NovelToon NovelToon
One Step Closer

One Step Closer

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Mafia / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Gangster
Popularitas:60.8k
Nilai: 5
Nama Author: FT.Zira

Dia wanita,,,
namun,,,, selalu di anggap pria,,,,

"Dia pria,,,,
namun,,, mereka yang menyebutnya pria terkejut setelah mengetahui bahwa dia adalah wanita.

Berpenampilan layaknya pria, menyembunyikan rambut panjang di balik topi yang selalu dia kenakan, sekaligus menjadi pemilik dari beberapa cafe yang tersebar di beberapa kota.

Pandai beladiri, namun juga pandai mambuat hidangan Dessert yang akan membuat setiap lidah yang mencobanya tidak akan pernah mengatakan 'Tidak'.

Hanya sebatas itu saja yang orang-orang ketahui dari sosoknya. Dia yang terlihat memiliki kehidupan damai ternyata menyimpan rahasia besar dan selalu di tutup rapat dari seseorang yang sangat dia sayangi.

Memainkan senjata, menantang maut, membunuh, bukan hal yang mengejutkan baginya. Dia hanya memiliki satu kalimat yang selalu ia simpan dalam benaknya 'Membunuh atau Dibunuh'

Dan ketika orang yang dia sayangi tahu kebenarannya? Apa yang akan terjadi?



Ikuti kisahnya,,,,,!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Bertemu. OSC 22.

Mereka menggeram kesal dan bersiap untuk menyerang lagi bertepatan dengan pintu cafe yang terbuka diikuti dengan seseorang melangkah masuk.

"Apakah sedang ada permainan drama teater disini?" ujar Felix kesal sembari memberikan tatapan tajam pada enam pria yang akan menyerang Claira.

Detik berikutnya, pintu cafe kembali dibuka dengan sosok Jefferi muncul dari balik pintu, ia segera mengerti dengan apa yang terjadi tanpa di jelaskan dan menghubungi polisi.

"Apakah tidak satupun dari kalian menghubungi polisi disaat hal seperti ini terjadi?" sindir Jefferi.

"Cih,,, apakah ini yang kalian sebut dengan kami tidak akan selamat?" salah satu dari mereka mencibir.

"Si pemilik cafe menghubungi polisi setelah dia menyudutkan kami dengan menggunakan banyak orang?" pria berbeda menimpali.

"Siapa menyudutkan siapa?" sindir Carlo.

"Kalianlah yang memulai lebih dulu menyudutkan semua orang yang berada di dalam cafe ini," imbuhnya.

"Dan kau berbicara begitu hanya untuk mengulur waktu agar kau bisa kabur, bukankah begitu?" timpal Claira.

Carlo kembali menoleh ke arah Claira, memperhatikan wajahnya dari tempatnya berdiri namun sedikit terhalangi oleh topi yang dikenakan Claira.

Enam pria itu kembali tersudut, keberanian mereka menurun saat merasakan tatapan Carlo yang menghunus kearah mereka, membuat mereka mengurungkan niat untuk melawan. Disaat yang sama, Claira mulai bisa menyimpulkan satu hal pasti tentang maksud dari tindakan mereka mengancam pembeli cafe. Apa yang dipikirkan olehnya menjadi lebih kuat ketika polisi tiba dan meringkus ke enam pria itu dengan begitu mudah.

Bahkan masalah yang terjadi beberapa saat sebelumnya selesai begitu saja hanya dengan polisi membawa pergi keenam orang pembuat masalah tanpa satu pertanyaan.

'Ada yang tidak beres. Aku merasakan firasat buruk tentang kejadian hari ini,' batin Claira

"Setelah ini, akan lebih baik jika kamu berhati-hati," ucap Claira setengah berbisik, namun cukup untuk di dengar Carlo yang berada di sampingnya.

"Apa maksudmu?" sambut Carlo bertanya.

