Menceritakan tentang Raya seorang perempuan yang memiliki kelebihan yaitu Indra keenam. Raya adalah seorang vokalis bend nya yang berada KapRal. Raya juga merangkap sebagai pencipta lagu yang dia ambil dari kisah-kisah arwah penasaran.
Suatu hari Genk KapRal didatangkan beberapa musibah dan malapetaka, pertama Raya nyaris terbunuh, kedua bend KapRal mendapati sebuah fitnah bahwa bend mereka melakukan plagiat atas lagu-lagu yang diciptakan Raya.
Saat merasa frustasi Raya tiba-tiba mendapat ide untuk datang ke villa milik kakeknya.
Di Sana dia yang ditemani sagara menemukan beberapa hal ganjil serta berhasil menemukan sebuah syair atau mantra yang akan di ubah oleh Raya menjadi sebuah lagu.
Dari sanalah malapetaka besar itu akan muncul. Setelah Raya memperkenalkan lagi ciptaanya kepada teman-teman bend nya.
Satu persatu teman-teman bend mati dengan cara yang mengenaskan, pembunuh nya hanya meninggalkan jejak yang sama yaitu kedua bola mata korban lenyap tiada bekas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuireputih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20 Perdebatan
Dua buah mobil berhiaskan stiker bergambar tengkorak menghentikan laju di pelataran parkir Cafe saheda. Sagara turun dari salah satu mobil itu, disusul Raya dan Karin. Lalu, Reno turun dari mobil satunya. Ketegangan di wajahnya masih terlihat jelas.
Mereka masuk beriringan ke dalam Cafe yang didominasi wall sticker bercorak bata warna putih. Klasik dan minimalis. Tidak sulit menjumpai Bara dan Pita, karena mereka pasti memilih bangku yang paling dekat dengan jendela.
"Maaf lama menunggu!" ujar Sagara sambil menarik salah satu bangku, disusul yang lain.
"Tidak apa-apa. Kalian tahu kenapa aku mengajak meeting di sini?" ucap Bara sambil mengerutkan alis.
"Mau membahas kematian Bemby?" tanya Raya dingin dengan sorot mata tajam.
"Tepat! Sepeninggal Bemby, posisi drummer kosong. Sambil mencari gantinya, kita juga mencari cara untuk menghilangkan kutukan ini, agar tidak timbul korban lagi!" terang Bara panjang lebar.
"Kutukan apa maksudmu? Jangan bicara yang tidak-tidak!" sela Sagara dengan sulutan emosi yang mulai meletup.
"Kutukan apa lagi kalau bukan lagu itu? Jangan pura-pura tidak tahu, Gara!" potong Pita sambil memutar bola mata.
“Kasus kematian Bemby ini benar-benar aneh. Bagaimana polisi tidak menemui jalan buntu, kalau saat kejadian seluruh CCTV rumah sakit tidak berfungsi?" Imbuh Bara.
Raya menelan ludah. Dilihat dari kondisinya, Bemby mengalami penyiksaan yang parah sebelum kematian. Jika sampai merusak CCTV, berarti pelakunya sangat cerdas dan memiliki kemampuan khusus. Kemampuan misterius. Itu berarti, pembunuh Bemby adalah orang yang juga mencelakai Raya beberapa waktu lalu.
"Pasti pelakunya dia!" ucap Raya serak.
Sontak semua menoleh.
"Siapa maksudmu?" tanya Reno.
"Orang yang mau membunuhku beberapa waktu lalu. Pasti dia pelakunya. Dia memiliki kemampuan misterius. Dia adalah orang yang dendam denganku dan KapRal." jawab Raya. Keringat telah membasahi kening. Tak disangka, tawa Pita dan Bara meledak.
"Misterius? Jadi kamu percaya ada manusia yang memiliki kemampuan seperti itu?" kata Pita, sinis.
"Kalian tidak percaya? Lantas, kenapa kalian percaya ada kutukan di lagu kemarin? Kalian juga lihat sendiri apa yang terjadi sesaat sebelum Bemby kesurupan? Masih mau mengingkari, jika kita hidup berdampingan dengan mahluk lain?" tegas Raya panjang lebar, menampakkan ketidaksukaan atas sikap Pita dan Bara.
Semua terdiam. Suasana pun hening.
"Kau juga, Bara! Jika kau tidak suka padaku, kenapa tidak langsung memecatku? Kau ingin posisi vocalist digantikan oleh Pita kan? Makanya kau terus menekanku!" lanjut Raya.
Gigi Bara bergemeletuk kesal. Wanita di hadapannya benar-benar memancing emosi. Detik itu juga, Bara menggebrak meja, meraih gelas milkshake milik Pita, lalu menyiramkannya pada Raya.
Semua penghuni meja terkejut, lalu sontak berdiri. Seluruh pengunjung pun mengedar pandang ke arah Bara.
"Jaga ucapanmu! Jika aku bisa memecatmu, sudah kulakukan dari dulu, gadis sialan!" sungut Bara.
"Hentikan, Bar! Apa kau pikir perbuatanmu ini tidak menjijikkan? Bisa-bisanya menyakiti seorang gadis!" sergah Sagara, lalu mendekap tubuh Raya yang tampak shock dan pucat.
"Bela saja dia terus. Biar makin ngelunjak. Pertama, Raya melakukan plagiasi. Kedua, menjebak kita dengan lagu kutukan itu. Tujuannya jelas, menyingkirkan kita satu persatu agar bisa bersolo karir." Kali ini Pita yang berkicau dengan nada sinis.
"Kau!" Sagara melepas dekapan dan melayangkan tangan, hendak memukul Pita.
Gadis yang selalu menggunakan gaun hitam itu menjerit. Untung tangan Raya sigap mencekal tangan Sagara. Jika tidak, entah apa yang akan terjadi pada pipi Pita.
"Sudah cukup! Aku tak ingin kita seperti ini. Baiklah! Di sini aku yang salah! Biar aku sendiri yang menyelesaikan semua ini. Jika memang lagu itu mengandung kutukan, akan kucari cara untuk melenyapkan kutukan itu!" putus Raya panjang lebar, menciptakan hening seketika.
Tidak ada yang membuka bibir, termasuk Bara dan Pita.
"Aku percaya pada Raya." ujar Karin, memecah kesunyian, "Dia pasti tahu apa yang harus dilakukan. Untuk sementara, kita harus hati-hati. Jika yang melakukan semua ini adalah manusia, tidak menutup kemungkinan dia tengah mengawasi kita." Kalimat Karin membuat anggota KapRal lain menelan ludah.
Raya mengangguk sambil tersenyum penuh terima kasih pada Karin. Di saat yang lain memojokkannya, Karin dan Sagara selalu menguatkannya.
Mereka selalu percaya, meski tahu jika Raya adalah manusia abnormal.
Tiba-tiba handphone Reno berbunyi. Pemuda itu membaca pesan masuk yang dikirim berkali-kali. Matanya membulat sempurna. Sesuatu itu pasti mengejutkannya.
"Aku harus pulang sekarang. Ada urusan yang sangat penting!" pamit Reno, sambil sigap meraih kunci mobil yang tergeletak di meja.
"Apa aku boleh ikut, Ren?" tawar Sagara, merasa khawatir.
"Please, jangan! Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja. Lagi pula ini privasi. Kalau begitu, aku permisi." Reno langsung balik badan dan melangkah cepat menuju pintu keluar.
Sagara tak kuasa mencegah.
"Aku juga mau pulang!" putus Raya. Tanpa menunggu respon yang lain, ia langsung balik badan dan pergi secepatnya dengan taksi.
tapi kerennnnn 👍👍👍👍