Anindiya Dianka Putri
Gadis cantik yang harus rela menelan pil pahit di hari pernikahan nya. Sang calon suami membatalkan pernikahan mereka tepat di hari pernikahan mereka karena dia harus menikahi gadis lain setelah empat tahun mereka menjalin asmara namun semua nya hancur dalam sekejap
Sekuat apakah hati Anin menghadapi semua ini, akan kah kebahagian datang menghampiri serta bisa mengobati luka hati yang sedang dia derita dan apakan Anin mau membuka hati nya kembali setelah pengkhianatan itu.
Hingga datang seseorang di hidupnya, mengacaukan kinerja otak nya, mengenalkan diri dengan status yang berbeda dengan diri Anin.
Bagaimana kelanjutan nya apa mereka bisa menerima status satu sama lain
Cerita hasil karya sendiri....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ku Tandai Kau!
Damar terlihat asyik dengan ponselnya sembari tiduran di sofa panjang yang ada di ruangan Anin. Sementara Anin terlihat masih sibuk dengan kertas dan pensil nya. Kaca mata transparan besar nya membingkai indah di kedua kelopak matanya.
Damar yang tadi nya fokus pada ponsel, tiba tiba terbesit satu hal di dalam otak nya. Damar ingin melihat wajah serius Anin ketika bekerja secara diam diam. Damar bangun dari rebahan nya, mata hitam nya terus saja menatap dalam pada Anin yang terlihat sangat serius mendesain di meja kerjanya.
Sekarang sudah pukul 12 siang lewat 15 menit, waktu nya makan siang sudah tiba. Damar memakai kembali jaket denim biru nya setelah dia melepasnya tadi hingga menyisakan kaos putih polos yang membalut tubuh nya.
"Ehem... Nin kita makan dulu yuk."
Anin menegakan kepalanya menatap pada Damar yang sudah siap untuk keluar makan siang. Anin melepas kaca mata nya dan meletakan pensil yang dia pegang di atas buku yang biasa di gunakan untuk mendesain.
"Memang nya udah jam berapa kak."
Anin memasukan seluruh alat tempurnya ke dalam laci yang terpasang di meja kerjanya. Sedangkan Damar terlihat tengah melihat arloji nya yang terpasang di tangan kanan nya.
"Jam 12 lewat 20 menit 30 detik."
Anin menghembuskan nafas nya kasar, pantasan saja perut nya sudah berbunyi dari tadi. Ternyata ini sudah waktunya makan siang, dari pagi Anin belum makan apa apa kecuali buah apel yang sudah bunda potong kan tadi pagi untuk nya ketika sarapan.
"Mau makan siang di mana?"
"Terserah kakak."
"Restoran seefood mau."
Anin menganggukan kepalanya lalu menyambar tas yang tergantung di senderan kursi yang dia duduki tadi.
Anin dan Damar keluar dari ruangan itu, sekarang Damar tidak lagi berjalan di belakang Anin namun berjalan di sebelah Anin.
"Guyyss makan siang."
Anin berseru pada karyawan nya yang ternyata masih di sibukan oleh pekerjaan dan tugas mereka masing masing.
"Ya Ampun akhir nya, perut Merry udah meronta ronta minta di puaskan."
"Makan yang banyak Mer biar cepet gede."
Laki laki gemulai yang bernama asli Marvin itu hanya berdecak mendengar ucapan Indri yang tengah menyusun kain kain yang akan di jahit untuk pembuatan gaun rancangan Anin nanti.
"Heh Merry udah gede yak, dari ujung rambut sampai ujung kaki udah gede semua. Indri gak percaya,mau lihat."
Indri melempar satu buntelan kain perca yang ada di samping nya pada Merry, membuat laki laki gemulai itu mengaduh lebay mencari perhatian.
"Duuhhh kepala Merry sakit di timpuk Indri, Maaasss ganteng bantuin Merry dong ah masa lihat cewek terluka si mas diem diem bae, bantuin dong Merry yang cantik jelita ini."
Damar yang tadi nya udah adem ayem tidak ikut campur masalah di antara mereka mau tidak mau kini harus berurusan dengan hantu taman lawang. Damar yang begidig segera menarik lengan Anin, sedangkan Anin terlihat tersenyum tipis mendengar ucapan siluman bunglon itu.
"Ciee yang di godain si cantik ciee."
Damar berdecak dalam hati mendengar ledekan Anin, wah wah wah gadis kecil nya ini rupanya sudah berani untuk menggodanya ya awas saja akan Damar balas nanti.
Butuh waktu hampir 20 menit untuk sampai kelokasi di karenakan jalanan yang mereka lalui terjebak macet, orang orang yang bekerja di kantoran instansi serta yang lain nya jam segini pasti sibuk keluar untuk makan siang akibat nya jalanan macet walaupun ini bukan di kota metropolitan.
"Ayo."
Anin meraih tangan Damar yang terulur padanya, disepanjang langkah nya Damar tidak pernah melepaskan genggaman tangan nya hingga sampai di meja yang mereka duduki.
"Kamu mau makan apa."
Anin terlihat masih membolak balikan buku menu itu sembari mata coklat nya bergerak kesana kemari memindai satu persatu menu makanan yang tertulis di sana.
"Eeemmm.... udang pedas manis, sama cumi pedas manis aja. Minum nya jus jeruk sama teh tawar anget."
Anin memesan semua makanan yang dia sebutkan tadi, sedangkan Damar terlihat masih membolak balikan buku menu nya.
