NovelToon NovelToon
Love In Troble

Love In Troble

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: rantingpraba

menjadi seseorang yang di tuntut untuk kuat itu hal yang melelahkan,
aku hasil dari ke egoisan orang tua,
menjadikan manusia lain selalu salah di mata,
menuntut keadaan,merasa tidak adil akan takdir, berakhir selalau sendiri, gelap, dingin mencekam tak ada tempat bersandar,
sampai akhirnya seorang gadis merubah suasana dingin ku menghangat,
tempat gelapku bersinar,
menjadikan pundaknya sandaran ternyaman saat lelahku, meski tak semudah itu perjalanan nya, namun dengan senyum maninsnya ia selalu menampakan kekuatan yang membuat aku semakin bertahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rantingpraba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22

19:12,prima kenanga, unit 323.

meyza telah menginjakan kakinya di apartemen prima kenanga, entah lah perasaan apa ini menggebu namun bergemuruh di dada, berharap namun takut, iya dia takut bertemu jeno.

dengan ragu tangan yang bergetar ia beranikan diri untuk menekan bel unit tersebut, tak perlu waktu lama pintu itupun terbuka di sambut mika yang membukakan pintu, mempersilahkan meyza memasuki rumah itu, rumah yang elegant bernuansa moderen dengan corak hitam putih.

"selamat datang nak meyza, waaah kamu cantik sekali nak, pantas saja anak mamah pada suka sama kamu"

meyza pun di sambut hangat oleh aruna, di sana hanya ada mika dan aruna, sedangkan sahabat jeno yang lain memutuskan untuk pulang karena beberapa hari mereka tak pulang.

meyza melangkah mendekati aruna menyambut pelukannya di sertai senyum canggung, entah mengapa meyza di bikin sedikit bingung dengan suasana yang agak mencekam ia rasakan, dalam benaknya berkata apa yang telah terjadi, menoleh ke kiri dan ke kanan mencari seseorang.

"minum dulu mey" suara mika memecah keheningan.

"makasih mas"

"terimakasih sebelumnya nak meyza sudah berkenan datang ke sini, tante sangat berterimakasih" sembari menggenggam tangan meyza aruna hembuskan nafas beratnya yang entah mengapa membuat genangan air pada pelupuk matanya.

"tante kenapa? tante baik-baik aja kan?" tanya meyza

"tante hanya ingin meminta tolong sama nak meyza tolong bujuk jeno agar dia mau keluar kamar nak, selam 2bulan ini dia selalu mengurung diri di kamarnya, tante memohon dengan sangat pada nak meyza" dengan nada meluruh aruna memohon, lalu ia ceritakan semua apa yang telah terjadi pada jeno 2bulan ini, masa sulit yang jeno hadapi sendiri, tak ada satu pun orang yang berhasil menariknya dari belenggu yang dia buat sendiri, jeno kesakitan namun ia mau sendiri, yang tanpa di sadari orang di sekitarnya ikut merasakan sakitnya.

seketika tubuh meyza meluruh, selama ini otaknya hanya berfikir betapa bajingannya seorang jeno aranggara, namun ia tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padanya, dirinya memvalidasi bahwa ia mencintai jeno, namun apa ini 2bulan masa sulit jeno pun ia tak tau, malah terus menerus menyalahkannya, kini rasa bersalah dan penyesalan pun menyelimuti meyza, derai tangis aruna pun tak kalah di sambut oleh meyza, air yang terus menerus keluar dari pelupuk mata kedua wanita itu saling menguatkan.

"huufftt... ini acara nangis-nangisannya mau sampai kapan? udah malem loh ini gak ada gitu niatan meyza buat nyamperin jeno, emang kamu gak kangen jeno mey?" celetuk mika, membuat tangisan kedua wanita itu terhenti.

"hiiikkss kangen.. hiikkss kangen banget" suara meyza dengan sedikit bergetar.

"ya udah samperin gih ke kamarnya" perintah mika.

"tak.. takut.."

