Alex.. Menikahlah dengan Denada, Berjanjilah ! Jaga Denada, sayangi Denada, lindungi Denada, perlakukan Denada seperti kamu memperlakukanku. Deswita Jovanka
Kenapa, Kenapa kamu memberikanku pilihan yang terberat dalam hidupku... sampai kapanpun tidak akan ada wanita yang bisa menggantikan posisi kamu di hatiku, sekalipun dia adalah kembaranmu. Alexander Harison Galaxi
Tidak kak, aku tidak mau menikah dengan pria yang tidak ku kenal, terlebih aku sudah punya kekasih. Denada Jovanka
Pernikahan yang terjadi tanpa cinta itu, apakah berlangsung lama atau hanya akan bertahan seumur jagung saja ?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan
Dua Minggu kemudian, Keluarga Harison sedang sibuk menyambut kedatangan keluarga besar Bastian Aaron Wesley, seorang pengusaha otomotif di berbagai kota baik dalam maupun luar negeri, memiliki putra semata wayang yang akan di jodohkan dengan Sarah putri dari Miranda. Opa Harison sangat menyayangi Miranda layaknya sebagai putrinya sendiri, terlebih Miranda adalah adik dari Sherly yang menikah dengan putra nya yakni Mario. Kedua orang tua Sherly dan Miranda telah meninggal akibat kecelakaan pesawat 3 tahun silam, Opa Harison merasa iba dengan fakta tersebut, oleh sebab itu Opa sudah memutuskan untuk menganggap Miranda sebagai putrinya, Opa Harison memperlakukan Miranda dan Sherly sama persis, sehingga tidak ada kesenjangan di antara mereka berdua.
Marsha dan Miranda adalah dua sahabat, mereka saling membantu di saat salah satu di antara mereka membutuhkan bantuan, dan mereka satu kelas di SMA dulu, setelah sekian purnama tak bertemu, namun takdir mempertemukan mereka kembali di sebuah acara reunian SMA, mereka pun membentuk sebuah grup Arisan Sosialita.
Eva yang memiliki salon kecantikan, dengan cekatan dia merias Sarah dan menyulapnya bak seorang Cinderella yang begitu cantik, untuk menyambut kedatangan calon suaminya, yang belum pernah bertemu sebelumnya, tapi Sarah hanya melihat sekilas sosok pria itu dari selembar foto yang di berikan Mommy Miranda, dan akhirnya sarah jatuh hati pada pandangan pertama saat melihat foto tersebut.
Mommy Sherly, Miranda, Eva, dan juga Sarah sudah berdandan bak seorang artis. Mereka memakai pakaian serasi sebuah kebaya modern yang sudah melekat di tubuh indah mereka. Mommy Sherly yang sedari tadi mengajak Denada untuk bergabung dengan dirinya, akan tetapi Denada menolaknya dengan halus, Denada lebih memilih berdandan sendiri yang terkesan natural menurutnya, sementara Denada memakai kebaya brokat, sederhana tapi cantik dengan model rambut yang di gulung seperti keong.
Tak lama kemudian, tiga buah mobil mewah sudah tiba di depan lobby Mansion Keluarga Harison, Opa Harison sengaja menyuruh Miranda untuk menggelar acara pertunangan Sarah di kediaman Keluarga Harison, yang tak lain adalah Mansion Daddy Mario dan Mommy Sherly selaku Tuan dan Nyonya Besar pemilik mansion tersebut. Opa Harison pun ikut serta di acara perjodohan putri Miranda.
Semua keluarga menyambut kedatangan Keluarga Besar Bastian, putra semata wayangnya, istrinya Marsha, dan juga kerabat lainnya. Sosok pria tampan yang memakai sebuah Batik sutra pilihan Mommy nya yang di apit oleh kedua orang tuanya, dan berjalan memasuki ruangan yang telah di siapkan.
