Mita Diandra Putri adalah gadis berusia 19 tahun, seorang anak tunggal yang terkenal cerdas dan berprestasi. Dia juga terlahir dari orang tua yang kaya raya, namun dia terlalu larut dalam pergaulan bebas yang pada akhirnya ia terpaksa harus menikah diusia muda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mvin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Siang ini Raka dan Mita sedang bersiap-siap untuk kembali ke villa. Dokter yang menjaga sudah mengizinkan Mita untuk pulang dengan meresepkan beberapa obat yang harus di minum setiap hari. Sementara Mita sedang bersiap untuk pulang, Raka memilih menebus resep obat di apotik rumah sakit.
" Mita, mas mau ngambil obat dulu ya. Biar kita bisa langsung pulang setelah ini".
" Oke mas".
" Oh ya, kalau kamu udah selesai beres-beresnya, mas minta tolong untuk kabarin bunda atau ayah ya".
" Iya mas nanti aku kabarin bunda".
" Makasih sayang".
Raka bergegas pergi meninggalkan Mita untuk menebus resep obat yang di berikan Dokter. Tak berselang lama, Mita telah selesai membereskan barang-barang dan beberapa pakaian yang telah ia pakai selama di rumah sakit. Tidak begitu banyak barang yang di pakai karena Mita menginap hanya satu malam jadi ia bisa cepat menyelesaikan pekerjaannya. Mita sudah tidak sabar untuk mengabari bunda dan ayah jika siang ini juga ia akan kembali ke villa.
Mita mengambil hp nya yang dari kemarin masih tergeletak di atas meja samping ranjang rumah sakit. Ia membuka hp nya dan melihat beberapa pesan dari Tasya yang menanyakan kabarnya. Tasya juga sempat beberapa kali menelpon Mita, namun dari kemarin hp Mita dalam mode silent.
Rasanya kemarin ia hanya ingin beristirahat tanpa ingin memikirkan apapun, jadi setelah ia sadar dari pingsannya, ia meminta Raka untuk mengubah hpnya ke mode silent. Mita mencari nomor bunda dan setelah ketemu ia langsung memijit tombol gagang telpon.
Tuuuut.. Tuuuut...
" Halo, iya nak? Gimana keadaanya sayang?".
Terdengar suara bunda dari ujung telpon sana.
" Iya bund, Mita mau ngabarin kalau Mita udah boleh pulang siang ini".
"Wah syukurlah, bunda sama ayah seneng banget deh. Bunda sama ayah perlu jemput kamu ga?".
" Ngga usah bund, bunda sama ayah tunggu di villa aja. Mita juga kayanya masih mau nginep di villa dulu bund malam ini".
" Oh begitu, ya sudah nanti bunda bilang sama ayah untuk sementara cancel semua pekerjaan dulu. Yang terpenting kamu sehat dan nyaman dulu ya".
" Oke bund makasih ya".
" Sama-sama sayang, ya sudah nanti bunda akan siapkan makanan kesukaan kamu".
" Ga usah banyak-banyak ya bund, perut Mita juga belum baik sepenuhnya".
" Iya sayang kamu tenang aja".
" Ya udah ya bunda, Mita tutup telponnya. Assalamualaikum bund".
" Waalaikumussalam sayang".
Setelah telpon di tutup, Mita kini beralih membuka pesan dari Tasya, kemudian Mita membalas satu persatu pesan Tasya yang begitu mengkhawatirkan keadaannya. Sebuah notifikasi pesan pun bermunculan, berasal dari nomor Tasya.
Ting.
" Mita lo apa kabar? "
Ting.
" Mita ko ga masuk kuliah, lo masih sakit? ".
Ting.
" Mitaaa, are you oke? ".
Ting.
" Mita, gue ke rumah lo tapi ga ada orang. Mita balas dong".
" Sya, gue lagi di puncak, kabar gue baik. Tapi kemarin gue abis di rawat di rumah sakit yang ada di sini. Kemungkinan lusa gue baru bisa masuk kuliah". Mita membalas pesan dari Tasya, tak lama kemudian pesan Mita sudah terlihat di baca oleh Tasya.
" Hah lo sakit apa Ta? Ko bisa sampe di rawat".
" Gue sakit maag Sya, tapi sekarang udah mendingan ko. maaf ya gue ga sempet ngabirin lo".
