Dia dihadapkan dengan kenyataan yang begitu pahit di usianya yang saat itu baru menginjak 13 tahun ia harus bisa menerima sebuah kenyataan bahwa ibunya telah tiada di sebabkan karna kecelakaan, dan ia sendiri pun tak tau harus berbuat apa,
Suatu hari ketika ia sedang meninggalkan rumah, seorang gadis kecil yang berusia sekitar 8 tahun datang menghampiri nya dengan menjanjikan sebuah pernikahan,
namun siapa sangka setelah pertemuan untuk pertama kali nya saat itu, 15 tahun berlalu mereka telah terpisah dan hingga kini Ronald kecil sudah berusia 28 tahun dan diam-diam telah memimpin sebuah organisasi tersembunyi, dengan kekuatan yang ia miliki, ia telah melalui berbagai cara untuk menemukan gadis kecil itu hingga akhirnya pencarian pun telah membuahkan hasil, namun satu hal yang mengejutkan bagi Ronald, ia kembali dihadapkan dengan kenyataan yang mengejutkan bahwa gadis kecil yang dulu pernah ditemuinya kini tengah menjalin hubungan dengan lelaki lain....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mey Andani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Lagi-lagi Ronald di buat terkejut dengan apa yang di katakan kakek nya, pasalnya David bilang kakek belum bertanya apapun padanya sebelumnya
"Kakek kau sudah tahu semuanya? Tapi bukan kah sebelum nya David bilang kakek tidak menanyakan hal apapun sebelumnya nya" tanya Ronald bingung
"Hey, tidak bertanya bukan berarti tidak tahu apa-apa, hahaha....!!"
Ronald yang merasa tak habis pikir dan bingung dengan situasi apa yang ia hadapi saat ini, di sisi satu kakek nya mengatakan dirinya tidak marah tapi di sisi lain kakek nya melarang nya untuk menangis
"Kakek, tapi kakek barusan melarang ku untuk menangis, tapi kenapa kakek bilang kakek tidak marah?!" tanya Ronald yang benar-benar berada dalam kebingungan
Kakek Robert yang merasa iba saat melihat ekspresi wajah cucunya yang terlihat seperti orang bodoh, ia pun memutuskan untuk berhenti mempermainkan nya
"Nak, maafkan kakek jika sikap kakek barusan sudah membuat mu bingung, kakek hanya ingin bilang, kamu cucu kakek yang sangat kuat dan tangguh, seorang pria tangguh seharusnya tidak boleh menangis hanya demi hal sepele, kau adalah pemimpin sebuah organisasi terbesar dan misterius dan kau telah di tuntut untuk kuat di hadapan semua bawahan mu, jadi kakek tidak ingin melihat kamu meneteskan air mata mu karna kamu adalah pria yang kuat" ucap kakek Robert yang mulai berbicara serius
Ronald pun akhirnya mengerti setelah mendengar penjelasan Kakek nya barusan
"Kakek adalah saksi hidupku, sejak kecil aku sudah di ajarkan untuk menjadi kuat dan tangguh oleh mu, aku masih ingat bagai mana dulu kau bersikap sangat keras padaku, aku sama sekali tak mempermasalahkan hal itu, karna aku tau kau melakukan semuanya demi diriku, sekarang kita gantian, giliran ku yang akan melindungi kakek" ucap Ronald dengan mata yang kembali berembun
Kakek Robert tersenyum
"Nak, kakek tidak masalah kau ingin melindungi kakek ataupun tidak, yang jelas kau adalah cucu kakek satu-satunya yang sangat kakek sayangi, kau adalah penerus satu-satunya keluarga Wijaya, bagai manapun dulu ibumu pernah memiliki suatu impian, yaitu melihatmu tumbuh dewasa dan menjadi hebat, aku sangat bahagia sekarang karna telah berhasil melihat putra satu-satunya setalah mewujudkan impian nya"
Tanpa di sadari Kakek Robert telah terbawa suasana, ia yang semula melarang cucunya untuk menangis akan tetapi saat ini dirinya lah yang meneteskan air mata kala teringat akan putri satu-satunya yang telah tiada dan sekarang hanya Ronald satu-satunya cucu sekaligus penerus keluarga Wijaya
Kakek Robert sangat menaruh harapan besar pada Ronald Untuk memenuhi impian almarhum ibu nya, akan tetapi kini ia dihadapkan dengan dilema yang besar
