Seorang wanita yang hidup dengan mengandalkan pekerjaannya sebagai seorang pengacara.
Perawakan yang tegas, tak takut apapun dan terkadang Brutal menjadikannya sosok kuat yang sangat di perhitungkan.
Akhirnya mendapat kesempatan emas menjadi salah satu orang kepercayaan Bos Besar yang ternyata punya keterkaitan di masa lalu di waktu kecil.
Bagaimana kisah wanita salah satu kerabat Keluarga Nugraha? Yuk kita ikuti jalan ceritanya.
Salam Sukses, Sehat, Semangat dan jangan lupa Bahagia.
Author Sinho.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MB 22
Elsa akhirnya angkat bicara, tak menyalahkan apa yang dikatakan oleh Monica karena selama ini dirinya juga menaruh kecurigaan yang sama.
"Jadi wanita itu?"
"Itu hanya dugaanku saja, selama hampir dua tahun mereka menjalin hubungan aku belum menemukan sesuatu yang mencurigakan, mungkin karena belum menemukan mangsa baru yang lebih dari tuan Arron"
"Sungguh mengejutkan"
"Hem, soal kekasih Tuan Arron, aku dan nona Monica mempunyai penilaian yang sama, tapi sayang sekali"
"Ada apa?"
"Aku tak berani melakukan langkah apapun, karena Nesya berada di bawah perlindungan tuan Arron langsung, dia memanfaatkan hal itu dengan baik, hingga tak ada yang berani mengusiknya, tapi kita lihat saja nanti"
"Boss kita sepertinya sangat mencintai nya"
"Sepertinya begitu, percaya kalau cinta itu buta kan?"
Queen mengangguk, lalu menggeleng, dan Elsa tertawa dibuatnya, tak lama kemudian Queen merasa sudah cukup lelah, lalu berpamitan saat Arron sebelumya juga sudah mengijinkan.
"Aku ikut, capek juga disini" ucap Elsa yang kini sudah berjalan disampingnya.
Malam yang cukup panjang bagi Queen, karena saat dirinya terbaring, matanya tak bisa terpejam begitu saja, ada sesuatu yang sedang menganggu pikirannya.
"Kenapa semua orang berpikir Tuan Arron hanya Direktur utama saja, itu sepertinya tidak mungkin, melihat kekayaannya melimpah ruah, bahkan aset yang sudah aku urus begitu banyaknya" gumam Queen.
Lalu Queen mengambil ponselnya, menghubungi seseorang dan meminta bantuan.
Kantuk rupanya sudah tak tertahankan, tepatnya di jam satu malam, Queen akhirnya terlelap dalam tidurnya.
Bangun pagi sekali, Dini masuk dan sudah membersihkan kontrakan Queen dengan rapi, seringkali hal ini dilakukan, bahkan Queen berulang kali sudah melarang.
Mungkin Dini melakukan hal ini sebagai bentuk membalas kebaikan Queen selama ini, bahkan banyak sekali membantu keuangan ibu dan biaya sekolahnya.
"Pagi Din!" Sapa Queen saat sudah rapi dan keluar dari kamarnya.
"Pagi mbak, sarapan dari ibu, enak Lo"
"Alhamdulillah, jangan sering-sering, nanti ibu capek kalau dipaksa masak banyak, cukup kalian saja, mbak sudah ada jatahnya dari kantor"
"Ibu gak tega kalau melihat mbak Queen berangkat tanpa sarapan dulu, nanti sakit lambung kata ibu"
Queen tersenyum, hatinya merasa teduh tiap kali mendapatkan perhatian dari dua orang ini yang sudah dianggap keluarga sendiri.
"Iya, terimakasih" ucap Queen akhirnya kini sarapan bareng dengan Dini.
Segera berangkat seperti biasanya, santai dan menikmati lagu yang mengalun indah menemani perjalanannya, hingga akhirnya sampai dengan selamat dan semangat!
"Queen, bisa segera ke ruangan ku?" Perintah Arron yang kebetulan datang hampir bersamaan.
"Iya Tuan, saya taruh tas dulu di ruangan"
Arron mengangguk, lalu melanjutkan langkahnya kembali masuk ke dalam ruang kerjanya yang tak jauh dari Queen.
Mengetuk pintu dan Arron mempersilahkan masuk, Queen lalu duduk di depannya.
"Ada apa Tuan?"
"Aku membeli aset lagi di kota Bali, bagaimana menurutmu, akan aku bangun Resort, dan aku ingin kepemilikan segera berpindah atas namaku"
"Oh itu gampang Tuan, apa semua berkas kepemilikan sebelumnya sudah ada ditangan anda?"
"Ini!"
Busyet, Queen sampai terbelalak melihat luas dan harga aset yang dibeli oleh Boss nya, senilai hampir satu triliun banyaknya.
"Bagaimana?" Tanya Arron setelah dirasa cukup menunggu Queen yang dari tadi membuka dan meneliti semua berkas yang ada ditangannya.
