NovelToon NovelToon
Find 10 Fragments

Find 10 Fragments

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / spiritual / Sistem / Penyeberangan Dunia Lain / Peradaban Antar Bintang / Kultivasi Modern
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: GM Tyrann

Season 2 dari I Don't Have Magic In Another World

Ikki adalah seorang pria yang memiliki kekuatan luar biasa, namun terpecah menjadi 10 bagian yang tersebar di berbagai dunia atau bahkan alam yang sangat jauh. Dia harus menemukan kembali pecahan-pecahan kekuatannya, sebelum entitas atau makhluk yang tidak menginginkan keberadaanya muncul dan melenyapkan dirinya sepenuhnya.

Akankah dia berhasil menyatukan kembali pecahan kekuatannya, dan mengungkap rahasia di balik kekuatan dan juga ingatan yang sebenarnya? Nantikan ceritanya di sini.

up? kalo ada mood dan cerita aje, kalo g ada ya hiatus

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GM Tyrann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 22 - Ujian peringkat bagian 2

Aku terus berjalan di gurun. Selama perjalanan aku berhadapan dengan berbagai monster gurun yang mengerikan: kalajengking besar dengan cakar tajam dan racun mematikan di ekornya, ular raksasa yang melilit dan menggigit dengan bisa mematikan, dan kelabang berukuran raksasa yang muncul dari dalam tanah. Setiap pertempuran memberikan tantangan tersendiri, tetapi juga membawa poin yang sangat berharga. Dengan keahlian dan ketekunan, aku berhasil mengumpulkan total tiga ratus poin, mengalahkan banyak monster di sepanjang perjalanan.

Total poinku saat ini adalah 477 poin. Aku bisa saja berhenti dan membuat markas untuk bertahan hidup sampai aku di kembalikan ke dunia nyata. Tapi aku terus memutuskan untuk lanjut, aku tidak tahu butuh berapa poin untuk membuatku berada di posisi 100 besar.

Saat hari mulai gelap, aku tiba di perbatasan berikutnya, di mana gurun pasir bertemu dengan hutan belantara yang lebat. Aku berhenti sejenak, memandangi cakrawala yang berubah warna, sambil memikirkan langkah berikutnya yang akan aku lakukan. Tak jauh dari situ, sebuah oasis kecil menawarkan tempat yang sempurna untuk beristirahat. Aku berjalan menuju oasis tersebut, merasakan kesejukan air di dekatnya.

Di ruang kendali akademi, para instruktur memperhatikan setiap gerakan murid-murid mereka melalui layar besar yang menampilkan berbagai sudut pandang. Mereka terkesan dengan performa ku, yang menonjol di antara murid-murid lain. Teknik pedang yang luar biasa, setiap tebasan penuh dengan keakuratan dan kekuatan. Mereka mulai mencari tahu lebih banyak tentang ku dan segera menemukan bahwa aku adalah keturunan keluarga Kurogane, keluarga terkenal dengan teknik pedang yang legendaris.

"Tak heran dia begitu hebat," kata salah satu instruktur, mengangguk kagum. "Keluarga Kurogane memang selalu menghasilkan pendekar pedang yang luar biasa."

Sementara itu, aku mulai merasakan ada yang mengawasi ku dari suatu tempat. Insting dan sihir yang tajam menangkap tanda-tanda bahwa ada yang memperhatikan setiap langkah. Dengan pemahaman mendalam tentang formasi sihir, aku memutuskan untuk mengubah sedikit formasi dunia buatan ini. Dengan keahlian luar biasa, aku memanipulasi formasi itu seperti seorang maestro, memastikan aku bisa melihat siapa yang mengawasi ku.

Dengan sedikit perubahan pada formasi, aku mendapatkan akses untuk melihat posisi semua murid di dunia buatan ini, bukan hanya posisi murid, poin yang didapat kan oleh murid juga bisa aku lihat. Peta mental yang terbentuk di benakku menunjukkan lokasi setiap murid, memberikan keuntungan strategis yang besar. Aku menyadari bahwa apa yang aku lakukan bisa dianggap curang, tetapi aku juga tahu bahwa kemampuan ini adalah bagian dari keunggulan. Aku tersenyum tipis, menyalahkan pembuat dunia ciptaan ini yang tidak cukup berhati-hati dalam melindungi formasi mereka.

Bagi orang lain, mungkin ini sulit diubah, tapi bagi seseorang seperti ku, ini hanya seperti bernapas. Aku memang benar, formasi sihirnya tidak terlalu sulit untuk di ubah dan bahkan saat aku mengubahnya orang yang menciptakan dunia ini tidak akan tahu.

