NovelToon NovelToon
Jodohkah Kita? (Kisah Seruni)

Jodohkah Kita? (Kisah Seruni)

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Angst / POV Pelakor / Pihak Ketiga
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lalalati

Usai penyatuan itu, Seruni bersandar pada dada polos Victor. "Ada satu yang belum aku kasih tahu sama kamu, Vic."

"Apa?" Tanya Victor.

"Aku... gak bisa punya anak," ucap Seruni dengan berat hati. Ia merasa sudah bertindak egois karena baru mengatakannya sekarang. Seruni berpikir Victor pasti sama seperti pria lain, yang menginginkan seorang anak. Apalagi ia seorang penerus perusahaan.

"Aku tidak peduli itu, Seruni. Aku mencintai kamu, bagaimana pun kamu."

Kata-kata Victor membuat bahagia menelusup di hati Seruni. "Kenapa kamu bisa nerima aku yang kayak gini?"

Victor tersenyum hangat saat Seruni menatapnya dengan tatapan bersalah. "Aku sudah kehilanganmu selama dua belas tahun. Apa kamu pikir aku akan rela kehilanganmu lagi karena alasan itu?"

Tanpa Seruni ketahui, Victor sudah menyembunyikan sebuah kenyataan pahit. Ego Victor untuk bisa kembali bersama cintanya yang belum usai membuatnya mengabaikan kenyataan itu. Kenyataan yang suatu hari akan menyakiti Seruni lebih dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22: Jodoh

Victor segera membopong tubuh Seruni. "Hubungi sekretarisku, minta dia siapkan mobilku di depan lobi sekarang!"

"Baik, Pak." Segera Rifat mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Romi, sekretaris Victor. Sedangkan Victor segera membawa tubuh Seruni menuju lift.

Orang-orang yang berpapasan dengan mereka terheran-heran melihat Victor yang begitu panik seraya membopong tubuh seorang karyawannya. Mereka bertanya-tanya, siapa wanita itu? Kenapa pemilik hotel sampai sepanik itu?

Kemudian kini Seruni sudah berada di ruang tindakan di sebuah IGD rumah sakit.

"Ayah!" Tiba-tiba Shelly datang menghampiri sang suami dan juga Victor yang ada di depan ruangan. "Kenapa Seruni?"

"Katanya tadi Seruni kesakitan sampai pingsan. Untungnya ada pegawai yang lihat dia." Terang Rifat.

"Kok bisa Seruni kesakitan?"

"Romi sedang menyelidikinya." Sahut Victor sebelum Rifat menjawab.

"Kesakitannya gimana maksudnya?" Shelly khawatir sekali.

"Waktu pegawai lihat Seruni, dia lagi megangin perutnya, Bun."

"Perutnya?!" Teriak Shelly cukup keras seraya menutup mulutnya.

"Ada apa? Apa Seruni sedang sakit? Ada apa dengan perutnya?" Tanya Victor panik.

Shelly bingung harus menjawab apa. Namun kemudian dokter yang menangani Seruni keluar ruangan.

"Bagaimana keadaannya, Dok?" Tanya Victor segera.

"Masih belum sadarkan diri. Namun saya sudah menghubungi dokter spesialis kandungan. Beliau menuju kemari."

Victor mengernyit. "Dokter spesialis kandungan?" Ia menatap heran pada Dokter itu.

"Anda bukan suaminya?" Tanya dokter itu bingung, "anda tidak tahu pasien sedang hamil?"

Seketika Victor seperti disambar petir di tengah hari bolong. "Hamil...?"

Kemudian seorang dokter lain datang dan segera memeriksa keadaan Seruni. "Beruntung, janinnya selamat dan tidak terdapat pendarahan. Ia akan saya beri penguat kandungan dan beristirahatlah selama satu hari penuh di sini, baru setelah itu ia boleh pulang."

Setelah itu Seruni dibawa ke ruang rawat inap. Tangannya diinfus untuk memasukan obat yang diresepkan oleh dokter.

Setelah itu Victor meminta Shelly dan Rifat untuk berbicara di luar ruangan. "Ada apa ini, Shelly? Kenapa Seruni mengandung dan aku tidak tahu?"

"Bun, Seruni hamil anaknya Pak Victor?" Tanya Rifat dengan suara berbisik merasa tak yakin.

"Ya iyalah, Yah. Masa..."

"Shel." Tegur Victor karena pertanyaannya malah diabaikan oleh Shelly.

Segera Shelly merasa bersalah. "Maafin gue, Vic. Seruni sendiri yang minta gue buat sembunyiin ini semua dari lo. Gue udah nyuruh dia kasih tahu lo, tapi lo tahu 'kan gimana keras kepalanya dia. Dia masih mikirin perasaannya Marsha dalam keadaan dia kayak gitu. Gue bener-bener gak ngerti, temen gue yang satu itu tuh baik apa bego sih sebenernya."

