DI PINANG KAKAK IPAR KU
Siang ini cahaya matahari terpapar begitu terik nya, di iringi deru angin yang menyejukan, membuat seorang perempuan begitu enggan beranjak dari gundukan tanah yang terlihat masih basah dengan taburan bunga yang memenuhi permukaan tanah itu.
Tatapan nya terlihat kosong tertuju pada nama yang tertulis diatas nisan yang berdiri di depan nya, tak ada air mata, tak ada isak tangis dan kepiluan, tatapan nya hanya datar.
"Ayo Lun kita pulang, kasian anak-anak kalau kamu kelamaan disini, mereka pasti butuh kamu,"
Suara kakak ipar nya mulai menembus pendengaran wanita yang bernama Luna itu.
Tapi itu tetap tak merubah apapun, dia masih betah menatap kedepan dengan diam.
Geram karna lagi-lagi tak ada jawaban, wanita paruh baya yang dari tadi berdiri di depan nya merengkuh ke dua pundak Luna dan menarik nya perlahan hingga berdiri,tetap tak ada reaksi, perlahan tubuh nya terus saja di giring menuju mobil yang sudah sedari tadi menunggunya.
Perlahan mobil itu bergerak membawa tubuh luna yg sdh berada di dalamnya,pandangan itu tetap kosong, tapi kemudian terkesiap ketika dirasa ada telapak tangan yang menggenggam telapak tangan nya yang dingin.Netra nya menyorot wanita yang lebih tua disamping nya itu.
"kamu harus kuat Lun, kamu harus selalu bisa menghadapi semuanya , kasihan anak-anak, mereka sudah kehilangan ayah mereka, hanya kamu Lun yang saat ini mereka butuh kan dan mereka punya"
Perlahan butiran air mata itu mulai menetes hingga menderas dan menimbulkan isakan nya, terdengar begitu pilu tapi itu terlihat lebih baik dari pada dia terlihat terus diam dan mematung.
Usapan lembut kakak nya berikan,membiarkan Luna menumpahkan segalanya, segala kesedihan yang sedari tadi membeku dan tersimpan rapat di dalam sana.
"Apa kami bisa melanjutkan hidup tanpa dia kak, dia pergi tanpa pamit, tak meninggalkan sepatah katapun untuk ku, sedang kan aku selama ini begitu bergantung padanya"
Wanita disamping nya itu menyambut dengan senyuman teduhnya, ia bukan nya tidak bersedih karena kepergian adik nya itu, tapi dia tau ada seseorang yang harus dia kuatkan terlebih dahulu.
"Bisa sayang, kamu pasti bisa,ini sudah menjadi jalan yang Allah berikan, juga ada kami yang akan selalu ada untuk mu"
Tangis Luna semakin menjadi,ada syukur yang dia rasakan memiliki keluarga yang begitu baik dan menerimanya.
Perlahan dia mulai menghapus sisa air matanya ketika mobil yang dia tumpangi mulai masuk gerbang rumah yang ia tempati, Sekilas pandangan nya menjelajah area depan rumah itu,
Rumah yang di impikan mendiang sang suami untuk keluarga kecil nya,kini tekad nya mulai terkumpul, dia merasa memang harus tetap kuat demi anak-anak nya.
Ketika langkah nya mulai masuk, pandangan nya sudah di sambut sebagian keluarga besar sang suami yang masih tetap tinggal.
Sang mertua pun beranjak menghampirinya, merangkul kedua bahunya sambil menerbitkan senyuman,dia tentu tau seperti apa perasaan menantunya itu saat ini.
" Kamu makan dulu ya sayang, setelah itu istirahat, si kembar baru aja tidur, tadi sempat rewel juga nyariin kamu sejak tadi dari pemakaman" Luna berusaha menerbitkan senyum nya meski itu terasa begitu berat.
" Luna bersihin tubuh Luna dulu ya bu, "netra nya mulai berkaca kaca, sungguh, begitu beruntung nya dia di kelilingi orang-orang yang begitu baik dan menyayanginya,
setelah mendapat persetujuan dari sang mertua, Mulai dia bawa langkah kakinya menuju kamar utama, pintu terbuka menampakan kesunyian yang ada,Pandangan nya mengelilingi ruangan berbentuk persegi itu, sosok yang biasanya selalu dia tangkap dari ruangan itu kini telah tiada, dia melangkah menuju ranjang oversize milik nya,tangan nya terulur mengusap tempat yang biasa di tempati sang suami, air matanya kembali mengalir, rasa nya baru kemarin dia di bawa ketempat ini oleh sang suami, tapi kini dia sudah di tinggal kan.