"takut kenapa? dia gak bakal sakitin kamu kok" ucap mika lembut.

meyza beranjak menuju kamar lantai 2, sesampainya tepat di depan pintu kamar jeno, jantungnya semakin berdetak tak karuan,tanganya bergetar ragu untuk membuka pintu, namun ia beranikan diri membuka pintu itu. pertama yang ia dapati adalah gelap tanpa cahaya, ia dibikin merinding dengan suasananya, melihat seseorang yang telah meringkuk dengan tertutup selimut tebal.

Meyza berankan diri untuk menyalakan lampu, yang jelas-jelas itu sangat di benci jeno.

"mah matiin lampunya jeno benci ada cahaya, mah!! mamah!!" dengan tubuh masih meringkuk di dalam selimut jeno berteriak.

"how are you?" suara meyza menimpali teriakan jeno.

mendengar satu kata, dari suara yang sangat jeno kenali, membuat jeno membeku beberapa saat, namun itu tak membuat jeno keluar dari dalam selimutnya.

meyza mendekat merebahkan dirinya di samping jeno menghadap tepat di wajah jeno yang masih tertutup selimut.

"huufft capek banget hari ini, asal lo tau gua pulang kerja langsung kesini tau, gila hari ini benar-benar menguras emosi, masa tadi gue di caci maki sama emak-emak, mana anaknya nakal banget, gua yang di salahin, terus terus gua pulang telat karena harus gantiin piring yang gak sengaja di pecahin sama anak itu tpi tepatnya gua yang gak sengaja nyenggol sih, terus terus....." ucapan meyza pun terpotong.

"berisik...!! berisik bangsat!!" teriak jeno sembari membuka selimutnya.

sebenarnya meyza sangat takut melihat mata tajam jeno saat berteriak.

"lo gila yah kesini buat ngusik gua! ngapain lo kesini! bukanya lo bilang udah gak mau ketemu gua!! lo benci kan sama gua!! ngapain kesini!! dan gilanya lo ngapain tidur di ranjang gua, satu lagi gua benci cahaya tolong matiin sekarang dan lo!!pergi!!!" teriak jeno masih dengan tatapan nyalangnya.

teriakan itu menggema terdengar sampai lantai 1, membuat mika tak tenang meninggalkan meyza di sana bersama jeno, mika berniat untuk menghampiri meyza namun di tahan oleh aruna.

setelah mendengar penuturan dan teriakan jeno meyza menantang kembali dengan nyalang walau sebenarnya hatinya sakit mendengar itu.

"iya jen gua gila! sepertinya gua terlalu gila sudah mencintai lo! bahakan sudah berulang kali lo sakitin hati gua dengan kata-kata lo! gua tetap kembali kesini, di samping lo, gua juga gak tau kenapa gua se bego ini, bahkan teriakan lo yang menyakitkan ini tak membuat gua ingin pergi!" suara meyza melembut meraih tangan jeno yang mengepal.

kini mata jeno dan meyza bertemu, netra bening saling beradu membuat mata nyalang jeno meluruh teduh, mata yang kosong kini telah terisi setitik bintang berkilau pada netranya.

"jen lo gak mau meluk gua? gua kangen banget sama lo" suara meyza bergetar menumpahkan air dari pelupuk matanya.

jeno melihat bulir bening yang meyza nampakan membuat hatinya meluruh, lalu meraih meyza yang ada di sampingnya mendekap erat gadis pujaannya, menyalurkan rasa rindu, sakit peluh yang ia rasakan selama ini kini jeno salurkan semua itu pada meyza, tenang dan nyaman entah mengapa gadis ini selalu berhasil memberi ketenangan pada dirinya.

"jen hhiikkss miss you so much. hiikkss i really really miss you" tangis meyza pun kembali tumpah pada dada bidang milik jeno, namun jeno masih tak bergeming. walaupun hatinya berkata bahwa ia juga sangat merindukan gadis di dalam pelukanya, dengan lembut jeno membelai surai hitam milik meyza.

