Pesona Janda Sultan

Pesona Janda Sultan

Prolog

...Andai suami kontrakku tahu bahwa rasa ini semakin tumbuh saat pernikahan sandiwara di antara aku dan dirinya sedang terjadi, mungkin saja ia akan mempertimbangkan untuk tidak menceraikanku bahkan sebelum jatuh tempo kontrak....

...Namun, sayang. Semuanya terlambat. Suami sandiwara yang nyatanya merupakan sosok sangat berkuasa telah membuatku tak kuasa menolak gugatan cerai sepihak yang ia layangkan....

...Aku, Sofia Wilson dan inilah kisahku seusai dicerai sepihak....

...***...

Gelegar petir bergemuruh diiringi cahaya kilat menimbulkan serupa efek shutter flash dari kamera. Namun, hal itu sama sekali tak mengganggu kegiatan seorang wanita berbalut piyama handuk berwarna cream yang sedang berdiri memandang kusyuk ke arah kaca jendela yang tengah ditempa oleh rinai hujan. Netra sendunya kentara merefleksikan rasa rileks saat memandang fenomena favoritnya itu.

"Ini gila, Sof. Apa yang kau ceritakan sungguh gila." Gadis bernama Lena Ortega merespon gelagapan seraya menggelengkan kepala, bergidik ngeri setelah mendengar penuturan pilu sahabatnya yang bernama Sofia Wilson. Sang sahabat baru saja menceritakan kisah hidup yang sangat pelik serta di luar dugaan. 

"Kau sedang hamil sementara kau baru saja diceraikan?" lanjut Lena getir dengan suara yang nyaris terdengar semakin samar. 

Sofia dan Lena merupakan dua orang sahabat pada masa kuliah hingga kelulusan. Sayangnya, mereka loss contact sekitar empat tahun yang lalu imbas Lena harus pindah domisili ke luar pulau. Keduanya berakhir sibuk dengan kehidupan masing-masing.

Tak disangka, bertepatan dengan Sofia yang baru saja kembali ke tanah air seusai bercerai dengan sang suami di Singapura, takdir tak sengaja mempertemukannya dengan Lena di bandara. 

Keduanya senang bukan kepalang dan memutuskan untuk becengkrama lebih lama. Di sisi lain, Sofia memang tak berniat pulang ke kediamannya karena beberapa alasan termasuk salah satunya karena sedang berbadan dua.

"Kau tenang saja, Len. Mantan suamiku bukanlah ayah bayi yang kukandung." Sofia menimpali dengan santai, netra bulatnya masih larut menikmati luruhan hujan yang jatuh menyentuh kaca jendela rumah Lena.

"What!?" Lena kembali terkejut bukan main. "Kau selingkuh saat sedang dalam ranah pernikahan?" desaknya spontan.

Mendengar hal itu, Sofia merespon dengan ulasan senyum kecut sebelum mengeluarkan kalimat lebih lanjut. Senyuman yang tak lain dimaksudkan untuk menertawakan nasib mirisnya kini. 

Hanya dua reaksi yang akan orang tunjukkan jika mereka mendengar kisah hidup yang telah dialami seorang Sofia. Antara rasa jijik atau iba, sama seperti yang Lena ungkapkan kepadanya saat ini. Sang sahabat terdengar sangat iba, akan tetapi Sofia benci dikasihani.

"Aku tidur dengan mantan kekasihku dua minggu sebelum suamiku melayangkan permintaan cerai." Sofia nampaknya sudah tak ragu mengungkapkan hal yang boleh dibilang aibnya sendiri.

Sofia lantas berbalik ke hadapan Lena dan menyebut bahwa pria bernama Crish Emanuel merupakan ayah dari bayi yang ia kandung. 

Sebelum menikah dengan suaminya, Crish adalah kekasih Sofia. Mereka saling mencintai satu sama lain dan berakhir menjalin hubungan kekasih selama hampir dua tahun. Crish bahkan memiliki niat untuk melamar Sofia walaupun perbedaan status jelas terbentang nyata.

