NovelToon NovelToon
Aku Menolak Menjadi Pemeran Figuran

Aku Menolak Menjadi Pemeran Figuran

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:40.9k
Nilai: 5
Nama Author: @hartati_tati

Naya wanita cantik yang berumur 27 tahun mendapati dirinya terbangun didunia novel sebagai pemeran tambah yang berakhir tragis. Naya merasuk kedalam tubuh Reka remaja cantik yang berusia 18 tahun. Reka memiliki keluarga yang sangat amat menyayanginya, mereka rela melakukan apapun demi kebahagiaan Reka. Meskipun memiki keluarga yang sangat amat mencintainya sayangnya kisah percintaan Reka tidak berjalan dengan baik. Tunangannya Gazef lebih memilih pemeran utama wanita dan meninggalkan Reka. Reka yang merupakan pemeran tambahan akhirnya menjadi batu pijak untuk kebehagian Gazef dan Rosa, Reka harus mati demi kebahagiaan pemeran utama dalam novel.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Di pagi hari yang cerah, sinar matahari menyinari koridor sekolah dengan hangat. Suasana pagi itu begitu menyegarkan, dan para siswa tampak bersemangat untuk memulai hari mereka. Reka berjalan dengan langkah ringan di sepanjang koridor, menikmati keindahan pagi yang memancarkan semangat baru.

Saat hendak memasuki kelasnya, Reka tiba-tiba berhenti. Di depan pintu kelas, Kael berdiri dengan postur tegap, menatapnya dengan tajam dan datar. Tatapan Kael begitu intens, membuat Reka merasa ada sesuatu yang tidak biasa.

Reka mengangkat satu alisnya, ekspresi bingung tergambar jelas di wajahnya. Dia tidak mengerti mengapa Kael menatapnya seperti itu. "Ada apa, Kael?" tanyanya dengan nada heran.

Kael tetap diam, tatapannya tidak berubah sedikit pun. Situasi itu membuat Reka semakin bingung. Dia mencoba mengingat apakah ada sesuatu yang mungkin dia lakukan untuk membuat Kael marah, namun tidak ada hal yang terlintas di pikirannya.

"Kenapa kamu menatapku seperti itu?" Reka bertanya lagi, mencoba mencari penjelasan dari Kael.

Namun, Kael tetap diam, hanya menatapnya dengan mata yang seolah-olah menyimpan banyak hal yang tidak terucapkan. Suasana di sekitar mereka seakan membeku, hanya ada dua sosok yang saling berhadapan dengan tatapan penuh makna yang sulit diartikan.

Reka mendekati Kael dengan langkah hati-hati, merasa ada sesuatu yang penting yang harus dia ketahui. Dengan ragu, dia memegang ujung lengan baju Kael dan menatapnya dengan tatapan bingung. "Ada apa, Kael?" tanyanya dengan nada lembut dan penuh kebingungan.

Kael terkejut melihat Reka memegang ujung lengan bajunya. Tubuhnya bergetar kikuk, dan wajahnya sedikit memerah. Tatapan tajamnya perlahan berganti menjadi tatapan terpesona saat dia melihat wajah Reka dari dekat.

Kael menelan ludah, berusaha menenangkan diri. Dengan suara yang bergetar, dia bertanya, "Bagaimana keadaanmu, Reka? Aku dengar kemarin kamu pingsan karena kelelahan belajar."

Reka mengerutkan kening, masih bingung dengan perubahan sikap Kael. "Oh, itu... aku baik-baik saja sekarang. Terima kasih sudah bertanya."

Kael menarik napas dalam-dalam, merasa sedikit lega mendengar jawaban Reka. "Aku... aku khawatir tentangmu," katanya pelan, matanya masih terpaku pada wajah Reka.

Reka tersenyum kecil, merasa terharu oleh perhatian Kael. "Terima kasih, Kael. Aku benar-benar baik-baik saja. Kamu tidak perlu khawatir."

Kael mengangguk pelan, wajahnya masih sedikit memerah. "Baiklah, kalau begitu," katanya dengan suara yang masih sedikit gemetar.

