" Di sela sela cintaku yang ber api-api,
aku menangis dalam sunyi
melangitkan doa pada ilahi robbi
agar dia yang ku damba bisa menyambut rasaku
dengan segenap jiwa raganya" _ja'far shodiq_
lelaki yang tiba2 mencintai janda dari mendiang adik nya sendiri.
"aku mencintainya, bukan karena dia siapa, tapi ini tentang apa yang aku rasakan saat bersama nya " Alunaisynanda.
bagaimana kisah perjuangan kedua nya untuk hidup bersama???
yuuuk simak kisah nya disini...!
semoga suka!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adella mustaqim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEMBALI KERUMAH
"hallo.... assalamu'alaikum. "
suara dingin ja'far mulai menyapa, sungguh jika ini tdk lebih penting dari hidup nya dia akan pastikan yang telah mengganggunya berakhir di tangan nya kali ini. " kami di luar, " lanjut nya, setelah itu terlihat kening nya berkerut dan tengah nya mulai menyentuh kening dan turun ke pelipis nya dan memijit nya pelan, tak terdengar jawaban lain dari mulut ja'far, hingga dia terlihat terduduk di ranjang dan menaruh handphone itu, selanjutnya ja'far terlihat memegang kepalanya, luna masih diam, "kita pulang, ibu dan anak2 sdh sampai dirumah" ja'far mulai beranjak setelah mengucapkan nya bahkan melewati luna. Luna dengan cepat meraih bahu lelaki itu hingga diapun menghentikan langkah nya. "mas... " ja'far menoleh sejenak, tanpa membalikkan tubuhnya, "tadi ayah telfon, ibu drop, sekarang mereka semua sdh di rumah, ayah juga menyuruh kita segera plg? " ja'far melanjutkan langkah nya. luna pun mengikuti setelah meraih khimar yg tadi tergeletak di lantai, luna berlari sambil merapikan mini dress dan khimar nya td, tentu tdk mudah untuk menyamai langkah suaminya, dia sesekali harus berlari kecil hingga berhasil berjalan di sisih nya, suaminya masih diam tanpa kata, luna berinisiatif menggandeng tangan sang suami ketika hendak memasuki lift, dia bergelayut manja di lengan itu. "tolong jangan banyak berinteraksi dg mas dulu honey, mas sdh hampir gila meredam semua ini, " tangan luna langsung luruh dr lengan kokoh suaminya, dia bukan nya kecewa, melainkan lebih ke prihatin dan kasihan pada lelaki ini, luna juga merasa bersalah disana, tapi dia tau sedalam apa kekecewaan yang dialami suaminya, hingga lelaki ini mampu mendiamkan nya, bahkan masih mau menjelaskan nya tak lantas merubah sikapnya.
se keluar nya dari lift luna mengikuti langkah suaminya dr belakang, suaminya tengah di mode awal, dingin tak tersentuh, auranya begitu menakutkan meski ada seseorang yang ingin menyapa nya, sesampai nya di mobil ja'far masih membukakan pintu dan mempersilahkan nya untuk masuk, tapi sepanjang perjalanan suaminya itu seakan memasang mode SILENT TREATMENT, luna juga tak berani memulai, sungguh perjalanan yang membosankan dan memanjang, hingga yang di tuju pun mulai terlihat hilalnya, mobil mulai memasuki gerbang itu, luna dg cepat meraih handle pintu dan membukanya, begitu juga ja'far yang lgsg meninggalkan nya di belakang, luna mengikuti dari belakang, hingga diruang tamu dia melihat ja'far sudah membaur dg ayah dan reyhan. "yah.. " sapanya sambil meraih tangan sang mertua untuk ia salami, "dari mana saja sih abi???lama banget angkat tlpn ayah. " tanya reyhan, mendengar itu luna lgsg ambil langkah kedalam.
"dari apartemen" jawab nya singkat, luna cpt2 meninggalkan ke tiga lelaki itu, dia tak ingin mendengar penjelasan absurd yg bisa saja reyhan lontarkan, dia lekas2 menuju kamar yg di tempati ibu mertuanya, dia buka pintu itu dan mendapati sang ibu tengah rebahan di sana, " kau datang luna??? " sambut sang ibu. "iya bu, maafin luna ya bu, pasti ibu kelelahan jagain si kembar, " luna langsung duduk disisi mertuanya, "ibu cuma lupa gk konsumsi obat luna, setelah disini ibu juga gk tau yg mana obat nya, biasanya ibu kan tinggal lep aja, dan kebetulan tadi gak ada kamu, ayahmu saja yang terlalu heboh,! " " luna siapin obat nya ya bu, oh iya apa ibu sudah makan??? "
"ibu lagi gk nafsu makan lun, " tolak mertuanya. " ibu gk boleh kyk gini bu, dimana2 sblm minum obat harus makan dulu! luna buatkan bubur dulu ya, sebentar kok,setelah itu baru ibu minum obat dan istirahat, luna tinggal dulu ya bu" wanita paruh baya itu hanya mengangguk dan tersenyum.
