Mira Elvana tidak pernah tahu bahwa hidupnya yang tenang di dunia manusia hanyalah kedok dari sesuatu yang jauh lebih gelap. Dibalik darahnya yang dingin mengalir rahasia yang mampu mengubah nasib dua dunia-vampir dan Phoenix. Terlahir dari dua garis keturunan yang tak seharusnya bersatu, Mira adalah kunci dari kekuatan yang bahkan dia sendiri tak mengerti.
Ketika dia diculik oleh sekelompok vampir yang menginginkan kekuatannya, Mira mulai menyadari bahwa dirinya bukanlah gadis biasa. Pelarian yang seharusnya membawa kebebasan justru mempertemukannya dengan Evano, seorang pemburu vampir yang menyimpan rahasia kelamnya sendiri. Mengapa dia membantu Mira? Apa yang dia inginkan darinya? Pertanyaan demi pertanyaan membayangi setiap langkah Mira, dan jawabannya selalu membawa lebih banyak bahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon revanyaarsella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27: Keraguan yang Tumbuh
Mira berdiri di tengah lorong istana yang gelap dan sunyi. Sosok misterius yang baru saja berbicara dengannya terus berputar-putar di pikirannya, dan bayangan pria berjubah hitam itu tidak mau menghilang dari benaknya. Setiap kata yang keluar dari mulut pria itu terdengar seperti ancaman, tapi juga sebuah teka-teki yang menuntut jawaban.
“Siapa kau?” Mira bergumam, mencoba mengingat detail kecil dari pertemuan singkat tadi. Namun, tidak ada yang tampak jelas. Bayangan itu muncul dan menghilang begitu cepat, membuat Mira semakin yakin bahwa ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi di sekelilingnya—sesuatu yang telah lama disembunyikan darinya.
Langkahnya kini lebih lambat, pikirannya tidak bisa berhenti memikirkan sosok misterius itu. Sosok itu seakan mengetahui lebih banyak tentang dirinya daripada dirinya sendiri. “Kita akhirnya akan bertemu,” begitu katanya. Tapi apa artinya? Bagaimana mungkin seseorang telah mengawasinya selama ini tanpa sepengetahuannya?
Dengan napas yang semakin berat, Mira berhenti di depan jendela besar yang menghadap ke taman istana. Dia memandang jauh ke luar, ke arah bayangan pepohonan yang bergoyang pelan ditiup angin malam. Udara dingin menerpa wajahnya, memberi sedikit kelegaan di tengah segala kekacauan di kepalanya.
Namun, di balik semua ini, ada satu pertanyaan yang terus mengusik hati Mira: di mana Evano? Sudah berhari-hari dia tidak muncul, dan setiap kali Mira mencoba mencarinya, dia selalu dihadapkan dengan jawaban kosong dari para penjaga atau anggota Dewan. Evano, pria yang selama ini selalu di sisinya, tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Dan semakin lama dia menghilang, semakin besar keraguan Mira terhadapnya.
Evano adalah pria yang penuh teka-teki sejak awal mereka bertemu. Dia selalu muncul di saat-saat genting, membantu Mira keluar dari situasi berbahaya, namun tidak pernah berbicara lebih banyak dari yang diperlukan. Dia menutup dirinya rapat-rapat, menyembunyikan banyak hal dari Mira. Dulu, Mira menganggap itu adalah bagian dari karakter Evano—sikap dingin dan misterius yang membuatnya semakin menarik. Namun sekarang, dengan munculnya sosok asing yang tampaknya tahu lebih banyak tentang Mira, keraguan mulai menyusup ke dalam hati.
Sebuah Rahasia yang Disembunyikan
Malam semakin larut, namun Mira tidak bisa tidur. Pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan yang tak terjawab. Dia beranjak dari tempat tidur, mengenakan jubah hitam, dan berjalan keluar dari kamarnya menuju perpustakaan istana. Ada sesuatu yang harus dia temukan, sesuatu yang bisa memberi jawaban atas teka-teki ini.
Perpustakaan istana itu luas, penuh dengan buku-buku tua dan naskah kuno. Suasana sunyi dan hening, hanya terdengar suara langkah Mira yang menggema di ruangan itu. Dia menyalakan lilin kecil untuk menerangi jalan, matanya memindai rak-rak buku yang tinggi. Dia tahu Dewan menyimpan banyak catatan kuno di sini, termasuk tentang makhluk-makhluk seperti dirinya—separuh Phoenix dan separuh vampir.
Mira berhenti di depan rak yang penuh dengan gulungan naskah. Tangannya yang halus dan penuh energi api menyentuh kulit gulungan yang sudah tua. Dengan hati-hati, dia menarik satu gulungan dan membukanya di atas meja panjang. Mata keemasannya bergerak cepat, membaca setiap kalimat yang tertulis dalam bahasa kuno.
Di sana, ada cerita tentang makhluk hibrida—sebuah campuran kekuatan dari dua dunia yang berlawanan. Salah satu bagian naskah itu menggambarkan bagaimana makhluk seperti Mira dianggap sebagai ancaman oleh kedua sisi: kaum Phoenix dan vampir. Tapi di balik cerita-cerita itu, Mira juga menemukan sebuah nama yang membuatnya terhenti.
Adriel.
Nama ini disebutkan sebagai makhluk pertama yang memiliki darah Phoenix dan vampir, seseorang yang dilupakan oleh sejarah karena kekuatannya yang begitu dahsyat. Namun, yang lebih mengejutkan adalah deskripsi tentang Adriel yang hidup dalam bayang-bayang, selalu mengawasi mereka yang memiliki darah seperti dirinya. Sebuah bisikan gelap dalam takdir yang tak bisa dihindari.
