Benih Ustadz Firman

***

"Teman nya kok gak di ajak masuk, ujar bu lastri ibu firman.

"Tidak mau tadi Bu, katanya buru buru ada perlu lain, Rania menjawab pertanyaan mertuanya.

"Oh ya sudah,

"Pah kapan kita balik ke rumah kata Bu lastri beralih pada Latifah,

"Lah kok udah mau balik Bu ujar Rania saat mendengar ibu mertuanya berkata seperti tadi,

"Nggak enak ninggalin rumah lama lama toh ning ibu kepikiran ujar Bu lastri,

"Oh ya sudah Bu biar diantar sama ustad firman,

"Nggak usah mbak sepertinya kak firman juga Tengah sibuk Latifah menyambung.

"Sesibuk apapun itu kalau orang tua mau balik pasti ustaz firman mau kok meluangkan waktunya.

"Yo wes terserah kalian putus Bu lastri,

Besok paginya firman pun mengantar ibu nya beserta Latifah ke tempat kuliah nya,

Sedangkan Rania tetap membawa mobil nya sendiri menuju kampus.

"Kamu sudah memberitahu ustad firman tentang kemarin kata Ayana saat mereka Tengah di kampus,

Rania menggeleng mana berani dia memberitahu suaminya tentang lelaki lain,

"Loh kenapa ran bukankah kalian sudah sepakat,

"Nggak tahu ay kenapa aku jadi ragu ya,

"Maksudmu apa mungkin kamu sudah mulai punya perasaan sama suamimu,

Rania tetap menggeleng,

"Enggak kok biasa saja, hanya saja untuk masalah ini aku sedikit ragu,

"Aku memang ingin bertemu dengan Robi dan ingin menanyakan perihal tentang dirinya yang menghilang kata Rania pada Ayana.

"Aku hanya butuh penjelasan ay,

"Trus setelah itu, kamu mau bagaimana,

Aku tidak tahu mungkin ustad firman benar-benar akan menceraikan ku,

"Dia akan menceraikan mu kalau kamu belum bisa mencintainya ran, kalau kamu berusaha dan jujur mungkin ustad firman berubah pikiran ujar Ayana panjang lebar.

"Aku bingung dengan perasaanku ay, kata Rania karena perasaannya memang belum menentukan entah dia masih berharap dengan Robi atau mungkin hatinya sudah nyaman dengan firman suami nya,

"Kalau aku jadi kamu dan punya suami seperti ustad firman Aku tidak akan lagi menoleh ke belakang kata ayana,

"Iya itu kan kamu ay, "kamu nggak tahu sih bagaimana perasaanku dulu dan saat saling berjanji bersama Robi,

"Hah terserah kamu lah percuma aku ngomong panjang lebar ujar Ayana pada Rania,

Usai kuliah nya rania kini kembali pulang kerumah suaminya,

Dan ter nyata, firman sudah berada di sana juga,

"Assalamualaikum ucap Rania.

"Waalaikumsalam firman menjawab nya.

"Adek tumben sudah pulang,

"Iya ustad siangnya tidak ada kelas,

"Oya, sini duduk dulu sebentar, ujar firman pada aira,

Aku punya sesuatu yang harus disampaikan padamu,

"Apa itu ustadz,

"Apa kamu masih berharap ingin bertemu dengan Robi, Rania tertegun sejenak,

Namun dengan agak ragu Rania akhirnya mengangguk,

Karena dia memang ingin bertemu dengan Robi, namun dalam artian yang berbeda,

Terlihat firman menghela nafas dengan berat,

Sebenarnya dia enggan menyampaikan hal ini pada rania, tapi dia sudah terlanjur berjanji untuk menyatukan mereka,

Karena firman rasa sampai detik ini istrinya belum juga mempunyai perasaan apapun terhadapnya, hanya perubahan sikap sebagai bentuk rasa senangnya karena janji firman untuk menyatukan Rania kembali dengan topi itu yang firman tangkap dari sikap Rania.

Mungkin sudah saatnya dia melepas Rania untuk mencapai kebahagiaannya sendiri.

