Please follow akun Lady Orlin dulu sebelum baca ya😉
Seusai dicerai suami sultannya, Sofia memilih meninggalkan keglamoran, memulai hidup dari nol meskipun ia mendapatkan kompensasi senilai miliyaran dari sang mantan suami.
Saat melamar sebagai pekerja biasa, nyatanya jalan hidup Sofia semakin rumit ketika dihadapkan oleh CEO tampan arogan dan juga manager HRD yang menganggap Sofia saingan.
Tak hanya itu, setelah beberapa hari resmi berpisah, secara diam-diam mantan suami kembali mengusik.
Akankah Sofia menemukan kebahagiaan?
S1 (Bab 1-31)
S2 ( mulai bab 32)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady Orlin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan Mertua
"SOFIAAA!!"
Pekikan beberapa kali yang Jayden layangkan ke arah langit malam nampaknya hanya sebatas pengiring kepergian puan yang ia sukai. Langkah tungkai yang dimaksimalkan tetap tak mampu mengejar Helicopter berwana hitam legam yang baru saja mengudara dengan baling-baling khas.
Sang CEO kini hanya terengah diliputi penyesalan yang teramat dalam. Dahulu, ia kehilangan gadis yang disukainya—Azyla imbas kebodohan sang gadis. Kini, ia harus kehilangan Sofia karena kebodohannya sendiri.
Seharusnya, Jayden mendengarkan penjelasan Sofia sedari awal, bukan memutuskan untuk kecewa tanpa mengetahui situasi sebenarnya. Sofia benar satu hal, Jayden hanya pria payah yang tidak dibutuhkan.
"Kau? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya sosok Crish yang baru saja datang ke tempat peruntukan parkir helicopter itu. Napas sang pria sama terengahnya dengan Jayden imbas berlari berusaha mengejar sosok yang telah pergi.
"Hey, aku bertanya padamu!" Crish mengulang pertanyaan dengan nada kesal karena Jayden mengabaikannya tanpa mengubah arah pandang yakni menengadahkan kepala ke arah langit malam.
"Kau tau tentang Sofia?" Jayden balik bertanya.
"Sofia adalah mantan kekasihku."
"Bisa kau ceritakan sebab alasan kejadian di kamarnya tadi terjadi? Dia bilang, semua hanya kesalahpahaman saja. Aku hanya ingin ... mengerti," tukas Jayden dengan netra menyendu. Emosi yang biasa ia muntahkan seolah padam. Kali ini, Jayden tidak ingin gegabah sebelum mengetahui fakta yang sebenarnya mengenai Sofia.
"Ch! Untuk apa kukatakan padamu? Aku tidak akan membiarkan pria manapun menyakiti Sofia," tegas Crish menduga bahwa Jayden menolak.
"Kau bodoh atau apa, huh? Aku bos Sofia. Aku hanya ingin mengetahui kebenaran karena merasa bersalah." Jayden meninggikan nada suara dan menatap tak suka ke arah Crish.
Ingin rasanya ia memberi bogem mentah kepada mantan kekasih Sofia itu. Namun, mati-matian ia tahan. Itu semua dilakukan karena ia tak ingin Crish berubah pikiran.
"Erg! Baiklah. Akan kuceritakan yang sebenarnya," pungkas Crish yang merasa tak punya pilihan lain.
...***...
Singapore.
Waktu begitu cepat bergulir sehingga tanpa terasa Sofia sudah menjalani tujuh hari kehidupan di negeri domisili mantan suami kontrak-Kaivan Mahacara.
Jiwanya tak sama lagi. Sofia nampak kembali ke perangai setelan awal yakni seorang wanita yang vokal dan sedikit bar-bar. Bedanya adalah sang puan kini lebih bijak imbas kehilangan calon buah hati yang baru saja berusia empat minggu dalam kandungan.
Meskipun begitu, ia sama sekali tak memiliki niatan untuk secepatnya kembali ke tanah air. Selain tragedi yang menimpa buah hati, sosok Jayden rupanya tak mau enyah dalam pikiran. Sebisa mungkin Sofia mencoba mengubur perasaan sepesialnya walau kenangan manis saat belah ranum tertaut masih kerap mengisi hari-hari sepi di sana.
Seandainya kau tidak berpaling saat itu, mungkin aku akan memilihmu, Jay.
