Love And Destiny

"Istirahatlah dulu disini sudah malam, ini diminum air hangatnya kau kedinginan!" Ucap kakak ipar Hyeon memberikan segelas air hangat. Kim mengambilnya lalu meminumnya dengan tangan bergetar kedinginan.

Hyun dan Ibunya pulang kerumah sekitar pukul 11 malam, saat mereka kembali, pintu gerbang rumah itu terbuka lebar, bahkan Hyun melihat gembok yang sudah terpasang dipintu terbuka. Hyun dan Ibu saling memandang dari dalam mobil.

Hyun dan ibu buru-buru ingan masuk kedalam, saat akan membuka gagang pintu, pintu udah sudah terbuka sedikit celah. Hyun berlari menyusuri rumah lalu melihat keadaan rumah sudah kacau bagai kapal pecah, ibu pun kaget menutup mulut dengan tangannya.

"Ibu tolong cari Kim, aku akan cari ke atas !" Ibu mengangguk mencari setiap sudut rumah tapi nihil

Hyun mendorong pintu kamar Kim, kamar itupun masih rapih tidak ada tanda-tanda maling masuk. Hyun langsung masuk kekamarnya membuka laptop mengecek CCTV dirumahnya.

"Astaga !! Kim ... Apa yang terjadi ?"

Hyun shock menatap Kim yang tengah histeris itu. Ia langsung menghubungi Jaehwa.

"Kau ini apa-apaan sih? Ganggu orang tidur saja!" Sebrot Jaehwa dari sebrang telepon.

"Bantu aku mencari Kim, dia pergi dari rumah dalam keadaan kacau, aku takut terjadi sesuatu !" Mohon Hyunshik

"Nanti aku ceritakan !"

Selang 20 menit Jaehwa saat ingin memasuki gerbang utama, gerbang itu sudah terbuka dengan gembok yang terbuka. Jaehwa menganga keheranan.

Lalu masuk tanpa mengetuk pintu ia memanggil Hyun tak ada jawaban, hingga ia sampai keruang keluarga. Ia pun melotot terkejut melihat keadaan didalam berantakan.

Ibu dan Hyun duduk dengan tegang dan tak berbicara apa-apa

"Bos.. Ada apa ini? Ada maling kesini ?"

Tanpa bicara Hyun menyerahkan laptop memperlihatkan isi CCTV rumahnya. Jaehwa membulatkan matanya kaget kelakuan Kim seperti orang kesetanan.

"Temani aku mencarinya, aku tidak bisa fokus menyetir saat ini !"

"Ibu ikut !" Ibu langsung berdiri menghampiri Hyun dan Jaehwa

"Ayooo semoga dia bisa ditemukan !"

Ketiganya langsung pergi mencari Kim ke jalan-jalan juga ke tempat Kim biasa makan di cafe. Bahkan Mereka kembali kekantor tengah malam, mencari setiap sudut bahkan sampai ke rooftop. Hingga tengah malam sekali Kim belum ditemukan akhirnya mereka menyerah dan pulang.

Keesokan harinya, Kim pulang bersama diantar oleh Kakak ipar Hyeon. Saar berada dirumah, Kakak Ipar Hyeon menjelaskan bahwa Kim sakit kepalanya kambuh.

Kim dan Hyeon sepakat untuk tidak memberitahu Hyun dan Ibu tentang ingatannya yang sudah kembali. Kakak hyeon dan kakak iparnya menyetujuinya.

Kembali ke Hotel tempat Danesh dan Kim ~

"Jadi sampai saat ini Tuan Hyunshik belum tahu keadaanmu?"

Kim menggeleng pelan "Aku ingin bertemu Ainsley. Apa bisa kau membawa dia kesini ? Aku tidak mungkin pergi keluar negeri, akan ada banyak pertanyaan bagi Kak Hyun !" Pinta Kim memohon

Danesh menatap menelisik setiap inchi wajah Kim. Jarak mereka dekat tapi tidak terlalu dekat. Tatapannya jatuh pada bibir ranum itu, jempolnya mengelus pipi merah itu. Ia sungguh sangat merindukan wanitanya. Ia berjanji dalam hatinya akan membawa Ainsley bertemu Kimberly.

Danesh membawa Kim dalam dekapannya seolah dunia milik mereka berdua, bahkan ia terus mengusap-usap punggung Kimberly. Sehingga membuat Kimberly merasa nyaman tak dirasa Kim tertidur dalam pelukan Danesh.

