NovelToon NovelToon
TA'ARUF KELUAR JALUR

TA'ARUF KELUAR JALUR

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Beda Usia / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: cerryblosoom

Keputusan untuk melanjutkan pendidikan atau menikah, menjadi beban sejak aku menerima surat kelulusan SMA. Ditengah kegundahan hati, kepercayaan keluargaku, membawa penerimaan hatiku akan kehadiranmu yang asing.

Meski perkenalan kita hanya singkat, janji yang kamu ucapkan kala itu begitu manis.

"Gpp, aku tungguin kamu sampai lulus kuliah kok. Kita tunangan saja dulu. Nanti aku juga akan membantu biayanya."

"Tapiiii-"

"Udahlah, nduk percaya sama, Rian. Niat nya kan baik mau mengikat kamu. Dari pada kalian pacaran-pacaran yang gak bener, loh."

"Tapi bu, aku masih ingin kuliah."

"Iya kan bener kalian tunangan dulu, kamu lanjut tuh kuliahnya. Itu nak Rian juga mau bantu biayai, benar kan, nak."

"Iya bener, Bude."

Masih kuingat pancaran mata berapi-api tanpa keraguan yang menatapku. Mata itu pula yang membuat aku jatuh hati. Karena seolah hanya aku di matanya. Saat itu aku hanya bisa menggangguk pasrah.

"Baiklah."

Tanpa kutahu badai yang menerpa akan begitu dasyatnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22 ALASAN KETERLAMBATAN

"Assalamualaikum," salam Reizal. Dia baru saja kembali setelah mendapat kabar dari sang istri bahwa Adrian telah sampai.

"Waalaikumsalam."

Ameera mendongak, menatap kehadiran kakaknya. Perasaan aneh menggerayangi hatinya. "Pantas sejak tadi aku tak melihat. Rupanya dari luar. Mas Ical dari mana ya?"

Keluarga benar-benar telah membohongi Ameera dengan sangat baik. Untuk memastikan gadis itu tak menganggap Adrian buruk. Mereka beralasan Adrian telah menghubungi Reizal, jika dirinya akan terlambat. Jadi tentu saja Ameera tak tahu bagaimana usaha keluarganya mencari keberadaan Adrian.

"Maaf, baru datang," ucap Reizal. Dengan punggung tertunduk, dia bergerak duduk di samping sang istri.

"Ohh, iya gak apa-apa, ini-"  balas Pak Hari menggantung.

"Kakaknya Ameera, pa," sahut Adrian mengenalkan.

"Tadi ada pekerjaan mendadak. Jadi tidak bisa ikut menyambut," kata Reizal membuat alasan.

Semua mengangguk paham, tentu kecuali mereka yang tahu sebenarnya.

Pak Fahmi berdehem kecil, "Ehemm, kalau begitu kita lanjutkan. Perihal lamaran nak Adrian,, dari keluarga sudah tidak perlu ditanya. Setuju sekali kali kalau Adrian menjadi menantu kami. Tapi kembali semua keputusan ada ditangan anak kami. Ameera,, gimana keputusan kamu?"

"Iya, Ameera mau pak," jawab Ameera malu-malu.

"Alhamdulillah."

Seruan rasa syukur diucapkan. Terlepas dari apapun yang telah terjadi. Pertunangan berakhir dengan lancar. Selanjutnya adalah acara penyerahan seserahan dari pihak keluarga Adrian. Kepada keluarga Ameera, sebagai ungkapan Adrian telah masuk, dan diterima di keluarga. Kemudian tukar cincin antara Ameera dan Adrian sebagai tanda pengikatan. Dilanjutkan dengan berdoa, Dan terakhir makan-makan bersama.

...----------------...

Flashback

Pagi hari sebelum matahari terbit. Adrian sudah bersiap berangkat dari kosannya, untuk menuju ke rumah kedua orang tuanya. Karena mama dan papa nya tidak satu rumah. Tentu itu jadi menyulitkannya. Untungnya masih ada kakak perempuan yang bisa dia andalkan.