"Bun..." Tegur Rifat.

"Abis Bunda gemes kalau Seruni udah kayak gitu, Yah. Dia tuh kenapa sih harus selalu ngorbanin perasaannya demi orang lain." Shelly menatap ke arah Victor. "Sekarang apa yang bakal lo lakuin, Vic?"

Victor terdiam sejenak sebelum ia menjawab, "Seruni mengandung anakku. Aku tak akan melewatkan kesempatan ini untuk mengubah pikirannya."

***

Di ruang VIP sebuah restoran, Emran dan Marsha tengah menyantap makan siang mereka.

"Katakan ada apa, Ayah tahu kamu tidak dengan sengaja mengajak Ayah makan siang seperti ini." Ucap Emran di tengah-tengah ia menyantap makanannya.

"Aku ingin membicarakan soal Victor, Ayah." Ujar Marsha sendu. "Ayah pasti tahu masalah yang sedang kami hadapi."

"Iya, ayah sangat tahu. Maafkan putra Ayah yang lagi-lagi membuatmu sedih." Emran merasa bersalah.

"Ayah tidak perlu minta maaf, ini bukan salah Ayah. Aku hanya merasa butuh seseorang untuk menceritakan semua ini. Dan aku tidak berpikir ada orang lain yang akan mengerti selain Ayah mengenai hal ini." Ungkap Marsha, ia tahu betul Emran berada di pihaknya.

"Tentu. Sebagai menantu, ayah sangat menyayangimu. Kamu bisa menceritakan semuanya pada Ayah."

Marsha tersenyum penuh syukur. "Terima kasih, Ayah. Itu sangat berarti untuk aku dan Jason. Ayah tahu, Jason sangat sedih saat mengetahui apa yang Victor lakukan dibelakang kami."

Emran menggeleng jengkel. "Kasihan sekali cucuku. Aku sangat tahu bagaimana menderitanya kalian berdua karena kehadiran perempuan miskin yang kembali menggoda putraku. Aku pastikan, aku akan melakukan sesuatu untuk menyingkirkannya."

"Tidak, Ayah. Jangan melakukan apa pun. Aku takut Victor malah semakin menjauh dari aku dan Jason. Dia sudah sepenuhnya dipengaruhi oleh Seruni. Aku hanya ingin ayah terus berada di pihakku. Aku sangat mencintai Victor, aku tidak mau jika harus sampai berpisah dengannya, Ayah. Begitu juga Jason, dia pasti akan sangat terluka jika kedua orang tuanya bercerai."

"Baiklah, Ayah tidak akan melakukan apa pun pada perempuan itu. Kamu tidak perlu khawatir. Selamanya menantu Ayah hanya kamu. Tidak ada yang lain. Katakan jika kamu membutuhkan sesuatu, Ayah pasti akan membantumu."

Marsha merasa lega bukan main. "Terima kasih, Ayah. Sekali lagi, terima kasih."

Tiba-tiba Sean, sekretaris dari Emran mengetuk pintu dan masuk ke ruangan itu. Ia membawa kabar kegaduhan yang terjadi di hotel, di mana Victor membopong tubuh Seruni menuju mobilnya.

"Benar-benar." Geram Emran. "Apa yang terjadi sebenarnya?"

"Seruni ditemukan pingsan di sebuah kamar hotel, Pak." Terang Sean.

Sontak Marsha merasa gugup. 'Kenapa Seruni pingsan? Apa yang terjadi seudah gue pergi?'

"Pingsan? Bagaimana bisa?"

Sean menatap ke arah Marsha. Langsung saja Marsha menjawab dengan panik, "sebenernya tadi aku bertemu dengan Seruni. Aku berbicara dengannya sebentar, tapi aku tidak tahu kenapa Seruni pingsan, Ayah. Saat kami berpisah, dia masih baik-baik saja."

Emran mengangguk paham. "Jadi ada apa dengan wanita itu?" Tanyanya pada Sean.

"Seruni tengah mengandung, Pak. Kemungkinan, ayah dari bayi yang dikandungnya adalah Pak Victor."

***

Tangan Victor menggenggam tangan Seruni. Dengan sabar Victor menunggu Seruni siuman. Dipandangnya wajah pucat yang tengah terpejam itu. Victor masih merasa tak menyangka, Seruni kini mengandung anaknya. Wanita yang ia cintai, mengandung benih miliknya. Victor begitu bahagia, dan kini tak ada alasan lain lagi bagi Seruni untuk menolaknya.

Perlahan Seruni sadar. "Babe, kau sudah sadar?" Tanya Victor seraya bangkit dari duduknya dan mengusap pipi Seruni.

"Victor?" Gumam Seruni dengan suara yang serak.

Victor tersenyum hangat. "Syukurlah kau terlihat baik-baik saja."

