NovelToon NovelToon
Masa Yang Selalu Terkenang

Masa Yang Selalu Terkenang

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: lido kyungsoo

Kaluna namanya. Kata anak muda jaman sekarang, "Orang gila mana yang menjajakan dirinya & menjadi simpanan teman seangkatannya sendiri demi menopang biaya kuliah!" IYA, KALUNA SUDAH GILAAA. Si anak miskin yang mempunyai cita-cita tinggi dan menjadi wanita jahat a.k.a simpanan pemuas nafsu sang anak Taipan. Si wanita jahat yang menjadi simpanan dari teman seangkatannya yang telah mempunyai tunangan.

Brian Namanya. Lelaki tampan, mapan, kalangan taipan, dan dari keluarga berpendidikan. Berita buruknya, Kaluna berusaha sekuat tenaga untuk menahan perasaannya selama masa kontrak itu berlaku.

Bagaimanakah kelanjutan kisah mereka?
Kisah ini mampu membawa kalian bak merasakan rollercoaster. Senang, sedih, kecewa, tangis akan kalian rasakan.

Nantikan!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lido kyungsoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Setara

Suara dentuman musik menggema di seluruh sudut Club malam yang kini didatangi Kaluna. Brian tentu saja yang mengajaknya. Lelaki itu mengajaknya pergi dan membuatnya harus menunggu lelaki itu yang kini sedang minum-minum entah gelas ke berapa bersama teman-temannya.

Kaluna sungguh tidak nyaman berada di tempat ini. Hingar bingar musik berdentum dan bau alkohol yang menusuk. Untung saja, asam lambungnya tidak naik karena sedari tadi menghirup aroma kuat yang tersuguh di depannya. Ditambah tatapan menjijikkan yang teman Brian layangkan padanya sedari tadi. Meliriknya dan meng-scan anggota tubuhnya. Uhhh, ingin rasanya Kaluna mencolok mata belo lelaki di samping kanan Brian.

Rizky, namanya. Lelaki yang terkenal pemain wanita itu dengan terang-terangan menatapnya.

Ingin rasanya Kaluna melempar botol whiskey di depannya dan mengenai tepat pada wajah sok kecakapan Rian. Padahal lelaki itu sudah ditemani oleh wanita yang entah wanita keberapa di sampingnya.

Kaluna akhirnya menyerongkan tubuhnya membelakangi lelaki kurang ajar itu. Kalau diteruskan, bisa-bisa Kaluna kelepasan dan melakukan apa yang terlintas di otaknya sedari tadi.

Di sampingnya, Brian tertawa puas mendengar lelucon yang dilemparkan oleh Yusuf. Diruangan itu, ada enam orang lelaki dan tiga orang perempuan termasuk dirinya. Biasanya dirinya tak mau ketika Brian mengajaknya ke tempat hiburan malam seperti ini. Namun pengecualian untuk malam ini. Ia fikir, mungkin dirinya bisa melupakan sejenak kepenatan yang memenuhi otaknya. Namun ternyata dirinya salah. Salah besar telah ikut dan menyesal karena tempat ini malah semakin membuat kepalanya ingin pecah.

"Bri, udah, ya." pintanya menarik pelan kaos polo hitam yang Brian kenakan. "Gue mau pulang."

Lelaki itu malah memberi kode dengan tangannya dan gerakan mulut yang mengatakan, "Sebentar."

Kaluna membuang nafas pelan mendengarnya. Diambilnya ponsel di dalam tas kecilnya dan mengutak-atik, membuka tutup aplikasi demi menghilangkan rasa bosannya.

Tayangan jenaka dari lelaki penghibur, 'Ganta, Alwi and the genk' mampu menghiburnya dan tak lagi memperhatikan sekitar. Berterima kasihlah kepada para influence ini karena mampu menghilangkan sedikit rasa penat.

Brian malah berdiri dan menjauh dari ruangan itu demi mengangkat telepon. Mungkin dari Cristine, pikirnya. Kaluna tak menghiraukan itu dan kembali meng-scroll tayangan pada aplikasi tok-tok itu.

Tanpa ia sadari, lelaki yang sedari tadi melirik-liriknya sudah duduk di sebelahnya. Kaluna tersadar ketika lelaki itu duduk mendempet dan merangkulkan tangannya ke belakang sofa tepat di belakangnya.

Diliriknya lelaki itu sekilas, fikirnya Brian sudah kembali dan kini duduk di sampingnya. Nyatanya ia salah. Kaluna berikan lirikan tajam pada lelaki itu, namun lelaki itu malah menarik sudut bibirnya dan terseyum menakutkan dimatanya.

Kaluna menggelengkan kepala demi mengusir bayangan tatapan Risky tadi. Menakutkan sekali, pikirnya.

Ditatapnya wanita yang sedari tadi bersama Risky, namun wanita itu seakan tak ambil pusing dengan hanya menatapnya dan Risky sekilas setelah itu membuang muka.

"Bisa agak geseran." Katanya dengan nada yang tidak bersahabat. Tatapan tajamnya pun tak ketinggalan. "Lo duduknya terlalu dempet. Tempat kosong disana masih banyak!" Namun lelaki itu malah memajukan wajahnya dan berbisik di sampingnya. Kaluna otomatis memundurkan kepalanya dengan alis yang bertaut.

