pikiran Reina. Ia menoyor kepala Reina. "Reina... Aman darimana coba. Yang ada gue bersiap untuk berantem sama ceweknya lah! Males banget gue debat sama cegil-cegil!"
Kening Reina berkerut memikirkan kata-kata Aura, ia tak Berfikir sampai situ. Pasti si Clara cewek yang gila cinta sama Kevin itu tak akan terima.
"Iya juga sih." Ucap Reina, Ia mengangguruk lehernya yang tak gatal. "Eh,Tapi tenang aja, Lo kan Sekarang punya Kevin. Dan dia udah janji sama nyokap Lo buat jagain elo. Kalau dia nggak bisa jagain elo gue aduin ke nyokap Lo lah, kan selesai." Lanjutnya, dengan segala pikirannya yang bucin itu, Yang mengira Kevin akan berjuang mengejar cinta Aura.
Namun berbeda pikiran dengan Aura. Bahkan Aura sama sekali tak mengharapkan pertolongan dari si Kevin. Karena Aura tau bahwa cewek Kevin itu banyak, dan nggak mungkin Kevin hanya mengejar dirinya saja. Apalagi Aura sendiri juga tau bahwa Kevin tidak peduli terhadap perasaan orang lain dan memang sajahat itu.
Jadi, Aura tak bergantung pada siapa pun. Ia juga tak mau mengadu pada Kevin maupun orang tuanya. Sebisa mungkin ia menyelesaikan masalahnya sendiri.
"Jangan terlalu berharap!" Sahut Aura. Membuat Reina jadi emosi sendiri. Ia pun berdecak. "Keras kepala banget sih Lo! Perlakuan Kevin sama si cewek-ceweknya dan ke elo itu beda bangetttt beda jauh Aura!!!" Ucap Reina sedikit geram di akhirnya.
Aura pun menatap aneh Reina. "Intinya, si Kevin itu udah jatuh cinta sama elo. Percaya deh Ama gue!" Lanjut Reina
Aura memutar bola matanya jengah mendengar ucapan-ucapan Reina yang kekeuh mengira bahwa si Kevin menyukainya.
"Udah Ah, gue mau pulang dah malam. Awas kalau Lo sampai jatuh cinta sama si Kevin Lo harus traktir gue bakso urat yang gede. Bye!" Ucapnya langsung keluar dari ruangan. Aura hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Reina.
Inilah persahabatan mereka, dan keduanya sama-sama keras kepala. Tapi nggak ada yang sadar diantara mereka. Hahaha.
****
Disaat yang sama, kini Kevin berada di sebuah club terkenal di kotanya. Ia duduk di depan bar dan memesan bir.
"Udah lama Lo nggak kesini. tobat Lo?" Celetuk Brian. Yang merupakan karyawan di club night cool. Dan dia sudah lama mengenal Kevin. Awal mereka kenal Karena Kevin yang selalu main ke club ini dan Brian yang selalu meracik minuman berakohol untuk Kevin.
Kevin pun tersenyum miring. "Doain semoga gue tobat dan jadi anak yang baek baek." Sahut Kevin.
Brian pun terkekeh kecil. Ia tau pasti Kevin habis dimarahi oleh papanya lagi. "Ya, semoga Lo jadi anak yang berbakti." Ucap Brian menertawakan Kevin.
"Sialan Lo!" Ucapnya tak lama dari itu mata Kevin beredar pandangan. Dan saat melirik ke sebelah kiri ia tak sengaja menemukan salah satu pacarnya yang sedang berduaan dengan laki-laki.
Sudut bibirnya tertarik ke atas. "Benar-benar cewek bodoh dan murahan!" Gumamnya.
Brian yang memang anak baik-baik dan tidak suka bermain dengan perempuan pun merasa jijik Melihat Kevin yang mau saja pacaran sama cewek-cewek gila.
"Lo masih pacaran sama si Nesya? Lo nggak mau gitu nyari yang mahalan dikit." Ucap Brian menatap heran lalu pada Kevin, lalu melirik Nesya bergidik ngeri. Jangan sampai deh, dia punya cewek kayak si Nesya.
"Bentar lagi juga gue putusin. Gue udah Nemu yang baik-baik dan tentunya lebih cantik dari siapapun."
"Baguslah kalau begitu."
***
Keesokannya, pukul 3 sore . Hari dimana Aura sudah di bolehkan untuk pulang. Namun Orangtuanya belum juga datang.
Jadi pagi ini Aura menyuruh mama Wila untuk berangkat bekerja saja dan menjemputnya nanti sore. Namun ini sudah sore tapi orangtuanya belum datang. Dan Aura memilih untuk menunggunya saja.
Ceklek!
"Selamat sore cantik..." Ucap Kevin tiba-tiba masuk dengan senyuman manisnya itu membuat Aura melongo.
"Ayo pulang. Gue yang akan anterin Lo."