Warning untuk usia 21+
Kanaya adalah seorang ibu muda yang kehilangan putranya ketika berusia satu minggu karena mengalami gagal jantung, suaminya yang baru saja meninggal enam bulan yang lalu dengan riwayat penyakit yang sama.
Kemiskinannya yang tidak bisa menyelamatkan bayinya membuatnya ingin mengakhiri hidupnya. Ia yang mencoba bunuh diri dengan mengiris pergelangan tangannya hampir membuatnya tewas. Beruntunglah sahabatnya datang tepat waktu menyelamatkan dirinya. Ketika perawatannya cukup baik ia dinyatakan sembuh dan harus meninggalkan rumah sakit.
Tapi ia tidak benar-benar pulang, ia hanya duduk termenung di depan ruang bayi. Bayi kembar yang menangis tidak bisa ditangani oleh perawat, ia berusaha mendekati suster yang nampak kewalahan menggendong bayi malang itu yang baru kehilangan ibu mereka ketika melahirkan mereka. Ia dengan senang hati menawarkan dirinya ke suster yang sedang menggendong bayi kembar tersebut.
"Suster apa yang terjadi kepada bayi itu, mengapa kalian tidak membawanya saja ke ibunya untuk disusui?" Tanya Kanaya pada dua suster itu.
"Ibu mereka baru saja meninggal tadi pagi."Jawab suster itu membuat Kanaya terperanjat karena begitu syok.
"Apa yang dilakukan oleh Kanaya untuk menolong bayi kembar yang sangat malang itu?"
"Bagaimana reaksi ayahnya ketika mengetahui kedekatan Kanaya dengan bayi kembarnya?"
Ditengah perjalanan hidupnya ada pria lain yang akan mengejar cinta Kanaya, selain ayah si kembar siapakah diantara keduanya yang akan memenangkan hati Naya. Apakah Noah ayah si kembar ataukah Reno yang mengharapkan cinta Naya.
"Yuk, ikutin cerita mereka!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. KEJUTAN
Mobil Reno sudah terparkir di depan halaman mansionnya, siap untuk mengantar pulang Kanaya di kediaman mertuanya. Ada satu hal lagi yang membuat Naya sangat kaget dengan perlakuan Reno yang menindas sopir pribadinya yang salah mengambil mobil untuk Reno.
"Aku tidak memintamu mengambil mobil jenis ini. Apakah perintahku tidak jelas memintamu mengambil mobil berwarna merah mengapa yang kamu ambil warna merah marun begitu," ucapnya sambil menendang tulang kering sopirnya itu.
"Ampun bos, saya akan mengambil lagi yang sesuai dengan permintaan bos, saya salah dengar tadi, maafkan saya," Ucap sopir itu dengan tubuh membungkuk.
"Berikan kunci itu padaku, aku senang dengan warnanya, warna merah adalah kesukaanku," ucap Naya lalu meraih kunci mobil itu ditangan sopir pribadi Reno.
Semua pelayan yang melihat perbuatan Naya sangat ketakutan karena berani bertindak menentang perkataan Tuan Reno. Gadis ini dengan santainya masuk ke mobil itu lalu menyalakan mesin mobilnya. Belum sempat Reno mengatakan apapun pada sopirnya Naya sudah memanggilnya.
"Apakah kamu tidak mau mengantar aku pulang? atau mobil ini aku boleh pinjam?" Tanya Naya dengan gaya manjanya.
"Awas kamu!" Aku belum selesai urusan denganmu." Reno meninggalkan sopirnya itu menuju mobilnya.
Senyum mengembang diwajah Kanaya ketika bisa menjinakkan raja hutan ini. Reno menyetir dalam keadaan kesal membuat laju kendaraan itu seperti sedang terbang diatas jalanan aspal. Kanaya sedikit gugup namun ditekan perasaannya agar tidak kelihatan lemah di depan Pria monster ini.
"Apakah kamu tahu arah rumahku Tuan?" Tanya Naya yang ketika mobil itu sudah mengarah ke arah tujuan rumahnya.
"Mobil ini sudah mengetahui tujuanmu, tidakkah kamu lihat setiap arah panah ini menuju ke rumahmu?" Jawab Reno gemas dengan tingkah Naya.
"Keren!" mobilnya aja nurut sama pemiliknya, apa lagi piaraannya," sindir Naya ketika mengetahui mobil itu mengikuti perintah pemiliknya.