"Berhati-hati saja pada setiap orang yang akan kamu temui setelah ini, jangan mudah percaya pada mereka," jawab Claira.

"Apapun tujuanmu datang ke kota ini, jangan begitu saja percaya pada mereka yang baru saja kamu kenal meski dia seorang polisi sekalipun," imbuhnya.

"Aku tidak mengerti," ucap Carlo.

"Beritahukan juga pada temanmu untuk berhati-hati, aku tidak bisa menjelaskan banyak hal selain memperingatkanmu tentang ini," jawab Claira.

Claira kembali mendongakkan kepalanya, tersenyum tipis sembari mengangguk sopan. Sementara Carlo kembali merasakan desiran aneh di hatinya kala melihat Claira tersenyum.

'Apa yang salah denganku?' batin Carlo sembari menggelengkan pelan kepalanya.

"Terima kasih sudah membantuku," ucap Claira.

"Uhm,,, bukan masalah," jawab Carlo sembari menggosok tengkuknya.

"Lagipula aku tidak benar-benar membantu," imbuhnya tersenyum canggung.

"Apakah kamu baik-baik saja?" Jefferi menyela dengan pertanyaan seraya melangkah mendekat.

Claira beralih pada Jefferi, menganggukkan kepalanya sebelum menjawab.

"Terima kasih sudah membantuku, Jeff," sambut Claira tersenyum.

"Kenapa kamu tidak menghubungi polisi lebih awal?" tanya Jefferi tidak senang.

"Aku tahu kamu bisa menghadapi mereka, tapi mereka membawa senjata,"

"Bukan mustahil mereka menyakitimu," imbuhnya.

Felix segera mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan itu, berniat untuk mendekat namun urung saat melihat Claira memberi isyarat dengan jarinya. Sementara Carlo memilih menjauh untuk kembali bergabung bersama teman serta adiknya.

"Senjata yang mereka bawa bahkan rusak setelah satu kali di gunakan," sela salah satu pembeli.

"Bagaimana?" Jefferi mengerutkan keningnya.

"Anggaplah aku sedang beruntung," Claira menjawab asal dengan bahu terangkat.

"Sebentar_,,,"

Claira mengangkat satu tangannya sebelum Jefferi kembali berbicara, meminta sedikit waktu pada pria itu untuk menunggu.

"Aku minta maaf atas kekacauan yang terjadi hari ini," ujar Claira mengedarkan pandanganya.

"Sebagai tanda permintaan maaf dariku, untuk semua menu yang kalian pesan hari ini, kalian cukup membayar setengah harga. Dan setiap orang yang berada di sini akan mendapatkan satu Panna Cotta untuk kalian nikmati," tutur Claira.

"Eehh,,, sungguh?" sambut salah satu pembeli antusias.

"Tentu saja, kalian mengenalku dan tahu aku tidak akan menarik kembali kata-kataku," jawab Claira.

"Woahh,,, terima kasih,,,,"

"Aku memang kecewa karena tidak bisa mendapatkan dessert spesial hari ini yang dibuat langsung oleh kakak, tapi semua makanan yang di buat cafe ini sangat pas untuk lidahku, dan mendapatkan satu dessert langsung dari kakak terasa seperti mendapatkan hadiah," ujar gadis remaja.

"Benar, dessert di cafe ini benar-benar berbeda," timpal temannya.

"Aku sangat berterima kasih karena kalian menjadi pelanggan tetap cafe kami, silahkan nikmati makanan kalian lagi," sambut Claira tersenyum.

Claira kembali melangkah menuju kursi yang sebelumnya ia duduki, berhenti sejenak di depan Toby yang masih berdiri di dekat meja Cyrene.

"Berikan Panna Cotta yang kubuat pagi ini, jika itu kurang, ganti dengan Creme Brulee," ucap Claira.

"Baik," sahut Toby mengangguk sopan.

"Tapi, apakah tidak apa jika dessert anda di berikan kepada nona itu?" tanya Toby memastikan.