sungguh beberapa tahun membersamai wanita ini dia tahu jika menantunya memiliki kadar ketulusan yang jarang orang lain miliki, luna lgsg bergerak cepat ,ketika hendak keluar pintu sdh terlebih dahulu didorong dr luar, menampakkan sosok bertubuh tegap yg tak lain adalah suaminya, luna mencoba tersenyum lembut, tpi wajah dingin itu tk merespon apa2,luna tau ini bkn saat nya membahas masalah mereka berdua, kini dia harus fokus pada ibu mertuanya dulu saat ini. luna melanjutkan langkah nya menuju dapur, disana dia mendapati bik darmi tengah memasak air sepertinya menyiapkan kopi dan teh, "neng luna butuh sesuatu??? " tanya art nya itu, " saya mau bikin bubur bik buat ibu, pasti diabet dan asam urat nya naik itu, setelah itu mau saya kasih obat" dengan cekatan luna mempersiapkan segalanya, mungkin karna sdh terbiasa melayani sang mertua kurang lebih 30 menit berlalu dan bubur pun sdh siap untuk di sajikan, segera dia membawa nampan yang berisikan bubur dan segelas air putih tadi ke kamar mertua nya, sesampainya dia kamar dia ragu untuk lgsg masuk, terlihat ibu mertuanya sedang berbicara berdua dg ja'far suaminya,terlihat suaminya yang hanya diam menunduk, mungkin mertuanya sedang memberi wejangan. "assalamu'alaikum" suara luna berhasil membuat kedua orang itu menoleh, " waalaikumsalam, masuklah nak, "luna baru masuk setelah dipersilahkan, " ibu makan dulu ya bubur nya mumpung masih hangat setelah itu luna siapkan obat nya! " mertuanya terlihat bergerak hendak duduk, ja'far pun dg cekatan membantu dan meletakkan bantal di balik punggung nya, "luna suapin ya bu! " luna mulai mengarahkan sendok yg berisi bubur buatan nya, " kalau begitu ja'far tinggal dulu ya bu, ja'far ingin melihat keadaan si kembar dulu! " "ya, mereka terlihat kelelahan, mungkin mereka lgsg tertidur sesampainya di kamar tadi, " luna hanya diam dg terus menyuapi sang mertua, "sudah, cukup luna ibu sdh kenyang" tolak mertuanya, "bu ini masih setengah lo bu sisanya, ibu makan blm banyak! " "cukup luna, ibu ingin istirahat! " luna mengalah dan meletakkan mangkok itu pd nampan di atas nakas, " luna siapin obat2 nya dulu ya bu! "mertuanya hanya mengangguk pasrah, betapa bahagia nya dia, ketika di masa tuanya begini ada seseorang yang mau merawatnya dan itu menantunya, mungkin jika anak sendiri semua akan terasa biasa krna itu adalah bakti seorang anak, "ini bu... " luna menyerahkan wadah kecil yang berisikan obat2 an yg biasa dikonsumsi oleh mertuanya, setelah usai minum obatnya luna kmbali meraih wadah itu dan hendak meletakkan nya, "luna..." panggilan ibu mertuanya membuat luna kembali duduk. "iya bu, ada yang ibu butuhkan??? " ibu mertua nya menggeleng. " tidak nak, tadi ja'far bilang kalian hendak pindah ke apartemen??? apa kau menyetujui nya nak???" "luna ikut saja kemana abi hndk membawa luna, bukankah itu sdh kewajiban luna, sudah kodrat wanita untuk mengikuti kmn dia pergi. dan tanggung jawab juga bagi abi, tapi ibu tak perlu risau tentang si kembar,luna akn biarkan dimana mereka merasa nyaman,bahkan mereka akn ttp disini jika ibu inginkan" sang ibu tersenyum, "apa ja'far memperlakukan mu dg baik nak, dia tdk pernah kasar kan padamu luna??? " luna tersenyum sambil meraih telapak tangan ibu mertuanya. " abi selalu memperlakukan luna dg sangat baik bu, malah luna yang blm bisa mengimbangi"luna menundukkan kepala nya, "pelan2 dulu ya... , tolong dampingi dia sampai akhir" luna mengangguk perlahan, "kalau begitu luna pamit, mau bersihin ini dulu ya bu,ibu sekalian istirahat aja dulu" mertuanya hanya mengangguk mengiyakan, luna dg cepat bergerak menuju dapur, baru saja keluar dr kamar mertuanya kebetulan dia bertemu dg ART nya, " bik bisa minta tolong bawakan ini ke dapur, saya ingin lihat keadaan si kembar di kamar nya, " " tentu bisa neng, sini semua nya serahin sama bibi"dia lgsg saja merebut apa yang luna pegang, "sekali lagi luna ucapin makasih ya bik, " " udah neng gk perlu sungkan,kn ini emang tugas bibik" luna tersenyum sambil melangkah meninggalkan art itu,