Aku memutuskan untuk menggunakan informasi ini dengan bijak. Aku memilih rute yang lebih aman, menghindari konfrontasi yang tidak perlu dengan murid lain yang mungkin mencoba menyerangku. Sambil terus berjalan, aku merencanakan sesuatu dengan hati-hati, memastikan setiap tindakan diambil dengan pertimbangan yang matang.

Malam semakin larut, dan aku duduk di tepi oasis, menikmati ketenangan sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Dengan pengetahuan baru dan poin yang telah dikumpulkan, aku merasa lebih siap dari sebelumnya untuk menghadapi ujian ini.

***

Aku memasuki hutan lebat dengan hati-hati, mata tajam ku mengamati sekeliling. Ketenangan hutan terasa menipu, dan aku tahu bahwa di balik ketenangan ini, ada bahaya yang mengintai. Aku bisa merasakan kehadiran para murid yang menggunakan skill , sebuah kemampuan yang membuat mereka menghilangkan bau tubuh, kehadiran, dan suara. Namun, berkat perubahan yang telah aku lakukan pada formasi dunia buatan, aku bisa melihat mereka dengan jelas.

Di depan, ada seorang murid yang poinnya di atas seratus, bersembunyi dengan licik. Tapi aku menyadari bahwa murid itu tidak sendiri. Sekitar dua puluh empat murid tersembunyi di sekitar, memanfaatkan sihir untuk bersembunyi dan siap menyerangnya kapan saja. Aku tahu bahwa aturan membatasi kelompok hingga enam orang, tetapi jelas mereka bekerja sama dengan beberapa kelompok lain untuk menjebaknya.

Aku bertanya-tanya apakah mereka tahu bahwa aku berasal dari keluarga Kurogane yang terpandang. Kenyataannya, aku telah diusir oleh ayahku dari keluarga itu. Hanya keluargaku dan beberapa pelayan yang tahu tentang pengusiran itu. Namun, reputasi keluarga Kurogane tetap melekat pada diriku.

"Benar-benar merepotkan!" Aku tersenyum dengan sombong, melirik kebelakang.

Sebuah kilatan dari belakang terlihat, sebuah pisau dilempar dengan kecepatan tinggi. Aku memiringkan kepala sedikit, menghindari pisau itu dengan gerakan yang nyaris tidak terlihat. Aku menatap ke arah murid yang menggunakan skill Stealth, mata sihir ku menembus sihir penyamaran dan membuat murid itu terlihat kembali. Murid tersebut terkejut, dan sebelum dia bisa bereaksi lebih jauh, aku sudah siap menghadapi tantangan yang lebih besar.

Satu per satu, dua puluh tiga murid lainnya muncul dari persembunyian mereka. Mereka datang dengan berbagai senjata: pedang dan perisai, tombak, pisau, senjata api magis, serta kekuatan sihir yang beragam. Aku berdiri di tengah mereka, menyadari bahwa ini akan menjadi pertarungan yang sangat sulit.

"Kalian ini memberiku poin secara percuma," kataku namun tidak menerima balasan apapun.

Murid pertama menyerang dengan pedang dan perisai, mencoba menyerang ku dari depan. Aku menangkis serangan itu dengan mudah, pedangku berkilat saat bertemu perisai. Namun, serangan kedua datang dari samping, seorang murid dengan tombak mencoba menusukku. Aku melompat mundur, menghindari ujung tombak yang tajam dan segera berbalik, membalas dengan tebasan yang cepat dan akurat.

Di tengah kekacauan, penyihir di antara mereka mulai merapal mantra. Bola api dan petir diarahkan ke arah ku, aku dengan cepat menggunakan sihir pelindung. Kubah pelindungku retak di bawah serangan bertubi-tubi, tapi aku tidak mundur. Dengan kecepatan dan ketangkasan, aku melompat dan berputar, menghindari serangan-serangan mematikan itu sambil menebas murid yang ada dibarisan depan.

Aku bisa saja tidak menggunakan kubah pelindung karena aku memiliki pasif Anti Magic. Tapi aku ingin melihat para murid yang menyerangku merasa seperti sudah memojokkan ku. Padahal tidak, aku tersenyum tipis membelah bola api yang mengarah padaku.

Seorang murid dengan senjata api magis menembakkan peluru berenergi tinggi. Aku menggunakan sihir angin untuk mempercepat gerakan, menghindari peluru dengan lompatan yang tinggi. Aku mendarat di belakang murid tersebut dan dengan cepat menebasnya, mengirimnya kembali ke dunia nyata.