Sofia merupakan anak dari seorang pengusaha media elektronik ternama sedangkan Crish hanya seorang putra dari kepala pelayan sebuah keluarga konglomerat. Pria itu ikut bekerja sebagai salah satu koki di rumah konglomerat tempat sang ayah bekerja.

Namun, suatu hari Sofia terpaksa harus meninggalkan Crish secara sepihak untuk menikah dengan Kaivan Mahacara—suami kontraknya demi menyelamatkan perusahaan sang ayah yang berhutang dan diambang kebangkrutan.  

Dalam pernikahan, tak ada cinta antara Sofia dan sang suami. Kaivan adalah pria berperangai dingin, berusia 10 tahun lebih tua dari Sofia. Bahkan, Kaivan tak pernah sekalipun menyentuh Sofia selama menjadi istrinya. Ia juga mempersilahkan Sofia bermain dengan pria lain asal tetap menjaga nama baik sebagai istri seorang konglomerat terpandang. Suatu hari, Sofia malah bermain dengan sang mantan hingga kebablasan dan berujung hamil. 

"Saat aku menemani mantan suamiku dinas di Bali, saat itulah takdir mempertemukanku lagi dengan Crish." Tatapan normal kini berubah nanar. "Kupikir, dia sudah melupakanku, tapi nyatanya tidak. Hasrat kami bergelora di sana." 

"Dan kalian melakukan hal yang lebih ...." Kalimat Lena terjeda seakan tak berani meneruskan.

Sofia spontan mengangguk singkat sembari kembali mengulas senyum. Wanita itu benar-benar terlihat santai untuk ukuran seorang yang tengah ditimpa nasib sial bertubi-tubi. 

"Baiklah kalau begitu, besok kita mencari pria bernama Crish itu untuk meminta pertanggungjawaban kehamilanmu." Semangat Lena berapi-api membela sahabatnya.

"Hahahaha." Bukannya menanggapi serius, Sofia malah tertawa lepas. 

"Kenapa kau malah tertawa? Apa yang lucu, Sof?"

"Terima kasih Len, tapi tak perlu. Crish sudah memutuskan untuk tak percaya pada bayi yang sedang kukandung adalah darah dagingnya. Lagipula, dia akan menikah lusa." 

Setelah Sofia bertemu dengan Lena, takdir juga mempertemukan dirinya di hari yang sama dengan Crish saat sedang menunggu sahabatnya mengambil baju di Butik sebelum ke menuju Cafe untuk saling bertukar cerita.

Tak ingin menyia-nyiakan waktu, Sofia mencegat Crish dan menjelaskan perihal kehamilannya. Namun, reaksi sang mantan sungguh di luar dugaan. Pria itu mengelak bahwa bayi yang dikandung Sofia adalah hasil perbuatannya melainkan suami sang puan. Crish malah meminta wanita berhidung bangir itu melupakan semua kisah mereka di masa lalu karena dia akan segera menikah.

"APA?!" Lena kembali tercengang untuk ke sekian kali. Mulutnya terbuka lebar tak percaya. Pantas saja, Sofia langsung berhambur memeluk Lena usai gadis itu kembali dari mengambil baju di dalam butik. Nyatanya, sosok Crish lah yang telah membuat Sofia menumpahkan cairan bening di pelupuk mata.

Lena benar, seharusnya Sofia menangis sampai tak ada air mata tersisa. Seharusnya wanita itu frustrasi hingga putus asa. Bahkan, untuk seukuran orang normal yang tengah didera takdir pahit sepertinya, mengakhiri hidup biasanya menjadi solusi terbaik.

Namun, tidak bagi puan berusia dua puluh delapan itu. Hanya satu yang membuat Sofia tetap waras di tengah terpaan badai masalah yakni calon bayi yang sudah terlanjur hadir di dalam perut ratanya. 

Sofia bertekad untuk melihat buah hatinya tumbuh bahagia agar tidak bernasib sama sepetinya walau tanpa seorang ayah. Wanita itu pun tak peduli dengan seisi dunia yang mencemoohnya saat menjalani proses itu.

