Kesalahan yang terjadi pada dua manusia yang saling mencintai. Hubungan keduanya yang sudah tidak direstui. Mungkin karena tidak memiliki status sosial yang setara. Alina hanya gadis biasa yang duduk di bangku SMA dan menggunakan beasiswa dan sementara Fathan anak seorang pengusaha kaya raya dan juga seorang ibu yang bekerja dalam dunia entertainment.
Fathan dan Alina terjebak dalam hubungan gairah yang akhirnya menjadi skandal dan siapa yang dirugikan dalam hal itu.
Alina harus menerima nasibnya yang masih duduk di bangku SMA dan mengandung akibat kesalahan fatal yang dia lakukan bersama dengan kakak kelasnya yang juga menjadi pacarnya.
Karena hubungan yang tidak direstui itu yang ternyata membawa Fathan pergi dari Alina.
Bagaimana Alina menjalani kehidupannya dengan janin yang ada di dalam kandungannya.
Lalu apakah mereka dipertemukan kembali?
Jangan lupa untuk mengikuti cerita Saya dari awal sampai akhir dan follow akun Instagram saya .
ainunnharahap12.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23 Membuat Susah.
Mata Monica melihat ke arah Alina yang tetap bengong, "kau tidak tahu juga!" sentak Monica yang membuat Alina tersentak kaget.
Dengan wajahnya yang masih bingung membuat wanita berusaha 24 tahun menggelengkan kepala.
"Siapa lagi kalau bukan Andreas," teriak Monica yang semakin emosi membuat gendang telinga Alina sakit mendengar suara teriakan yang sangat nyaring itu.
"Apa tidak bisa bicara pelan-pelan," batinnya.
"Alina kamu jangan semakin membuat saya pusing!" tegas Monica.
"Maaf, Bu," jawabnya.
"Sekarang saya tidak mau tahu, kamu harus menyelesaikan masalah ini dan buat bocah sialan itu menandatangani kontrak ini tanpa harus mengubah naskah!" tegas Monica.
"Saya yang harus bergerak?" tanya Alina menunjuk diri sendiri.
"Suruh Tobi!" teriak Monica yang semakin kepanasan.
Tobi OB di perusahaan itu yang memang tidak mungkin dia yang melaksanakan perintah itu.
"Kamu Masih belum paham juga apa yang harus kamu lakukan?" tanya Monica yang menatap semakin tajam.
"Maaf Bu Monica. Tetapi kenapa harus saya. Saya sedang mengurus mini series yang belum selesai dan membujuk seorang aktris yang baru naik daun itu bukanlah pekerjaan saya. Saya tidak ahli dalam hal itu," protes Alina yang memang merasa tidak masuk akal.
"Saya tidak meminta protes kamu. Sekarang cepat laksanakan apa yang saya katakan!" teriak Monica dengan suara yang semakin menggelegar.
Alina yang tidak ingin semakin mendapatkan masalah dan gendang telinganya bisa rusak akhirnya keluar buru-buru dari ruang tersebut.
"Apa harus aku lagi yang mengerjakan semua itu," batin Alina dengan kesal.
Alina gadis 24 tahun yang bekerja di bagian departemen produksi film. Alina yang memiliki profesi sebagai asisten sutradara dan juga penulis skenario. Alina sudah 5 tahun bekerja di rumah produksi tersebut dengan karir yang cukup meningkat, dari kru biasa sampai menjadi asisten sutradara dan sekarang ada berita bahwa coba tanya akan naik menjadi sutradara.
Walau memiliki bos yang setiap hari kerjanya teriak-teriak, ternyata tidak membuat Alina berhenti bekerja dan sama seperti sekarang ini dia baru saja mendapatkan masalah dan harus turun langsung menemui aktor yang memang dalam 1 tahun ini karirnya sedang di puncak. Kalau kata bosnya Star syndrome
Dengan sangat tidak bersemangat Alina yang keluar dari ruangan bosnya itu dan langsung dihampiri Giselle sahabatnya.
"Ada apa Alina? Kenapa wajah kamu ditekuk seperti itu?" tanya Giselle.
"Bagaimana tidak di tekuk. Jika pagi-pagi seperti ini aku sudah mendapatkan pekerjaan yang sangat tidak masuk akal. Membujuk anak kecil saja memerlukan usaha yang begitu keras dan apalagi membujuk orang yang sudah dewasa," jawabnya dengan kesal yang membuat Gisella tampak bingung.
"Aku tidak mengerti apa maksud kamu?" tanya Giselle.
Di saat Alina ingin mengeluarkan semua undang-undangnya yang tiba-tiba saja ponselnya berdering dan Alina melihat panggilan masuk itu yang tidak jadi melanjutkan pembicaraan dengan Gisella dan langsung mengangkat telepon.
..."Mama!" suara manja Keenan yang terdengar. Alina memang mendapatkan telepon dari guru putranya. ...
..."Ada apa Keenan?" tanya Alina....
..."Keenan lupa mengatakan kepada Mama kemarin. Ternyata orang tua hari ini harus datang ke sekolah untuk mengikuti meramaikan kegiatan di sekolah Keenan dan orang tua teman-teman Keenan sudah pada datang," jawab Keenan dengan mengeluh kepada Alina yang membuat Alina menghela nafas....
