One Step Closer
'TIK,,,,
'TIK,,,,,
'TIK,,,,,
Suara khas dari bom waktu yang terus berjalan seolah terdengar lebih nyaring dari yang seharusnya.
Jembatan alternatif di atas laut yang menghubungkan dua kota tengah di tutup dan di pasang garis batas serta di penuhi oleh polisi, melarang bagi siapa saja yang akan melintas melewati jembatan.
"Dimana sebenarnya tim penjinak bom berada sekarang?"
Suara teriakan dari inspektur polisi yang turut berjaga membuat mereka yang mendengar seketika berwajah pucat. Mereka sudah memanggil tim penjinak bom dari setengah jam yang lalu, namun tidak ada tanda-tanda tim penjinak bom akan datang. Sedangkan waktu pada bom itu terus berjalan.
Ditengah keributan serta ketegangan yang kian meningkat, tiba-tiba ada dua orang yang melangkah mendekati salah satu petugas yang menjaga garis batas seolah mereka berdua tahu dengan jelas apa yang sedang terjadi.
"Ijinkan kami membantu," seru si wanita.
Sang Inspektur segera mengarahkan pandangannya pada pasangan yang baru saja datang, mengerutkan keningnya seolah berusaha untuk mengenali sosok yang tidak asing baginya.
"Biarkan mereka mendekat," ujarnya.
Pasangan yang sebelumnya tidak di biarkan mendekat akhirnya di perbolehkan untuk memasuki garis pembatas. Keduanya mengangguk sopan kepada Inspektur yang segera melemparkan pertanyaan.
"Apakah anda mengerti tentang bom, tuan?" tanya sang Inspektur menatap ke arah pria bertubuh besar yang kini berada di depannya.
"Bukan saya, tapi istri saya," jawab si pria.
"Ahh,,, maaf," sambutnya seraya beralih ke arah wanita yang berada disampingnya.
"Ijinkan saya melihatnya lebih dulu," ujar si wanita.
"Baik," jawab Inspektur.
Pasangan itu segera mendekat ke tempat dimana bom berada. Bom yang berada tepat di tengah-tengah jembatan seolah pelaku sengaja meletakkan bom di tempat yang sangat mudah terlihat dan yakin bom itu akan meledak dengan tujuan meruntuhan jembatan yang menjadi penghubung antara dua kota.
Si wanita segera berjongkok, berniat untuk memeriksa bom yang ada didepannya dan segera terkejut setelah melihat waktu yang tertera pada detonator berkurang secara drastis.
"Apa-apaan,,," si wanita mendesis tak percaya.
Tangannya yang semula akan bergerak untuk membuka penutup dari bom itu seketika terhenti. Waktu yang sebelumnya masih tersisa empat puluh lima menit berubah menjadi satu menit.
"Menjauh dari tempat ini sekarang!!!" seru si wanita seraya berdiri diikuti pria di sampingnya.
"Bom akan segera meledak," imbunya.
"B-Bagaimana mungkin?" sambut inspektur.
"Bom plastik, dan itu bisa di kendalikan dari jarak jauh. Waktunya telah di stel ulang dan dirubah menjadi satu menit," ungkap si wanita.
Serentak mereka segera berlari menjauh secepat yang mereka bisa. Begitupula dengan pasangan asing yang baru saja datang dengan niat untuk membantu.
Disaat mereka merasa tidak bisa berlari terlalu jauh karena berkejaran dengan waktu, dari arah berlawanan sebuah sepeda motor sport melaju kencang ke arah mereka. Beberapa petugas berniat untuk menghentikan pengendara sepeda motor itu, namun si pengendara justru menambah kecepatan sepeda motornya.
'Tin,,,,, Tin,,,,, Tin,,,,'
Suara klakson yang di berikan si pengendara memekakan telinga, membuat semua petugas polisi memberi jalan seolah mereka tahu siapa si pengendara itu, hingga si pengendara sepeda motor itu berhenti tepat di samping dimana bom berada.
"Apa yang dia lakukan?" si wanita berseru panik.
Namun, si pengendara itu justru melepaskan helm full face yang terpasang di kepalanya, meraih bom yang menyisakan waktu beberapa detik dan memasukanya kedalam helm.
Satu tanganya yang lain mengeluarkan tongkat baseball yang terselip di punggungnya. Sementara satu tangannya lagi melemparkan helm yang berisi bom keatas dan tepat ketika helm itu berada di depan wajahnya, ia mengayunkan tongkat baseball di tangannya.
