NovelToon NovelToon
Papa Untuk Jeri

Papa Untuk Jeri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Single Mom / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Office Romance
Popularitas:41.8k
Nilai: 5
Nama Author: Hai_Ayyu

Kesalahan di masa lalu membuat Maudy memiliki seorang anak.

Seiring bertambah usia, Jeri merindukan sosok seorang ayah.

"Apa kamu mau menikah denganku?" tanya Maudy pada pria itu.

"Aku tidak mau!" tolaknya tegas.

"Kamu tahu, Jeri sangat menyukaimu!" jelas Maudy. Semua demi kebaikan dan kebahagiaan putranya, apapun akan dilakukannya.

"Aku tahu itu. Tapi, aku tidak suka mamanya!"

Akankah Maudy berhasil memberikan papa untuk Jeri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hai_Ayyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 - Mengantar Pulang

"Apa kamu bilang?" Maudy pun mencekik leher pria itu. Seenaknya saja mengatakan ia berat.

"Nona, apa yang kamu lakukan? Kamu mau membunuhku?" ucap Roni dengan kesal. Diledek begitu saja, ia malah terus dicekik.

"Suruh siapa kamu bilang a-" ucap Maudy terjeda saat tatapan mereka bertemu.

Jarak mereka terlalu dekat, hingga ia bisa melihat mata bulat itu.

"AKu be-rat." sambung Maudy sambil membuang pandangannya. Mendadak gugup

"Di mana mobilmu di parkir?" tanya Roni yang juga membuang pandangannya. Mengalihkan tatapan dari wanita itu.

"Itu!" Maudy pun menunjuk ke arah mobilnya.

Begitu sampai di samping mobil, Roni menurunkan Maudy dari gendongannya. Ia juga memegangi wanita itu untuk naik ke dalam mobil. Lalu ia pun masuk dari pintu pengemudi.

Roni yang akan mengemudikan mobil tersebut dan mengantar wanita itu pulang.

"Nona, apa tidak sebaliknya kita ke rumah sakit saja?" tanya Roni saat melihat kaki atasannya makin membengkak.

"Tidak perlu!" jawab Maudy dengan nada tinggi. Ia tidak mau ke rumah sakit.

Roni mendengus, ia menyarankan dan malah tanggapannya begitu. Seperti berteriak.

"Nona, pasang sabukmu!" pinta Roni. Akan ia antar segera wanita itu pulang. Dan akan kembali ke kantor.

Maudy pun memasangnya dan tidak lama mobil pun melaju.

"Kenapa kamu masih terus mendekatiku?" tanya Maudy menatap tajam ke arah Roni. Ia meminta penjelasan.

Roni melihat ke arah Maudy sejenak, lalu menggelengkan kepala. "Sudah berapa kali aku katakan, aku sedikit pun tidak berniat mendekatimu!"

"Tidak mungkin!" Maudy tidak percaya. Pria modus itu tidak bisa dipercaya.

"Nona, apa kamu begitu ingin aku mendekatimu?" Roni melirik sekilas, "Tapi, maaf. Kamu itu sama sekali bukan tipeku!"

Wanita itu pun mencibir, pria itu masih tidak mau mengakui.

"Jangan bohong!"

"Kenapa aku harus bohong?" Roni malah balik bertanya.

"Wajar saja kamu berusaha sekali mendekatiku. Aku begitu cantik, kamu terpesona padaku kan?!" tanya Maudy dengan yakin sekali. Pria itu bohong karena sedang berusaha menutupi perasaannya.

Roni jadi terkekeh. Lucu sekali wanita itu dengan kepedeannya.

Maudy melipat tangannya di dada. "Kenapa tertawa? Aku benarkan? Kamu begitu menyukaiku?!"

"Nona, percaya diri itu bagus. Tapi terlalu percaya diri itu tidak baik juga!"

"Apa maksudmu?"

"Berhentilah mengatakan jika aku menyukaimu. Aku tidak menyukaimu, nona. Aku sama sekali tidak menyukaimu!" jelas Roni penuh dengan penekanan.

"Aku itu sangat cantik, kenapa kamu tidak menyukaiku?" tanya Maudy. Sepertinya pria itu punya kelainan. Masa tidak suka wanita cantik.

Roni mendengus sesaat. "Terus kalau kamu katanya cantik dan bahkan sangat sangat sangat cantik, aku harus menyukaimu gitu? Yang benar saja, nona!"

Pria itu menggelengkan kepala. Maudy itu wanita anehlah.

"Oh apa-?" Roni sengaja menjeda ucapannya dan melihat ke arah wanita itu.