"Aku akan membesarkan anak ini, Len. Akan kulakukan segala upaya untuk membuatnya tumbuh bahagia meskipun tanpa seorang ayah," tandas Sofia diiringi air muka tegar.

"Hikss ... kau adalah malaikat sesungguhnya, Sof." Lena tak dapat menahan isaknya, gadis itupun segera memeluk sang sahabat erat dan berkata, "Aku akan selalu mendukungmu, Sof."

"Terima kasih, Len." Tak sanggup menahan lagi, cairan bening kali ini turun membasahi pipi Sofia, terharu karena masih ada tempat mencurahkan beban hidup. 

...***...

Baldwin Enterprise.

"Kau bisa kerja tidak?! Apa kau survey sebelum melakukan riset? Apa kau mewawancarai sumber potensial?" 

Pagi-pagi sekali seorang gadis muda berpenampilan rapi, mengenakan blouse satin maroon lengkap dengan rok satu hitam satu senti di atas lutut sudah terkena semprot oleh pria bersuara bariton dalam sebuah ruangan.

"Su-dah, Pak. Tapi, ada kendala di lapangan. Jadi—"

"Kendala katamu!? Kau ini seorang Public Relation. Tugas ini seharusnya sudah selesai dengan mudah." Sosok bersuara bariton itu kembali menumpahkan kekesalannya.

"Aku ... akan berusaha lebih baik lagi, Pak," tutur sang gadis dengan kepala tertunduk, nyaris terisak.

"Ch! Tidak perlu. Tidak akan ada lain kali karena kau resmi dipecat!"

Staf wanita itupun lantas menangis imbas dimarahi serta pemecatan sepihak. Tungkainya sontak melesat pergi karena tak tahan dipermalukan.

"Bisakah kau tidak membuat keributan pagi-pagi, Jay?" protes sosok gadis yang masuk ke dalam ruangan bertepatan dengan staf wanita yang dipecat berhambur keluar.

"Aku tidak akan berteriak dan memecatnya jika stafku becus dalam bekerja," ketus sang pria seraya memutar bola mata dengan malas.

"Benarkah? Lalu, mengapa nama Jayden Baldwin dikenal sebagai CEO muda yang kejam?"

"Benarkah? Aku tidak tau itu," tanya balik Jayden pura-pura polos.

"Lalu, haruskah ku handle lagi posisi PR yang kembali kosong sembari menunggu staf baru yang mungkin akan menjadi korbanmu lagi?" 

Jayden mengangguk antusias seraya melepaskan senyum manis berbentuk kotak pada gadis yang menjadi lawan bicara.

Anehnya, sikap Jayden seolah berubah seratus delapan puluh derajat ketika berhadapan dengan sosok gadis berambut pendek sebahu itu.

"Kau memang yang tebaik, Zy," puji Jayden mengacungkan kedua ibu jari.

Tentu saja. Aku akan selalu menjadi yang terbaik untukmu, Jay.

...***...

...TBC...

...*...

...*...

...Cast...

...Sofia Wilson, 27 tahun....

...Kaivan Mahacara, 39 Tahun....

...Jayden Baldwin, 25 tahun....

...Azyla Eleanor, 27 tahun....

...Note :...

...Ilustrasi bersumber dari Pinterest...

Terpopuler

Comments

teti kurniawati

teti kurniawati

wah.. top tulisannya. sudah ditambahkan ke favorit ya. mampir yuk di karya aku
Suami absurd
Suami rupa madu mulut racun
Perjodohan Arini

2024-05-30

1

Sunflower_drm

Sunflower_drm

Sangat membuat penasaran, bagaimana ia akan menghadapi cobaan yang datang, tapi Sofia adalah sosok wanita yang begitu kuat

2024-05-10

1

Sunflower_drm

Sunflower_drm

Cerita ini menarik karena menggambarkan perjuangan seorang wanita, Sofia Wilson, yang berusaha menghadapi kenyataan pahit setelah diceraikan.

2024-05-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!