Sang puan memutuskan untuk menyibukkan diri dengan meminta pekerjaan pada Kaivan. Sofia sama sekali tak ingin bergantung tanpa balas jasa. Beruntung, meskipun terkesan dingin dan bersiteru, Kaivan menjelma seperti malaikat penolong. Kini Sofia bekerja di Kantor Kaivan, Mahacara Coorporation sebagai executive staf PR.
CLEK!
"Hey, Kai. Tumben sekali kau tidak mengabariku jika akan ke ruangan?" tanya Sofia yang cukup terkejut saat sang CEO mendatangi langsung ke dalam ruangan. Biasanya, Kaivan lah yang selalu memanggil para staf melalui Bowie—asisten pribadi kepercayaan untuk diminta ke ruangannya.
"Kau lupa ini gedungku," sindir Kaivan seraya memutar bola mata dengan malas begitupun sang mantan istri yang melakukan hal sama setelahnya.
"Ya, ya. Ini memang kantormu. Tapi ini ruanganku. Hargailah privasi, Tuan CEO." Sofia terkekeh pelan seusai berucap sarkas.
Saling sindir dan gurauan sarkas memang kerap mereka lemparkan kala sedang berkomunikasi. Namun, tidak dengan Kaivan kali ini. Sang pria yang biasanya turut mengulas senyum malah terdiam, air mukanya kentara terlihat murung.
"Kau kenapa, Kai? Apakah ada yang mengganggumu?" tanya Sofia mulai khawatir. Seperti saat menikah dulu, kejanggalan sikap Kaivan bisa terbaca dengan mudah olehnya.
Sementara itu, Kaivan masih diam tak merespon melainkan malah menatap sendu tepat mengarah ke netra bulat mantan istrinya.
"Katakanlah. Kau mulai membuatku khawatir," desak Sofia seraya memangkas jarak.
"Mama mendadak terkena serangan jantung tadi pagi," ujar Kaivan singkat seraya tertunduk pasrah.
Tangan kanan Sofia sontak menutup mulutnya yang spontan mengaga efek terkejut usai pengakuan Kaivan barusan. Ia lalu meminta maaf atas ketidaktahuannya dan malah menanggapi dengan gurauan.
"Tak apa. Tapi ... bolehkah aku meminta tolong kali ini," Suara Kaivan terdengar sumbang. Sejurus itu, Sofia langsung menjawab dengan gestur anggukan mantap. "Tentu saja. Apa yang bisa kubantu?"
Pria yang kini mengenakan outfit jas berwarna biru navy itu lantas menghela napas. "Mama ingin bertemu denganmu. Tapi masalahnya ... aku belum mengatakan bahwa kita bercerai. Jadi, bisakah kau berpura-pura bersikap seolah masih menjadi istriku sebentar saja?"
DEG!
Dilema seketika mendera, memenuhi relung Sofia. Bukan karena permintaan sang mantan suami kontrak. Bahkan baginya bersandiwara adalah hal mudah. Tidak sepadan dengan bantuan yang telah Kaivan berikan hingga saat ini.
Namun, masalah utamanya adalah mengapa sang mantan suami tidak mengumumkan perceraian mereka pada keluarga besar. Padahal, satu bulan adalah hitungan waktu yang cukup untuk sekadar mengabari fakta yang terlanjur terjadi.
"Aku tau kau pasti bertanya-tanya mengenai status kita yang belum kukabarkan pada keluarga besar. Bisakah itu kujelaskan nanti?" Nada bicara Kaivan terdengar seolah memohon meskipun tanpa embel kata 'tolong'. Beruntungnya, Sofia hafal betul bahwa ego sang CEO terlalu tinggi dan itu tak jadi masalah untuknya.
"Baiklah. Ayo kita temui Nyonya Amber," seru Sofia bersemangat. Prilakunya tentu saja dimaksudkan agar menular kepada Kaivan.
Benar saja. Seutas senyum singkat terulas di wajah pria yang masih terlihat gagah nan tampan meski usia nyaris kepala empat. Tanpa membuang waktu lagi, keduanya segera menuju rumah sakit tempat dimana Amber Mahacara dirawat saat ini.
...***...
Central Hospital.
Aroma disinfektan tajam seketika menyeruak kala Sofia dan Kaivan memasuki lobby rumah sakit terkenal di negeri itu. Langkah keduanya tertuju pada lift khusus menuju bangsal VVIP.