"Sebenarnya bukan mobilnya yang pintar tapi aku yang sudah tahu siapa kamu sebenarnya nona cerewet." Ucap Reno membatin.
"Tuan, tolong turunkan saya didepan gerbang saja, saya tidak mau orang rumah melihat anda mengantar saya." Titah Naya ketika hampir mendekati wilayah rumahnya.
"Aku malah ingin melamarmu pada suamimu, mengapa aku menurunkanmu di depan pintu gerbang." Goda Reno dengan tetap fokus mengendarai mobilnya.
"Aduh tolong dong, gilanya disimpan dulu, bisa nggak kamu tidak menciptakan masalah untukku?" Ujar Naya makin kesal dengan ocehan Reno padanya.
"Baiklah, tapi ingat, setiap aku minta bertemu denganmu, kamu harus siap datang padaku, atau aku akan memperlihatkan sesi percintaan panas kita pada suamimu!" Ancam Reno setelah mereka sudah tiba di depan pintu gerbang utama rumah Noah.
"Aku tidak takut akan ancamanmu tuan, tidak ada yang bisa ku pertahankan milikku dirumah besar itu, jadi jangan terlalu berambisi untuk mendapatkan aku, orang sepertimu bisa mendapatkan tipe gadis manapun yang kamu sukai untuk menghangatkan ranjangmu, sayangnya aku tidak menerima semua bentuk perlakuanmu seperti iblis itu." Kanaya turun dari mobil itu namun tangannya ditarik oleh Reno kemudian dil**atnya bibir itu dengan kasar.
Seketika tamparan itu melayang dipipi Reno, pria tampan ini terkesiap mendapat perlakuan Kanaya yang tiba-tiba menyerangnya.
"Aku bukan perempuan murahan dalam bayanganmu, tadi aku takut bertindak apapun karena masih berada dalam sangkarmu, tapi sekarang aku sudah berada di wilayah rumahku jadi jangan pernah melampaui batasmu." Ucap Naya lalu turun dari mobil Reno.
"Aku makin menyukaimu sayang dengan sikapmu yang membuatku makin penasaran," ujar Reno sambil memegang pipinya yang terasa panas.
Mobil Reno mulai bergerak meninggalkan area rumah Kanaya menuju mansionnya, dalam perjalanan wajah Naya tidak berhenti membayanginya. Perasaan kehilangan gadis itu menyelimutinya kini. Tidak seperti perasaannya pada wanita-wanita lain yang pernah dikencaninya, perasaan ini membuatnya tidak mengerti, ingin rasanya ia kembali lagi untuk menemui wanita pujaannya itu.
"Kau harus menjadi milikku sayang, apapun yang terjadi, aku akan mendapatkanmu, bagaimanapun caranya, karena aku tidak pernah segila ini menghadapi wanita," Ucap Reno yang sudah sampai di mansionnya.
Sampai di kamarnya, ia memutar lagi CCTV yang ada di kamarnya melihat lagi tontonan yang menarik perhatiannya, percintaan panas yang dilakukannya pada Naya. Senyum manisnya tidak terlepas dari bibir se*sinya. Rasa puas dan makin penasaran menjadi incarannya saat ini.
"Kanaya...Kanaya.. Kanaya...oh sayang, aku merindukanmu, apakah aku harus menghubunginya sekarang, ya Tuhan aku lupa mengembalikan tasnya." Reno menepuk jidatnya karena ponsel milik Naya masih di asistennya Rahil.
🌷🌷🌷
Kanaya berjalan hati-hati menaiki anak tangga, pelayan Cici langsung mencegahnya ketika ia hendak menuju kamarnya.
"Dari mana saja anda nyonya, satu rumah gelisah menunggu anda dan Tuan Noah tadi mendatangi cafe, tempat anda janjian dengan sahabat nyonya, mbak Vanesa." Pelayan Cici menyeret tubuh Naya yang hendak masuk ke kamarnya.
"Apakah si kembar tadi rewel Cici?" tanya Naya kuatir dengan anak sambungnya itu.
"Mereka tidak rewel nyonya, tapi ayah mereka tuan Noah marah besar ketika tidak mendapati nyonya belum sampai juga dirumah." Jawab Cici dengan rasa cemas.
"Tidak apa Cici, itu urusanku, kembalilah ke kamarmu dan jangan menguping pembicaraanku dengan suamiku!" Naya mengancam Cici yang selalu mau tahu urusan penghuni rumah.
"Baik nyonya muda!" Cici berlalu dari hadapan Naya, ibu susu si kembar ini masuk ke kamar dan siap menghadapi amukan suaminya.