..."Lalu kenapa harus mengatakan sekarang? Mama saat ini begitu banyak pekerjaan dan jika Keenan mengatakan sejak awal, maka Mama akan bisa mengatur waktu," ucap Alina....
..."Bukankah tadi Keenan bahwa Keenan lupa," ucapnya....
..."Ya. Sudah, nanti Mama akan suruh Nenek ke sekolah Keenan yang menjadi wali Keenan dan sekarang Keenan fokus saja mengikuti kegiatan di sekolah," ucap Alina yang memang sangat tidak memungkinkan saat ini harus ke sekolah Keenan....
..."Baik. Mah," jawab Keenan yang memang sudah terbiasa di wakili oleh Neneknya karena kesibukan Alina dalam bekerja. ...
Keenan juga anak yang sangat pengertian dia tidak pilih-pilih siapa yang menemaninya yang terpenting ada walinya.
"Ada-ada saja!" ucap Alina menghela nafas dan langsung mengirim pesan kepada sang ibu untuk menemani putranya di sekolah.
Ting.
Balasan pesan itu langsung muncul.
"Kamu kenapa tidak mengatakan sejak awal. Ibu lagi repot-repot nya membuat kue arisan," jawab Ratih yang ternyata juga tidak bisa karena hal itu sangat mendadak.
Alina menghela nafas yang memijat kepalanya yang sekarang benar-benar sangat frustasi, tetapi dia tidak kehilangan akal yang terlihat menghubungi seseorang.
"Ada apa Alina?" tanya suara seorang wanita dalam panggilan itu.
"Apa Kakak sibuk?" tanyanya.
"Tidak," jawab wanita itu.
"Alina boleh minta tolong untuk ke sekolah Keenan yang kebetulan dia ada kegiatan hari ini dan wajib ada wali yang menemani. Keenan baru menyampaikan pagi ini dan Alina sudah ke kantor dan mama juga tidak bisa ke sana," ucapnya.
"Ya. Sudah tidak apa-apa. Nanti Kakak yang menjadi wali Keenan. Tetapi Kakak harus mengantarkan makan siang kak Andre dulu dan setelah itu baru ke sekolah Keenan," ucap wanita itu.
"Terima kasih, Kak," ucap Alina yang merasa lega yang akhirnya ada juga yang bisa membantunya.
Vania yang merupakan kakak ipar Alina yang menikah dengan Andre dan kerap kali Vania juga turut membantu Alina dalam mengurus Keenan.
********
Kafe Calista.
Alina yang terlihat duduk di salah satu bangku dengan seorang pria yang berhadapan dengannya yang sejak tadi bermain ponsel. Mata Alina yang sejak tadi memperhatikan wajah laki-laki yang terlihat acuh itu yang seperti tidak menganggap ada orang di depannya.
"Maaf tuan Andreas, bagaimana? Apa Anda akan setuju dengan menandatangani kontak film dengan Perusahaan kami?" tanya Alina dengan mengeluarkan senyum terpaksa.
"Maaf Nona, saya menolak film itu. Karena adegan yang ditunjukkan di dalam skenario terlalu ekstrim dan saya tidak mau mengambil resiko yang akan membuat tubuh saya sampai kenapa-napa, lecet atau yang lain. Karena sebagai seorang aktris harus memiliki fisik yang sempurna dan tidak boleh sampai ada yang cacat sedikitpun," jawab pria itu jangan sampai dan mata tetap fokus pada ponselnya.
"Apa katanya!" batin Alina kesal mendengar kata-kata puitis itu.
"Jadi tolong jangan paksa saya untuk melakukan hal yang tidak ingin saya lakukan!" tegas Andres
"Tuan Andres bintang papan atas yang sangat terkenal. Dalam film ini, setiap adegan fisik akan memakai peran pengganti. Jadi Anda jangan mengkhawatirkan tubuh Anda akan lecet,"
Alina mencoba mengeluarkan semua cara untuk membujuk laki-laki di depannya yang tetap mengacuhkan dia.
"Tapi, saya tetap menolak keras untuk film ini dan saya juga tidak yakin dengan hasilnya," sahut Andres dengan nada meremehkan.
"Apa maksud Anda!" Alina tampak tersinggung dengan meninggikan suaranya.
"Anda meremehkan rumah produksi kami hah! Anda seharusnya berterima kasih ditawarkan dalam film ini dan bukan malah pilih-pilih seperti ini. Ternyata benar Anda aktris yang mengalami star syndrome ," kesal Alina dengan emosi sejak tadi sudah menahan diri.
"Kau mengatakan apa?" Andres juga tampak tersinggung.
"Eh artis yang baru naik daun. Ingat karir Anda akan menurun jika memiliki attitude seperti ini!" tegas Alina yang langsung berdiri dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan Andres setelah mengutuk Andres.
"Wau apa yang dia katakan. Attitude, Huhhhh dasar. Jika seorang artis terkenal seperti ku tidak ingin bermain film action di tempat kalian, maka jangan memaksaku dengan menyumpahi ku, memang kalian pikir kalian siapa haha!" kesal Andreas dengan mengoceh dengan suara berteriak-teriak yang membuat orang-orang yang ada di Restaurant itu melihat ke arahnya.
Andres yang menyadari hal itu langsung mengubah image wajahnya dengan tersenyum yang seolah tidak terjadi apa-apa. Dia ingin tetap dikenal sebagai aktris yang ramah dan sopan.
Bersambung....