"Tolong hentikan pintu lift-nya!" teriak seseorang terdengar memohon penuh urgensi. Sontak Kaivan menekan tombol tanda tahan pintu agar terbuka. Tiba-tiba saja segerombolan orang mengisi penuh seluruh sudut lift yang tadinya hanya berisikan Sofia dan dirinya saja. Situasi itu pun mendesak tubuh mungil Sofia terpojok ke salah satu sudut lift. Dengan sigap, tubuh Kaivan merengkuh Sofia dan membawa ke dalam dekapan.
DEG!
Ritme napas sang puan yang semula normal kini melaju lebih cepat. Rona merah tak luput menguar di pipi. Entah mengapa, bersentuhan dengan Kaivan belakangan ini membuat tubuhnya merespon tak karuan—berbeda dengan saat masih menjadi istrinya dulu—tak ada rasa sama sekali.
"Maaf, kami terlalu banyak mengisi lift. Tetua kami sedang kritis dan meminta kami semua untuk cepat-cepat ke ruangannya." Salah seorang bertubuh gempal di dekat Kaivan meminta maaf mewakili keluarga besarnya yang secara tak langsung memenuhi satu lift.
Kaivan hanya merespon dengan anggukan singkat lalu memalingkan wajah menghadap kepada wanita yang sedang dipeluknya.
"Are you ok?" bisik Kaivan.
"Hmmm." Sofia memberanikan diri menengadahkan kepala, memandang sang pria seraya menetralkan efek tak karuan dalam dada. Kedua netra pun kini saling bertemu.
Ada apa denganku? Mengapa menatap Kaivan membuatku gugup sekarang? Sofia membatin canggung.
Si*l! Aku tidak jatuh hati padanya, kan?
Tidak hanya sang puan, keduanya sama-sama membatin seraya menahan mati-matian debaran yang menurut mereka seharusnya tidak terjadi.
TING ... TUNG!
Momen kedekatan mereka pun berakhir kala suara lift berbunyi menandakan telah sampai di lantai tujuan. Sofia segera melerai canggung dekapan Kaivan setelah segerombolan keluarga berangsur keluar satu-persatu.
Beberapa saat kemudian.
"Apa kabar, Menantu? Mengapa hampir sebulan ini aku merasa bahwa kau seolah menghilang?" Suara parau milik Amber menyapa Sofia dengan posisi terbaring lemah dengan beberapa alat penunjang kesehatan menempel di bagian tubuh tertentu.
"Ya ampun. Maafkan aku yang durhaka ini, Bu." Sofia segera menghampiri sang wanita paruh baya sembari memberikan dekapan hangat.
Wanita itu mulai mengarang alasan bahwasanya dirinya sibuk dengan bisnis yang baru saja akan dirintis. Percakapan santai pun mengalir ala menantu dan mertua. Semangat Amber yang melemah terlihat mulai bangkit kembali.
Sosok Sofia rupanya sangat di terima oleh keluarga besar Mahacara. Mereka semua menganggap Sofia penyelamat hidup karena Kaivan yang memang notabennya tak ingin berkomitmen lalu akhirnya memutuskan menikah dengan sang puan. Sayangnya, mereka sama sekali tidak mengetahui bahwa pernikahan yang terjadi adalah sandiwara belaka.
"Menantu. Aku sudah menyiapkan semuanya untukmu dan putraku."
"Semua? Apa maksudmu, Bu?" tanya Sofia tak mengerti.
"Aku membebaskan Kaivan dari semua pekerjaan selama satu minggu dan mempersiapkan bulan madu kalian yang tertunda sejak pernikahan."
"Apa?!"
Baik Kaivan dan Sofia sama-sama terkejut dengan netra yang membola.
brrti sofia d bwa dominic y????
duhhh.....
*Tertawan Plotwist by Lady Orlin
aku penasaran mba sofi gimana thor hikss.. please jgan smpe knp2/Pray//Sob//Sob/
Gara2 sm mafia,sofia mlah ikut jd target.....udh trluka mlah.....suaminya sbuk sna sni,ga tau istrinya dlm bhaya....
ko mlah d bwa k kmr sih sofia????
kn bsa tmbul slh phm jg nnti sm suamimu....lgian blm tau jg kn tu orng baik atw jhat.....
see.....enth gmn nsibmu abs ni....
tp kl mau nguji dia,trsrah.....
hadirkan karakter yang baik untuk Jayden jangan Deegan Sofia ataupun Cloe,Cloe cukup jadi bumbu²/ujian RT Kaivan dan Sofia