Rull, seorang pemuda berusia 17 tahun yang sering menjadi korban perundungan di sekolahnya, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis. Dalam sebuah kegiatan kemah sekolah, ia tersesat di hutan dan mengalami serangkaian kejadian mengerikan yang membawanya ke ambang kematian. Saat berada di antara hidup dan mati, sebuah entitas misterius memberinya kesempatan kedua di dunia yang asing dan penuh keajaiban.
Terbangun di dunia baru yang indah namun berbahaya, Rull harus belajar bertahan hidup dengan kemampuan serta kekuatan yang ia miliki. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan Jack, Blade, dan Arlecchino. Mereka berpetualang bersama dan menyelesaikan konflik di berbagai region.
Entah takdir apa yang mereka hadapi bersama di dunia yang penuh keajaiban dan bahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon The rull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arc Disturbia Bab 2 Mimpi Sang Wanita
Rull pergi ke tepi sungai, melempar batu-batu kecil ke dalam air dengan frustrasi.
Rull : "Sial, siapa aku sebenarnya? Apa yang ada di dalam tubuhku? Apa kekuatan sebenarnya?" gumamnya marah.
Tiba-tiba, suara dalam kepalanya merespon,
Suara aneh : "Apakah kau marah, Tuanku?"
Rull terkejut, memandang sekitar dengan bingung.
Rull : "Siapa itu? Siapa yang berbicara?" tanya dengan suara gemetar.
Di bayangan air sungai, wajah Ifrit muncul.
Ifrit : "Tuanku, apa yang membuatmu gelisah? Apa aku bisa membantumu?" tanyanya dengan tenang.
Dengan nada curiga dan marah, Rull berkata,
Rull : "Ifrit, kau ini apa? Mengapa kau bersemayam di tubuhku dan mengapa kau mengabdi kepada ku?"
Ifrit menjawab dengan suara yang dalam dan tenang,
Ifrit : "Aku adalah bagian dari kekuatanmu, Tuanku, aku dilahirkan hanya untuk mengabdi kepadamu. Aku ada di sini untuk membantumu mengendalikan kekuatanmu dan mencapai potensi penuhmu."
Rull memandang wajah Ifrit di bayangan air dengan penuh pertanyaan.
Rull : "Ifrit, siapa aku sebenarnya? Apakah aku ini orang penting sampai-sampai kau mengabdi kepadaku, apakah aku seorang dewa. Sial keraguan mu sangat jauh Rull?" tanyanya, berharap mendapatkan jawaban yang bisa memberi kejelasan.
Ifrit tampak ragu sebelum menjawab.
Ifrit : "Maaf, Tuanku, ingatanku telah dihapus."
Dengan kebingungan yang semakin dalam, Rull bertanya.
Rull : "Siapa yang menghapus ingatanmu?"
Ifrit menggeleng pelan, "Aku tidak tahu, Tuanku. Yang kuingat hanyalah kau sedang berhadapan dengan Demous."
Rull merasa heran dan cemas. "Apakah entitas itu yang menghapus ingatanmu? Entitas dalam bawah sadarku?" tanyanya, mencoba memahami lebih jauh.
Ifrit tampak berpikir sejenak sebelum menjawab, "Mungkin saja, Tuanku. Entitas dalam bawah sadarmu memiliki kekuatan yang tidak bisa diprediksi. Mungkin dia tahu lebih banyak tentang dirimu dan kekuatan yang ada di dalam tubuhmu."
Dengan tekad bulat, Rull memejamkan mata, berusaha keras untuk berkomunikasi dengan entitas tersebut di alam bawah sadarnya. Berkali-kali ia mencoba, namun usaha itu sia-sia.
Rull : "Sial, ini tidak berhasil," gumamnya dengan frustrasi.
Ifrit mendengar keraguan Rull dan menawarkan bantuan, "Apakah aku bisa bantu, Tuanku?"
Sebuah ide melintas di benak Rull. "Ifrit, bangkitlah dan buatlah aku pingsan," katanya tegas.
Ifrit tampak terkejut dan ragu. "Maaf, Tuanku, aku tidak berani menyakiti Anda."
Rull mencoba meyakinkannya. "Tenang saja, Ifrit. Aku yang memerintahmu. Kau hanya perlu memukul kepalaku agar aku pingsan. Sudah, itu saja."
Dengan berat hati, Ifrit mengangguk. "Baiklah, Tuanku, kalau itu adalah perintah Anda."
Ifrit bangkit dan dengan hati-hati, dia mengayunkan tangannya ke arah kepalanya. Rull merasakan pukulan itu, dan semuanya menjadi gelap. Harapan, tindakan ini akan membawa Rull ke dalam alam bawah sadar untuk berkomunikasi dengan entitas misterius itu.
Ifrit panik melihat Rull tidak sadarkan diri. "Tuanku, bangunlah! Tuanku, maafkan aku! Kau boleh menghukumku, Tuanku, tolonglah bangun!" katanya dengan suara gemetar. "Sial, prajurit macam apa aku ini?"
Di alam bawah sadar, Rull mendengar suara samar-samar. Suara itu berkata, "Gravitasi, gravitasi, gravitasi. Almighty encouragement, almighty encouragement." Rull terkejut dan terbangun.
Arlecchino, Blade, dan Jack merasa lega melihat Rull sudah sadar. "Kenapa aku ada di dojo?" tanya Rull bingung.
Blade menjawab, "Kami menemukanmu di tepi sungai. Kenapa kau pingsan? Apakah kau terjatuh?"
Rull berusaha mengingat dan kemudian menjawab, "Mengapa kalian tahu?"
Arlecchino menjawab, "Lihatlah kepalamu, Rull." Rull terkejut melihat benjolan di kepalanya.
Di balik bayang-bayang, Ifrit merasa sedih melihat keadaan Rull.
Di sisi lain, Seorang wanita anggun sedang berdoa di rumahnya. Ia merasa sedih karena region Disturbia begitu jauh dari keberkahan dewa. Ia berdoa agar dewa memaafkan negerinya.
Malam itu, saat wanita itu tidur, ia bermimpi bahwa Disturbia tidak lama lagi akan runtuh. Ia terbangun dengan keringat dingin. "Tidak mungkin, apakah itu sungguhan?" pikirnya. Ia merasa perlu bertindak.
Ia berkata pada dirinya sendiri, "Sepertinya aku harus menyadarkan penduduk Disturbia agar mereka berdoa kepada dewa, agar negeri ini dilindungi oleh dewa." Dengan tekad baru, wanita itu bersiap untuk menjalankan misinya, berharap dapat mengubah nasib Disturbia.
Di pagi hari, Rull terbangun dan pergi untuk mandi. Ketika tiba di tempat pemandian, ia terkejut melihat Arlecchino di sana.
Arlecchino juga terkejut dan berteriak, "Tidaaaaak, Rull!"
Rull panik menyadari bahwa dia salah memasuki tempat pemandian wanita. "Maaf, Hino, maaf!" katanya sambil terbirit-birit keluar.
Arlecchino dengan persamaan malu serta kesal, "Sudah, pergi sana!"
Rull terus berlari, merasa malu dengan kesalahannya.