"lo gak budek kan jen? gua bilang miss you jen!! lo gak kangen gua!!" protes meyza.

mata jeno beralih pada bibir ranum meyza ia meraih tengkuk meyza mendekatkan bibirnya lalu mengecup dengan lembut ranum merah milik meyza cup.. cup..cup..

tak lama, sederhana namu mebuat jantung meyza tak beraturan, seketika tubuhnya membeku tak berdaya dalam rengkuhan pria pujaannya, tautan pun terlepas dengan lembut menciptakan kedua netra saling beradu pandang.

"makasih masih menunggu pria bajingan ini, maaf sudah nyakitin lo berkali-kali, dan terimakasih masih bertahan dengan ego bajingan gua ini" suara jeno meluruh,menyamankan pelukanya pada meyza, usapan demi usapan yang meyza berikan entah mengapa seperti obat pereda untuknya.

"jen maafin gua yang gak ada di saat masa sulit lo, bahkan gak ada sedikitpun penjelasan ajisa yang gua dengar, maafin ego gua juga yah" lirih meyza semakin melembutkan usapannya.

"mari kita perbaiki semuanya bersama, dan saling melibatkan satu sama lain! ayo jen kita melangkah bersama menyembuhkan luka-luka kita di masa lalu bersama,saling bergantung satu sama lain gua cuma butuh lo jen"lanjut meyza.

"gua takut lo yang terluka mey" ucap jeno

"kalau pada akhirnya gua yang terluka, itu berarti murni kesalahan gua, yang begitu bertekad memilih lo"

jeno semakin memperdalam pelukanya meminta usapan meyza kembali.

" makasih sudah percaya sama gua, gua cuma trust issue dengan orang terdekat gua yang mematahkan kepercayaan gua!"

"mari kita sembuhin itu bersama bareng gua, bisa kan libatkan gua juga?" meyza menimpali.

"lo yakin?" tanya jeno

"ah lama lo! gua duluan lah! jeno aranggara lo mau gak jadi pacar gua" celetuk meyza membuat jeno terlonjak.

"hah mey!!" dengan tatapan tak percaya jeno bangkit dari posisi tidurnya.

"aaiissh ralat! ralat! jen yok pacaran! udah lah pacaran aja, lagian lo udah cium gua lagi tadi" dengan enteng meyza melontarkan kata-kata ambigu nya.

"mey!!"

"apa!! hah!"

"bukan gitu dong caranya! harusnya gua duluan kenapa lo nyolong start gua! seenggaknya gua bakal confess di tempat yang bagus dengan kita yang lebih prepare! lo gak liat gua kek gembel gini, mana belom mandi 2hari,nih lihat kantong mata hitam udah kek panda, liat nih rambut acakan gua, liat nih gua udah gak ganteng lagi, dan lo gak bau meluk gua? lo gak ilfeel apa? gak ada bagus-bagusnya momen confess kita, nanti aja lah nunggu gua ganteng lagi!"

senyum meyza mengembang melihat jeno yang kembali dengan mulut cerewet nya itu, menatap dengan penuh ketulusan memandang bibir yang terus-menerus nyerocos tak jelas, namun ini yang ia rindukan.

"diem sayang!" ucap meyza sembari menempelkan telunjuknya pada bibir jeno.

tindakan reflek meyza membuat jeno membeku di tempatnya, dengan mata berkedip beberapa kali mencerna apa yang baru saja meyza katakan.

"aku gak peduli kamu mau kek gembel kek yang penting kamu jeno aranggara aku akan tetap mencinta cuaaakss haha.." meyza menjeda ucapanya melihat respon jeno, yang wajahnya mulai memerah dan tubuh tak bergeming membuat meza semakin gemas pada pria di hadapanya.

"aa kuu... kamu?" tanya jeno.

"kenapa? salting ni yeee salting!" goda meyza

"pokoknya mulai hari ini kita resmi pacaran ok" final meyza.

"iih kok maksa sih! tapi ....ok juga sih!!" balas jeno.