Reka tersenyum menggoda melihat Kael yang terlihat salah tingkah di hadapannya. Dia merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam sikap Kael, dan hal itu membuatnya semakin ingin menggoda teman kakaknya itu.

Dengan santainya, Reka merangkul tangan Kael, membuat jarak di antara mereka semakin dekat. "Aduh, senangnya dikhawatirkan oleh pangeran tampan ku," kata Reka dengan nada menggoda dan senyuman yang manis.

Tubuh Kael menegang seketika. Wajahnya semakin memerah, dan dia tampak kebingungan harus bereaksi seperti apa. Tatapan tajamnya dari tadi pagi kini benar-benar hilang, digantikan dengan ekspresi terkejut dan tak berdaya.

Reka menahan tawa melihat reaksi Kael yang kaku dan gugup. "Jangan tegang begitu, Kael. Aku cuma bercanda," katanya sambil melepaskan rangkulannya. "Tapi, serius, terima kasih sudah peduli."

Kael hanya bisa mengangguk pelan, masih berusaha mengendalikan detak jantungnya yang tiba-tiba berdegup lebih cepat. "Y-ya, tidak masalah," jawabnya dengan suara yang masih sedikit bergetar.

Reka memberikan senyuman terakhir sebelum akhirnya masuk ke dalam kelas. Meskipun pagi itu dimulai dengan kejadian yang tak terduga, Reka merasa senang karena telah menemukan sisi lain dari Kael yang selama ini tersembunyi. Di sisi lain, Kael masih berdiri di depan kelas, mencoba memahami perasaannya sendiri.

Kael dengan langkah canggung berjalan menuju kelasnya. Hatinya berdebar kencang, dan pikirannya masih dipenuhi dengan kejadian barusan. Sentuhan lembut tangan Reka dan senyuman manisnya terus terbayang dalam benaknya.

Setibanya di kelas, Kael segera duduk di kursinya, berusaha menenangkan diri. Namun, meski sudah duduk, hatinya masih berdebar tak karuan. Dia menghela napas panjang, mencoba mengatur napasnya yang terasa berat.

Kael bersandar di kursinya, menatap kosong ke arah depan kelas. Senyuman Reka yang menggoda kembali terlintas di pikirannya, membuat wajahnya kembali memerah. "Aduh, senangnya dikhawatirkan oleh pangeran tampan ku," suara Reka yang ceria terngiang di telinganya.

Kael menyandarkan kepalanya ke meja, merasa bingung dengan perasaannya sendiri. Dia tidak pernah menyangka bahwa perhatian kecil dari Reka bisa membuatnya merasa seperti ini. Setiap kali dia mengingat senyuman Reka, hatinya berdebar semakin kencang, membuatnya sulit untuk berkonsentrasi.

"Kenapa aku jadi begini?" gumam Kael pelan, sambil mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. Dia mencoba fokus pada pelajaran yang akan dimulai, namun pikirannya terus kembali pada momen singkat tadi di koridor.

Meski canggung dan bingung, Kael tidak bisa menahan perasaan hangat yang menjalar di hatinya setiap kali memikirkan Reka. Tanpa sadar, sebuah senyuman tipis terukir di wajahnya, menandakan bahwa meski aneh, momen tadi memberikan kebahagiaan tersendiri baginya.

Gabriel, Shaka, Hanso, Kaiden, dan Reno masuk ke dalam kelas dengan langkah riang. Mereka segera melihat Kael yang duduk di kursinya sambil tersenyum sendiri. Melihat pemandangan itu, mereka saling pandang dan tanpa ragu langsung menghampiri Kael.

"Heh, kenapa senyum-senyum sendiri kayak gitu?" tanya Gabriel sambil menepuk pundak Kael dengan lembut.

"Jangan-jangan, kamu lagi mikirin siapa nih?" kata Shaka menambahkan dengan nada menggoda.

Kael tersentak dari lamunannya dan melihat teman-temannya dengan tatapan sedikit gugup. Alih-alih menjawab pertanyaan mereka, Kael dengan cepat mengalihkan pembicaraan. "Eh, ngomong-ngomong, gimana dengan lagu baru kalian? Sudah selesai?"