"Apa nona yang sebenarnya sangat menyukaiku? Kamu naksir padaku kan?" kini Roni yang membalikkan kata. Ia menuduh Maudy begitu.

"Nona begitu sangat memaksaku untuk menyukaimu, padahal sebenarnya nona lah yang ingin bersamaku!" Roni menaikkan alisnya. Sebenarnya wanita itu yang sedang mencari perhatiannya.

"Tidak! Tutup mulutmu itu! Aku tidak menyukaimu!" sanggah Maudy segera. Apa-apaan tuduhan itu.

"Jika tidak, berhentilah menuduhku mendekatimu!"

"Aku tidak menuduhmu, tapi kamu saja yang berkeliaran di sekitarku! Wajar saja aku jadi berpikiran begitu!" tidak ada yang salah dengan perkataannya.

"Astaga!" Roni memijat pelipisnya. Wanita itu memang tidak mau kalah.

"Aku karyawanmu, nona. Wajar saja ada di sekitarmu!" jelas Roni.

"Tapi kamu itu tidak seperti karyawan lainnya. Kamu ketara sekali berusaha mendekatiku!" Maudy mengatakan dengan yakin. Dari awal pria itu memang sudah modus padanya.

Roni membuang nafasnya perlahan. Bicara dengan wanita itu tiada akhirnya. Sambung terus dan terus teruslah itu.

"Rumahmu di mana?" tanya Roni mengalihkan topik pembicaraan. Ia tidak tahu tempat tinggal wanita itu.

Maudy malah tertawa dan membuat Roni jadi bingung.

"Hah, itu. Sekarang kamu malah tanya di mana rumahku. Apa kamu berniat datang saat malam minggu?" tanya wanita itu dengan senyuman mengejek.

Menurut Maudy, Roni itu begitu naksir dirinya. Cuma ya, tidak mau mengakui saja. Sudah ketahuan seperti ini, masih berpura-pura juga.

Roni pun menepikan mobilnya. Ia lalu menatap heran ke arah wanita itu. Ditanya apa, jawabnya apa.

"Nona." ucap Roni lihat wanita itu dengan serius.

"Apa? Kamu mau mengatakan cinta?" tanya Maudy. Ia juga begitu serius melihat pria itu.

Roni mengusap wajahnya dengan kasar. Nona Maudy itu sesuatulah. Entahlah, bingung mau bagaimana mendeskripsikan wanita aneh itu.

"Aku," Roni menunjuk dirinya sendiri. Sepertinya harus menyadarkan wanita aneh dan kepedean ini.

"Bertanya di mana rumahmu." Kini Roni menunjuk ke arah Maudy.

"Untuk mengantarmu! Apa kamu bisa menyetir sendiri dengan kakimu itu? Kenapa kamu kepedean seperti ini, nona!" jawab Roni dengan nada cepat. Ia menahan kekesalannya.

Maudy pun merutuki diri, ia baru ingat kondisinya sekarang. Ia tidak bisa mengemudikan mobil, kakinya sakit. Makanya pria modus ini yang akan mengantarnya.

"Aku tidak kepedean!" namanya Maudy tetap tidak mau kalah.

"Wajar saja aku berpikiran begitu, selama ini kamu kan memang sengaja mendekatiku!" sambung Maudy sambil membuang pandangan.

"Argh!" Roni pun mengeluarkan taringnya.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Yee... Mama pulang!" sorak Jeri saat melihat mobil mamanya masuk ke halaman. Mama Maudy pulang cepat.

"Papa!" mata Jeri berbinar melihat pria yang turun dari mobil mamanya.

Papa Roni akhirnya pulang juga ke rumah. Mereka akan tinggal bersama. Hatinya senang sekali.

Roni tersenyum saat Jeri menghampirinya. Ia mengelus kepala bocah kecil itu, lalu membukakan pintu mobil.

"Pa, mama kenapa?" wajah senyum itu mendadak pudar. Papanya memapah mama.

"Mama tadi terjatuh dan sepertinya kakinya terkilir!" jelas Roni akan kondisi wanita itu.

"Mama, sudah Jeri bilang jangan pakai sepatu tinggi-tinggi!" bocah kecil itu jadi berwajah mewek. Ia sering mengingatkan mamanya, tapi tetap juga selalu pakai sepatu tinggi itu.

"Mama tidak apa-apa sayang." Maudy jadi mewek melihat wajah sedih anaknya. Ia segera memeluk Jeri setelah di dudukkan di sofa ruang tamu.

Roni melihat Maudy yang begitu menyayangi anaknya. Tidak ada sifat sombong, angkuh dan pemarahnya. Tapi sifat keibuan yang begitu tulus menyayangi anaknya.