"haha... sa ae lu bambang"

"jadi boleh kan manggil sayang!"tanya jeno sedikit malu-malu.

"iya sayang" senyum manis meyza tampilkan.

"jangan gitu deh mey gua belom siap! jantung gua gak aman kalo lo tiap hari panggil sayang"

"sayang... sayang.. sayang... sayang...!" meyza semakin gencar menggoda jeno seraya menggelitik perut jeno.

Suara tertawa renyah dua insan itu menyerua menembus luar ruangan yang di sana ada mamah jeno dan mika yang telah menunggu meyza,

tangis bahagia aruna keluarkan, mendengar tawa anaknya kembali ia dengar.

"abang kamu dengar itu suara jeno kan?" tanya aruna pada mika.

"iya mah itu jeno" senyum mika mengembang bersamaan dengan rangkulannya pada sang mamah.

pasalnya selama ini benar- benar semua orang di buat frustasi akan keadaan jeno,

mereka semua seperti sudah menyerah dengan segala usahanya, namun setitik cahaya dengan kedatangan meyza, mika berharap meyza bisa membuta jeno membuka pintu kamarnya.

"sayang ini udah malam aku pulang dulu yah? kaisan aji sendirian ngurus si kembar" meyza pun beranjak ingin meninggalkan ranjang jeno.

"gak bisa yah tidur sini aja! aku masih kangen!" rengek jeno.

"huus mana boleh! makannya nikahin aku dong! biar kita bisa serumah terus" goda meyza.

"ok siap akan aku urus masalah WO sama ketring semua aku siapin mulai sekarang" dengan senyum jeno memberi hormat kepada meyza.

"tapi sebelum itu, kamu harus sembuh dulu, dan jangan lupa makan, terus minum obat teratur, aku besok ke sini lagi, aku akan cuti sehari buat nemenin kamu main, pertama besok pagi kita harus joging, pagi-pagi kamu harus buka gorden nya liat sinar matahari, terus jangan lupa mandi yang wangi, dandan yang cakep, besok aku jemput kamu ok" perintah meyza, yang di balas anggukan antusias jeno.

"sekarang kamu tidur yah"perintah meyza.

"kamu jangan pergi" jeno terus memegangi tangan meyza tak rela meyza pergi dari sisinya.

"sayang dengerin aku! aku gak mau bohong, tapi aku akan usahain hal sederhana ini, aku temenin kamu tidur sampai kamu terlelap, aku baru pulang, dan akan aku usahakan, aku sudah di sini sebelum kamu bangun tidur" jelas meyza.

"hmm sebenarnya aku mau kamu di sini aja tapi, aku ngerti ada si kembar yang lagi nungguin kamu, aku akan usahakan tidur cepat" final jeno disambut senyum meyza.

"makasih sudah mau mengerti" balas meyza yang di sambut senyuman manis jeno, dengan tangan meyza yang masih setia di pegang jeno untuk mendeteksi kehadiran meyza dalam lelapnya, pelan-pelan matanya tertutup dengan nyaman, ini pertama kalinya jeno merasa nyaman dalam lelapnya setelah 2bulan berkecamuk dengan pikiranya, untuk tidur pun ia butuh obat tidur, namun kali ini jeno berhasil terlelap dengan nyaman,dan tenang.

"Good night sayang..."

TO BE CONTINUE.......

1
Selfi Selfi
Lanjutkan Thor... semangat 🔥


~saling suport yuk
Aja
Gelut Mulu heran
Aja
jangan di gantungin kelamaan Jen, ayo jadian
Aja
ajisa😭
Aja
lanjut
Aja
ceritanya keren bikin penasaran setiap part ayo cepat up lagi kak
Aja
aduh di bikin penasaran sama jeno dan mika sebenarnya ada apa😭
Aja
baper🥴
Aja
sedih banget deh
Má lúm
Tolong update cepat, jangan biarkan aku mati penasaran 😩
Min meow
Terima kasih sudah menulis cerita yang sangat menghibur dan memikat hati kita semua!
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Terharu banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!