NovelToon NovelToon
Dibalik Topeng Sang Brandal

Dibalik Topeng Sang Brandal

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: xy orynthius

Di kota kecil bernama Harapan Senja, beredar cerita tentang sosok misterius yang dikenal sebagai "Sang Brandal." Sosok ini menjadi legenda di kalangan warga kota karena selalu muncul di saat-saat genting, membantu mereka yang tertindas dengan cara-cara yang nyeleneh namun selalu berhasil. Siapa dia sebenarnya? Tidak ada yang tahu, tetapi dia berhasil memenangkan hati banyak orang dengan aksi-aksi gilanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xy orynthius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 22

Fajar menyingsing perlahan, menggantikan malam kelam yang menyelubungi kota. Namun, bagi Kai, Zed, dan Viktor, harapan dari datangnya pagi terasa samar, seolah-olah mereka berdiri di ujung tebing yang terjal, dengan jurang menganga di bawah mereka. Setelah pertemuan intens tadi malam, tak ada waktu untuk beristirahat. Pikiran mereka terus berputar, mencoba merangkai setiap detail dari rencana yang baru saja mereka susun.

Di markas Viktor yang tersembunyi di sudut kota, semua orang bergerak cepat. Viktor telah mengumpulkan orang-orang kepercayaannya, mereka yang akan ikut dalam misi berbahaya ini. Mereka bukanlah orang biasa—semua yang ada di sini adalah veteran dalam dunia bawah tanah, dengan pengalaman bertahun-tahun di medan pertempuran gelap dan kotor. Meskipun demikian, Volkov tetap menjadi ancaman besar yang tak bisa dianggap remeh.

Kai duduk di salah satu sudut ruangan, menatap layar laptopnya. Pikirannya terfokus pada satu titik—Proyek Eclipse. Rencana besar Volkov ini lebih dari sekadar operasi kriminal biasa; ini adalah upaya untuk mencengkeram seluruh kota di bawah kuasanya. Jika mereka gagal menghentikannya, Volkov akan menjadi sosok yang tak tersentuh, dengan kontrol penuh atas seluruh lapisan masyarakat.

“Kita harus mulai bergerak,” suara Viktor membuyarkan konsentrasi Kai. Viktor berjalan mendekat, tampak sudah siap dengan segala peralatan yang dibutuhkan. Di belakangnya, beberapa anak buahnya juga sudah siap, masing-masing membawa senjata dan perlengkapan lainnya.

Kai menutup laptopnya dan berdiri. “Kita perlu memastikan semua informasi sudah aman. Kalau terjadi apa-apa, kita nggak boleh kehilangan data ini.”

Viktor mengangguk. “Gue udah perintahkan beberapa orang gue buat nyiapin backup. Data ini terlalu berharga buat dihilangin.”

Zed mendekat sambil mengencangkan jaket kulitnya. “Kalau semuanya udah siap, mari kita laksanakan. Semakin lama kita di sini, semakin besar risiko Volkov nemuin kita.”

Mereka semua setuju, dan tak lama kemudian, mereka sudah berada dalam mobil yang akan membawa mereka ke lokasi pertama—salah satu markas utama Volkov di pinggiran kota. Viktor, yang memimpin operasi ini, memberikan instruksi secara singkat namun jelas. Rencana mereka adalah melakukan serangan cepat, menghancurkan segala sesuatu yang terkait dengan Proyek Eclipse, lalu segera melarikan diri sebelum bala bantuan Volkov tiba.

Dalam perjalanan, Kai tak bisa berhenti memikirkan apa yang akan terjadi. Dia tahu bahwa misi ini adalah permainan hidup dan mati, dan kesalahan sekecil apa pun bisa berakibat fatal. Namun, di balik keraguannya, ada rasa percaya diri yang mulai tumbuh. Mereka tidak sendirian dalam pertempuran ini. Selain Viktor dan anak buahnya, mereka juga membawa senjata paling kuat—informasi.

Sesampainya di lokasi, mereka keluar dari mobil dan bergerak cepat menuju gedung tua yang tampak sepi di luar, tapi di dalamnya menyimpan rahasia-rahasia gelap Volkov. Kai dan Zed mengikuti Viktor dengan tenang, sementara yang lainnya menyebar untuk mengamankan area sekitar.

“Kita masuk dari pintu belakang,” bisik Viktor. “Jangan bikin suara, dan siap buat apa pun yang terjadi.”

Mereka menyelinap masuk melalui pintu belakang yang tampak sudah jarang digunakan. Di dalam, koridor gelap menyambut mereka dengan keheningan yang menegangkan. Langkah kaki mereka terdengar pelan di lantai beton yang dingin, dan setiap suara kecil terasa begitu nyaring di telinga.

Kai menatap sekeliling dengan waspada. Gedung ini mungkin terlihat biasa dari luar, tapi dia tahu betul bahwa di dalamnya tersimpan banyak rahasia berbahaya. Setiap sudut bisa menjadi perangkap, dan setiap bayangan bisa menyembunyikan musuh.

Ketika mereka mendekati pusat gedung, Viktor memberi isyarat kepada Kai dan Zed untuk berhenti. Dia menunjuk ke sebuah ruangan besar di ujung koridor. “Di sanalah tempatnya. Mereka nyimpen server utama di sana. Kalau kita bisa ngancurin server itu, Proyek Eclipse bakal lumpuh.”

Kai mengangguk, lalu merogoh saku untuk mengeluarkan perangkat kecil yang sudah disiapkan. Ini adalah virus digital yang telah diprogram khusus oleh Zed untuk merusak seluruh jaringan Volkov. Mereka harus mengunggah virus ini ke dalam server utama, dan itu akan cukup untuk melumpuhkan seluruh operasi.