Opa Harison, Mario, Sherly, Miranda, Eva, dan juga kerabatnya sudah menyambut hangat kedatangan Keluarga Besar tersebut, hanya Alex saja yang tidak ikut serta dalam acara tersebut di karenakan Alex yang sedang ada kerjaan di luar negeri, untuk urusan bisnis Hotel nya yang akan segera launching.
Mereka sudah duduk di tempat yang sudah di siapkan, sedangkan Denada masih sibuk mengatur berbagai hidangan untuk tamu undangan.
"Non Dena, biar Bibi saja yang mengatur semua ini, lebih baik non di luar saja, Non sudah cantik, tidak pantas berada di tempat seperti ini," ucap salah satu pelayan sopan.
"Sudah Bi, tidak apa-apa... Aku tidak biasa kalau hanya duduk saja, bagaimana kalau kita berbagi tugas Bi?"
"Bibi sih terserah Non Dena saja, bagaimana enaknya."
Beberapa menit kemudian, Eva memanggil Sarah keluar untuk segera di pertemukan dengan calon suaminya, Mommy Sherly juga menyuruh Denada untuk mendampingi Sarah turun, Denada yang sudah menggandeng tangan Sarah, sontak Eva mendorong keras tubuh Denada hingga jatuh tersungkur di atas lantai, membuat Mommy Sherly tersentak kaget melihat perilaku adik ipar nya itu.
"Eva...! Kenapa kau mendorong Denada? Kau tau dia cucu menantu kesayangan Opa, dan jika Opa tau hal ini, maka kau bersiaplah untuk angkat kaki dari Mansion Keluarga Harison!!" teriak Mommy Sherly menatap tajam ke arah Eva.
"Mommy, Dena tidak apa-apa kok, dan Dena lebih nyaman di belakang membantu menghidangkan makanan yang akan di bawa keluar," sahut Denada lembut.
"Tapi Dena..."
"Sudah Mom... Lebih baik Mommy, dan juga tante Eva segera turun, mereka pasti sedang menunggu kedatangan Sarah," pinta Denada dengan menampilkan senyum manisnya, terpaksa Mommy Sherly mengiyakan semua perkataan Denada.
Sarah pun keluar bersama Mommy Sherly dan Eva, menemui keluarga pria. Terlihat jelas raut wajah pria itu begitu datar, tidak ada senyuman yang terukir di bibirnya. Selesai perkenalan diantara dua keluarga, makan pembuka dan cemilan pun sudah di hidangkan, sementara Mario dan Bastian pergi ke ruang kerja Mario yang berada di lantai dua, untuk bicara sesuatu dengan calon besan adik iparnya.
Denada dengan cekatan, membantu para pelayan menaruh hidangan cemilan pembuka dan juga berbagai minuman. melihat para pelayan sedang sibuk akan tugasnya masing-masing, Denada memberanikan diri keluar membawa beberapa cangkir kopi yang dia letakkan di atas baki, karena ada sebagian tamu lainnya yang meminta kopi.
Tepat di hadapan para tamu, Denada tetap menunduk tidak berani menatap wajah para tamu yang ada di hadapan nya, Denada masih fokus pada kopi yang dia bawa barusan, secepat kilat Denada menaruh kopi di atas meja, para tamu menatap kagum melihat penampilan Denada saat ini, Denada tampak begitu cantik dengan balutan kebaya tradisional.
Seorang pria terperanjat tak percaya dengan apa yang di lihatnya sekarang, melihat sosok wanita yang sangat di cintainya, ada keinginan yang membuncah di dalam benaknya untuk sekedar memeluk wanita tersebut, yang tak lain adalah Denada, akan tetapi tidak mungkin bagi pria itu untuk melakukannya, mengingat hari ini adalah dimana dia di jodohkan dengan seorang gadis pilihan kedua orang tuanya, tampak ada sebuah kerinduan terpancar di raut wajahnya, pria itu hanya bisa menatap wanita yang telah lama dia tinggalkan beberapa bulan lalu, untuk mengurus bisnis nya di Jerman. Sosok pria tersebut adalah Marcell Wesley, kekasih Denada. Seketika wajah yang sedari tadi kusam dan murung, tiba-tiba berubah secerah mentari pagi, aura ketampanan nya tambah bersinar bak seperti bintang yang memancarkan sinarnya di malam hari, sedangkan Denada masih tidak sadar dengan pria yang ada di hadapan nya terus menatap wajahnya.