Adrian memang bukan anak pertama. Dia memiliki seorang kakak perempuan yang kini telah menikah. Dengan masalah keluarga yang ada. Memang dibandingkan dekat dengan kedua orang tuanya. Dia lebih dekat dengan kakak perempuannya itu.

Untuk acara pertunangan Ameera hari ini. Segala persiapan Adrian siapkan di rumah kakaknya itu. Sedangkan untuk orang tuanya, Adrian hanya perlu menjemput mereka, dan membawanya ke rumah sang kakak. Barulah kemudian sekeluarga akan berangkat ke rumah Ameera.

Itulah rencana yang telah Adrian susun.

Sebelum berangkat tak lupa, dia sempatkan mengabari Ameera.

...ROOM CHAT...

^^^Anda^^^

^^^[Selamat pagi sayang😊]^^^

^^^[Aku mau brngkt dari kost]^^^

^^^[Ke rmh ortu ku]^^^

Ameera

[Pagi jug]

^^^Anda^^^

^^^[Sudah bangun? sudah subuh?]^^^

Ameera

[iya, ini baru selesai]

^^^Anda^^^

^^^[Masya allah😍]^^^

^^^[Memang bidadari pujaan ku]^^^

Ameera

[Ihh, apasih mas😣]

^^^Anda^^^

^^^[Hahaha, 😋]^^^

^^^[Ysudah mas cuma mau mengabari]^^^

^^^[Km siap2 disana]^^^

^^^[Nanti mas akan datang jam 10]^^^

Ameera

[Iya]

[Hati-hati]

^^^Anda^^^

^^^[Siap, ibu negara😘]^^^

Ameera

[😶]

Dengan senyum masih melekat di bibirnya. Adrian kembali memasukkan ponsel ke dalam tas nya. Dia pun keluar kost, meski udara dingin langsung menyambutnya, tak menyurutkan semangatnya sedikitpun.

Perjalanan berlangsung satu jam lamanya untuk sampai dirumah papanya.

Tingg Tonggg

Adrian memencet bell rumah. Tak lama seorang asisten rumah tangga membukanya.

"Papa sudah bangun, bi?" tanya Adrian sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

"Belum, den. Hanya ada nyonya yang sedang memasak di dapur."

"Kalau begitu aku tunggu di ruang tamu. Tolong kabari mami kalau aku sudah datang ya, bi."

"Baik, den."

Melihat kepergian pembantu papanya, Adrian pun duduk, dan menyamankan diri di sofa.

"Pagi sekali datangnya, Rian. Papa mu belum bangun loh. Mami baru saja mulai membuat sarapan," ucap Rania menghampiri Adrian.

Saat Adrian datang memang masih pukul 05.00. Wajar jika aktivitas keluarga belum dimulai.

Rania duduk sedikit jauh dari tempat Adrian duduk. Meskipun keduanya dihitung sebagai ibu dan anak. Tak bisa dipungkiri akan aneh jika hanya berdua.

"Gpp, mi. Kan habis ini Rian masih harus ke tempat mama untuk menjemputnya," jawab Adrian biasa.

"Ohh begitu.... Nah, itu papa sudah bangun," Rania lantas berdiri menghampiri suaminya yang masih berjalan melewati tangga. Seperti pasangan baru keduanya saling bergandengan tangan.

"Semangat sekali kamu, Rian. Masih jam berapa loh ini," kata Pak Hari sedikit terkejut.

"Nah ya itu, padahal masih jam 5 lebih, pa," sahut Rania. Setelah membawa sang suami duduk, dia pun berinisiatif undur diri. "Kalau begitu mami tinggal dulu untuk buat sarapan ya."

Pak Hari hanya mengangguk sebagai tanggapan.

"Jadi gimana,, ada apa kok kamu mesti kesini pagi-pagi?"