" Iya Ta gapapa, syukur deh kalo lo udah sembuh. Kabarin ya kalau nanti lo udah pulang".
" Oke Sya".
Mita kini menutup hp nya dan menyimpannya di dalam tas kecil miliknya. Tak berselang lama, Raka sudah kembali dengan membawa paper bag kecil yang sudah pasti isinya adalah obat-obatan yang harus Mita minum.
" Udah selesai mas? ".
" Udah nih, kamu udah kabarin bunda belum? "
" Udah mas. Tinggal pulang aja".
" Ya udah, sini aku bawain tasnya. Kamu tunggu di lobi aja ya, ga usah ikut ngambil mobil lagi".
" Oh gitu, ya udah aku tunggu di lobi ya".
" Siap tuan putri Mita". Raka memberikan senyum manisnya dan mengambil tas dari tangan Mita, dan mereka pun bergegas untuk segera pulang ke villa. Raka berjalan ke tempat parkir rumah sakit sedangkan Mita masih berjalan dengan langkah pelan menuju lobi. Tiba-tiba ia di tabrak oleh seorang wanita berhijab yang terlihat masih muda dan cantik, wanita itu tengah berlari dengan menggendong seorang anak perempuan dengan wajah yang begitu panik.
Bruuukk, Mita hampir terjatuh di tabrak seorang wanita yang ternyata ia adalah Haura.
" Aawww, mba kalau jalan tolong hati-hati". Mita terlihat sangat kesal karena tiba-tiba ia di tabrak begitu saja.
" Maaf mba saya buru-buru".
Haura tak sempat menatap wajah Mita karena memang ia sedang dalam keadaan panik dan buru-buru berlari ke IGD. Sedangkan Mita melihat jelas wajah Haura yang begitu cantik namun sepertinya dia memang sedang terburu-buru. Mungkin saja anak yang di sedang di gendongnya benar-benar harus membutuhkan pertolongan, Batin Mita.
Akhirnya Mita pun tak ingin mempermasalahkan wanita yang tak sengaja menabraknya itu.
Mita telah sampai di lobi rumah sakit, dan di sana sudah ada Raka yang tengah menunggu Mita untuk masuk ke mobil.
" Ko lama Ta? "
" Iya, tadi ada yang ga sengaja nabrak aku".
" Siapa Ta? Tapi kamu ga papa kan? ".
" Aku ga papa mas, aku juga ga tau dia siapa, tapi dia bawa anaknya. kayanya dia emang lagi buru-buru dan butuh pertolongan segera".
" Oh ya sudah, yang penting kamu ga kenapa- napa".
" Aku ga papa mas, ya udah yu". Tak ingin berlama-lama, Raka membukakan pintu mobil untuk Mita dan Raka segera mengemudikan mobilnya ke villa. Di sepanjang perjalanan Mita masih memikirkan wanita yang tadi menabraknya. Mita tiba-tiba merasa kasihan melihat seorang ibu muda membawa anaknya ke rumah sakit seorang diri. Mita tidak bisa membayangkan jika itu dirinya. Raka memperhatikan Mita dan melihat Mita hanya diam dan melamun saja.
" Ta, kamu lagi mikirin apa? Mas perhatiin kamu dari tadi ngelamun terus".
" Emm.. Aku tiba-tiba kepikiran sama ibu muda tadi yang nabrak aku. Kasihan sekali dia harus berlari-lari sendirian buat minta pertolongan anaknya yang sakit. Kemana suaminya? Apa ngga ada keluarga yang membantu dia? ".
" Mita, seorang ibu pasti akan melakukan yang terbaik untuk anaknya. Mau ada suami atau ngga, yakin deh pasti dia hanya ingin anaknya selalu baik-baik aja".
" Tapi aku ga mau berjuang sendirian kaya gitu, kalau aku dalam posisi dia, orang yang bakal aku hubungi adalah mas Raka, kalau mas Raka ga bisa aku mau hubungi bunda atau ayah atau entah siapa pun itu yang bisa nolongin aku".
" Haha siap tuan putri, tapi kalau seandainya kamu di posisi dia, mas juga ga bakalan tinggalin kamu sendirian Ta, mas janji sama kamu".
" Bener ya, awas aja kalau mas tinggalin aku kaya gitu".
" Iya sayang". Raka mengelus rambut Mita dan kembali fokus dengan mobil yang sedang di kemudikan nya.