Denada berlutut menaruh kopi di atas meja, dengan wajah menunduk. Tiba-tiba terdengar suara yang begitu familiar di telinga nya, sontak membuat Denada mendongakkan wajah nya ke atas.
"Denada...!" panggil pria itu dengan lembut.
DEG!!!
Seketika Denada kaget mendengar suara itu, suara yang begitu dia rindukan selama ini, namun siapa sangka jika hari ini Denada bisa mendengar nya kembali suara itu, sontak membuat Denada mendongakkan wajah nya ke atas, dan menatap wajah pria yang ada di depan nya. "Marcell!" pekiknya pelan.
Tak lama kemudian, Denada menyudahi tatapannya dengan pergi ke dapur untuk menumpahkan segala apa yang di rasakan saat ini, jantung nya berdegup kencang, lalu dia memegang dadanya yang terasa sakit, Denada tak menyangka jika pria yang di jodohkan dengan Sarah adalah Marcell kekasihnya. Merasa belum puas, Denada berlari ke pintu belakang untuk menumpahkan segala isi hatinya yang sekian lama bersemayam di benaknya.
"Denada..." Marcell sudah berdiri di belakang Denada dan membekap mulut wanita itu, membawa nya masuk ke dalam ruangan kosong namun penuh dengan berbagai macam barang yang tidak terpakai, lebih tepatnya adalah gudang. Dengan sigap Marcell mengunci ruangan itu dan melepaskan bekapan mulut Denada. Tiba-tiba Marcell memeluk tubuh Denada dengan erat, sontak Denada kaget melihat dirinya di peluk oleh Marcell, dan melepas kasar pelukan Marcell, Denada sadar bahwa saat ini dirinya bukanlah Denada yang dulu, tapi statusnya sekarang adalah istri Alex, meskipun dia masih suci.
"Dena... Kenapa kau menolakku? Aku sangat merindukanmu, apa kau tidak merindukanku, Hem ?" tanya Marcell lembut menatap lekat wajah Denada penuh cinta.
"Kenapa kau bisa ada disini? Apa hubunganmu dengan Keluarga Harison?" tanya Marcell kembali dengan memberondong pertanyaan yang membuat Denada semakin pusing di buatnya.
Seketika raut wajah Marcell berubah jadi mendung, tak secerah tadi, sedangkan Denada terus melangkah mundur menghindar.
"Kenapa kau bisa kesini Marcell! Bagaimana jika yang lain tau kalau kau sedang disini bersamaku, aku mohon Marcell cepatlah keluar, aku tidak ingin hidupku semakin rumit dengan dirimu yang datang menemui ku ke sini," lirih Denada menunduk, suaranya tercekat di tenggorokan, butiran kristal tak dapat terbendung lagi, terus membanjiri wajahnya.
"Dena... Apa yang sebenarnya terjadi?" Marcell memegang erat bahu Denada meminta penjelasan.
"Marcell untuk saat ini aku tidak bisa menceritakan nya padamu, aku mohon keluar lah sekarang, tolong jangan buat aku semakin sulit, aku janji akan segera menjelaskan nya padamu," ucap Denada meyakinkan Marcell.
"Baiklah, kalau begitu aku minta nomormu," pinta Marcell mengambil benda pipih yang berada di saku celananya dan mengetik nomor Denada. sebelum keluar Marcell mencium lembut pucuk kepala Denada, dan setelah itu Marcell pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Ya Tuhan, kenapa kau pertemukan aku dengan Marcell seperti ini...
Apa salahku, sehingga kau memberiku hukuman berat dan aku sudah tak mampu lagi untuk menjalani nya... Denada.
.
.
.
🌷Bersambung🌷
maaf, aq baru sempat mampir lagi, kak... aq habis Hiatus cukup lama dari NT. 🙏