"Begini pa soal pertunangan hari ini. Rian ingin papa yang bicara untuk mewakili Rian...."

Skip

Tepat pukul 08.30 wib. Adrian dan seluruh keluarga telah berada di mobil yang akan pergi ke rumah Ameera.

Awalnya semua baik-baik saja, tak ada yang aneh. Namun, saat perjalanan kurang setengah lagi untuk mengapa rumah Ameera. Bu Lina mengeluh mengalami sakit perut yang tidak bisa ditahan. Dalam keadaan panik mobil langsung berbelok menuju ke rumah sakit.

Di rumah sakit. Bu Lina langsung dibawa ke UGD untuk ditangani.

Saat itu Adrian sudah berniat untuk menghubungi Ameera. Namun, ponsel yang semula ada di dalam tas nya, hilang tanpa jejak.

Dengan raut muka jelek, Adrian mengeluarkan seluruh isi tas nya, tapi masih tak menemukan.

"Ada apa Rian?" tanya Adel melihat keanehan adiknya.

"Ponselku kemana ya, kak?" tanya Adrian balik.

"Loh, kak Adel malah gatau. Tadi kamu taruh dimana memangnya?"

"Tadi pagi masih di tas kok. Karena sibuk ini itu aku gak pernah megang lagi," jawab Adrian.

"Apa mungkin jatuh di mobil. Coba kamu cari," Adel memberikan saran.

Adrian pun bergegas kembali ke tempat mobil mereka terpakir. Lama mencari namun ponselnya tetap tak ditemukan. Dengan bingung dia pun hanya bisa kembali masuk ke rumah sakit.

"Gimana? Ketemu?" tanya Adel langsung.

Adrian menggeleng sedih, "Tidak kak."

"Apa mungkin jatuh di rumah. Kenapa sih? penting kah. Mau pinjam ponselnya kakak saja, nih," Adel menyodorkan ponsel miliknya.

Adrian tak menerimanya, malah mendorongnya kembali pada kakaknya.

"Di ponsel kakak kan ga ada nomornya Ameera. Masalahnya aku belum menghubungi Ameera. Kalau kita akan terlambat kak."

"Oh, iya astaga," seru Adel. Baru dia ingat jika keluarganya akan melamar seorang gadis bernama Ameera. "Haduhh, terus gimana dong. Kamu gak inget nomornya? Atau sosmed nya yang lain mungkin?"

"Rian gak inget kak," kata Adrian malu. Jika saja dia tahu akan kejadian seperti ini. Dia pasti akan menghafalkan nomornya. Atau paling tidak memberikan nomor Ameera untuk disimpan kakaknya. Sayang penyesalan selalu terjadi di akhir.

Ditengah keributan, Pak Hari dan suami Adel baru saja datang, setelah menyelesaikan administrasi.

"Kenapa dengan muka kalian. Apa dokter sudah keluar?" tanya Pak Hari.

"Belum, Pa. Ini loh ponsel Rian hilang. Kita kan belum menghubungi keluarga Ameera kalau akan terlambat," jawab Adel.

"Yasudah gpp, paling juga kita bentaran saja."

1
cerry
Tanpa sadar seminggu gak up/Grievance//Hammer//Smug/
cerry: Hehehe/Blush/
Ig : moon.moon9921: emang kok, othornya sungguh annu /Grievance/
total 2 replies
cerry
Detail yg hampir terlupa/Toasted/. Adrian sdh pernah melihat Amy tanpa kerudung/Facepalm//Pray/
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf
tolong /Facepalm/... minum air putih dulu
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf: lagi cari hiburan /Facepalm/
cerry: Han kok ad disini 👀👀
total 2 replies
NurAzizah504
Hai, Kak. Ceritanya keren. Mau saling dukung ga, Kak?
cerry: Semangat berkaryanya/Determined/
NurAzizah504: Oalah, baiklah, Kak /Joyful//Good/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!