"Kakak mau pesan apa sih, tuh si mas nya udah nungguin."
Anin sampai gemas melihat Damar yang sedari tadi hanya membolak balikan buku menu tanpa ingin segera memesan sesuatu dari buku itu.
"Sama in aja deh, reques yang paling pedas ya cumi nya."
Sipelayan resto hanya menganggukan kepalanya, lalu berpamitan pada Anin dan Damar. Sembari menunggu pesanan mereka datang, Anin terlihat membolak balikan buku menu yang tadi dia buka saat memesan makanan.Entah apa yang membuat Anin penasaran dengan buku menu makanan seefood itu. Sedangkan Damar terlihat asik menatap dalam Anin yang terlihat serius saat membolak balikan buku itu.
"Kakak suka seefood juga ya."
Damar tersentak dari lamunan nya saat tiba tiba mendengar Anin berbicara"Emmm ya."
"Sejak kapan?"
"Sejak SMA."
Anin mengangguk nganggukan kepalanya sembari terus menelisik seluruh isi menu seefood dari buku itu ' kalau bunda buka resto mau gak ya'
Pikiran itu seketika terlintas di otak cantik milik Anin, Namun angan nya buyar saat makanan yang mereka pesan sudah datang. Anin dan Damar segera menikmati makanan tersebut dengan lahap, Anin terlihat sangat suka dengan udang serta cumi pedas manis yang dia pesan tadi hingga dia makan dengan lahap nya. Sampai sampai saos yang berada di cumi dan udang menempel di bibir serta sudut bibir nya membuat Damar yang melihat itu langsung mengusap lembut sudut bibir Anin yang ada saos nya.
"Kalau makan jangan celemotan atuh, bikin kakak gemes tau.
Anin yang mendapat perlakuan manis dari Damar itu hanya tersenyum kikuk dan agak malu karena makan nya berantakan. Sebenarnya begitulah Anin, gadis itu tidak gila dengan image hanya karena ingin di pandang anggun oleh seseorang. Yang penting dalam hidup Anin itu Nyaman, kalau tidak nyaman untuk apa image.
"Makasih." Anin segera mengelap bibir nya yang masih terasa belepotan oleh saos pedas manis dari cumi dan udang yang dia makan. Sedangkan pria yang ada di depan nya saat ini malah terlihat mengulum senyum melihat semu merah di wajah putih milik Anin.
'Manis'
Dengan santai Damar pun kembali menikmati makanan nya, namun makan siang yang tengah mereka nikmati sedikit terusik saat kedatangan tamu yang tidak di undang oleh mereka.
"Nindiya."
Anin yang tengah menikmati makanan nya pun seketika langsung menegang mendengar nama panggilan itu. Anin hafal betul siapa yang biasa memanggil nya dengan panggilan Nindiya , siapa lagi kalau bukan Tirta.
Damar pun yang mendengar ada seseorang memanggil nama Anin dari arah samping mereka langsung mengarahkan pandangan nya pada orang itu
Degghh...
Mata Damar menyipit saat melihat siapa orang itu. 'Bukan nya dia suaminya Utari, kenapa dia kenal dengan Anin'
Banyak pertanyaan didalam benak Damar yang butuh jawaban segera, netra Damar melirik pada Anin yang terlihat tidak nyaman di tempat. Dengan reflek Damar langsung menggenggam tangan Anin yang masih memegang garpu serta sendok.
"Ma-mas Tirta"
Gumaman Anin masih bisa terdengar jelas di telinga Damar, Tirta? rasa nya Dia pernah mendengar nama itu sebelum nya.
Damar terus memperhatikan Anin yang masih tidak nyaman apa lagi saat orang yang di gumamkan Anin yang bernama Tirta itu ingin menyentuh lengan nya. Namun gadis itu segera menghindar dan bergeser lebih dekat pada Damar.
Tirta, Tirta, Tirta
Damar terus bergumam dalam hati, dan seoerdetik kemudian Damar teringat igauan Anin ketika mabuk kemarin malam. Anin menggumamkan nama laki laki yang dia benci, yang katanya jahat dan nama laki laki itu adalah Tirta. Apa mungkin laki laki ini yang sudah membuat Anin terluka sampai begitu dalam nya. Kalau benar iya Damar tidak akan melepaskan bajingan satu ini.
Netra hitam Damar terus menatap laki laki yang tengah menatap sendu pada Anin yang semakin merapatkan duduk nya pada Damar.
'Ku tandai kau!"
***HOLLA MET SIANG SEMUANYA READERS TERSAYANG PECINTA MAS DUREN....
NENK OTHOR UP LAGI, BIAR PUN HATI SEDANG GUNDAH GULANA KARENA NT EROR LAGI YANG PENTING NENK BISA UP CERITA INI BUAT KALIAN SEMUA.
SEMOGA JALAN CERITANYA MENARIK DAN GAK GAJE YAK...
YOK DI GOYANG LAGI JEMPOLNYA UNTUK NGELIKE NGEVOTE AND NGE KOMEN YANG SERU DAN BANYAKKKKK...
SEE YOU NEXT PART...
BABAYYYYYY..... MUUUUAAAAACCCCHHHH....KECUP BANYAK BANYAK BUAT KALIAN SEMUA***...
Ceritanya seru, mengalir dengan lancar dan teratur.. 🫰🏻
Semangat terus dlm berkarya, ya! 💖
lupa gue..