'BUGH,,,,,
'WUSSHHHH,,,!!!
Helm itu seketika terlempar jauh kearah laut dengan ketinggian yang membuat mereka yang baru saja melihatnya tercengang seketika. Hingga,,,
'DHUARRRR,,,,!!!
Ledakan segera terjadi di udara, mengakibatkan sapuan angin kuat di sertai air laut yang segera mengguyur seluruh jembatan, namun tidak ada sedikitpun kerusakan yang terjadi.
Si pengendara itu hanya menutupi wajah menggunakan satu tangannya. Sementara si pria asing itu menutupi tubuh istrinya menggunakan tubuhnya sendiri, dan para petugas polisi membalikan tubuh mereka saat air laut mengguyur tubuh mereka.
"Apakah kamu baik-baik saja, Liebste (sayang)?" tanya si pria pada istrinya.
"Aku baik-baik saja," jawabnya.
Tatapan wanita itu terus tertuju pada sosok si pengendara sepeda motor yang melakukan aksi gila di depan matanya, ia bahkan tak percaya dengan kekuatan pukulannya bisa melemparkan helm sampai setinggi dan sejauh itu jika tidak melihat dengan kedua matanya sendiri.
"Siapa pria itu?" desisnya.
Wanita itu memperhatikan si pengendara sepeda motor yang menutupi kepalanya menggunakan hoodie jaket yang dia kenakan. Kedua tangannya yang terbungkus sarung tangan hitam serta bagaimana cara dia bertindak memperjelas bahwa dia tahu jenis bom apa yang dia lemparkan.
Pasangan asing yang tidak lain adalah Bernardo dan Cyrene. Mereka berdua yang baru saja tiba di kota dimana mereka akan menjalankan misi mereka, tanpa sengaja membuat mereka bertemu dengan seseorang yang membuat keduanya tercengang.
Pertemuan pertama yang tidak mereka sadari akan menjadi penghubung bagi keduanya untuk kembali bertemu.
Si pengendara sepeda motor itu menoleh sekilas, hingga tatapan bertemu dengan Cyrene dalam jarak beberapa meter, lalu segera menaiki sepeda motornya dan pergi begitu saja meninggalkan area jembatan setelah ia merasa keadaan telah aman.
"Hei,,,," seru Cyrene.
"Kenapa dia pergi begitu saja?" imbuhnya.
"Apakah diantara kalian tahu siapa pria itu?" tanya Cyrene.
"Kami tidak tahu, tapi dia sudah berulang kali membantu kami para polisi ketika kami dalam kesulitan," ungkap salah satu petugas.
Cyrene kembali mengarahkan pandangannya ke arah dimana pengendara sepeda motor sport itu menghilang, berharap dalam benaknya untuk kembali bertemu.
Sementara si pengendara sepeda motor itu menghentikan sepeda motornya didepan sebuah rumah setelah beberapa menit dalam perjalanan, dan memasukan motornya kedalam garasi mobil berukuran luas.
Begitu pintu garasi menutup, satu jarinya menekan tombol yang berada di bawah rem, membuat sebuah pintu rahasia seketika terbuka. Ia segera masuk dengan membawa sepeda motornya, dan tampaklah beberapa mobil dan sepeda motor dengan jenis berbeda berbaris rapi disana.
Satu tangannya bergerak keatas, menurunkan hoodie yang masih menutupi kepalanya hingga membuat rambut panjangnya terurai. Pandangannya tertuju pada koleksi sepeda motor dan mobil yang ia sembunyikan dari seseorang, kepalanya menengadah menatap langit-langit dengan tatapan lelah.
"Aku merindukan kehidupan damaiku," desahnya.
"Jika kamu tahu siapa aku sebenarnya, apakah kamu akan membenciku, Baby?" ujarnya lirih.
Ia memejamkan kedua matanya, mengingat kembali kehidupan damai yang bisa dia jalani di masa lalu.
Masa dimana itu terjadi lebih dari lima belas tahun lalu dimana usianya masih sangatlah muda, namun terpaksa menutupi kehidupan gelapnya dari seseorang yang sangat ia sayangi.
...@@@@@@@@@...
### Belasan tahun sebelumnya.....
. . . .
. . . .
To be continued....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
HNF G
bunyi hujan di atas genting.... 😁
2024-11-20
1
Sandisalbiah
kebayang lho adegannya
2024-11-07
1
Maria Ulfa
lanjut
2024-09-07
0