" Semalam kamu masih disini yah, kamu masih meluk aku seperti biasa, sekarang siapa yang bakal meluk aku yah, kamu tau kan aku gak bisa tidur sendiri"
Tangis itu kian pecah, sungguh, betapa terguncang nya dia ketika pagi-pagi sekali mendapat telfon dari kantor yang mengabarkan bahwa suaminya tiba-tiba pingsan dan dilarikan ke rumah sakit,dan fatal nya lagi, suaminya tak bisa di selamatkan,Luna merasakan dunia nya runtuh seketika, kehilangan pijakan nya dan tak tau harus kemana, selama ini dia hanya berperan sebagai wanita rumahan yang mengurus anak-anak dan menunggu suami nya pulang,Tapi kini rasanya semua harus dia pikul sendiri, apa dia bisa menghadapi kerasnya persaingan dunia bisnis juga menggeluti nya???!!
Dia mulai beranjak ingin membersihkan tubuh nya sebelum bersimpuh pada sang penguasa jiwa raga nya.
Lama Luna bersimpuh di hamparan sajadah nya tanpa pedulikan apapun di luar sana, hingga ketukan pintu membuyarkan lamunan nya.
"Kak Luna, di panggil ibu di tunggu di meja makan" Suara itu terdengar bersamaan dengan muncul nya kepala adik ipar nya.
"Iya setelah ini aku kesana, " Jawab Luna sambil melepas mukenah yg dia pakai kemudian dirapikan nya semua yg digunakan, lalu menyambar kerudung bergo yang biasa di pakai di rumah.
Semua keluarga menyambut hangat dg melempar senyum.
"sini Lun" panggil kakak tertua suaminya sambil menggeser kursi untuk luna duduki.
"aku panggil si kembar dulu ya kak" Jawab Luna, belum juga sempat dia melangkah dia sudah di hentikan lagi.
"eh.. Eh... Eh sudah, hanny sudah kesana sekalian panggil anak-anak yang lain nya"
Luna pun hanya ber be oh ria, tak lama kemudian kegaduhan mulai terdengar mereka saling lari untuk bisa mendahului reflek Luna pun menoleh. "Jangan lari larian disini key, banyak barang yang bisa pecah kalau tertabrak kalian" Yang di hardik hanya cengengesan,di susul kedatangan si cantik keysha yang langsung ambil posisi.
"Malam keysha..., cantik nya budhe mau makan apa ini?" Tawar kakak tertua Ilyas, suami Luna.
"Apa aja budhe" Jawab nya datar.
"Keysha kenapa sayang??? Kok murung begitu?"
Mata lentik gadis itu langsung tertuju pada nenek nya yang tadi bertanya.
"Keysha mau ayah oma" Lirih nya,seisi ruang makan langsung hening,
"Hey, anak cantik kok nangis,kan masih ada oma ,opa, budhe dan yang lain nya, ayah sudah lebih dulu pergi karna nyiapin tempat untuk Keysha,keano dan mama di syurga,dengan syarat kalian harus jadi anak baik, "
"Benar kah oma? " Tanya Keysha mencoba meneliti.
"hmmm" Nenek nya mengiyakan.
"Key juga sedih oma, opa...!"
Semua mata kini langsung tertuju pada si paling banyak drama,siapa lagi jika bukan keyano.
"Kenapa nak?? " Tanggap sang kakek.
"Keyano gak ada lagi yang beliin mainan, yang ajak main dan jalan jalan juga" Wajah nya di buat penuh dengan kesedihan
"Jadi keyano bakal seneng lagi kalau ada yang mau beliin mainan dan mengajak jalan-jalan lagi??? "
Tanya budhe nya, kakak tertua ilyas itu.
"Hmmm."... Jawab nya dengan mulut penuh sambil mengangguk angguk.
"Baiklah budhe akan siapkan ayah baru buat kalian" Jawab nya enteng.
"No no no.... Key gak mau budhe, key gak mau orang baru," Luna hanya bisa geleng-geleng.
Kenapa bisa seringan itu bicara tentang pengganti padahal Ilyas adalah keluarga mereka sendiri. itu pikir Luna.
"Sudah sudah... Ayo lanjutkan makan nya setelah ini kita harus menyambut para tetangga untuk pembacaan yasin dan doa"
Semuanya langsung fokus menyelesaikan makan nya, setelah itu bersiap2 berkumpul keruang dpn dimana akan berlangsung nya acara malam itu
Acara malam ini berlangsung dengan lancar, meski semua keluarga masih sama2 terlihat berduka tapi semuanya sirna ketika keano mulai berulah penuh kekonyolan.
Semua keluarga ilyas ada disana, pandangan luna menyisir setiap ruangan rumah itu, rumah yang ilyas persembahkan untuk dirinya,murni hasil dari kerja kerasnya, rasanya baru kemarin Ilyas membawa nya ketempat itu, tapi kini dia sudah meninggalkan nya, dadanya kembali merasa sesak,Tapi dia tak ingin menunjukan kesedihan nya, setidak nya dia harus tegar di hadapan keluarga suami nya.