"Dari mana saja kamu?" mengapa jam segini kamu baru pulang?" Noah menarik lengan Naya dengan kasar dengan mengatup rapat rahangnya karena saking marahnya pada Kanaya.
"Maaf Noah, tadi aku mampir ke rumah Vanesa dan kami sedang membahas orang-orang yang bisa kami hubungi untuk mendapatkan pinjaman modal untuk perusahaan kita." Ucap Naya mencari alasan.
"Harusnya kamu menghubungiku dan aku tidak perlu kesal menunggumu seperti ini." Noah masih saja merasa gusar pada Naya.
"Aku minta maaf Noah, aku terlalu serius memikirkan perusahaan hingga aku lupa mengabari keberadaanku padamu. Tolong jangan marah, aku janji tidak akan lagi terlambat pulang dan membuatmu marah." Naya berusaha merayu suaminya.
"Baiklah kali ini aku memaafkanmu sayang, aku sangat kuatir padamu dan aku merindukanmu," ucap Noah seraya mencium bibir Naya.
"Maafkan saya Noah, saya sangat lelah, saya ingin tidur sekarang." Kanaya menolak ajakan Noah yang ingin bercinta dengannya karena Naya sangat takut jika Noah melihat tubuhnya banyak cap merah dan juga bagian lebam yang ada di tubuhnya karena ulah Reno.
"Baiklah sayang, tidak apa jika kamu lelah, gantilah bajumu dengan baju tidur, aku duluan ya." Ucap Noah lalu mengecup pucuk kepala Naya.
Naya menggantikan bajunya diruang ganti, sesaat ia memejamkan matanya membayangi lagi perkosaan yang terjadi pada dirinya. Entah mengapa perasaannya yang awalnya sangat marah pada Reno, lambat laun berubah menjadi suatu yang aneh di dadanya dan juga ia merasakan ada sesuatu yang hilang dari dalam dirinya yang kini berganti dengan kerinduan pada pria itu.
"Mengapa aku malah merindukan monster itu?" Apakah aku...?" ah tidak...tidak...aku boleh tidak boleh jatuh cinta pada monster gila itu. Tapi ponselku, aduh apakah ada yang mengambil tasku atau menyelamatkannya." Aku benar-benar sangat ceroboh hari ini." Keluh Naya yang sedang menggantikan bajunya dengan piyama tidur.
Naya memutuskan untuk tidur, ia sudah pasrah dengan tas miliknya yang ketinggalan di toilet cafe. Badannya juga sudah sangat lelah menerima perlakuan menyedihkan dari seorang Reno. Tapi matanya masih tetap terjaga, kecupan, pelukan, sentuhan dan ketika milik Reno memasuki miliknya, masih sangat terasa, seperti ada yang tertinggal dibawah sana. Naya berusaha memejamkan matanya dengan terus berdoa untuk tidak bertemu lagi dengan lelaki yang sudah mengubah dunianya hari ini.
🌷🌷🌷
Keesokan harinya, seperti biasa Naya mengurus bayi kembarnya yang sebentar lagi akan berulang tahun yang ke dua tahun. Waktunya sudah hampir tiba bagi dirinya untuk berpisah dengan kedua bocah malang ini. Naya bercanda dengan anak-anaknya yang masih ingin bermain busa di bathtub mini di kamar mandi si kembar ini.
"Ayo sayang jangan kelamaan main busanya entar kalian masuk angin, lagian bunda harus ke perusahaan, ayo siapa yang sayang sama bunda nanti bunda belikan mainan." Ucapnya merayu si kembar agar menyudahi mandinya.
"Bunda aku mau es krim," pinta Zhifa manja.
"Bunda aku mau juga es krim yang banyak rasa vanilla" ucap Zein.
"Baiklah nanti siang, bunda bawakan untuk kalian tapi kalian harus patuh sama bunda, janji?" ucap Naya dengan menyodorkan kelingkingnya pada si kembar yang sudah turun dari bathtub.
Naya merapikan bayi kembarnya lalu menyuapi keduanya. Noah sangat senang memperhatikan Naya ketika gadis itu sedang bersama dengan putra kembarnya, jiwa keibuan Naya membuatnya tersentuh untuk memenangkan lagi hati Naya agar pernikahan mereka bukan lagi sebuah perjanjian kontrak nikah tapi benar-benar menjadi pasangan yang akan hidup menua hingga ajal tiba.