di sisi satu ia senang mengetahui cucunya merupakan seseorang dengan status yang sangat penting dan paling di takuti di seluruh dunia namun di sisi lain ia merasakan kekhawatiran yang amat besar
nyatanya meski ia tau dengan status besar yang di sandang Ronald, tak akan ada yang berani mengganggu nya, akan tetapi bahkan hanya dengan menjadi pewaris keluarga besar Wijaya saja Ronald telah memiliki banyak musuh apalagi jika ia harus menyandang gelar sebagai pemimpin organisasi terbesar di dunia
Yang itu artinya akan ada banyak rintangan dan bahaya yang mengincar cucunya itu
"Kakek apa yang terjadi...?" tanya Ronald saat melihat setetes cairan bening jatuh di pipi sang kakek
menyadari cucunya memergoki dirinya menangis, kakek Robert buru-buru mengusap air mata yang sempat membasahi pipinya, ia tersenyum menatap lekat kepada Ronald
"Bukan apa-apa nak, kakek hanya merasa terharu dan bangga atas semua pencapaian mu, di usiamu yang bahkan masih terbilang muda, kau sudah sangat sukses dalam menjalankan tugas mu, kakek sangat bangga padamu nak" ucap kakek Robert yang berusaha untuk menyembunyikan kekhawatiran nya
"Kakek, bagai manapun ini semua terjadi juga berkat dukungan dari kakek, jika bukan karna kakek yang selalu memotivasi ku, mungkin aku tidak akan bisa seperti sekarang" ucap Ronald yang tetap merendah meski itu di hadapan kakek kandung nya sendiri
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Waktu malam kini sudah menunjukkan pukul 22:34, namun Lusy masih terlihat celingak-celinguk melihat kearah luar jendela seperti tengah mencari atau melihat sesuatu
"Kenapa sampai sekarang Ronald masih belum pulang, padahal aku sudah menunggu nya dari tadi" Gumam Lusy yang saat ini terlihat sangat gelisah
bi Nirah baru saja keluar dari dapur dan bermaksud ingin membuang sampah ke luar, namun tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat kelakuan Lusy yang sejak tadi terus mondar mandir di depan jendela seperti seekor cacing kepanasan
"Non Lusy, ngapain atuh dari tadi bibi liat kayak lagi khawatir?" tanya bi Nirah yang tak tahan dengan ke kepo-an nya
"Astaghfirullah hal'Adzim, bibi ngagetin aja.!!" spontan Lusy mengucapkan kalimat istighfar dari mulutnya karna kaget ketika mendengar suara bi Nirah yang menegurnya secara tiba-tiba
"Hehee, maaf non, habis dari tadi bibi liat non terus-menerus mondar mandir kiri kanan gak karuan, emang nya kenapa sih non.?" tanya bi Nirah lagi
"Eehh Eeng,.. gak papa kok bi, cuma kan sekarang sudah jam setengah sebelas tapi kok Ronald belum pulang juga" ujar Lusy yang akhirnya mengutarakan kekhawatiran nya terhadap Ronald
Bi Nirah tersenyum dalam hati saat mengetahui ternyata Lusy telah mengkhawatirkan keadaan tuan muda nya itu, tiba-tiba muncul dalam benak nya ingin menggoda gadis muda itu
"Oalah tak kita in kenapa toh, eh non Lusy emangnya khawatir ya, sama keadaan tuan muda, ha aa" goda bi Nirah sambil tersenyum dan menarik turunkan alisnya sehingga berhasil membuat Lusy tersipu malu
"Iiihhhh,,, bibi apa-apaan sih, mana ada aku khawatir, aku kan cuma nanya ada, lagian sekarang udah hampir tengah malam tapi Ronald gak pulang-pulang, takutnya kan kenapa-kenapa itu doang kok" ucap Lusy yang berusaha mengelak
"Cieee, cieee, kalo bukan khawatir terus yang di maksud dengan takut kenapa-kenapa itu emang nya apa dong.?!" goda bi Nirah lagi
"Bibiiiii, aku serius tauuu..." Ucap Lusy yang semakin tak terima karna di goda oleh pembantunya sendiri
"Heheheee, Lagian non kok tumben-tumbenan amat nungguin tuan muda, biasanya kan tuan muda emang pulang nya larut malam, terus Non Lusy juga biasanya udah tidur di jam tuan muda pulang" jelas bi Nirah yang membuat Lusy tersadar dan seketika merasa malu dengan perbuatannya sendiri
"Lusy, Lusy, lusyyyy.... Bisa-bisa nya kamu tuh b*go amat, lagian bener yang di bilang bi Nirah, biasanya kan aku jam segini emang udah tidur tapi kenapa sekarang malah....-
.
.
.
BERSAMBUNG