"Tuan Charles sudah meminta itu sejak pagi," imbuhnya.

"Aku yang akan mengurus anak itu jika dia protes," sahut Claira.

"Baik," jawab Toby.

Claira kembali duduk di kursinya bersama Jefferi, tanpa menyadari mereka yang duduk satu meja dengan Cyrene masih mengarahkan pandangannya pada Claira sampai Bernardo membuka suara untuk bertanya kepada pelayan yang masih menunggu menu yang akan mereka pesan.

"Sebenarnya, siapa dia?" tanya Bernardo dengan suara pelan.

"Pemilik cafe ini, sekaligus orang yang membuat dessert di cafe ini," ungkap Toby.

"Semua menu dessert yang disediakan cafe ini adalah hasil dari resep yang dia buat, dan memastikan bahwa orang yang dia tunjuk bisa membuat hidangan yang sama menggunakan resepnya,"

"Atasan saya juga tidak bisa setiap waktu berada disini, namun selalu bisa menyediakan waktu untuk membuat menu spesial untuk hari tertentu," terangnya.

"Jadi, itu artinya makanan yang tadi di berikan kepadaku adalah buatannya?" tanya Cyrene.

"Benar, Nona," jawab Toby.

"Kalau begitu, kamu tidak harus menerimanya," sambut Bernardo cepat.

"Ayolah,,! Aku ingin mencobanya," jawab Cyrene memasang wajah memelas.

Disaat mereka menyebutkan pesanan mereka, suara samar percakapan Claira dan Jefferi yang duduk tidak jauh dari mereka terdengar di telinga mereka.

"Lalu, apa yang kamu lakukan disini? Bukankah seharusnya kamu bekerja?" tanya Claira.

"Hanya ingin mengajakmu makan siang karena kamu selalu mengabaikan pesan dan panggilanku," jawab Jefferi.

"Menyindirku?" sambut Claira menyipitkan matanya.

Interaksi yang berlangsung antara Jefferi dan Claira membuat Carlo bersama tiga orang di dekatnya memberikan ekspresi yang tidak bisa di artikan, namun tidak mengalihkan perhatian mereka dari Claira.

Dexter meringis seperti menahan sakit secara terang-terangan, Bernardo mengerutkan keningnya seolah dirinya merasa salah mendengar, sementara Cyrene dan Carlo menelan kasar saliva mereka dengan satu kalimat yang sama ada di dalam pikiran mereka berdua.

'Apakah mereka Gay?' batin Carlo dan Cyrene.

"Nona, apakah tuan ini teman kencan anda?" celetuk salah satu pembeli.

Satu pertanyaan itu cukup untuk membuat Carlo melebarkan kedua matanya, begitu pula dengan Dexter, Cyrene serta Bernardo.

"Nona,,? Dia wanita? Yang benar saja?" tanya Dexter dengan suara tertahan.

"Dalam penglihatanku dia benar-benar terlihat seperti pria," sanggah Cyrene.

"Apakah aku perlu memeriksakan kedua mataku setelah ini?" imbuhnya.

"Kupikir suaranya memang begitu karena beberapa orang memiliki suara wanita meski dia seorang pria," timpal Bernardo.

'Dia,,, Wanita?' batin Carlo kembali memperhatikan Claira dari duduknya.

"Bukan!"

"Benar,"

Dua jawaban berbeda yang di ucapkan Claira dan Jefferi secara bersamaan membuat suara pembeli lain mulai bersahutan menggoda Claira yang sudah mereka kenal baik.

"Ahh,,, Tuan, sepertinya perjuangan anda masih panjang,"

"Terima saja ajakannya,"

"Benar, Tuan tampan ini bahkan rela datang di tengah jam kerjanya hanya untuk bertemu, Nona,"

"Kalian selalu bisa menyudutkan orang ya?" sindir Claira.

