Reta dan Qila selalu saja di ganggu hidupnya oleh tantenya, kakak dari mamanya. Tantenya itu selalu saja mengusik kehidupan Reta dan juga Qila. Tiada hari tanpa di ganggu oleh keluarga tantenya itu.
Selain itu Ruri istri Seno pemilik dari sebuah perusahaan membeli kembali rumah itu dari Reta. Sebenarnya awalnnya bukanlah pemilik Pertama rumah itu melainkan mereka juga membelinya namun tidak lama mereka menjual kembali rumah itu.
Seiring berjalannya waktu Seno mengetahui bahwa ada sebuah rahasia besar dari rumah itu yang bisa membuat kehidupan mereka lebih kaya lagi. Tapi jika orang lain yang mengetahui rahasia itu mereka bisa di penjara.
Sebenarnya rahasia apa yang tersimpan di rumah itu?
Apakah Pemilik pertama mengetahui tentang Seno atau pemilik rumah itu menyimpan banyak harta dan juga rahasia di rumah itu?
Apakah Qila dan Reta mengetahui dari rahasia dari rumah itu?
Serta mampukah Reta dan Qila menghadapi tantenya yang selalu menganggu kehidupan mereka?
Yuk ikuti kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fianaqila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22
Teman-temannya Qila pamit pulang kepada pemilik rumah.
“Kita pulang dulu, makasih ya kak, kita pulang dalam keadaan perut kenyang.” Ucap Dara.
“Iya sama-sama, kalian hati-hati ya pulangnya.” Ucap Reta kepada teman-temannya Qila.
Mereka menyalami Reta dan juga Ningrum dan berpamitan pulang.
“Assalamualaikum.” Ucap teman-temannya Qila.
“Waalaikumsalam.” Ucap Qila, Reta, Ningrum dan Dira.
“Hati-hati gays, sekali lagi makasih ya.” Ucap Qila kepada teman-temannya.
Ningrum dan Dira belum pulang, mereka akan menunggu Raka pulang saja, Ningrum masih mau mengobrol dengan keponakannya.
Setelah kepergian temannya Reta menyuruh Qila mengajak Dira ke kamar Qila sementara Ningrum membantu Reta membersihkan rumah sehabis makan tadi.
Di saat Ningrum membantu Reta, Ningrum mendengar ada orang yang mengetuk pintu. Ningrum ingin membuka namun di Reta mencegah dan dirinya yang akan membukakan pintunya.
. . .
Rangga baru saja sampai di rumah dan mendengar suara seorang laki-laki yang familiar.
“Itu kan suara bang Sersan?” ucap Rangga.
Rangga yang baru pulang mendengar mama dan Sersan yang sedang berbincang.
“Assalamualaikum.” Ucap Rangga masuk ke dalam rumah.
“Waalaikumsalam.” Ucap Sersan dan Saskia kompak..
“Tumben Abang ke sini? Apa aman jika Abang ke sini sore seperti ini?” tanya Rangga.
“Sudah kamu tenang saja. Abang sudah pastikan tidak ada yang mengikuti Abang ke sini.” Ucap Sersan dan menunjukkan pakaian yang ia simpan saat ini.
Sersan menyamar menjadi tukang kebun agar tidak ada yang curiga. Saskia selalu memperkerjakan pembantu dan tukang kebun di rumah dengan tidak tinggal bersamanya. Mereka akan kerja dari pagi sampai sore saja. Setelah Rangga mengetahui bahwa Sersan datang dengan menyamar membuat Rangga lega.
“Duduk dulu.” Ucap Saskia yang melihat anaknya masih berdiri.
Sersan memberitahukan bahwa Reta dan Qila dalam bahaya, di kantor Rindu dan Randi selalu mengawasi gerak-gerik Reta di kantor. Sersan juga yakin Qila juga diawasi oleh keluarga Seno itu. selain itu Sersan dan Saskia juga sedang membahas perusahaan yang mengalami masalah.
“Apa anak mereka yang bernama Sasya itu menyakiti Qila?” tanya Saskia setelah Sersan menjelaskan akan kedatangannya ke rumah Saskia di Sore hari, biasanya Sersan datang pada malam hari, agar musuh tidak mengetahui tapi hari ini Sersan datang di Sore hari.
“Sejauh ini Sasya sama sekali tidak ada menyakiti Qila, yang ada Rani seperti biasa selalu menganggu Qila.” Jelas Rangga.
Rangga sudah memberitahukan Mamanya bahwa Sasya salah satu anggota keluarga Seno sekolah di sekolah yang sama dengan dirinya.
“Mama tidak habis pikir dengan Rani. Kenapa dia selalu saja menganggu Qila? Padahal Qila itu juga saudara dia.” Ucap Saskia heran.
“Namanya juga iri ma.” Ucap Rangga.
“Apa lagi yang Rani lakukan terhadap Qila?” tanya Sersan.
Rangga memberitahukan bahwa Qila dikurung di dalam toilet sampai malam. Qila baru saja pulang dari rumah sakit tadi siang. Rangga memberitahukan bahwa dirinya ikut mengantarkan Qila pulang. Rangga juga memberitahukan kondisi Qila saat ini baik-baik saja.
“Syukurlah, kamu harus selalu menjaga Qila ya, pastikan kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Kamu juga harus bisa memastikan Sasya tidak dekat dengan Qila, bahaya.” Peringkat Saskia.
“Iya mama tenang saja, aku akan selalu menjaga Qila dan memastikan Qila baik-baik saja.” Jawab Rangga.