pemandangan pertama yg luna tangkap ketika memasuki kamar itu, kebersamaan yang begitu indah, si kembar nya tidur dengan suaminya yg berada di tengah, bagaimna bisa luna berfikir jika lelaki ini akan tak adil membagi kasih sayang nya saat mereka memiliki buah hati yang lain, disaat lelaki itu bahkan mencurahkan perhatian nya banyak-banyak tanpa pamrih, luna melangkah pelan tak ingin mengusik kebersamaan mereka,apalagi sampai membangunkan. dia duduk di pinggiran ranjang itu,menatap wajah2 tenang itu, suaminya benar, dia harus benar2 lepas dari semua yang mengikat nya dg ilyas, dia harus memulai dg yang baru, dia harus siap dan ikhlas dg segalanya,lelaki ini tak mungkin bisa dia temukan lagi di penjuru dunia sekalipun,kala saat dia lengah hingga terlepas dr genggaman nya,
rasa bersalah itu mulai menggerogoti. oh Tuhan..,setidak tahu diri inikah dirinya ???sampai tak bisa mengesampingkan perasaan nya , dia merenung tanpa suara, lagi, perasaan bersalah itu datang, bukan kah sebagai seorang wanita yang dia miliki hanyalah harga diri???
dan suaminya kini tengah menjunjung tinggi harga dirinya sebagai wanita, sebagai seseorang yang dicintai dia memang punya hak membalas atau menolak perasaan itu, tapi apa dia punya alasan yang akurat untuk memberi penolakan, apalagi dia kini sudah merasa nyaman berada di sisi nya,
dia ingat dawuh ummi rodliyah kala ilyas dg berani datang kehadapan syeikh abd karim untuk meminang nya.
" menikah itu bukan perihal cinta atau tidak cinta nduk, menikah itu tentang kesiapan kita untuk melakukan ibadah terpanjang seumur hidup kita.
seperti kata pepatah, WITING TRESNO JALARAN SOKO KULINO, (cinta itu terjadi karna terbiasa)
sebagai wanita sebuah kehormatan jika ada lelaki yang datang meminang kita untuk dihalalkan, disini kita punya kesempatan untuk menentukan, jika lelaki itu mumpuni untuk menjadi imam kita maka tdk ada alasan untuk kita menolak nya, toh takdir di tangan Tuhan, jika lelaki itu bukan lah yg terbaik untuk kita maka ALLAH selalu punya cara untuk menghentikan nya, sejatinya ketampanan, kekayaan dan pangkat itu hanya bonus nduk, tak ada yang lebih baik dari seseorang yang memiliki ketaqwaan pada penciptanya, juga keberanian untuk menghalalkan wanitanya "
air mata luna mengalir dalam diam. ya, dia percaya apa yang ALLAH berikan selalu apa yang dia butuhkan, bukan sekedar yg dia ingin kan, dia membawa pandangan nya pada ketiga orang teristimewa nya itu, dia harus bisa menjalani taqdir ini, dadanya mulai bergemuruh, perasaan itu membuncah, dia harus menata ulang apa yg kemarin sdh retak bahkan hampir hancur, kini dia harus membangun nya kembali dg lebih baik dg dukungan tiang kuat yang ia miliki, bibir nya tersenyum, dia tau harus kemana saat ini, keluar dg cepat menuju kamar nya, menggelar sajadah nya, untuk menunaikan kewajiban nya dan mensyukuri segala ni'mat yang telah dia Terima,
bersujud, bersimpuh dan memanjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan nya yang maha esa,. dia inigin banyak2 bersyukur, bukankah janji ALLAH Dalam AL-QURAN itu nyata bagi para hambanya???
seperti firman ALLAH di dlm alquran:
وإذتَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عََذابِيْ لَشَدِيْدُ
Artinya, "Dan (ingatlah) tatkala Pemelihara kalian mengumumkan bahwasanya jika kalian bersyukur, maka sungguh Aku akan tambah untuk kalian (akan nikmat). Dan jika kalian kufur, sesungguhnya siksa-Ku teramat sangatlah pedih."
kasian banget.. orang setulus itu dibohongi dipaksa nikah dg kakak iparnya