Mereka melangkah maju dengan hati-hati, memastikan tidak ada penjaga di sekitar. Ketika mereka sampai di depan pintu ruangan, Zed segera meretas sistem keamanan sederhana yang menjaga pintu tersebut. Dalam hitungan detik, pintu terbuka dengan suara berderit pelan, dan mereka masuk ke dalam.

Ruangan itu gelap, hanya diterangi oleh beberapa lampu LED kecil yang menunjukkan bahwa server-server besar yang memenuhi ruangan ini masih aktif. Suasana di dalam begitu sunyi, seolah-olah seluruh gedung itu sudah mati.

Kai langsung menuju ke server utama, sementara Zed berjaga-jaga di pintu. Viktor dan anak buahnya menyebar, memastikan tidak ada gangguan selama proses ini berlangsung.

Saat Kai memasukkan perangkat virusnya ke dalam port USB di server utama, dia merasakan ketegangan yang begitu besar. Jika ini berhasil, mereka akan memukul Volkov di tempat yang paling menyakitkan. Namun, jika mereka gagal, semua yang telah mereka lakukan akan sia-sia.

Kai mengaktifkan perangkatnya, dan layar di depannya langsung menampilkan proses pengunggahan virus. “Ini akan butuh waktu beberapa menit,” bisiknya kepada Zed yang terus berjaga-jaga dengan waspada.

Menit-menit berlalu dengan lambat. Setiap detik terasa seperti siksaan, seolah-olah waktu sedang mempermainkan mereka. Kai tidak bisa melepaskan pandangannya dari layar yang terus menunjukkan progres pengunggahan virus.

Tiba-tiba, suara pintu terbuka keras mengagetkan mereka semua. Seorang pria dengan senjata terhunus masuk ke dalam ruangan, wajahnya dipenuhi amarah. “Siapa kalian?!”

Zed bereaksi cepat, melompat untuk menahan pria itu sebelum dia bisa melepaskan tembakan. Mereka bergumul di lantai, sementara Viktor dan anak buahnya berusaha menahan serangan mendadak ini. Namun, suara perkelahian itu jelas sudah menarik perhatian yang lain.

Kai mempercepat proses pengunggahan virus, tetapi dia tahu mereka kehabisan waktu. “Zed! Kita harus keluar dari sini sekarang!”

Zed berhasil menjatuhkan pria itu ke tanah, tetapi suara-suara langkah kaki dari koridor luar menunjukkan bahwa mereka akan segera dikepung. “Sial! Kita harus kabur sekarang!”

Dengan cepat, Kai menarik perangkatnya keluar setelah virus selesai diunggah. Mereka berlari keluar dari ruangan, kembali menyusuri koridor gelap sambil menembak balik ke arah para penjaga yang mulai berdatangan.

Viktor memimpin jalan, menunjukkan rute pelarian yang sudah mereka rencanakan sebelumnya. Namun, para penjaga Volkov tampaknya sudah memperhitungkan segala kemungkinan, karena mereka menemukan lebih banyak musuh yang menghadang di setiap sudut.

Saat mereka sampai di pintu keluar belakang, suara sirene mulai terdengar dari jauh. “Kita harus cepat! Polisi atau pasukan Volkov bisa datang kapan saja!” seru Viktor.

Kai dan Zed terus menembak untuk menahan laju musuh, sementara yang lain membuka jalan untuk kabur. Namun, musuh terus berdatangan, semakin banyak dan semakin agresif.

Ketika mereka akhirnya berhasil keluar dari gedung, Viktor memberikan isyarat kepada yang lain untuk segera masuk ke mobil. “Kita harus pergi dari sini sekarang!”

Kai, Zed, dan Viktor melompat ke dalam mobil dan segera melaju kencang meninggalkan lokasi. Tembakan-tembakan terdengar di belakang mereka, tetapi suara itu semakin lama semakin menjauh. Mereka berhasil kabur, tetapi adrenalin di tubuh mereka masih menggelegak, menandakan bahwa mereka baru saja selamat dari maut.

Saat mobil melaju menjauh dari markas Volkov, Kai menatap ke arah gedung yang semakin mengecil di kejauhan. “Gue harap ini cukup buat ngancurin Proyek Eclipse,” katanya dengan napas yang masih tersengal.

Zed menepuk bahunya dengan lega. “Kita berhasil unggah virusnya. Sekarang tinggal nunggu hasilnya.”

Viktor, yang duduk di kursi pengemudi, tetap fokus pada jalan di depannya. “Jangan lega dulu. Volkov pasti nggak akan tinggal diam. Kita harus siap buat kemungkinan terburuk.”

Kai dan Zed mengangguk setuju. Mereka tahu, pertempuran ini belum berakhir. Namun, satu hal yang pasti—mereka sudah mengambil langkah besar untuk menghentikan Volkov. Dan kini, mereka hanya bisa berharap bahwa langkah ini akan membawa mereka menuju kemenangan yang telah lama mereka perjuangkan.

Matahari semakin tinggi di langit, menerangi jalan yang mereka tempuh. Tapi, di balik cahaya pagi itu, bayang-bayang ancaman masih tetap mengintai, siap untuk melompat kapan saja.

1
Ana@&
lanjut thor
anggita
kenshin... 😁kya nama kartun samurai.
anggita
ok Thor👌moga novelnya lancar banyak pembacanya.
xy orynthius: Aamiin
total 1 replies
anggita
like👍buat Zed brandal.☝iklan utk author.
anggita
namanya panjang banget.. dowo tenan yoh🤔.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!