“Abang lihat-lihat kamu sepertinya suka dengan Qila?” ucap Rangga penuh selidik.
Rangga diam tidak menjawab. Ia merasa malu ketahuan bahwa dirinya menyukai Qila.
“Mama tidak masalah jika kamu menyukai Qila. Tapi ingat kamu jangan menyakiti hati Qila. Menyakiti hati seorang perempuan sama saja seperti kamu menyakiti hati mama. Jika kamu dekat dengan Qila hanya sebatas menjaganya maka bersikap lah seperti itu, tapi jika kamu mencintai dia kamu harus benar-benar mencintai dia, jangan sakiti dan selalu jaga dia, menyayanginya dengan setulus hati kamu.” Nasehat Siska kepada putranya.
“Iya, Rangga paham ma.” Ucap Rangga.
Saat ini Rangga belum bisa memberitahukan bahwa dirinya menyukai Qila. Nanti saja Rangga beritahukan setelah dirinya menyatakan cinta kepada Qila.
“Oh ya soal perusahaan gimana?” tanya Rangga mengalihkan pembicaraan.
Sersan memberitahukan bahwa perusahaan membutuhkan suntikan dana yang besar. Runi yang selalu mengambil uang perusahaan, membuat perusahaan mengalami masalah keuangan. Perusahaan terancam bangkrut karena ulah Runi yang suka berfoya-foya.
“Maaf jika ucapan aku menyinggung Abang. Tapi aku rasa percuma Abang bekerja keras mempertahankan perusahaan, nyatanya keluarga om Seno akan tetap membuat perusahaan dalam masalah besar dan terancam bangkrut.” Ucap Rangga.
Perusahaan itu sudah beberapa kali mengalami masalah keuangan karena ulah keluarga Seno, namun perusahaan itu masih bisa di selamatkan oleh Sersan dan beberapa orang kepercayaan Sersan. Namun kali ini perusahaan mengalami masalah yang lebih besar dari yang sebelumnya dan sulit sekali untuk Sersan bisa membuat perusahaan itu tidak mengalami kebangkrutan.
“Aku tahu bang, orang tua Abang pasti menghadapi banyak rintangan untuk membangun perusahaan ini bahkan sampai bisa membuat perusahaan ini besar, tapi jika perusahaan masih berada di tangan keluarga Seno, aku rasa perjuangan Abang yang selalu mempertahankan perusahaan hanya lah pekerjaan yang sia-sia.” Lanjut Rangga lagi yang melihat Sersan yang tidak merespon.
Sersan sepertinya sedang berpikir keras akan perusahaan yang seharusnya jatuh ke tangannya itu.
“Tante tahu saat ini adalah masa-masa sulit kamu, lebih baik kamu pikirkan dengan tenang, langkah apa yang harus kamu ambil.” Ucap Saskia.
Sersan mengembuskan napas lelahnya. Sersan akan mempertimbangkan ucapan Rangga tadi dan menentukan pilihan yang tepat akan tidak kan yang tepat yang harus dia ambil.
“Ya sudah tante, aku pergi dulu, aku harus melihat sendiri kondisi Qila seperti apa sekarang ini.” Ucap Sersan berpamitan.
“Melihat kondisi Qila atauuuu kak Reta nih.” Goda Rangga.
“Apaan sih loh, ya Abang mau lihat kondisinya Qila lah.” Ucap Rangga yang terlihat seperti salah tingkah.
“Reta cantik, baik, mandiri dan penyayang, tante rasa kamu cocok dengan Reta.” Ucap Saskia yang sepertinya setuju Sersan bersama Reta.
“Aku saat ini tidak mau membahas soal cinta dulu, aku harus bisa secepatnya menyelesaikan masalah aku, memenjarakan orang yang telah membuat mama ku tiada. Aku juga tidak mau melibatkan Reta dan adiknya dalam masalah ku.” Ucap Sersan.
“Tanpa kamu sadari, Reta telah terlibat dalam masalah ini Sersan.” Ucap Saskia.
Sersan terdiam, apa yang tantenya katakan itu benar, Reta secara tidak langsung sudah terlibat dalam masalah ini.
“Jika kamu tidak menginginkan Reta terlibat, seharusnya dari awal kamu memperingati Reta agar tidak menempati rumah itu. Rumah yang menyimpan rahasia. Tante yakin keluarga Seno itu berpikir Reta dan Qila mengetahui sesuatu. Saat ini mereka sedang mencari informasi dengan cara halus, bukan dengan cara kasar. Karena mereka belum bisa membuktikan apapun bahwa Qila dan Reta mengetahui sesuatu di balik ruangan rahasia itu.” Ucap Saskia.
“Aku tahu, aku terlalu bod** membiarkan mereka tinggal disana yang mengakibatkan mereka menjadi incaran keluarga om Seno.” Sersan selalu menyalahkan dirinya yang membiarkan Reta dan Qila tetap tinggal di sana.
“Nasi sudah menjadi bubur, kita sudah tidak bisa mengulang kembali. Sekarang kita fokus mencari bukti kejahatan yang mama Kamu simpan dan menjaga Qila dan juga Reta.” Ucap Saskia.
Sersan yang tidak mau membahas soal ini lebih jauh lagi memutuskan untuk pergi dari sana. Sersan tidak mau Reta terlibat dalam masalah yang sedang ia hadapi namun kenyataannya Reta ikut terlibat karena Reta pernah menempati rumahnya itu yang menyimpan sebuah rahasia. Sersan selalu merasa bersalah karena membiarkan Reta dan Qila tinggal di sana.
jangan lupa mampir ya?