"Kalau ini butuh waktu yang lumayan Tuan, mungkin satu atau dua Minggu, saya bisa selesaikan"
"Tak masalah, aku tidak terlalu terburu, pembangunan di sana juga akan aku mulai bulan depan"
Queen hanya terdiam, membuka kembali berkas kepemilikan yang sudah ada ditangannya, lalu memberanikan diri untuk bertanya.
"Jadi akan di balik nama kepemilikan tinggal atas nama anda tuan?"
"Tentu saja, memangnya mau sama siapa?"
"Emm, jadi ini murni aset pribadi anda kan?"
"Tentu saja, memangnya kenapa?" Tanya Arron merasa Queen sedang mencari tau akan sesuatu.
"Maaf Tuan, mungkin saya lancang, tapi sebagai orang yang akan mengurusi semua aset anda, apa boleh saya bertanya sedikit pribadi?"
"Tentu saja, tanya saja, aku tidak keberatan"
"Begini, dari semua aset milik pribadi yang saya tau, tidak mungkin kan Tuan Arron hanya bekerja sebagai direktur utama saja di perusahaan?"
Arron langsung tertawa, laku menatap Queen lebih serius kali ini.
"Kau sangat jenius, dari semua orang yang bekerja di sampingku, hanya kamu yang tidak mudah aku kelabui"
Queen langsung terkejut, jadi benar seperti yang dia kira, bahwa sebenarnya Arron bukan hanya direktur utama saja, pasti ada pekerjaan lainnya yang menghasilkan pundi-pundi kekayaan yang sangat banyak jumlahnya.
"Aku seorang yang mempunyai banyak sekali sumber kekayaan yang tak terlihat, perusahaan disini hanya sebagian kecil saja, itu kenapa aku selalu mencari orang-orang yang bisa dipercaya disetiap negara yang ada sumberdaya ku disana"
"Saya menduga hal ini sebelumnya"
"Aku tau sampai dimana kemampuan mu Queen, untuk itu aku memilihmu, dan aku minta padamu, jaga kepercayaan ku, dengan kata lain, ini rahasia kita berdua, mengerti?"
"I iya Tuan, insyaallah"
"Hem, bahkan Nesya saja tidak tau siapa diriku yang sebenarnya, tapi dia sangat baik dan selalu mendampingi ku, aku sangat menyayanginya"
"Saya juga melihat Elsa tidak tau siapa anda"
"Elsa, kalau dia sudah aku anggap adikku sendiri, tapi begitulah, dia adalah wanita dengan pikiran yang sederhana dan tidak mau ikut campur urusan pribadiku, wajar kalau dia tak tau apapun"
"Iya Tuan, jadi Kekasih anda Nona Nesya juga tidak tau?"
Arron menggeleng, dan aneh, kenapa dia melakukan hal itu, padahal dari mulutnya sendiri beberapa detik yang lalu mengatakan jika begitu menyayanginya, tapi ya sudahlah, Queen tak merasa perlu ikut campur terlalu dalam lagi, itu bukan urusannya.
"Apa rasa penasaran mu sudah terbayar kan?"
"Lumayan tuan, rahasia aman"
"Terimakasih, aku sengaja jujur padamu karena tidak ada untungnya aku merahasiakan, toh di masa depan nanti, aku berharap kamu sebagai orang utama yang mengurus semua asetku"
"Ha, kok saya Tuan?"
"Iya, entah kenapa aku sangat percaya padamu, rasanya tidak ada yang aku khawatirkan saat berada disamping mu, perasaan seperti itu tidak pernah aku dapatkan dari orang-orang yang bekerja padaku selama ini"
"Terimakasih kepercayaannya Tuan"
"Bisakah kamu memanggilku kak saja?, usiaku tidak terlalu jauh dari Harlan"
Deg!
Kok tiba-tiba sang Boss meminta ganti panggilan?
"Biar kita bisa lebih santai saat berbicara, aku kurang nyaman saat kamu memanggil ku Tuan, ada jarak yang terlalu jauh dan aku merasa sangat tua, aku merasa iri dengan Harlan"
Queen masih terdiam, mematung seketika terkejut dengan permintaan Arron.
"Queen, kamu mendengar ku?"
"Eh i iya Tuan, eh Kak, eh kok gak enak ya Tuan"
"Ck, Kak, jangan Tuan, kecuali bersama orang-orang kantor dan acara resmi, boleh panggil aku Tuan, tidak apa-apa"
"Dimengerti Tuan, eh kak" Queen masih kikuk cara memanggilnya, dan itu membuat Arron tertawa.
Perbincangan yang berakhir menyenangkan, Queen bersyukur mendapat begitu besar kepercayaan dan tentunya seimbang dengan gaji yang diterima tiap bulan.
Bersambung.
Jangan lupa KOMENnya, LIKE, VOTE, HADIAH dan tonton IKLANNYA.
udah tamat aja ceritanya masih candu sih ama semua cerita2 athor pingin ny gk habis2 klw bsa klw boleh lanjut terus 🥰🥰🥰
saudara yg lain ka....