Gabriel, Shaka, Hanso, Kaiden, dan Reno saling bertukar pandang, tersenyum mengerti. Mereka tahu Kael sedang menghindar dari pertanyaan mereka, tapi memutuskan untuk bermain-main dengannya sedikit lebih lama.

"Yah, lagu baru sih hampir selesai," kata Hanso sambil mengangkat bahu. "Tapi, jangan coba-coba mengalihkan pembicaraan, Kael."

Kaiden menambahkan dengan nada bercanda, "Iya, kami semua tahu kamu pasti sedang membayangkan sesuatu yang spesial."

Sebelum Kael bisa membela diri, Shaka langsung memotong perkataan Kael.

"Kael pasti sedang membayangkan Reka."

Kael seketika memerah, wajahnya memanas mendengar nama Reka disebutkan. Teman-temannya tertawa kecil melihat reaksi Kael yang semakin salah tingkah.

"Jadi benar dong, Kael? Kamu mikirin Reka?" goda Reno, menyenggol lengan Kael dengan jahil.

Kael hanya bisa menghela napas panjang, tak mampu menyembunyikan rasa malunya. "Kalian ini, bisa nggak berhenti menggoda?" ujarnya sambil mencoba tersenyum, meski wajahnya masih memerah.

Teman-temannya hanya tertawa lagi, menikmati momen langka melihat Kael yang biasanya tenang kini jadi salah tingkah. Meskipun Kael berusaha mengalihkan pembicaraan, mereka semua tahu bahwa pagi itu, ada sesuatu yang berbeda yang membuat hati Kael berdebar lebih kencang.

1
Yui
Luar biasa
Dede Mila
baca
Aisyah Suyuti
seru
Black Moon
Masih nunggu up nya, Thor.
renaa.
di chapter sebelumnya si arsan manggilnya cebol, trs micro sister, lah skrg malah kunti bogel 🙂
zakia Mutmainah
kenapa harus nolak reka? padahal kalo reka sama kael itu pasti cocok banget
Black Moon
Kalo Gw jadi Kael juga pasti mikirnya ke arah situ, sabar ya Kael tapi bukan itu yg mau dibicarakan 🙈
✓🥀 forever
suka/Heart/

smngt Thor
Moly
Lanjut...
charis@ŕŕa
up 1 lg dong
Erni Nofiyanti
pusing bacanya muter2,
Erni Nofiyanti
kirain mukanya rusak
Midah Zaenudien
cukup bagus cuma aku belum faham alur x
@ImIm: *Biar typo
@ImIm: Reka aka naya dipaksa sama author buat mengikuti cerita novelnya dimana Reka aka naya harus mati. Karena Reka menolak dan mencoba mengubah alur cerita biara tidak mati akhirnya author (penulis novel) memutar waktu. Dibagian pertama Reka berhasil memutuskan pertunangan tapi Reka tidak tahu kalau keluarganya mencelakai Rosa dan Gazef pemeran utama dalam cerita novel makanya Reka sempat bingung kenapa dia tiba-tiba ke tarik kembali ke awal cerita dimana dia masih berstatus tunangannya Gazef. Dibagian kedua dimana Reka menembak Gazef disitu titik awal Reka sadar kalau terjadi sesuatu yang buruk kepada pemeran utama maka Reka akan di tarik paksa kembali ke titik awal cerita.

Semoga paham dengan penjelasannya
total 2 replies
Black Moon
Ditunggu up selanjutnya, semangat Author
Lippe
kata cebol dengan berat hati masih keterima. Tapi..... MICRO???
semungil itu😭😭😭😭
Neng Rusyanah
Luar biasa
Grey
apa jangan² karena perasaan kael? author nya terlalu terobsesi sama peran si kael? atau author nya terobsesi sama ending dari pemeran utama yg dia ciptakan?
Grey
kirain gegara kata rawrr nya😂🤣
Grey
kenapa harus Kunti bogel😂🤣
vio~~~~
serem juga ya si arsan kayak psyco..😬😬
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!