Wajah Seruni berubah terkejut. Segera ia tarik tangannya yang digenggam oleh Victor. Ia mengedarkan pandangannya dan ia baru sadar ia ada di rumah sakit. "Kenapa kamu ada di sini?"

Seruni ingat dengan kejadian di mana ia merasakan sakit yang luar biasa di bagian perutnya. Dipegangnya bagian perut bawahnya yang kini terasa tak sesakit tadi. Ia bertanya-tanya apa yang terjadi pada janinnya?

"Janinmu selamat." Terang Victor dengan wajah bahagia.

Sontak Seruni menatap panik pada Victor. "Ap-apa...?"

Mendengar Victor menyinggung mengenai janinnya, membuat rasa lega yang Seruni rasakan tatkala mendengar janinnya baik-baik saja, menjadi hilang dan berganti seketika dengan perasaan mencekam. Kata-kata dan ekspresi Victor sudah menjawabnya, pria itu sudah mengetahui tentang kehamilan Seruni.

Victor mengecup kening Seruni yang masih terbaring. "Kenapa kamu tak mengatakan jika kamu mengandung, Babe. Kenapa kamu menyembunyikan kabar baik ini?"

"Enggak, Victor. Kamu gak boleh tahu tentang ini." Seruni gelisah, matanya mulai basah. Kenapa semua jadi seperti ini?

"Sekali ini saja, pikirkan tentang dirimu sendiri. Pikirkan tentang aku, juga anak kita. Sudah seharusnya kita bersama, Seruni. Kita harus merawat bayi ini bersama-sama." Lirih Victor dengan bahagia. Terlepas dari bagaimana keadaan mereka, baginya kini kehamilan Seruni adalah harapan terbesarnya selama ini yang secara ajaibnya menjadi kenyataan.

"Tapi Victor, gak boleh. Kamu gak boleh tahu. Aku gak mau kamu tahu. Aku..." Seruni masih saja begitu panik.

"Seruni, ini jawaban dari Tuhan. Selama ini, aku selalu bertanya apakah kita berjodoh? Kita masih saling mencintai hingga detik ini, tapi kenapa kita tak pernah dipersatukan? Tapi akhirnya aku mendapat jawabannya. Kamu adalah jodohku, Seruni. Begitu juga aku, adalah jodohmu. Anak ini yang mempersatukannya." Diusapnya pelan perut Seruni dengan penuh kasih sayang.

Seruni tak dapat mengatakan apapun, isaknya menguasainya. Sekali lagi ia tak tahu harus bagaimana. Di hatinya bahagia dan rasa bersalah terus muncul silih berganti.

Dengan telaten Victor mengusap air mata Seruni yang basah di kedua sisi matanya. "Kamu tidak punya pilihan kali ini. Hanya satu yang akan aku dan kamu lakukan sekarang."

"Victor, ini..."

"Shh..." Victor memotong. Dikecupnya lagi kening Seruni dan ditatapnya wajah Seruni. "Dengarkan aku baik-baik, sekarang juga aku akan menikahimu."

1
Erni Fitriana
ketemu lagiiiii kita
Erni Fitriana
kyk ketiban tuang listrik y seruni????
Erni Fitriana
sedih bacanya😢😢😢😢
Erni Fitriana
ya Allah visualnya😱😱😱😱😱
Erni Fitriana
alhamdulillah
Erni Fitriana
aduh deg degan victor ketemu seruni lagiiiii
Erni Fitriana
cinta lama belum kelar nihhhh🤔🤔🤔🤔🤔
Erni Fitriana
jngn lupa bilang terimakasih sama author y vic!!!!!
Erni Fitriana
ya Allah runi😭😭😭😭😭
Erni Fitriana
viktor semakin dibuat sibuk oleh pak emran....
Erni Fitriana
berjuang lahhh
Erni Fitriana
pak emran beruntung gak punya urat susah...jadi sekali ngomong n nyuruh pindah orang sat set y pindah....punya urat kaya enak y pak😊😊😊😊😊
Erni Fitriana
horang kaya..kko nyuruh pindah udah kyk ngusir laler
Erni Fitriana
ehh bapak plin plan
Erni Fitriana
cerita sweet...cerita SMA😘😘😘
Asep Saepudin
jgn sampai terjadi hal buruk sama Laura dan seruni
Asep Saepudin
mdh2 seruni baik baik saja
Soeharti Rifangi
tinggalkan saja seruni laki " yg gak punya pendirian ,baru diancam gitu saja sama marsha udah lembek /Frown/
Asep Saepudin
sebel sama Victor,masih meladeni Marsha udh tau Marsha bermuka dua...knpa g d hindari aja,sibuk ya seruni jauh dr Victor,dr PD makan hati terus sama Victor dan Marsha blum ma emran
Asep Saepudin
Marsha bnr2,ular.sbl bgtu,lagian Victor ngapain baikn Marsha,ular d pelihara
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!