Mira merasakan jantungnya berdegup kencang. Bisa jadi sosok misterius yang bertemu dengannya tadi adalah Adriel—atau seseorang yang terkait dengannya. Jika benar, ini bukan hanya soal kekuatannya yang belum sepenuhnya dia pahami, tetapi juga soal takdir besar yang telah menunggunya sejak lama.
Namun, meskipun Mira mulai mendapatkan beberapa jawaban, keraguan terhadap Evano semakin kuat. Jika Dewan tahu tentang keberadaan makhluk lain sepertinya, mengapa Evano tidak pernah menyebutkannya? Evano, yang selama ini berada di sisinya, pasti mengetahui sesuatu. Dan kemungkinan besar, dia menyembunyikan hal itu dari Mira.
Pencarian yang Menegangkan
Esok paginya, Mira memutuskan untuk mencari Evano. Dia tidak bisa lagi menunggu, tidak bisa lagi hidup dalam ketidakpastian. Jika ada seseorang yang bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, itu adalah Evano.
Dia mendatangi tempat-tempat biasa di mana Evano sering terlihat—di sekitar aula utama istana, halaman belakang, bahkan di ruang latihan. Namun, tak satu pun dari para penjaga melihat Evano sejak beberapa hari yang lalu. Kekhawatiran Mira semakin besar. Apakah Evano sengaja menghilang? Atau ada sesuatu yang telah menahannya?
"Mira," suara Damar, salah satu penjaga kepercayaannya, memanggil dari kejauhan. "Apakah kau mencari Evano?"
Mira berbalik dengan cepat, matanya penuh harap. "Ya. Apakah kau tahu di mana dia?"
Damar menggeleng. "Tidak ada yang melihatnya. Tapi aku mendengar sesuatu..."
"Apa itu?" Mira mendekat, tidak ingin melewatkan apa pun.
"Ada desas-desus bahwa Evano terlibat dalam sesuatu yang berkaitan dengan Dewan," Damar berbisik pelan, meskipun tak ada orang lain di sekitar mereka. "Beberapa mengatakan dia sedang dalam misi rahasia. Tapi yang lain berpikir dia sedang menyembunyikan sesuatu."
Mira tertegun. Pikirannya berputar, mencoba memahami maksud dari ucapan Damar. Apakah Evano benar-benar terlibat dengan Dewan? Dan jika iya, mengapa dia tidak memberitahu Mira?
"Terima kasih, Damar," Mira mengangguk pelan, namun hatinya dipenuhi kebingungan dan kecemasan. Dia harus menemukan Evano. Hanya dia yang bisa menjawab semua pertanyaan yang ada di kepalanya.
Pertemuan yang Tak Terduga
Sore itu, Mira keluar dari istana, mengikuti firasatnya. Dia berjalan menuju hutan di belakang istana—tempat di mana Evano pernah mengajaknya bertemu ketika mereka ingin berbicara tanpa gangguan. Tempat itu sunyi dan terpencil, dan hanya sedikit orang yang mengetahuinya.
Ketika dia tiba di sana, matahari mulai tenggelam di balik pepohonan. Suasana semakin mencekam, dan Mira bisa merasakan sesuatu yang aneh di udara. Nalurinya sebagai separuh Phoenix memperingatkannya bahwa ada sesuatu yang salah.
Di tengah hutan yang sunyi, Mira melihat bayangan seseorang berdiri di kejauhan. Seketika, jantungnya berdegup lebih cepat. Dia mengenali siluet itu—Evano. Tanpa berpikir panjang, Mira berlari ke arahnya.
"Evano!" serunya. Namun, langkahnya terhenti saat melihat tatapan dingin di wajah pria itu.
"Kenapa kau di sini?" suara Evano terdengar datar, hampir tak berperasaan.
Mira terdiam sejenak, mencoba memahami perubahan sikapnya. "Aku mencari jawaban, Evano. Ada seseorang yang mendatangiku, seseorang yang tahu tentang aku... tentang kita."
Evano mengalihkan pandangannya sejenak, seolah sedang mempertimbangkan sesuatu. "Kau tidak seharusnya mencarinya, Mira."
"Apa maksudmu?" Mira merasa kemarahan mulai membara di dalam dirinya. "Kenapa kau tidak pernah memberitahuku tentang ini? Tentang keberadaan makhluk lain sepertiku?"
Evano tetap diam. Mata hitamnya menatap ke arah hutan, seolah menghindari kontak mata dengan Mira.
Mira melangkah maju, emosinya meluap. "Apa yang kau sembunyikan dariku, Evano? Kau tahu lebih banyak dari yang kau katakan!"
Evano menghela napas panjang, akhirnya menatap Mira dengan sorot mata yang penuh kebingungan dan kelelahan. "Ada hal-hal yang lebih baik tidak kau ketahui, Mira. Semakin banyak kau tahu, semakin berbahaya hidupmu."
"Bahaya?" Mira mendekat, suaranya gemetar oleh emosi. "Aku sudah berada dalam bahaya sejak awal, Evano. Tapi aku berhak mengetahui kebenaran."
Evano terlihat ragu, seperti sedang berjuang dengan dirinya sendiri. Akhirnya, dia berbicara, suaranya pelan namun jelas, "Mira, kau tidak