Pertarungan semakin sengit. Aku menghadapi serangan dari berbagai arah, menggunakan semua kemampuan pedang untuk bertahan. Aku memanfaatkan setiap kesempatan untuk menyerang balik, mengkombinasikan sihir dan pedang dengan sempurna. Setiap tebasan pedang diiringi dengan mantra yang memperkuat serangan, menembus pertahanan yang para murid lakukan.

Para murid benar-benar berusaha untuk membunuhku, mendapatkan sedikit poin tidak akan cukup untuk berbagi ke dua puluh empat orang. Aku tersenyum senang dengan usaha mereka untuk membunuhku.

Beberapa murid mencoba bekerja sama untuk mengalahkan ku. Dua murid dengan pedang maju bersama, sementara penyihir lain menyiapkan serangan sihir dari jarak jauh. Aku menyadari bahaya ini, dan dengan gerakan cepat, aku melompat ke udara, menggunakan sihir angin untuk memperkuat lompatan. Dari udara, aku menyerang penyihir terlebih dahulu, memotong konsentrasi mereka dan mengakhiri mantra yang sedang dirapal.

Di tengah-tengah pertarungan, aku mulai merasakan kelelahan, tetapi jumlah murid yang menyerangku sudah berkurang. Dengan gerakan yang penuh kekuatan, aku menebas murid-murid terakhir dengan presisi yang mengerikan. Setiap tebasan mengirim murid kembali ke dunia nyata, meninggalkan hanya tubuh mereka yang tak bernyawa di dunia buatan ini.

Akhirnya, hutan menjadi sunyi. Aku berdiri di tengah tubuh-tubuh yang tergeletak, napasku berat tapi mataku penuh dengan determinasi. Pertarungan ini memberi 2.589 poin tambahan, membuat total poinku menjadi sangat mengesankan. Meskipun lelah, aku merasa puas dengan poin yang diberikan murid lain.

"Total poin milikku sekarang 3066 poin. Benar-benar banyak, tapi itu belum cukup karena besok adalah hari terakhir dan aku harus terus mempertahankan poin ini."

Aku tidak bisa berhenti setelah mendapatkan 3000 poin. Karena banyak murid yang poinnya sudah berada diatas 5000, apalagi si naga hitam. Aku melihat namanya dan dia berada di peringkat satu dengan poin 12.357 poin, memimpin dengan selisih tertinggi dari murid yang berada di peringkat kedua.

Hanya aku yang bisa melihat nama murid lain dan poin yang mereka dapatkan seperti halnya para instruktur di luar sana. Aku jadi bisa mendapatkan poin lebih banyak dan masuk peringkat 100 besar karena murid baru ada 2200 orang. Benar-benar jumlah yang banyak untuk seukuran akademi.

Total murid di akademi Aetherium adalah 13.200 murid karena akademi ini memiliki sistem enam tahun sekolah seperti sekolah dasar. Jika lulus para murid bisa mendapatkan sertifikat D3, seharusnya. Tapi murid yang berada di tahun ke lima dan enam bisa melatih murid baru, dan bisa di anggap instruktur pribadi karena mereka semua memiliki tingkat yang tinggi untuk melatih murid baru.

Aku masuk kedalam hutan melanjutkan pertarungan melawan para monster, dengan sedikit usaha aku mendapatkan lebih dari lima ratus poin. Aku membunuh orc dengan mudah, oger yang berada di pintu masuk goa langsung aku bantai dan mendapatkan poin.

Aku terus berjalan sampai tiba disebuah kamp para goblin yang ditutupi oleh dinding kayu yang ditumpuk. Aku masuk tapi tidak melihat ada satu goblin yang masih hidup, hob goblin saja sudah jadi mayat yang tergeletak dan sedang dimakan oleh para serigala. Aku melesat membunuh serigala yang sedang makan dan mendapatkan poin.

Aku keluar dari kamp itu setelah membunuh beberapa serigala, aku berjalan menyusuri hutan. Hari sudah mulai gelap dan ada murid yang mengikuti ku sedari tadi. Aku terus menggiring mereka ke tempat yang strategis karena mereka bukan lah ras manusia yang mudah untuk di hadapi. Aku melihat ada tiga murid, dua ras iblis dan satu ras naga.

'Benar-benar kombinasi yang aneh,' pikirku sambil terus berjalan. Mereka juga tidak berniat menyerangku dalam waktu dekat.

1
GM Tyrann
Kalo kalian udah mulai baca terus ada nama MC dibagain sudut pandangnya padahal seharusnya Aku. Itu kesalahan penulisan, karena udah banyak jadi malas ganti, ada banyak sih pas sudut pandang MC seharusnya pake Aku dan Kami, tapi malah pake, nama MC, Dia dan Mereka.

Kalo dari sudut pandang karakter lain nama MC, y pake nama MC. Apa lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!