Telah Terbit Cetak Bersama Platinum Publisher X NovelToon ~
"Aku menyerah karena suamiku memilih
menciptakan cap jari diatas surat gugatan perpisahan demi mengucap akad dengan wanita lain,"
Dikta Nadira, seorang Motivator Pernikahan yang menikah dengan sosok Dosen Sosiologi bernama Robby Dreantama.
Pernikahan mereka yang terjadi akibat sebuah kesepakatan berujung kecewa disaat mereka sadar bahwa Noda Merah telah tercipta diatas buku nikah mereka dan Dikta memilih diam.
Dikhianati, bahkan melihat suaminya bercinta dengan wanita lain dihadapannya benar-benar menghancurkan hidup Dikta. Sehingga sampai pada kata Talak itu keluar.
Dikta menganggap akan menemukan jalan baru dalam kehidupannya malah kehilangan pijakan hidupnya, namun satu yang menjadi masalah, disaat mereka resmi berpisah fakta mempertegas bahwa Dikta tengah mengandung anak dari Robby.
Robby yang enggan mengakuinya membuat Dikta kembali merasa terpukul dan bertekad membuka lembaran baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16. Mengidap Retrogade
Terlalu cepat meninggi dan terlalu cepat berpuas hati sampai dia lupa bahwa diatas Burj Khalifa masih ada langit.
Bahkan langit pun tidak perlu memberitahu bumi bahwa dirinya tinggi karena sesungguhnya kuadrat dari pengakuan adalah diakui bukan mengakui.
Jangan sampai menjilat ludah sendiri.
•
"Rob? Bangun Rob!" Glenca menepuk pelan pipi Robby yang membuat Glenca semakin panik.
Tidak perlu pikir panjang, Glenca segera menjalankan mobilnya menuju rumah sakit untuk memeriksa keadaan Robby.
Didalam perjalanan Glenca tampak panik, terlebih keadaan macet dimana Robby masih belum sadarkan diri, sampai akhirnya ditengah lampu merah yang.memaksa Glenca untuk stop, Robby terbangun dari pingsan-nya.
"Ah!"
Robby meringis menahan area nya yang sakit, sedangkan Glenca langsung melempar tatapan kepada Robby.
"Kamu gapapa kan Rob? Ini kita mau ke rumah sakit," ujar Glenca yang membuat Robby memilih menyandarkan kepalanya di jok mobil.
"Sakit Ca, ah!" Robby tidak kuat menjawab pertanyaan Glenca.
"Kamu yang kuat yah, kita bakal sampai ke rumah sakit bentar lagi kok," Glenca kemudian menginjak gas ketika lampu merah tersebut sudah berubah hijau.
Glenca masih bingung dengan apa yang terjadi kepada Robby, tapi dia tidak ingin memikirkan tentang itu, dia memilih fokus menyetir sampai akhirnya tak lama kemudian mobil yang dia kendarai terparkir didepan rumah sakit.
"Kita udah sampai," Glenca membuka pintu mobil dan keluar dari sana.
Setelahnya Glenca berjalan ke arah pintu jok tempat Robby duduk, dia membuka pintu tersebut kemudian memapah Robby keluar dari mobil.
"Kamu masih kuat jalan kan?" tanya Glenca memapah Robby berjalan masuk ke rumah sakit.
"Masih," jawab Robby meringis.
Robby dan Glenca segera masuk kedalam area rumah sakit, semua orang tampak menatap mereka namun Glenca dan Robby tidak perduli, mereka langsung menuju ke ruangan dokter yang ditunjuk oleh bagian resepsionis.
Glenca dan Robby kini berjalan di koridor rumah sakit, mencari ruangan dokter yang dimaksud sampai akhirnya mereka menemukan ruangan tersebut dan langsung masuk ke dalamnya.
"Robby?"
"Adam?"
Adam berdiri dari tempatnya duduk saat melihat pasiennya adalah Robby dan Glenca.
"Bagaimana bisa kau ada disini?" tanya Robby mendelik tajam kepada Adam.
"Aku rasa kabel merahmu sudah putus Robby, apa kau tidak membaca papan nama sebelum kau masuk kesini?" jawab Adam.memakai kacamatanya dan berjalan ke arah Robby dan Glenca.
"Ca! Cari dokter lain, aku tidak ingin diperiksa oleh dia!" Robby menolak diperiksa oleh Adam namun dia merasakan sakit yang luar biasa saat ini.
"Sudahlah Rob! Kau sudah kesakitan, biarkan saja dia yang memeriksamu," jawab Glenca yang membuat Robby pasrah.
Adam kemudian membantu Robby naik ke atas ranjang periksa, sedangkan Glenca menunggu diluar sembari Adam memeriksa keadaan Robby.
Setelah cukup lama diperiksa, akhirnya Adam mendapatkan hasil lab beserta kesimpulan dari penyakit yang membuat Robby kesakitan begini.
Kini Glenca dan Robby duduk di kursi yang berhadapan dengan Adam mereka hanya dipisahkan meja dimana Adam kini sibuk membaca hasil lab tersebut.
"Dari hasil pemeriksaan, sebenarnya Robby tidak.menderita penyakit yang begitu parah, tapi kenapa kau merasakan sakit yang luar biasa? Apakah ini karma.dari Allah?"
Brak!
Robby menggebrak meja atas ucapan Adam yang sengaja menyindirnya. "Tidak usah bawa-bawa Tuhan dalam urusan ini!"
"Sombong sekali," jawab Adam. "Kau menderita Ejakulasi Retrogade, ini adalah proses dimana air mani milikmu tidak keluar melalui ujung tombak milikmu saat terjadi orgas*me, melainkan air mani tersebut masuk kedalam kantung kemih, dan penyakit ini tidak berbahaya bahkan tidak menimbulkan sakit, makanya aku heran kenapa kau bisa kesakitan begitu parahnya?"
Glenca dan Robby saling menatap atas penjelasan Adam, yang membuat Glenca segera bertanya.
"Dampak dari penderita Ejakulasi Retrogade ini apa?" tanya Glenca yang membuat Adam menautkan kedua tangannya dan memangku dagunya.
"Akukan sudah menjelaskan, kalau cairan Robby tidak bisa keluar melainkan masuk ke kantung kemih, aku bisa mendefinisikan Robby mengalami mandul diakibatkan Retrogade ini," jelas Adam.
Deg!
•
•
•
TBC
hihihi, biasanya manggil kak atau mak..
tapi berhubung authornya lebih muda dan ternyata cowok pula, maka aku panggil dek othor saja yah, hehe..
ceritanya bagus, tapi menurutku alurnya terlalu to the point banget..
kurang panjang dan halus dikiiiit aja..
emang wajar sih, kalau cowok ngarang itu umumnya selalu to the point dan gak bertele-tele, karena mereka tercipta dominan akal (logika)..
nah kalo authornya cewek, gaya bahasanya bakalan sedikit panjang bahkan ada yg sangat bertele-tele, karena cewek dominan perasaan..
tapi, overall novel ini bagus banget..
mana diselipin ilmu2 agama yg sangat bagus dan tentunya menanbah menambah ilmu agama kita para reader Muslim..
bagi non Muslim pun, bisa jadi tambahan pengetahuan jg..
keren banget dah pokoknya..
semoga sehat selalu ya dek..
tetap semangat berkarya dan semoga sukses selalu dimanapun dan dalam kondisi apapun..
barokallahu fiik.. 🙏🏻