"mama, apa sasa boleh- bobok sama mama"
pertanyaan Keysha berhasil membuyarkan lamunan nya , luna coba persembahkan senyum ter lebar nya.
"boleh sayang"
netra kecil itu kini menelisik kearah mamanya.
"mama syedih ayah pergi???" sungguh pertanyaan kecil itu mampu meluluh lantak kan jiwa Luna, dan melelehkan genangan air mata yang sedari tadi mati-mati an dia tahan, ada nyeri yang berpusat di dadanya kali ini, rasanya dia ingin berteriak sekuat tenaga, usapan telapak tangan kecil itu memaksa Luna mendongak dan kembali menatap gadis kecil didepan nya.
entah terbuat dari apa hatinya, hingga dia bisa setegar ini, padahal biasanya dialah yang selalu manja pada sang ayah, jari-jari kecilnya bergerak menghapus sisa lelehan di pipi ibunya itu.
" mama adalah kesayangan ayah, tapi syedih nya juga gk boleh lama lama, nanti ayah nya disana jadi syedih "
Tak tahan,Luna tarik tubuh kecil itu untuk direngkuh nya, tangis nya benar-benar tumpah kali ini.
"maafin mama sayang, mama terlalu mikirin diri mama sendiri,mama janji gak akan sedih-sedih lagi,kita berjuang bersama ya sayang"
Keysha pun dengan cepat mengangguk dan tersenyum.
"mama kenapa menangis sa? "
suara itu berhasil melerai pelukan Luna dan Keysha.
"kamu ganggu aja deh key" timpal Keysha.
"mama gak boleh nangis nangis lagi, sekarang ayah sudah gak ada, udah gak ada yang bakal bikin mama nangis lagi"
Reflek semua atensi anggota keluarga yang masih disana tertuju pada ucapan bocah laki-laki itu.
" keyano...! gak boleh ya bicara seperti itu, mama lagi sedih sayang!!! apa keyano gak sedih kehilangan ayah hmmm??? "
suara lembut Maimunah kakak tertua Ilyas mencoba memberi pengertian kepada sang keponakan.
"sedih budhe, key juga sedih, tapi key lebih sedih lagi kalau liat mama nangis karna ayah, mama kerjain tugasnya sambil nangis budhe, pas key deketin dan key hibur mama senyum tapi air matanya gak berhenti mengalir budhe" Maimunah menghela nafas nya panjang, kesan buruk yang adik nya ciptakan begitu nyata tercetak di memory keponakan nya ini.
"maka dari itu, key sebagai laki laki harus bisa bikin mama gak nangis lagi, key mau janji sama budhe buat jagain mama??? "
"tentu saja budhe, key sayang banyak banyak sama mama, makanya key gak mau liat mama nangis nangis lagi" jawab nya tegas.
Ucapan keano berhasil membuat bibir kecil sang mama tersenyum, dia sudah tegang sedari tadi mendengar ucapan sang anak, takut jika sang anak salah bicara di hadapan keluarga suami nya.tangan Luna melambai pada keyano agar mendekat, dia merengkuh tubuh si kecil lalu dia ciumi wajah itu.
"maafkan mama ya sayang"
ucap Luna lirih sambal membawa tubuh itu ke dalam pelukan nya.
Semua orang tersenyum haru melihat adegan kecil itu, mereka cukup tau seberapa dingin sifat saudara nya tapi Luna dengan begitu sabar nya menghadapi itu semua hingga akhirnya mereka dipisah kan oleh taqdir sang kuasa.
"ibu.... ibu... ibu dimana??? " teriakan sang adik bungsu menggema memecah kesunyian.
"ibu di depan Rey" jawab sang mertua yang sibuk membereskan sisa hidangan di ruang depan.Reyhan pun mendekat dengan sedikit berlari.
"Ini bu,Abi telfon, sedari tadi mau bicara sama ibu"
dia serahkan ponsel di tangan nya yang sudah menampilkan wajah lelaki di seberang sana.
"Assalamu'alaikum nak, bagaimana kabarmu???"
suara sang mertua mulai menyapa seseorang disana,Luna beranjak berinisiatif melanjut kan apa yg mertuanya lakukan, lalu berbaur pada yang lain meninggalkan sang mertua yang sedang bertukar kabar dengan sang anak yang menetap jauh disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Bunda
ijin Baca kak 🙏🏻
2025-03-26
1
🌷💚SITI.R💚🌷
ntimak dulu ceritay
2025-02-09
1
refinorman norman
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
2025-01-11
1