"Nona, aku pulang dulu." ucap Roni. Ia telah mengantarkan atasannya ke rumah.

"Papa mau pulang?" tanya Jeri menongolkan kepala. Ia masih di pelukan mamanya.

"Iya. Om pulang dulu ya, Jeri." pamit Roni.

"Kenapa papa pulang? Papa tinggal bersama Jeri saja di sini ya." harap Jeri yang kini berdiri di depan Roni.

"Om mau kembali ke kantor, Jeri." bujuk Roni. Selalu setiap akan pergi, Jeri menunjukkan tatapan sedih. Bocah kecil itu begitu takut kehilangan dirinya.

"Papa nanti akan menemui Jeri lagi kan?" anak kecil itu masih memastikan.

"Nanti om akan menemui Jeri lagi ya." bujuk Roni seraya mengelus kepala Jeri.

Dan Jeri pun memeluk pria itu.

"Jeri sayang sama papa." ucapnya.

Roni tersenyum tipis. "Om juga sayang sama Jeri."

Maudy melihat interaksi keduanya. Seperti seorang ayah dan anak. Tampak saling menyayangi.

'Apa aku menikah saja dengan pria ini?'

.

.

.

1
Jumi Eko
Bagus
Su Narti
sabar Monday punya tetangga julit
Lanjar Lestari
Jeri itu kan kopi Mama kok di minum jd ikut begadang g tidur Jerijd gagal berkenaan Papa Roni dan Mama Maudy
Lanjar Lestari
ibu ibu kompleks mulai julid dan mau th aja cuekin aja Maudy ya elah lg panas" nya mlh mati lampu jd gelap ya Jeri ke bangun jd nangis g jd wkwkwk di lanjut nanti kl sdh nyala lampunya,tenang yaJeri sdg ada Papa Roni cup cup cup sayang anak papa bahagia ya Maudy
umatin khuin
wah wah jeri ikutan begadang ini....ikutan minum kopinya mama...xixixi...
Nunuy
gak sabar diriku thor..kapan para tetangga julid tahu klo Maudy emang betulan kaya,bukan gaya2.pasti pada pingsan 🤣🤣🤣
LISA
Ibu² rempong..usil bgt dgn urusan org lain
umatin khuin
emang ada tetangga kayak gitu ko....mereka sirik iri hati n kepo....iyain aja y maudy kalau ditanya...biar panas panas panas dingin mereka itu yg julid...
Lanjar Lestari
bukanya sdh mulai bikin adiknya Jeri tiap mlm Maudy dg Roni kl g di ganggu Jeri heheh,mulai ibu" jilid di kompleks iri bilang Bu Ami
Lanjar Lestari
Doa kan jg ya Jeri Papa biar punya uang banyak dan Jeri punya rumah besar yg ada kolam renangnya Roni memang perhatian dan pengertian mungkin dulu tergoda oleh Ratu lah yg merayu Roni krn g suka Dara bahagia iri
LISA
Bahagia selalu y utk keluarga kecilnya Roni
Lanjar Lestari
panas panas panas....🥵🥵🥵seluruh tubuh ahah...Jeri ada"aja gangguan Papa Mama yg mau buat adik km hehehe besok biar Papa Roni pasang Ac dl lupa ya Pa kl Jeri bisa pakai Ac gerakan jadinya🤣🤣🤣😍😍😍🥰🥰
maya ayu
hareudang panass panass 🥵🥵🥵🥵/Drool//Drool/
umatin khuin
cegeerr ya jeri...mama sama papa juga segerrr pagi2🤭🥰
Lanjar Lestari
iya Jery sdh Cah jd Papa Roni jd padamu senang bahagia kan wah langsung mlm pertama Roni dan Maudy semoga aja tokcer langsung jd adiknya Jeri
umatin khuin
Alhamdulillah...papa mama sudah cah cah cah...kata jeri🤭🤭🥰
Lanjar Lestari
Ahkirnya Sah jg ya Ron menjadi suami Maudy dan Papa untuk Jeri bikin gemesss Cah Cah Cah kata Jery mlm.pertama Roni siap ninaninu dg Maudy ms mau km tunda Ron kan mau punya 5 anak kalian
Lanjar Lestari
bentar lg. Maudy di pingit dl ya sabar agar kl pas ketemu waktu nikahan wau bs ni na ni nu hehe Roni jg g bs kmn"lg diingat jg Jery sabar ya kl mau ketemu Papa Roni tar pas Mama dan Papa menikah
umatin khuin
sabar maudy...pas nikahan nanti juga ketemu...biar makin hot nantinya...xixixi...
setyana
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!