"Baiklah besok rekan kerjaku mengadakan perayaan atas keberhasilan usaha kami,

Dan di kota itu pula aku mendapatkan informasi jika Robi ada di sana.

"Dan aku pun juga sudah membuat janji dengannya,

Rania nampak melebarkan matanya dia tidak menyangka jika firman sejauh itu bertindak.

Apa ustaz firman benar benar ingin segera melepas ku pikirannya tiba tiba rasa sesak memenuhi rongga dadanya,

"Iya ustadz jawab Rania dengan berat hati,

Saat tiba pun, rania tak lagi banyak bicara, pikiran nya terus terngiang dengan rencana firman yang akan mempertemukan nya dengan robi,

Entah apa yang sudah robi dan suami nya bicarakan sebelum firman memutus kan untuk mempertemukan mereka kembali.

Saat malam tiba seperti biasa, mereka akan,

Tidur dalam satu ranjang namun berlawanan arah,

Tapi malam ini rania benar benar tidak bisa tertidur, karna pikiran nya terus tertuju dengan rencana suaminya tersebut.

Saat jam menunjukkan pukul 2 dini hari, aira merasa ada pergerakan di belakang tubuh nya, mungkin ustadz firman tengah terbangun dan akan melakukan sholat malam seperti kebiasaan nya.

Rania segera memejam kan matanya, dan pura pura tidur dengan lelap.

Benar saja, terasa ada hawa kain yang kini berada tepat di depan wajah nya, aroma nafas yang sering rania rasakan juga saat tengah malam begini, entah itu kadang seperti mimpi dan nyata.

Sentuhan tangan yang hangat dengan sangat lembut mengusap pipi nya,

Tak lama sentuhan itu rania rasakan kini tengah meraba bibir nya, dengan sentuhan sensual.

"Cup,, tiba tiba kecupan lembut rania rasakan kembali dengan deru nafas yang memburu,

Mungkin firman tengah menahan hasrat nya, karna hanya beginilah yang bisa dia lakukan,

"Kenapa kamu tidak bisa membuka hatimu untuk ku, suara firman nampak bergumam namun terdengar jelas di telinga rania.

"Aku sangat mencintaimu dek,, kata kata ustad firman masih terdengar sangat pelan,

"Mungkin ini terakhir kalinya aku bisa menyentuhmu  walau secara diam diam tanpa se izin mu.

Kembali rania mendapat kan kecupan di bibir nya dan sebelah pipinya, dan juga kedua kelopak matanya,

Rania tetap diam membiarkan firman menciumi nya, karna rania tau sejatinya di rinya halal untuk firman sentuh sesuka hati.

Terasa hawa nafas itu mulai menjauh, dan tak lama suara pintu kamar mandi di bukanya,

Rania membuka matanya kembali, di raba nya bibir yang sudah mendapat kan kecupan dari suaminya, tanpa sadar rania tersenyum, entah kenapa dia merasa senang,

Stelah tiba waktunya sholat subuh, rania terlihat masih terkantuk kantuk karna, kurang nya jam tidur, namun dia tetap memaksakan diri untuk bangun dan melakukan sholat subuh nya,

Baru setelah nya rania kembali ber aktifitas seperti biasanya,

Walau sesekali dua menguap,

Tapi rania tetap berusaha membuat kan sarapan untuk mereka berdua,

"Dik, kamu terlihat kurang sehat ujar firman,

"Ngak ustadz hanya masih ngantuk saja,

"Oh ya sudah nanti tidur lagi saja hari ini kamu libur kan karena nanti siang kita akan ke Bandung sesuai apa yang kita bicarakan kemarin,

"Iya ustad saya akan tidur sebentar boleh kan,?

"Iya nanti aku akan bangunin saat waktunya kita berangkat,

Akhirnya sesudah sarapan pagi Rania kembali melanjutkan tidurnya yang tertunda semalam,

Sampai firman keheranan melihatnya karena saat firman bolak balik ke kamar nya untuk berkemas, rania terlihat tidak terusik sama sekali.