NovelToon NovelToon
Berdua : Menjadi Penakluk Bersaudara

Berdua : Menjadi Penakluk Bersaudara

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Reinkarnasi / Cinta Terlarang / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Alif R. F.

Dua bersaudara kakak beradik yang sudah lama memainkan MMORPG menggunakan kapsul DDVR (Deep-Dive Virtual Reality) tiba-tiba berpindah dunia disaat mereka sedang menunggu tutupnya server.

Adik perempuan yang bernama Rena sudah bertahun-tahun menggunakan kapsul DDVR yang sekaligus digunakan sebagai penunjang kehidupan karena dirinya yang mengalami koma akibat kecelakaan di masa lalu, akhirnya bisa mengalami dunia nyata meskipun dengan tubuh yang berbeda dan di dunia yang berbeda pula.

Berbeda dengan kakak laki-lakinya, Reno, yang sudah mempersiapkan pernikahannya sementara semua impiannya hampir sudah tercapai semua kini harus dihadapkan dengan situasi yang berbeda, di dunia dan dengan tubuh yang berbeda, sama sekali tidak memiliki jalan untuk kembali.

Apakah Reno akan mengalah dengan adiknya, Rena, dan hidup di dunia baru sebagai seorang Penakluk? atau dia akan tetap berusaha mencari jalan pulang sementara meninggalkan adiknya di dunia yang asing dan kejam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif R. F., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#22 – Kota Kecil Wildermere IV

Siang hari, setelah memeriksa interior Puri yang baru saja mereka beli, Ouros dan Auriel pun memutuskan untuk bersantai di balkon, di atas atap donjon nya yang menempel pada battlement. Setelah perkelahian kecil antar saudara, kini mereka memutuskan untuk minum teh bersama seakan tidak terjadi apa-apa.

Keduanya duduk di kursi antik abad pertengahan, sambil menikmati udara sejuk tanpa polusi dan aroma bahan bakar kendaraan. Siang itu keduanya juga merasakan untuk pertama kalinya, di siang hari tidak merasakan panas yang menyengat.

"Jadi … yang datang terlebih dulu, musim gugur atau semi?" Ouros membuka pembicaraan.

"Entahlah, mungkin gugur dulu," jawab Auriel yang tidak mengerti.

"Kita sepertinya terlalu lama hidup di negara dua musim."

Auriel hanya tersenyum miring dan berdengus pelan kemudian menoleh. "Hmmm. sepertinya kita butuh pelayan, deh. Kamu bisa summon demon atau devil level rendah yang bisa melakukan pekerjaan rumah, tidak?"

"Aku punya banyak demon dan devil level rendah, begitu juga dark spirit level rendah, tapi aku kurang yakin apakah mereka bisa melakukan tugas di luar pertarungan atau tidak."

"Kamu baru saja memerintahkan Demon Knight untuk sekadar memeriksa ruangan, masa iya versi rendah nya tidak bisa melakukan hal yang kurang lebih sama?"

Ouros menyandarkan punggungnya lebih dalam. "Demon knight adalah wujud kehidupan yang lebih tinggi. Oleh karena itu mereka bisa mengerti perintah di luar dari job desk mereka. sementara untuk summon level rendah … hmmm … entahlah, mungkin aku bisa mencobanya nanti."

Auriel meraih gelas berisi teh yang ada di sebelahnya, menggoyang-goyangkannya sambil melihat ke riak yang tercipta. "Dan juga … kita butuh suplai makanan. Ya … walau kita tidak merasa lapar, tapi sebagai gantinya kita harus tetap membutuhkan rasanya makan untuk tetap merasakan kehidupan yang manusiawi."

Ouros memandang kosong ke depan. "Manusiawi, huh? Setelah semua yang terjadi, bahkan sampai merasa hal ini bukanlah masalah besar dengan mengabaikan keinginan untuk kembali, dan mulai berpikir bahwa dunia sebelumnya bukan apa-apa. Sepertinya sudah terlambat untuk mempertahankan sisi manusiawi kita."

Auriel tertegun untuk sesaat. Kemudian mulai meminum teh yang ada di tangan nya. Ia perlahan mulai menyeruput, kemudian menaruh kembali gelas itu ke meja yang ada di sisi nya. "Kamu masih berpikir untuk kembali, kan? Setelah semua kesulitan yang kamu alami demi diriku yang tidak berdaya di dunia yang menyedihkan itu, kamu masih berpikir untuk kembali? Apakah kamu tidak bisa melihat sisi baik dari dunia ini? Sama sekali?"

Ouros menghela nafas panjang. "Dunia itu … kita sudah mulai punya segalanya. Masa-masa sulit juga sudah berhasil kita lewati bersama."

"Kita?" Auriel menyandarkan tubuhnya, mendongak menatap langit yang memiliki sedikit awan. "Aku tidak punya apa-apa di dunia itu sedang aku tidak berdaya dengan tubuhku sendiri. Aku hanya bisa bernafas, tidak lebih dari pada itu. Sementara sekarang dengan tubuh ini, di dunia ini, aku bisa melakukan segala yang aku mau. Oleh karena itu, aku menganggap dunia baru ini sebagai anugrah untuk kita berdua. Kamu dengan begitu juga terlepas dari segala beban sementara mendapatkan tubuh yang jauh lebih kuat dan memiliki kesempatan untuk mendapatkan semua yang kamu mau di dunia ini."