"Ehh,,, saya hanya mengatakan yang sebenarnya, Nona,"

"Benar, lagipula tuan ini tampan, dan nona cantik_,,, errr,,, setidaknya saat nona melepaskan topi nona, atau mereka yang tidak mengenal anda akan menganggap nona 'Gay'," ujarnya blak-blakan.

"Dalam hal itu aku setuju," celetuk gadis remaja.

"Kakak cantik, bahkan sangat cantik,"

Suara tawa seketika meledak memenuhi seluruh ruangan cafe, tanpa menyadari ada yang tersindir telah menyebut Claira 'Gay' dalam benaknya. Sementara Claira hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. Para pelanggan yang berbicara santai dan formal saling menimpali tanpa ia cegah atau ia minta untuk berhenti.

Claira justru menikmati waktunya ketika mereka melemparkan candaan mereka sebanyak yang mereka inginkan tanpa merasa tersinggung, membuat mereka yang berada di sekitar Claira betah berlama-lama untuk sekedar duduk bersama.

"Maaf Jeff, kali ini aku tidak bisa," Claira menjawab setelah beberapa saat terdiam.

"Apakah kali ini kamu juga sibuk?" Jefferi bertanya lagi dengan nada lesu.

Claira menggosok tengkuknya, menyadari bahwa dirinya sudah terlalu sering menolak ajakan Jefferi untuk keluar sekedar menikmati makan bersama.

"Apakah besok kamu juga akan sibuk lagi?" tanya Jefferi.

"Aku tidak bisa mengatakannya sekarang," jawab Claira.

"Tapi, hari ini aku memiliki janji lain, dan aku tidak bisa pergi bahkan untuk makan malam," terangnya.

"Hahh,,," Jefferi mendesah panjang.

"Kamu masih saja sulit seperti dulu,"

...@@@@@@@@@...

"Heii,,, Berhenti,,,!!!"

. . . . .

. . . . .

To be continued...

1
👑Queen of tears👑
wow fantasi 😍😍
semangat outhor 🤗💚
👑Queen of tears👑
☕ untuk akhir kisah indah ini🥰
👑Queen of tears👑
ehhh udah kelar aja 🧐🧐
blm lahir calon adik iparku/Slight/
👑Queen of tears👑
aku gak liat/Casual/
👑Queen of tears👑
calon adik ipar ku brrti/Awkward//Awkward//Joyful/
👑Queen of tears👑
zigot yang berbahaya ini🤣🤣
👑Queen of tears👑
kan sesuai tebakan ku,,latih tanding itu ngidem😭😭😭🤣🤣
👑Queen of tears👑
apa apa apa /Doubt//Doubt//Doubt/
ada zigot berenang cepat terdeteksi 🧐🤣🤣🤣🤭
👑Queen of tears👑
carlo lah sosoknya yang konon dicinta'i itu🧐
🏃🏃🏃
👑Queen of tears👑
eeeyaaaa/Awkward//Awkward/🥰
👑Queen of tears👑
hmm wanita emang seperti ini /Grimace/
👑Queen of tears👑
kejaaarrrr,,mode ngambek /Hey//Hey/
klw ngambeknya jumpa hari berikutnya,, alamat puasa luu carlo 🤣🤣🤭
👑Queen of tears👑
jangan yang,,,lebih baik jangan,, dri pd ncezz nnti🤤🤤🤣🤣🤣🤣🤣
👑Queen of tears👑
modusss/Smug/
👑Queen of tears👑
tumbang ke2nya/Facepalm/
Zhu Yun💫
🌹🌹 dulu buat 3C 🥰
Zhu Yun💫
Jangan bilang Charles mau minta nikah 🤭
Zhu Yun💫
udah bagi aja jadi 2 biar adil 😆😆😆😆
Zhu Yun💫
Karena paman tua sangat spesial 🤭
Zhu Yun💫
Suami idaman banget ini sih si Carlo 😚
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!