Noah sudah berangkat duluan ke perusahaannya bersama Naufal. Naya akan berangkat lebih siang setelah bermain dengan si kembar. Tidak lama si kembar sudah mulai lelah dan meminta untuk tidur. Naya menemani keduanya di tempat tidur sambil menyanyikan lagu kesukaan mereka mother how are you today.
Keduanya terlelap dalam dekapan Naya dengan susu botol yang sudah terlepas dari mulut keduanya. Naya bangkit hati-hati dan merapikan selimut menutupi si kembar yang sudah menuju alam permainan mimpi keduanya.
Di perusahaan Naya berjalan menuju ke ruang kerja suaminya Noah. Setiap berpapasan dengan karyawan Naya selalu tersenyum hormat pada mereka. Naya tidak menempatkan dirinya sebagai istri CEO, ia lebih nyaman menempatkan dirinya sebagai karyawan biasa seperti staff lainnya yang profesional.
Ketika ia membuka pintu ruang kerja Noah, ia tidak tahu bahwa ada tamu yang sedang berbincang dengan suaminya. Iapun mendekati ruang tamu dan ternyata suaminya sedang berbincang dengan seseorang yang sangat di kenalnya.
"Oh itu istriku sudah datang" Noah berdiri menyambut Naya.
Reno membalikkan tubuhnya melihat gadis yang dari tadi sudah di tunggunya.
"Selamat pagi nona Kanaya!" Sapa Reno santun pada Kanaya yang terpaku di hadapannya.
Naya menatap tajam wajah Reno yang tersenyum manis padanya.
"Apa yang dilakukan monster ini di sini" gumam Naya lirih.
"Sayang, Tuan Marino setuju meminjamkan uang 200 juta dollar yang kita butuhkan dan ia juga menerima tawaranmu yang memintanya berinvestasi di perusahaan kita." ucap Noah seraya merengkuh pinggang Naya erat.
Rengkuhan itu membuat Reno sangat tidak nyaman lebih tepatnya pria tampan ini sangat cemburu, gadis pujaannya di sentuh oleh lelaki lain walaupun itu adalah suami kontraknya.
"Apakah perusahaan kalian siap berkerjasama dengan perusahaan milikku?" tanya Reno.
"Tentu saja tuan Reno, ini lebih dari ekspektasi kami, kami menyambut baik kerja sama ini, iyakan sayang?" tanya Noah yang melihat istrinya salah tingkah diantara kedua pria tampan yang ada di hadapannya ini.
Dering ponsel Noah berbunyi, ayah si kembar pamit untuk terima telepon dari seseorang. Iapun meninggalkan Naya dan Reno berdua di ruang tamu. Hal ini membuat Reno sangat senang bisa berduaan dengan wanitanya. Reno mengedipkan sebelah matanya ke arah Naya untuk menggoda gadis itu. Naya merengut kesal.
"Dasar gila!" umpat Naya pada Reno yang nekat menggodanya di kantor suaminya.
"I love you baby, I miss you...muuachh!" Reno memonyongkan bibirnya ke arah Naya dan melirik bagian bawah tubuh gadis itu dengan tatapan nakal.
selama ini kanaya minum pil kb??
penasaran niii..
ga jelas banget mereka...malu tapi butuh...
/Facepalm/
tapi, emang ceritanya agak ekstrim jadi kalo gk benar2 bisa diambil hikmahnya, mikirnya jadi jelek. kan gk baik kalo PU dijelek2in gitu. tapi itu juga sebuah perkembangan sih, karena sifat manusia itu gk sempurna.
pada akhirnya, kita bisa melihat betapa hebatnya Kanaya dengan lika liku hidupnya.
level author juga udh gk kaleng2 jdi ya ceritanya super duper bagus 😍
RS itu punya kebijakan yang sangat ketat dan harus dipatuhi. Ini ASI org lain yang diberikan ke bayi orang lain itu tanpa persetujuan wali bayi itu sebuah pelanggaran. Ini sudah ada aturannya, apalagi tenaga medis itu punya pikiran dan aturan bagaimana RS bekerja.
Ini kok sembarangan kasih ASI tanpa persetujuan wali, ayah si bayi ya?
Dan secara hal lain, seorang ibu tidak sembarangan memberikan ASI mereka ke bayi lain meski bayinya tiada. dari segi manapun, para ibu pasti berpikir dua kali. kalaupun mendonorkan ASI mereka pasti lebih memilih satu jenis kelamin yang sama dg bayinya.