"Tapi Lana, calon kakak ipar mu … aku punya kehidupan dengannya. Ini menyakitkan."

"Bayaran yang murah."

Sesaat mendengar hal itu, Ouros pun menoleh dengan cepat, menatap tajam Auriel. "Kenapa kamu mengatakan hal seperti itu? aku adalah kakakmu, bagaimana bisa kamu mengatakan hal se-egois itu?!"

"Memang iya. Itu semua adalah bayaran yang murah. Lihat kamu sekarang dan lihat dunia ini! Bukankah ini yang sejak dulu kamu impikan? Semua laki-laki impikan? Lagipula, tak lama dan pada akhirnya kamu akan melupakan mbak Lana dan semua yang ada di dunia sebelumnya."

"Kenapa?!" ucap Ouros hampir kehabisan kata-kata. "Selama ini aku melakukan segalanya untukmu, dan sekarang kamu malah berbicara seperti itu ke diriku, ke kakakmu! Dimana kesadaranmu?"

Apa yang baru saja aku katakan? Bodoh sekali. Tsk, sabar Rena … jangan terburu-buru. Pikir Auriel sementara itu.

Auriel kemudian menoleh dengan tatapan bersalah. "Maafkan aku. Aku tidak bermaksud bersikap egois atau semacamnya. Kamu tahu sendiri kan, aku hanya takut kamu bakal meninggalkanku."

Ouros kembali menghela nafas panjang dan merasa lega. "Ya … tidak apa-apa. Aku juga sadar, bahwa pada akhirnya aku harus memilih. Apalagi di saat seperti ini, yang mana aku sudah pasti memilihmu. Maksudku, ayolah, kamu adalah adik ku, satu-satunya keluarga yang aku punya."

Ouros … Reno, sejak dulu adalah sosok yang menutup diri dengan dunia luar atau pun orang asing. Ia memiliki krisis kepercayaan sejak SMA, atau lebih tepatnya sejak dirinya hampir menjadi korban perdagangan manusia karena terlalu mempercayai teman satu tongkrongan nya.

Sejak kejadian itu, Reno mulai menjauhi orang-orang asing dan berakhir menjadi orang yang sulit untuk bergaul. Sampai akhirnya, Rena mengalami kecelakaan yang mana juga menewaskan kedua orang tua nya. Dari kejadian itu, ia pun mulai membuka diri kembali, dan mulai bekerja keras untuk tetap bisa mempertahankan satu-satunya keluarga yang ia miliki.

Dari trauma masa lampau yang masih sangat berbekas, Reno pun mulai berdikari, berkenalan dengan banyak relasi, membangun kepercayaan antar kolega nya di tempat kerja, membangun bisnis, sampai akhirnya menjadi sukses dengan cara yang sangat berat, sepuluh kali lebih berat dari orang lain pada umumnya.

Trauma yang ia miliki akhirnya mulai benar-benar pudar di saat ia mengenal Lana. Namun tetap, ia tidak bisa mempercayai seratus persen siapapun bahkan Lana sekalipun. Dan sebagai gantinya, karena dia mulai membiarkan orang asing masuk ke kehidupan pribadi nya, ia pun tumbuh menjadi sosok yang sangat waspada.

"Sepertinya aku sudah sia-sia merasa khawatir, hehe," kekeh Auriel sesaat melihat ekspresi lega Ouros.

Keduanya pun terus berbincang sambil minum teh bersama. Kemudian tak lama, di tengah kesunyian dan hembusan angin sejuk dari danau Merewyn, tiba-tiba suara kericuhan terdengar dari luar puri.

Ouros pun berdiri, dan mulai berjalan menuju Battlement yang ada di belakang nya. "Sebentar, aku sepertinya mendengar suara ricuh."

Sesampainya di atas battlement, ia pun menoleh ke arah barat puri, ke arah rumah gerbang berada. Di sana, ia melihat belasan orang bersenjata sedang berbaris dan meneriaki nya untuk keluar.

"Hei! Pria bertanduk! Keluarlah! Berani-beraninya kau menyerang dan melukai saudara kami! Keluarlah dasar pengecut!"

Ouros menggaruk kepalanya sementara merasa bingung. "Loh, memangnya kapan aku melukai orang sejak masuk ke kota kecil ini? Dan … siapa mereka sebenarnya?"

Auriel yang ikut berdiri pun menyusulnya, kemudian berdiri di sebelah nya dan mulai menyandarkan tubuhnya ke Crenellation benteng. "Bukankah lebih baik jika kita langsung menemui mereka saja?"

"Terlalu berbahaya—"

"Kita hanya perlu berdiri di atas benteng. Kita tidak perlu sampai keluar. Ayo!" Auriel pun mulai berjalan di atas battlement menuju sisi atas rumah gerbang.

***.

Bersambung ...

***.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!