WAR TO THE LAST PLANET

Akhirnya, kembali ke kapalku, March, Aai, dan Robert. Tinggal beberapa jam lagi kami akan tiba di zona kekuasaan Dirtz Otroii, itu artinya kami sudah 3 bulan melakukan perjalanan.

Hari demi hari kami isi dengan latihan, tentu saja 3 bulan bukan waktu yang sebentar, jadi daripada gabut lebih baik aku berlatih, memulihkan semua kekuatanku.

Tentu saja latihan kami dibatasi, tidak boleh menggunakan sihir yang bersifat destruktif. Biasanya kami berlatih di salah satu ruangan yang cukup luas di kapal induk

SLASH! Aku menebas berlian-berlian tajam yang akan menyerangku.

WUSHH! Aai mendekat, dia tidak menggunakan armornya, tanganya terangkat.

BUK! Tinjunya berhasil kuhindari. Tapi belum selesai.

BUK! BUK!

Aku mengambil sikap bertahan, tinju Aai masih bisa kutahan. Kini giliranku menyerang.

BUK! Satu tinjuku mengenai bahu Aai, dia terdorong beberapa langkah.

SLASH! SLASH!

Aku mengirim beberapa tebasan ke arahnya, tapi masih bisa ditahan, dia mengubah tanganya menjadi berlian, keras.

SPLASH! Aku berteleport kedepan, bersiap mengirim tebasan dari jarak yang lebih dekat, lebih mematikan.

Tapi Aai sudah menduganya.

SPLASH! Dia menghindar mundur kebelakang, lalu dengan cepat mengeluarkan shuriken-shuriken berlian di sekitar tubuhnya, bersiap menyerang balik.

ZAP! Dia melepaskannya, aku berusaha menghindari serangan tersebut, tapi shuriken itu terlalu banyak, tangan kananku tergores sedikit. Makin banyak shuriken yang berdatangan.

SLASH! Aku mengeluarkan tebasan di sekitar tubuhku, membuat shuriken itu mental kemana-mana.

"Teknik Tebasan: Katana!"

SLASH! Aku mengeluarkan tebasan vertikal yang cukup besar, berbeda dari tebasan biasa, tebasan lebih keras dan kuat dari biasanya.

SPLASH! Aai berhasil menghindar ke samping, tebasanku malah mengenai dinding kapal, membuatnya bolong.

Tapi aku berhasil menebak kemana Aai menghindar.

SPLASH! Di saat yang bersamaan aku juga berteleport tepat didepan Aai.

SLASH! SLASH!

Aku mengeluarkan tebasan beruntun dari jarak yang dekat, Aai yang terkejut masih sempat mengambil sikap bertahan, merubah tanganya menjadi berlian juga.

Tapi sayang, tebasan itu terlalu kuat, ia langsung terpental ke belakang, berlian di tanganya hancur.

BRAKK! Dia menabrak dinding kapal, tanganya berdarah, beberapa bagian tubuhnya tergores.

Aai masih bisa bangkit, kali ini ia mengubah kedua tangannya menjadi pedang berlian yang tajam.

SPLASH! Dia berteleport tepat di depanku, tanganya terangkat.

WUSHH! Aku masih bisa menundukkan kepala, menghindar.

SPLASH! Aku berteleport ke belakang, mengambil jarak, tapi Aai tidak memberiku celah.

SPLASH! Dia dengan cepat berteleport ke depanku lagi, bersiap menyabetkan pedang berlianya ke arahku.

WUSHH! WUSHH!

Aku menghindari serangan-serangan beruntun dari Aai, tidak ada satupun serangan Aai yang mengenaiku.

WUSHH! WUSHH!

Aai semakin meningkatkan intensitas serangan, aku terus berusaha menghindar, mencari celah terbuka dan langsung menyerang balik.

PLAK! Aku berhasil menemukan celah, menempelkan tanganku ke perut sebelah kiri Aai.

SLASH! SLASH!

Beruntungnya Aai sempat melapisi perutnya dengan berlian, tapi dia tetap terpental beberapa meter akibat efek tebasanku.

BRAKK! Aai menabrak dinding.

"Teknik Tebasan: Jaring Laba-Laba!"

Aku langsung mengeluarkan berbentuk jaring laba-laba ke Aai, tidak memberinya celah untuk bangun.

SRINGG! Aai sempat melapisi seluruh tubuhnya dengan berlian (bukan armor berlian ya, hanya melapisi)

BRAKK! Meskipun begitu, dia tetap terpental lagi, tebasanku terlalu kuat, berlian yang melapisi tubuhnya langsung hancur, badannya mengalami luka-luka tebasan.

SPLASH! Aku berteleport tepat didepan Aai, tinjuku terangkat.

BUKK! Telak mengenai perut Aai, mulutnya langsung mengeluarkan darah, dia belum siap menerima serangan ku.

"HEI, Kalian jangan merusak kapal ini!"

Tiba-tiba suara teriakan seseorang terdengar dari belakang, aku menengok ke belakang, ternyata itu March.

"Lebih baik kalian bersiap, 10 menit lagi kita akan tiba di perbatasan." Ujar March.

"Oke." Jawabku singkat.