"Kapan lo free?" Tanyanya yang sekali dengar mampu Kaluna tangkap maksudnya.

Kaluna menatap sengit lelaki di depannya. Bisa-bisanya lelaki ini menanyakan hal kurang ajar itu padanya. Walaupun dirinya memanglah wanita kotor, namun dirinya tak mau berada pada posisi ini.

"Lo mau burung puyuh lo gue tendang!" Jawabnya sengit sembari menyilangkan tangan di depan dada. Kaluna berusaha terlihat tenang menanggapi lelaki brengsek di depannya. Walaupun isi kepala sudah berisik ingin mencakar wajah Risky.

Yang tak Kaluna duga, lelaki ini, si Risky Risky ini malah tertawa lepas mendengar jawabannya. Apanya yang lucu?

Lelaki gila!

Kaluna mendengus melihat lelaki ini. Kaluna lebih memilih keluar dari ruangan daripada harus terbakar emosi meladeni kegilaan Risky.

Kaluna berjalan menuruni tangga dan berdesak-desakan dengan orang-orang yang asyik berjoget ria di lantai dansa. Dirinya melirik ke kanan dan kiri mencari dimana keberadaan Brian. Dirinya sudah sejauh ini, namun Brian tak juga terlihat di pandangannya. Disudut ruangan pun lelaki itu tak ada.

Kaluna mencoba menepi untuk mencari tempat yang sedikit sepi untuk menghubungi Brian. Namun Brian ternyata masih berada pada panggilan lain.

Kaluna membuang nafas lelah. Apa dia pulang duluan saja? Kalau menunggu Brian selesai, maka ia akan pulang larut malam dan bisa dipastikan, besok dirinya akan telat masuk kampus. Mana besok pagi-pagi sekali ada jadwal konsul dengan pembimbing satunya.

Dengan segala pertimbangan, akhirnya dirinya berjalan semakin ke depan dan sudah berada pada luar club malam itu. Baru saja ia akan menepi guna memesan ojek online, Brian sudah terlihat di depan jalan sana sedang menelpon dan membelakanginya.

Kaluna mengeratkan pegangannya pada tas kecil yang ia bawa dan melihat ke kanan dan ke kiri untuk menghampiri Brian.

"Bri..." Panggilnya namun Brian tak mendengar panggilannya dan masih sibuk berbicara entah dengan siapa. Tapi sepertinya Brian tak berbicara dengan kekasihnya, terlihat dari cara bicaranya dan gestur tubuhnya yang tertawa lepas disana. Menyebut lo-gue bukan jenis komunikasi Brian dengan kekasihnya.

Kaluna tak ingin mengganggu pembicaraan Brian dengan entah siapa, dirinya memilih berdiri tak jauh dari Brian dan menunggu lelaki itu selesai dengan urusannya.

"Biarin aja kalau dia udah nggak mau lagi temenan sama gue. Nggak perduli gue." Ucapnya pada orang diserang sana.

Kaluna mencuri dengar pembicaraan Brian di depannya. Siapa yang lelaki ini maksud?

"Ya... Nggak tahu. Tapi yang pasti gue akan selalu milih Cristine karena hanya dia yang gue cinta. Lo tahu sendiri, kan." Katanya yang hampir sedikit Kaluna mengerti arah pembicaraannya. "Nggak ada yang bisa gantiin Cristine. Kaluna hanya sebagai tempat pemuas nafsu gue doang."

Pemuas nafsu katanya. Tapi benar juga, dirinya hanya sebagai pemuas nafsu. Kaluna membuang nafas pelan mencoba meredam gejolak di dalam dada. Ternyata gue udah sejauh ini, sudah sekotor ini. Apa lagi kira-kira yang bisa ia banggakan di dalam hidup.

Sudah menjadi pilihan yang tepat dengan tidak melibatkan rasa pada apa yang selama ini Brian lakukan. Dirinya hampir jatuh pada pesona Brian, tapi lagi-lagi realistis menyadarkannya. Dirinya hanya sebagai pemuas nafsu. Apa yang bisa diharapkan dari hubungan gelap ini? Berharap mampu dicintai seperti yang selama ini ia baca di novel-novel? Jawabannya tidak.

"Kaluna itu cantik..." Katanya menjeda kalimatnya. "Tapi dia nggak se-worth it itu untuk dijadikan pasangan. Gue sama dia itu berbeda. Dari ekonomi, kebiasaan, lingkungan, Kasta, dia nggak akan bisa masuk dan diterima di lingkungan gue, Justin, dan lo tahu itu."

Iya, dirinya tahu itu. Oleh karena itu dirinya tak mengharap banyak. Harapannya hanya agar bisa cepat-cepat terlepas dari jerat lelaki brengsek ini.

🥀🥀🥀🥀🥀

Happy reading ❤️

Salam story from By_me

1
Fia
bagus tapi banyak typo nya
Sri Maya Sari
bahasanya santai tapi tidak lebay. cukup menguras emosi dan bikin penasaran. . lanjut thor
Ahmad Abid
lanjut thor...
Ahmad Abid
bagus ceritanya thor... ga lebay .. /Angry//Drool/
Ahmad Abid
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!