Waktu sudah sangat sore, sampai sekarang belum ada yang tahu keberadaan Kim dimana. Bahkan Hyun menghubungi Hyeon untuk mencari Kim. Dia sangat khawatir.

"Baik, aku akan mencarinya !" Tak berselang lama Hyeon melacak ponsel Kim, dia menemukan titik terang. Bahkan Hyeon mampu menyadap kamera pengawas di hotel itu. Kemampuannya seperti hacker profesional.

"Danesh !" Ucap Hyeon yang terus menatap tajam layar laptopnya melihat Danesh membawa Kim kehotel.

"Mereka sudah bertemu rupanya ! Aku sudah kecolongan !" Gumam Hyeon

Kim dan Danesh tertidur bersama disofa dengan nyaman. Kim berada diatas dada bidang danesh yang tertutup kemeja itu. Kim mengerjap pelan membuka matanya. Ia pun kaget melihat orang dipinggirnya. Ia bangun melihat sekeliling.

"Hmm ...aku ketiduran, ini sudah sore, pasti kakak mencariku !" Kim langsung berdiri mengecek ponselnya. Banyak panggilan tak terjawab dari Hyun, Min Yeong, Jaehwa juga.

Hyeon is calling !!

"Halo Hyeon kenapa?" jawab Kim

"Pulang sekarang atau ku jemput dihotel ?" Tegas Hyeon

"Iya aku akan pulang, aku jelaskan dirumah !" Kim langsung menutup ponselnya.

Kim melihat Danesh masih tertidur pulas. Ia pun pergi tanpa pamit. Ia melajukan mobilnya dengan cepat karena hari sudah sangat sore.

Sesampainya dirumah dia dihujani berbagai pertanyaan dari Hyunshik. Akhirnya dia pun jujur dengan keadaannya.

"Kau ingat Kak, 2 minggu lalu kejadian dimana aku pergi malam malam? Aku ingat semuanya kak, semuanya ! Aku ingat siapa diriku, aku ingat orang tuaku, aku bahkan ingat dengan jelas kejadian malam itu. Malam dimana keluargaku diserang oleh musuh orangtuaku! Aku juga mengingat Danesh cinta pertamaku!" Kim mulai tertunduk lesu

"Lalu... Sekarang apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan pergi meninggalkan kami? Kau memang bukan adik kandungku, kita hanya orang asing yang kebetulan bertemu karena dasar rasa kemanusiaan aku menolongmu. Tapi setelah merawatmu, aku seperti tengah membesarkan seorang anak. Aku sangat menyayangimu, ibu pun sama!" Lirih Hyun

"Kak aku tidak akan kemana-mana takdir membawaku kerumah ini, menemukan keluarga baru, aku akan tetap disini kak! Tapi jika boleh, aku ingin bertemu Ainsley kak! Jujur, aku juga merindukannya !"

"Baiklah, aku akan bicara pada Hyeon, biar Hyeon yang membawa kakakmu kesini !"

Setelah kim selesai dengan ritualnya, ia bersandar di pinggir kasur, ia menghubungi Min Yeong.

"Halo ... Maaf aku baru mengabari, ada hal yang harus aku selesaikan !"

"Ada yang ingin kau jelaskan padaku?" Tanya Min Yeong

"Hmmm ... Besok kita harus bicara, aku akan ke apartement mu sepulang dari kantor !"

"Aku tunggu, kau istirahatlah sudah malam. Kim, tolong jangan bermain dibelakangku, aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku hanya ingin mendengar dari mulutmu!"

Keesokan harinya di apartment Min Yeong, tanpa aba-aba Kim menghampiri Min Yeong dan langsung memeluknya.

"Aku merindukanmu !" Ujar Kim

Min Yeong mengikis jarak, ia menarik tengkuk kepala Kim men-ci-um bibir ranumnya yang sangat ia rindukan beberapa hari ini. Melumatnya tanpa sisa, satu tangannya merapatkan pelukannya. Tangan kim berada dileher Yeong ia meremas rambut Yeong dengan lembut.

"Aku ingin bicara !" Ucap Kim menatap Min Yeong

Min Yeong menghentikan kegiatannya. Kening mereka menyatu. "Bicaralah !" Ucap Min Yeong dengan nafas yang memburu

Kini mereka tengah duduk disofa, Kim menatap lekat mata Min yeong, lalu menggenggam tangan besar itu.

"Aku ... Aku ingin jujur padamu. Setelah ini, kau bisa memutuskan akan tetap berada disisiku apapun keadaannya, atau kau akan meninggalkanku!"