Aku mengulurkan tangan ke Aai, membantunya berdiri, menepuk pundaknya.

"Lumayan tadi." Aku tersenyum, tertawa kecil.

Wajah Aai terlihat menggelembung, kesal. Aku segera mengganti pakaianku, lalu pergi menuju ruang kendali pesawat, disana sudah ada March dan Robert.

"Jadi, aku harus berpura-pura menjadi apa? Pengawal? Anak yang dipungut?" Tanyaku ke March.

"Kamu akan berpura-pura menjadi murid yang kuambil di zona primitif." Jawab March.

"Cih, tidak sudi." Aku menolak.

"Yaudah, kalau gamau nurut mending kamu turun aja dari kapal ini." Ujar March.

Wajahku balik menggelembung, masa aku harus pura-pura jadi muridnya orang ini, apa coba.

Terlihat Aai juga sudah datang, luka-luka di tubuhnya juga sudah sembuh, badannya terlihat bersih dan segar, sepertinya dia habis mandi.

"Lihat, didepan sudah ada kapal-kapal penjaga perbatasan Dirtz Otroii, semua bersiap." Ujar March sambil menunjuk ke arah depan.

WUSHH!

Kapal kami telah tiba di zona perbatasan. Terlihat kapal penjaga perbatasan menghampiri kami, lalu sebanyak 7 orang prajurit bersama seorang pimpinan kapal Dirtz Otroii masuk ke dalam kapal kami.

"Akhirnya anda telah tiba, tuan putri. Kekasih anda, Pangeran Fartz Otroii sudah sangat merindukan anda, Pangeran bahkan sudah berada di Planet Quartan untuk menyambut anda."

Pimpinan kapal itu berbicara, membungkukkan badan, hormat.

"Aku juga sangat merindukannya, aku ingin cepat-cepat sampai kesana, sebaiknya biarkan kapal ini lewat." Jawab March.

"Baiklah, tapi sebelum itu saya tanya satu hal dulu, kalo tidak salah kemarin anda pergi dengan 2 orang, sekarang anda pulang membawa 3 orang, siapakah laki-laki itu?" Tanya pimpinan.

"Dia seseorang yang menarik, aku menemukanya di zona primitif, aku ingin mengangkatnya menjadi murid, kekasihku pasti akan mengizinkannya." Jawab March.

Aku sangat kesal ketika March menyuruhku untuk membungkuk hormat. Tapi apa daya, harus kulakukan, aku membungkukkan badan kepada prajurit Dirtz Otroii.

"Baiklah tuan putri, kalau begitu anda dipersilahkan masuk, Pangeran Fartz Otroii sudah menunggu anda di Planet Quartan, saya pamit undur." Ujar Pimpinan kapal.

Ketujuh prajurit bersama pimpinanya keluar dari kapal, setelah itu kapal kami mulai bergerak memasuki zona kekuasaan Dirtz Otroii.

"Kamu beneran rindu March?"

Aku meledek March, tertawa kecil.

"MANA ADALAH! Kutampar kau sekarang, aku 2 tahun ini harus menjadi aktor tanpa henti, berapa capeknya aku mengurusi dia."

"Sudah sampai mana kamu berhubungan?" Tanyaku.

Wajah March terlihat sangat merah, aku semakin tertawa lebar.

"Sudah jelas Syafa, dia sudah jelas melakukanya.."

Ujar Robert, dia tertawa. Juga Aai.

"MANA ADA AKU MELAKUKAN ITU! PALING-PALING CUMA..CUMA.." March terlihat gelagapan.

"Cuma apa? cuma ekhm ekhm kah" Ujarku.

Aku, Robert dan Aai tertawa lebar, lucu juga March ini kalau punya kekasih.

"APAAN SIH KALIAN! JANGAN GITUUU." March menggebrak meja.

"Bercanda March."

Aku mulai menghentikan tawaku, capek. Wajah March yang merah terlihat menggelembung.

"Ngomong-ngomong, bagaimana dengan teman kita yang lain?" Aku bertanya, berganti topik.

"Seharusnya mereka sudah sampai planet quartan, aku menulis di surat agar mereka menghancurkan handphone sebelum sampai di planet quartan, agar tidak dicurigai. Kita tinggal mencarinya nanti. Mereka mungkin masih menyamar menjadi pedagang atau apalah." Jawab March.

"Emang pedagang bisa selama itu berdagang?" Aku bertanya.

"Lama sih, 2-3 bulan gitu, menjadi pedagang itu sangat susah, Syafa. Walaupun untungnya sangat besar, tapi mereka harus melewati perjalanan yang tidak mudah."

"Biasanya setelah sampai di planet tujuan, Meraka akan tinggal dulu 2-3 bulan, untuk berdagang dan mengumpulkan perbekalan lagi, dan juga untuk menyiapkan mental." March menjelaskan.

"Ouh begitu." Aku mengangguk.

"Tenang aja, gampang menemukan mereka nanti, mereka paling juga sudah berkumpul, kita sampai paling terakhir." Ujar Aai.

Aku mengangguk paham. Akhirnya setelah bertahun tahun lamanya, kami akhirnya bisa berkumpul kembali. Grup petualang terkuat (kedua) di alam semesta akan segera melakukan aksinya kembali!